BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara. Melalui pembayaran dan pelaporan pajak, pelaksanaan pembangunan nasional seperti infrastruktur umum ditingkatkan dan bermanfaat bagi masyarakat, terutama wajib pajak orang pribadi. Berbagai usaha telah dilakukan oleh segenap aparat Direktorat Jenderal Pajak dalam
meningkatkan penerimaan pajak dengan cara
melakukan
pembaharuan. Pembaharuan dalam sistem perpajakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perpajakan adalah bagian dari reformasi perpajakan (tax reform), khususnya administrasi perpajakan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan wajib pajak orang pribadi yang tersebar di seluruh Indonesia akan tingkat pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban administrasi laporan pajak menggunakan kertas, maka Direktur Jenderal Pajak telah mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ./2004 tanggal 14 Mei 2004 (BN No. 7069 hal. 4B) tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan secara Elektronik. Puncaknya pada tanggal 24 Januari 2005 bertempat di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pajak meluncurkan produk e-Filing atau Electronic Filing System. Sistem e-Filing dapat digunakan oleh semua wajib pajak.
1
Menurut Pandiangan (2008:35) pada perkembangannya, sistem ini bukan merupakan hal yang mudah untuk dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan sistem ini masih baru sehingga masih terdapat kekurangan-kekurangan dan masih banyak hal-hal yang harus dipahami yang terkait dengan kesiapan sumber daya manusia, sarana serta perangkatnya sehingga butuh proses dan waktu panjang, disamping harus mengikuti perkembangan teknologi informatika. Menurut Ng Lee Bee dkk (2010) pada studi yang telah dilakukan sebelumnya mengenai proses perpajakan di Malaysia, menyimpulkan bahwa penerapan sistem perpajakan e-Filing merupakan terobosan baru yang sangat potensial karena dirasa sangat bermanfaat bagi dua interceptor pajak, yaitu wajib pajak orang pribadi sebagai pengguna dan aparat pajak sebagai pelaksana. Keberhasilan penerapan sistem e-Filing di Malaysia berdampak pada pendapatan negara atau dengan istilah IRBM (Inland Revenue Board Malaysia). Tujuan dari studi tersebut adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan wajib pajak orang pribadi sangat antusias dalam penerapan sistem e-Filing dan untuk mengetahui persepsi wajib pajak orang pribadi terhadap sistem sehingga akan berhubungan dengan tingkat kepatuhan perpajakan. Menurut Aprilina (2012), terdapat beberapa kriteria dalam menilai keberhasilan penerimaan pajak, diantaranya peningkatan kepatuhan para pembayar pajak, dan pelaksanakan ketentuan perpajakan secara seragam untuk mendapatkan penerimaan maksimal dengan biaya yang optimal. Menurut Nasucha (2004:27), pengukuran efektivitas administrasi perpajakan yang lebih akurat adalah dengan mengukur berapa besarnya jurang kepatuhan (tax gap), yaitu
2
selisih antara penerimaan yang sesungguhnya dari potensi pajak dengan tingkat kepatuhan dari masing-masing sektor perpajakan. Menurut Harinurdin (2009), kepatuhan wajib pajak memenuhi kewajiban perpajakannya akan meningkatkan penerimaan negara dan pada gilirannya akan meningkatkan besarnya rasio pajak. Pada dasarnya kepatuhan wajib pajak (tax compliance) dapat dinilai dari keefektifan penerapan sistem informasi dan sistem pelaporan pajak, tetapi kemudian
disempurnakan
oleh
Keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
544/KMK/.04/2000 mengenai kriteria kepatuhan wajib pajak. Adapun hal yang mendasari terbentuknya penelitian ini adalah untuk memperoleh
penjelasan
secara
umum
hasil
penelitian,
sebab
terdapat
ketidakkonsistenan dari beberapa hasil penelitian sebelumnya. Menurut Amilin dkk (2008) mengemukakan bahwa pelayanan, konsultasi dan pengawasan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Menurut Alfiando (2014) mengatakan bahwa faktor-faktor atau atribut dalam dimensi keandalan (reliability), keterjaminan (assurance) dan empati telah dilaksanakan oleh wajib pajak, artinya dalam hal pelayanan, konsultasi dan pengawasan dapat berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Menurut Muyassaroh (2009:54) turut mengemukakan bahwa pemahaman prosedur perpajakan berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak saat memenuhi pajak penghasilan. Menurut Ng Lee Bee dkk (2010) menjelaskan penelitian yang telah dia lakukan sebelumnya tentang pengaruh penerapan sistem e-Filing terhadap kepatuhan wajib pajak, bahwa melalui sistem pengarsipan pajak elektronik (e-
3
Filing) meningkatkan efisiensi metode penilaian pajak, dan mengurangi kesalahan perhitungan. Selain itu, sistem e-Filing juga bermanfaat bagi pembayar pajak karena pajak dikirimkan secara elektronik ke departemen sehingga menghemat waktu pembayar pajak. Tingkat kepuasan wajib pajak ini tercermin dalam ketepatan waktu dalam menyampaikan SPT karena kemudahan e-Filing, berkurangnya sanksi administrasi atas keterlambatan pembayaran utang pajak, dan pada akhirnya kepuasan wajib pajak akan berimplikasi pada meningkatnya kepatuhan membayar pajak (Rahayu, 2009:38). Hal ini juga didukung oleh survei dari Amerika bahwa kemudahan penerapan e-Filing membuat wajib pajak merasa lebih cepat dan lebih mudah melakukan pelaporan pajak. Menurut Rahayu dkk (2009) menyimpulkan bahwa sistem modernisasi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Menurut Kumentas (2013) pada hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kinerja account representative dapat mempengaruhi kualitas pemeriksaan pajak. Semakin baik kinerja AR akan memperkecil jumlah pemeriksaan pajak terutama pembetulan pada pelaporan surat pemberitahuan, imbasnya aparat pajak mendapat citra positif dari menyusutnya pembetulan pajak. Menurut Annisa (2011) dalam penelitiannya tentang pengaruh peran account representative terhadap kepatuhan wajib pajak, yang menyimpulkan bahwa AR sebagai pelaksana tugas dituntut untuk memberikan pelayanan yang optimal terutama jika ada wajib pajak yang mengalami kesulitan atau akan melakukan pembetulan pajak. Menurut Mauryandhika dkk (2012) menyatakan bahwa wajib pajak memberikan respon
