18
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Prinsip pemberian otonomi daerah pada dasarnya untuk membantu pemerintah pusat dalam penyelenggaraan pemerintahan didaerah, titik berat pemberian otonomi daerah diberikan kepada pemerintah daerah, hal ini erat kaitannya dengan pemerintah daerah sebagai penyedia pelayanan kepada masyarakat dan pelaksana pembangunan. Pemerintah daerah dianggap sebagai tingkat pemerintahan yang paling dekat dengan masyarakat didaerahnya.Kemandirian keuangan daerah tampaknya tidak diartikan bahwa setiap tingkat pemerintahan daerah otonomi harus dapat membiayai seluruh keperluannya dari Pendapatan Asli Daerah. Sesuai dengan prinsip otonomi daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab, penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah secara bertahap akan semakin banyak dilimpahkan kepada daerah. Dengan semakin meningkatnya kewenangan yang ada pada daerah, peranan keuangan daerah sangat penting karena daerah dituntut untuk dapat lebih aktif lagi dalam memobolisasi sumber dananya sendiri disamping mengelola dana yang diterima dari pemerintahan pusat secara efisien. Untuk itu pemerintah daerah harus dapat menggali potensi daerah guna peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) agar pembangunan daerah tetap berjalan, akan tetapi bukan berarti bahwa setiap pemerintahan daerah otonom harus membiayai keseluruhan keperluan dari PAD, melainkan juga harus didukung oleh transfer dari
Universitas Sumatera Utara
i
pemerintah pusat sebagai dana perimbangan. Namun prakteknya, keberadaan transfer pemerintah pusat pada APBD daerah menjadi fenomena tidak optimalnya daerah didalam menggali potensi PAD yang ada di daerah. Fenomena di atas hampir terjadi diseluruh Kabupaten/Kota yang ada di Indonesia, termasuk diantaranya Kabupaten/Kota SeSumatera Utara. Tabel 1.1. Kemampuan Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara didalam Menggali m Potensi Pendapatan Asli Daerah
Sumber : Pemerintah Propinsi Sumatera Utara, (2009) Tabel di atas menunjukkan bahwa PAD Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2008 cenderung mengalami peningkatan dan melampaui target yang telah ditentukan, namun pada tahun 2008 Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara tidak mampu mencapai target PAD, yaitu sebesar sebesar 1.64%. Sutrisno (2004) membedakan 2 (dua) faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah suatu daerah, yaitu Faktor Eksternal dan Faktor Internal. Faktor eksternal terdiri dari investasi, inflasi, PDRB dan jumlah penduduk, sedangkan faktor Internal terdiri dari
Universitas Sumatera Utara
ii
sarana dan prasarana, insentif, penerimaan subsidi, penerimaan pembangunan, sumber daya manusia, peraturan daerah, sistem dan pelaporan. Beberapa peneliti mencoba mengkonfirmasi teori Sutrisno (2004), diantaranya: Cahyono (2006) menememukan bahwa baik secara individu maupun secara bersama-sama besarnya PDRB, investasi, jumlah penduduk, pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh signifikan terhadap besarnya PAD Kabupaten Karanganyar, sedangkan Suwarno (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor eksternal dan faktor internal berpengaruh terhadap kemampuan keuangan daerah Pemerintah Kota Surabaya. Faktor eksternal dan internal yang signifikan: investasi, inflasi, PDRB, penerimaan subsidi, penerimaan pembangunan, sumber daya manusia, peraturan daerah, sistem dan pelaporan. Sedangkan untuk faktor internal dan eksternal yang tidak signifikan: jumlah penduduk, sarana dan prasarana, dan insentif. Andriany dan Handayani (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa secara parsial Product Domestic Regional Bruto (PDRB) pengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah, sedangkan jumlah penduduk mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Merangin selama periode 1996-2001. Namun dekmian secara simultan keduan variabel bebas yang diteliti berpengaruh signifikan terhadap PAD. Halim (2003) dalam penelitiannnya menemukan
