BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Preeklamsia dan eklamsia merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia adalah penyebab kematian ibu hamil dan perinatal yang tinggi terutama di negara berkembang. Sampai saat ini preeklamsia dan eklamsia masih merupakan ”the disease of theories”, karena
angka
kejadian
preeklampsia-eklampsia
tetap
tinggi
dan
mengakibatkan angka morbiditas dan mortilitas maternal yang tinggi (Manuaba, 2010). Prevalensi preeklamsia dan eklamsia adalah 2,8% dari kehamilan di negara berkembang, dan 0,6% dari kehamilan di negara maju (WHO, 2005). Insiden hipertensi saat kehamilan pada populasi ibu hamil dari tahun 1997 hingga 2007 di Australia, Kanada, Denmark, Norwegia, Skotlandia, Swedia dan Amerika berkisar antara 3,6% hingga 9,1%, preeklamsia 1,4% hingga 4,0%, dan tanda awal preeklamsia sebanyak 0,3% hingga 0,7% (Roberts, 2011). Selain itu insiden kejadian preeklamsia di dunia meningkat sebanyak 25% dari tahun 1987-1988 hingga 2003-2004 9IM, 2009). Penelitian yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta mendapatkan hasil bahwa prevalensi preeklamsia pada tahun 2007–2009 adalah 118 kasus (3,9%) dari total persalinan (3036 persalinan) (Djannah, 2010). Angka kematian ibu di dunia mencapai 529.000 per tahun, dengan rasio 400 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dimana 12% dari kematian ibu disebabkan oleh preeklamsia (WHO, 2005). Preeklamsia juga menjadi penyebab langsung kematian ibu di Inggris yaitu sebesar 15% (Symonds,
1
2
2010). Di Indonesia, pada tahun 2006 angka kematian ibu (AKI) yang disebabkan oleh eklamsia dan preeklamsia adalah sebanyak 5,8% (Depkes, 2007). Jika dilihat dari golongan sebab sakit, persentase eklamsia dan preeklamsia memang lebih rendah dibanding data di dunia, namun jika dilihat dari Case Fatality Rate (CFR), penyebab kematian terbesar adalah eklamsia dan preeklamsi dengan CFR 2,1%. Pada tahun 2011 eklamsia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian pada ibu melahirkan yaitu sebanyak 24% (Depkes, 2012). Preeklamsia-eklamsia merupakan merupakan penyebab utama kematian perinatal dan dapat mengakibatkan retardasi mental pada anak (Knuppel, 1993). Selain itu preeklamsia dapat mengakibatkan kematian ibu, terjadinya prematuritas, serta dapat mengakibatkan Intra Uterin Growth Retardation (IUGR) dan kelahiran mati karena pada preeklamsia-eklamsia akan terjadi perkapuran di plasenta yang menyebabkan makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang (Benson, 2009). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya preeklamsia-eklamsia menurut Yulaikhah (2009), Lyall (2007), dan Lindheimer (2009) adalah usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, peningkatan indeks massa tubuh, primipara (ibu yang melahirkan untuk pertama kalinya), ukuran plasenta yang besar, ibu yang merokok, primigravida muda, distensi rahim yang berlebihan, adanya riwayat preeklamsia, riwayat hipertensi, kehamilan ganda, dan penyakit yang menyertai kehamilan seperti diabetes melitus dan kegemukan . Menurut Manuaba (2007) berat badan sebelum hamil dan pertambahan berat badan ibu hamil perlu perhatian khusus karena dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin serta dapat meningkatkan risiko penyulit kehamilan seperti diabetes dan preeklamsia-eklamsia. Penambahan berat badan
3
sebaiknya hampir sama selama trimester kedua dan ketiga dengan rata-rata sekitar 0,4 kg/minggu. Oleh karena itu ibu hamil dianjurkan untuk mengatur pertambahan berat badan sesuai dengan rekomendasi dengan menjaga pola makan agar dapat meminimalkan risiko dari pertambahan berat badan yang berlebih atau kurang. Fortner, dkk (2009) telah meneliti mengenai pengaruh obesitas sebelum kehamilan dan pertambahan berat badan selama kehamilan terhadap kejadian hipertensi kehamilan perempuan ras Latina. Penelitian yang dilakukan di Nigeria Tenggara untuk membandingkan hasil obstetri antara wanita obesitas dengan wanita normal pada awal kehamilan (Iyoke, 2013). Dimana kedua penelitian tersebut mendapatkan hasil yaitu obesitas dapat menjadi faktor risiko peningkatan morbiditas pada kehamilan serta memiliki risiko lebih besar daripada wanita normal untuk mengalami preeklamsia. Berdasarkan fakta bahwa preeklamsia-eklamsia merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di negara berkembang serta angka kejadian preeklamsia-eklamsia masih tinggi maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pertambahan berat badan pada trimester III terhadap kejadian preeklamsia berat dan eklamsia pada ibu hamil. RSUP Dr. Sardjito dan RSKIA Sadewa Yogyakarta merupakan tempat yang representatif untuk melakukan penelitian tersebut. Hal ini dikarenakan kelengkapan data yang dibutuhkan untuk menganalisis variabel-variabel yang diteliti. Selain itu, di RSUP Dr. Sardjito dan RSKIA Sadewa Yogyakarta belum pernah dilakukan penelitian serupa.