BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di dalam suatu wilayah di Desa Tegallalang yang berdiri pada tanggal 2 Februari 1976. Fungsi dari UPT Kesmas Tegallalang I Kabupaten Gianyar adalah sebagai pusat pembangunan masyarakat, membina peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat, dan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat. Dari segi fasilitas sarana dan prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling, Dokter Praktek Swasta, Bidan Praktek Swasta, Apotik, Posyandu, Pustu dan Rawat Inap. Pelayanan kesehatan yang diberikan UPT Kesmas Tegallalang I berupa pelayanan di poliklinik umum, poliklinik gigi, KB, KIA, kesehatan reproduksi dan laboratorium yang dimulai pada pukul 07.00-13.30 WITA selama 6 hari pelayanan (UPT Kesmas Tegalllalang I, 2014). Sejak tahun 2009 adanya penambahan pelayanan yang diberikan di UPT Kesmas Tegallalang I berupa pelayanan 24 jam pada unit rawat inap. Adapun pelayanan kesehatan yang diberikan di rawat inap meliputi pelayanan persalinan normal, pelayanan bedah ringan, pelayanan umum dan unit gawat darurat (UGD). Unit rawat inap UPT Kesmas Tegallalang I dilengkapi dengan 1 ruangan UGD, 3 ruangan klinik rawat jalan, 1 ruangan bersalin, dan 4 ruangan untuk rawat inap. Dalam pemberian pelayanan kesehatan di unit rawat inap, tenaga medis dan paramedis yang dimiliki
berjumlah 14 orang yang terdiri dari 2 orang dokter umum, 2 orang perawat dan 10 orang bidan (UPT Kesmas Tegallalang I, 2014). Menurut keterangan dari Kepala Puskesmas jumlah pegawai yang dimiliki di unit rawat inap masih kurang dan sebagian besar masih berstatus pegawai tidak tetap (PTT). Hal ini dilihat dari perencanaan tingkat puskesmas (PTP) yang menyebutkan perencanaan sumber daya manusia di UPT Kesmas Tegallalang I tidak didasarkan atas perhitungan beban kerja, melainkan berdasarkan pedoman Permenpan nomor 26 tahun 2011. Jumlah tenaga yang ada saat ini apabila dibandingkan dengan aturan Permenpan nomor 26 tahun 2011 masih kurang (UPT Kesmas Tegallalang I, 2014).
Standar kebutuhan SDM menurut Permenpan nomor 26 tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Perbandingan Jumlah SDM yang Tersedia di UPT Kesmas Tegallalang I dengan Standar Permenpan nomor 26 tahun 2011
Kategori SDM
Standar SDM Menurut
Jumlah SDM
Permenpan no 26 tahun
Puskesmas
2011 Dokter Umum
7 Orang
3 Orang
Dokter Gigi
2 Orang
2 Orang
Perawat
15 Orang
10 Orang
Bidan
27 Orang
23 Orang
Apoteker/farmasi
1 Orang
1 Orang
Kesehatan Masyarakat
1 Orang
1 Orang
Sanitarian
2 Orang
4 Orang
Tenaga Gizi
1 Orang
1 Orang
Perawat Gigi
3 Orang
3 Orang
Asisten Apoteker
1 Orang
1 Orang
1 Orang
1 Orang
SDM Non Kesehatan
4 Orang
2 Orang
Tenaga Harian
2 Orang
2 Orang
Jumlah
67 Orang
55 Orang
SDM
Kesehatan
Non
Keperawatan
Sumber: Perencanaan Tingkat Puskesmas UPT Kesmas Tegallalang I, 2014 Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas disebutkan permasalahan yang sedang dihadapi yaitu tidak adanya tenaga dokter jaga pada saat malam hari. Hal
ini disebabkan tenaga dokter yang ada berjumlah 3 orang termasuk Kepala Puskesmas, yang dalam pelaksanaannya hanya 2 orang dokter yang melakukan tugas fungsional, dan dari ketiga dokter tersebut sudah dilakukan pembagian shift yaitu shift pagi dijaga 1 dokter yang bertugas di poli umum dan rawat inap. Sedangkan 1 orang dokter bertugas shift sore, sehingga untuk shift malam tidak ada dokter yang bertugas. Dari hasil wawancara disebutkan pula kendala yang dihadapi mengenai kebutuhan tenaga sopir dalam mengantar rujukan pasien, selama ini dalam mengantar rujukan pasien dilakukan oleh tenaga cleaning service yang merangkap sebagai sopir, selain itu tenaga perawat yang ada juga terbatas yang menyebabkan kesulitan dalam pendampingan mengantar rujukan pasien. Kepala Puskesmas juga menyebutkan bahwa bidan yang terdapat di unit rawat inap belum semuanya mendapatkan pelatihan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (PONED) sehingga beberapa bidan saja yang bisa memberikan pelayanan tersebut. Permasalahan tersebut akan menyebabkan adanya ketidakpuasan pelayanan yang didapatkan oleh pasien. Menurut keterangan dari beberapa pasien di unit rawat inap, bahwa dalam pemberian pelayanan masih adanya keterlambatan penanganan terutama pada malam hari. Pasien harus menunggu karena petugas yang berjaga terlebih dahulu harus menghubungi dokter untuk dapat melakukan tindakan selanjutnya dan dalam memberikan pelayanan rujukan pasien harus menunggu karena petugas masih menghubungi sopir untuk mengantarkan rujukan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil survei indeks kepuasan masyarakat dengan persentase 62,5% yang artinya kualitas pelayanan yang diberikan masih kurang baik sedangkan persentase standar kualitas pelayanan yang baik yaitu 70,5% (UPT Kesmas Tegallalang I, 2014). Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai di rawat inap UPT Kesmas Tegallalang I, memang masih dirasakan adanya kekurangan tenaga kesehatan di unit