adanya pengaruh yang kuat belanja daerah terhadap
peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Adi (2007) menemukan bahwa belanja daerah memberikan dampak yang positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Universitas Sumatera Utara
iii
Kelima penelitian di atas memberikan kesimpulan sama tetang hubungan antara Belanja Daerah, Investasi, Pendapatan per Kapita Masyarakat dengan Pendapatan Asli Daerah, namun untuk Jumlah Penduduk temuan Cahyono (2006) berkontradiktif dengan temuan Suwarno (2008) dan, Andriany dan Handayani (2008). Cahayono (2006) menemukan jumlah penduduk berpengaruh terhadap PAD, sedangkan Suwarno (2008) dan, Andriany dan Handayani (2008) menemukan Jumlah Penduduk tidak berpengaruh atau berpengaruh negatif tidak signikan terhadap PAD. Fenomena kontradiktif temuan jumlah penduduk didalam mendeterimasi PAD sebagaimana diuraikan dimuka, merupakan ide yang mendasari dilakukannya penelitian ini.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan fenomena sebagaimana diuraikan pada latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini : Apakah terdapat pengaruh secara simultan maupun secara parsial Belanja Daerah, Investasi, Pendapatan per Kapita
Masyarakat
dan
Jumlah
Penduduk
terhadap
Pendapatan
Asli
Daerah
Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
iv
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pengaruh simultan maupun parsial Belanja Daerah, Investasi, Pendapatan per Kapita Masyarakat dan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian Dengan terpecahkan permasalahan dan tercapainya tujuan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak, diantaranya: 1. Peneliti Sebagai bahan masukan bagi penulis didalam menambah dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam bidang akuntansi keuangan daerah, khususnya kajian empiris tentang pengaruh Belanja Daerah, Investasi, Pendapatan per Kapita dan Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah. 2. Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara didalam menyikapi fenomena yang berkembang sehubungan menurunnya pencapaian Pendapatan Asli Daerah di Sumatera Utara. 3. Referensi Sebagai bahan referensi bagi peneliti – peneliti lainnya didalam mengembangkan dan memperluas penelitian.
Universitas Sumatera Utara
v
1.5. Originalitas Penelitian Penelitian ini original replica. Replikasi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dikembangkan dari penelitian Cahyono (2006) yang menemukan baik secara individu maupun secara bersama-sama besarnya PDRB, investasi, jumlah penduduk, pendapatan perkapita masyarakat berpengaruh signifikan terhadap besarnya PAD Kabupaten Karanganyar. Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dengan penelitian Cahyono (2006), diantaranya : 1. Objek Penelitian Cahyono (2006) mengamati objek penelitian Kabupaten Karanganyar, sedangkan penelitian ini mengamati objek Penelitian Kabupaten/Kota Se-Sumatera Utara. Perbedaan ini patut dipertimbangkan, disamping cakupan objek penelitian yang lebih luas, juga karena kedua daerah ini memiliki perbedaan besaran APBD yang cukup signifikan. 2. Populasi dan Sampel Cahyono (2006) hanya mengamati populasi Kabupaten Karang Anyer dalam tenggang waktu 12 tahun (1990 – 2002). Replikasi penelitian ini mengamati Populasi yang berjumlah 33 Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara dalam tenggang waktu 4 tahun (2005 – 2009). Selanjutnya dengan menggunakan pendekatan Criteria Purposive Sampleing diambil sampel sebanyak 28 Kabupaten/Kota. Perbedaan populasi dan sampel menunjukkan replikasi penelitian ini memiliki cakupan populasi yang lebih luas. Perbedaan tahun amatan mengidikasikan sudah
Universitas Sumatera Utara
vi
selayaknya dilakukan penelitian kembali, mengingat tenggang waktu yang sudah cukup jauh, yaitu dari tahun amatan 1990 ke tahun 2009.
Universitas Sumatera Utara