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah “Apakah pertambahan berat badan pada trimester III berpengaruh terhadap kejadian preeklamsia berat dan eklamsia pada ibu hamil?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertambahan berat badan ibu pada trimester III berpengaruh terhadap kejadian preeklamsia berat dan eklamsia pada ibu hamil di RSUP Dr. Sardjito dan RSKIA Sadewa Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran pertambahan berat badan ibu hamil pada trimester III. b. Mengetahui pengaruh pertambahan berat badan ibu hamil pada trimester III terhadap kejadian preeklamsia berat dan eklamsia.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Gizi Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan penanganan kelebihan berat badan dan managemen berat badan selama kehamilan. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu bentuk pengembangan ilmu gizi khususnya gizi ibu hamil, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan penelitian selanjutnya bagi peneliti lain yang ingin mengembangkannya.
5
2. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi ilmiah yang berguna dalam usaha preventif dalam menurunkan kejadian preeklamsia dan eklamsia. Selain itu penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan konseling dan edukasi ibu hamil bagi praktisi kesehatan, sebagai bahan belajar untuk mahasiswa di bidang gizi dan kesehatan, serta sebagai dasar dari penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. 3. Bagi Institusi Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar untuk melakukan promosi kesehatan terhadap kesehatan ibu hamil tentang pentingnya mengatur pertambahan berat badan untuk kesehatan ibu dan janin. 4. Bagi Masyarakat Hasil penelitian dapat digunakan untuk memotivasi ibu hamil untuk memperhatikan
pertambahan
berat
badan
selama
kehamilan
dan
mempertahankan kesehatan ibu hamil. Selain itu dapat dijadikan pertimbangan bagi masyarakat dalam mengantisipasi preeklamsia dan eklamsia.
E. Keaslian Penelitian 1. Prepregnancy Body Mass Index, Gestational Weight Gain, And Risk Of Hypertensive Pregnancy Among Latina Women : Fortner, dkk. (2009) dengan tujuan untuk mengetahui apakah obesitas sebelum kehamilan dan pertambahan berat badan berlebihan selama kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi kehamilan pada populasi perempuan ras Latina. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan
6
penelitian kohort prospektif dengan Subjek penelitian sebanyak 1231 wanita yang dilakukan pada tahun 2000-2004. Hasil dari penelitian ini adalah wanita obesitas (BMI >29 kg/m2) memiliki risiko 2,5 kali lebih besar mengalami hipertensi kehamilan dan 2,7 kali lebih besar untuk mengalami preeklamsia, dibandingkan dengan wanita BMI 19,8 sampai 26,0 kg/m 2. Wanita dengan pertambahan berat badan berlebih selama kehamilan memiliki peningkatan risiko 3 kali lipat mengalami gangguan hipertensi kehamilan dan memiliki risiko 4 kali lebih besar mengalami preeklamsia, dibandingkan dengan wanita yang mencapai pertambahan berat badan sesuai dengan pedoman. Perbedaan penelitian yang dilakukan Fortner, dkk (2009) dengan penelitian sekarang adalah perhitungan berat badan yang digunakan, penelitian yang akan dilakukan menggunakan total weight gain pada trimester III 2. Maternal Body Mass Index and the Risk of Preeclampsia: A Systematic Overview : O’Brien, dkk (2003) bertujuan untuk mengetahui hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebelum kehamilan dengan terjadinya preeklamsia. Penelitian ini merupakan rangkuman dari 13 penelitian berbahasa Inggris dengan metode kohort melalui pencarian sistematis di Medline dan Embase antara tahun 1980 sampai Juni 2002 dengan Subjek penelitian sebanyak hampir 1,4 juta wanita. Hasil penelitian ini adalah risiko terjadinya preeklamsia lebih besar sebanyak 2 kali lipat pada ibu hamil dengan pertambahan sebanyak 5-7 kg/m2 dari indeks massa tubuh sebelum kehamilan. Perbedaan dengan penelitian saat ini adalah variabel bebas pada penelitian sekarang adalah pertambahan berat badan pada trimester III.