rawat inap. Hal tersebut disebabkan karena dokter harus bertugas di pelayanan rawat jalan dan rawat inap selain itu para dokter juga melakukan pelayanan keluar gedung seperti kegiatan puskesmas keliling dan memberikan penyuluhan di sekolah. Apabila salah satu dokter melaksanakan tugas di luar, maka dokter yang bertugas dipuskesmas akan menangani pasien rawat jalan dan rawat inap. Sedangkan untuk tenaga perawat di rawat inap, tenaga perawat tersebut melaksanakan kegiatan pelayanan tidak hanya berupa tindakan medis tetapi juga tindakan non medis. Selain harus menangani pelayanan UGD, bersalin, nifas, ruangan bayi dan pelayanan rawat inap, tenaga perawat juga melaksanakan kegiatan pendaftaran pasien dan di apotik. Kondisi tersebut dirasakan semakin berat, apabila salah satu pegawai di unit rawat inap tidak masuk kerja karena sakit, ijin atau cuti yang menyebabkan kesulitan atau keterlambatan dalam upaya memberikan pelayanan. Salah satu metode yang bisa digunakan untuk perencanaan sumber daya manusia adalah dengan metode Workload Indicators Of Staffing Need (WISN) yaitu metode dengan perhitungan kebutuhan SDM Kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode WISN saat ini telah digunakan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam menghitung jumlah kebutuhan masing-masing kategori tenaga kesehatan yang dibutuhkan di tingkat provinsi, kabupaten/kota serta rumah sakit (Depkes RI, 2004). Dengan melakukan perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan pada unit rawat inap diharapkan nantinya mampu menghitung kekurangan tenaga kesehatan dan mampu menghitung pendistribusian tenaga secara tepat dan benar sehingga nantinya dapat mengoptimalkan kerja di unit pelayanan rawat inap yang dapat mendukung keberhasilan puskesmas dalam memberikan pelayanan sehingga terciptanya kepuasaan pasien. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Analisis Kebutuhan Tenaga Kesehatan Pada Unit Rawat Inap di Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I Tahun 2015”.
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan bahwa jumlah tenaga kesehatan pada unit rawat inap UPT Kesmas Tegalallang I belum sesuai dengan aturan Permenpan nomor 26 tahun 2011. Berdasarkan wawancara di dapatkan hasil bahwa masih dirasakan adanya kekurangan tenaga kesehatan di rawat inap terutama pada malam hari tidak adanya dokter yang bertugas. Dimana masih terdapat beberapa keluhan dari pasien dan survei indeks kepuasaan masih menunjukkan kurang puasnya pasien mengenai pemberian pelayanan. Maka dari itu perlu dilakukan penelitian mengenai kebutuhan tenaga kesehatan pada unit rawat inap UPT Kesmas Tegallalang I Tahun 2015.
1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimana kebutuhan dokter, perawat dan bidan pada unit rawat inap UPT Kesmas Tegallalang I Tahun 2015?
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tujuan umum Untuk menghitung kebutuhan tenaga kesehatan pada unit rawat inap di UPT Kesmas Tegallalang I berdasarkan metode WISN.
Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan dokter, perawat, dan bidan berdasarkan metode WISN pada unit rawat inap UPT Kesmas Tegallalang I. 2. Untuk mengetahui perbedaan jumlah kebutuhan dokter, perawat, dan bidan berdasarkan metode WISN dengan yang ada saat ini pada unit rawat inap UPT Kesmas Tegallalang I. 3. Untuk mengetahui beban kerja dokter, perawat, dan bidan pada unit rawat inap UPT Kesmas Tegallalang I.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dalam menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman di bidang perencanaan kebutuhan SDM, khususnya kebutuhan tenaga kesehatan di UPT Kesmas Tegallalang I. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dan acuan bagi penelitian selanjutnya. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi UPT Kesmas Tegallalang I yaitu sebagai informasi dasar dan bahan pertimbangan dalam merencanakan kebutuhan tenaga kesehatan yang mencukupi sesuai beban kerja dalam upaya pemberian pelayanan secara optimal untuk masa kini maupun dimasa mendatang.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini merupakan penelitian tentang manajemen sumber daya manusia, khususnya dalam analisis kebutuhan tenaga kesehatan pada unit rawat inap UPT Kesmas Tegallalang I.