4
baik terhadap kinerja otoritas pajak sehingga membentuk citra positif otoritas pajak. Peneliti menyatakan permasalahan perpajakan berawal dari kurangnya sosialisasi dan alat untuk memudahkan wajib pajak membayar dan melapor pajak. Terdapat dua kemungkinan permasalahan perpajakan, pertama wajib pajak kurang memiliki kepercayaan terhadap sistem perpajakan. Tidak adanya alat ini berimbas pada kepatuhan wajib pajak dikarenakan banyak wajib pajak enggan membayar dan melapor pajak tepat waktu, dan bahkan sama sekali enggan untuk membayar dan melapor pajak. Kedua, wajib pajak kurang memiliki kepercayaan kepada AR dan otoritas pajak sebagai pengawas dan pelaksana sistem, sehingga hal ini berimbas pada citra otoritas pajak atau kesan wajib pajak terhadap otoritas pajak menurun. Kemudian berbagai kesimpulan dan adanya ketidakkonsistenan mengenai penelitian terdahulu yang telah disampaikan diatas, peneliti tertarik untuk menjelaskan lebih lanjut dari elemen-elemen penelitian ini, dengan objek penelitian yang difokuskan pada penerapan sistem e-Filing dan tingkat kepatuhan wajib pajak untuk selanjutnya diteliti dengan variabel perantara atau variabel intervening yaitu peran account representative dan pencitraan otoritas pajak, apakah variabel tersebut dapat dipengaruhi oleh peran account representative dan pencitraan otoritas pajak.
5
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka dapat dirumuskan rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah penerapan sistem e-Filing berpengaruh signifikan terhadap peran account representative? 2) Apakah penerapan sistem e-Filing berpengaruh signifikan terhadap pencitraan otoritas pajak? 3) Apakah peran account representative berpengaruh signifikan terhadap pencitraan otoritas pajak? 4) Apakah penerapan sistem e-Filing berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak? 5) Apakah pencitraan otoritas pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak? 6) Apakah peran account representative berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak?
6
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dijelaskan, adapun tujuan penulisan laporan penelitian ini yaitu: 1) Penerapan sistem e-Filing berpengaruh signifikan terhadap peran account representative. 2) Penerapan sistem e-Filing berpengaruh signifikan terhadap pencitraan otoritas pajak. 3) Peran account representative berpengaruh signifikan terhadap pencitraan otoritas pajak. 4) Penerapan sistem e-Filing berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 5) Pencitraan otoritas pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 6) Peran account representative berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
7
1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis untuk berbagai pihak yang berhubungan dengan penulisan laporan penelitian ini. 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi di bidang perpajakan. Teori-teori yang berkenaan dengan definisi pajak, e-Filing, penggunaan sistem e-Filing, definisi account representative, pencitraan otoritas pajak dan kepatuhan wajib pajak diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi pembaca di lingkungan akademis dengan mendapat tambahan bukti empiris sehingga dapat menambah daftar pustaka di lingkungan akademis sebagai referensi penelitian berikutnya. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada wajib pajak orang pribadi dan otoritas pajak. Bagi otoritas pajak, kepatuhan perpajakan sangat penting sebagai cerminan kinerjanya dalam memberikan sosialisasi dan pelayanan hingga dapat membuat wajib pajak memiliki kesadaran akan laporan pajaknya. Bagi wajib pajak orang pribadi, pemahaman mengenai penting dan kemudahan penggunaan sistem e-Filing akan memberikan kesan dan motivasi kepada wajib pajak orang pribadi sehingga secara tidak langsung hal tersebut dapat meningkatkan kualitas kepatuhan wajib pajak.
8
1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan Bab ini merupakan pendahuluan, diuraikan mengenai latar belakang, pokok permasalahan, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II
Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini merupakan kajian pustaka terdiri dari landasan teori, pembahasan hasil penelitian sebelumnya, dan hipotesis. Landasan teori menjelaskan tentang Pengertian Pajak, Jenis Wajib Pajak, Account Representative, Definisi E-Filing, Kepatuhan Wajib Pajak, dan Pencitraan Otoritas Pajak.
Bab III
Metode Penelitian Bab ini merupakan metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV
Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini terdiri dari gambaran umum daerah penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
9
Bab V
Simpulan dan Saran Bab ini merupakan penutup terdiri dari simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran-saran yang dipandang perlu atas simpulan yang dikemukakan.
10