Selain itu terdapat perbedaan pada rancangan penelitian, tempat
penelitian, dan Subjek penelitian.
7
3. Risk Factors for Preeclampsia in Women from Colombia: A Case-Control Study : Reyes, dkk (2012) dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang terkait dengan terjadinya preeklamsia (PE) di antara wanita Kolombia. Penelitian ini merupakan penelitian analitic observasional dengan rancangan penelitian case-control yang dilakukan pada September 2006 hingga Juli 2009 di 6 kota di Kolombia dengan Subjek penelitian sebanyak 201 ibu hamil yang preeklamsia. Hasil penelitian adalah faktor risiko seperti indeks massa tubuh > 31 kg/m2, high density lipoprotein <1,24 mmol/L, trigliserida >3.24 mmol/L, dan glikemia >4.9 mmol/L (OR = 2.66; 1,47-4,81 95% CI) serta primigravida berhubungan dengan kejadian preeklamsia. Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah tujuan dan variabel yang diteliti yaitu pengaruh pertambahan berat badan pada trimester III terhadap kejadian preeklamsia berat dan eklamsia. 4. Gambaran Epidemiologi Kejadian Preeklampsia/Eklampsia Di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2007–2009 : Djannah, Sitti Nur dan Ika Sukma Arianti (2010) dengan tujuan untuk mengetahui gambaran epidemiologi preeklampsia/eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah di Yogyakarta dari tahun 2007–2009. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan desain potong lintang. Sampel penelitian sebanyak 118 yang diambil dari data sekunder. Penelitian ini menunjukkan kejadian preeklampsia/eklampsia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada tahun 2007–2009 adalah 118 kasus (3,9%) dari total persalinan (3036 persalinan), yang terdiri dari 19 kasus preeklampsia (16,1 persen) dan 99 kasus eklampsia (83,9 persen). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini adalah pada penelitian yang akan
8
dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertambahan berat badan pada trimester III terhadap kejadian preeklamsia dan eklamsia. 5. Retrospective Cohort Study Of The Effects Of Obesity In Early Pregnancy On Maternal Weight Gain And Obstetric Outcomes In An Obstetric Population In Africa : Iyoke, Chukwuemeka A. dkk (2013) dengan tujuan untuk membandingkan berat badan ibu selama kehamilan dengan hasil obstetri antara wanita dengan obesitas pada awal kehamilan dan wanita dengan indeks massa tubuh normal (BMI) pada awal kehamilan. Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif dengan sampel sebanyak 648 ibu hamil (324 wanita obesitas dan 324 wanita dengan berat badan normal) di 3 rumah sakit di Nigeria Tenggara. Hasil penelitian ini adalah obesitas pada awal kehamilan dikaitkan dengan berbagai hasil fetomaternal* yang merugikan, dan dapat menjadi faktor risiko peningkatan morbiditas yang berhubungan dengan kehamilan dan / atau kematian pada populasi sampel. Perbedaan penelitian Iyoke, Chukwuemeka A. dkk (2013) dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini adalah pada variabel yang diteliti dan metode yang digunakan.
*Pemeriksaan untuk kehamilan berisiko tingg