Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang dapat menunjukkan keadaan dan kinerja keuangan suatu perusahaan kepada pihak di luar perusahaan seperti pemerintah dan investor. Penyajian laporan keuangan adalah salah satu alat penting yang dapat digunakan oleh manajemen untuk mengkomunikasikan kinerja dan pengelolaan perusahaan kepada investor (Healy & Khrisna, 2001). Kualitas laporan keuangan perlu diperhatikan agar pengguna laporan keuangan dapat mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya dan dari informasi tersebut dapat membuat keputusan yang tepat. Perkembangan pasar modal di Indonesia yang semakin pesat turut meningkatkan kebutuhan akan laporan keuangan yang berkualitas, terutama oleh investor. Seiring dengan meningkatnya kompleksitas kegiatan operasi bisnis dan pertumbuhan investasi saat ini membuat investor semakin menuntut informasi keuangan perusahaan yang berkualitas sebagai dasar untuk membuat keputusan yang tepat. Dalam kerangka konseptual penyusunan laporan keuangan oleh International Accounting Standard Board (IASB) disebutkan, salah satu atribut laporan keuangan yang berkualitas adalah relevansi. Laporan keuangan yang relevan akan mampu
1
mempengaruhi dan membuat perbedaan dalam proses pembuatan keputusan oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Agar relevan dalam pembuatan keputusan, laporan keuangan harus segera tersedia untuk digunakan oleh pembuat keputusan, dalam hal ini investor. Kegunaan dari laporan keuangan akan berkurang apabila laporan keuangan tersebut tidak tersedia untuk pembuat keputusan dalam jangka waktu yang wajar (Vuran & Adiloglu, 2013). Oleh karena itu, ketepatan waktu (timeliness) penyampaian laporan keuangan sangat penting untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan agar investor dapat membuat langkah yang tepat dalam memutuskan apakah akan melakukan investasi terhadap perusahaan atau tidak. Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan juga terkait dengan teori keagenan (agency theory). Dalam teori ini terdapat asumsi bahwa individu, dalam hal ini manajer (agent) yang mengelola perusahaan, akan bertindak sesuai dengan kepentingannya sendiri yang terkadang tidak sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan atau pemilik modal (principles) dan ini akan menyebabkan adanya konflik kepentingan. Sebagai pihak luar yang tidak mengetahui keadaan perusahaan, pemilik modal mengalami adanya asimetri informasi karena manajemen sebagai pihak dari dalam perusahaan lebih mengetahui keadaan perusahaan yang sebenarnya dan bisa saja menyembunyikan sesuatu dari pemilik modal agar kinerja mereka tetap terlihat baik. Pemilik modal akan berusaha untuk meminimalisir adanya asimetri informasi agar keputusan investasi yang mereka lakukan di perusahaan tersebut tepat sasaran. Kim
2
dan Verrecchia (2001) dalam penelitiannya menyampaikan bahwa penyampaian laporan keuangan yang tepat waktu dapat mengurangi adanya asimetri informasi ini. Pihak manajemen juga menyadari bahwa dengan adanya risiko asimetri informasi ini, pemilik modal akan lebih berhati-hati sehingga akan timbul biaya untuk mengawasi manajemen atau agency cost. Agency cost yang terlalu tinggi akan mengurangi kompensasi yang akan diterima manajemen. Laporan keuangan rutin dapat digunakan pemilik modal untuk memonitor kinerja manajemen (Wolk, Dodd, & Rozycki, 2013). Menyadari hal tersebut, manajemen memiliki insentif untuk meminimalisir biaya tersebut, yaitu dengan menyiapkan laporan keuangan yang berkualitas dan relevan untuk pembuatan keputusan oleh pemilik modal. Waktu penyampaian laporan keuangan juga dapat memberikan sinyal bagi pihak luar perusahaan seperti investor. Hal ini karena adanya kecenderungan bahwa perusahaan akan menunda waktu penyampaian laporan keuangan mereka kepada publik ketika hasil dari kinerja perusahaan tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga memerlukan konsultasi lebih lanjut dengan top management atau komite audit sebelum dipublikasi (Kim & Verrecchia, 2001). Oleh karena itu, penyampaian laporan keuangan yang tepat waktu dapat membantu untuk mengatasi atau mengurangi tingkat perdagangan oleh orang dalam (insider trading), kebocoran informasi, dan rumor-rumor yang beredar di pasar (Owusu-Ansah, 2000). Perusahaan-perusahaan yang go public wajib untuk menyampaikan laporan keuangannya yang telah disusun sesuai dengan standar akuntansi dan telah diaudit oleh 3
akuntan publik. Di Indonesia, hal ini telah jelas diatur di dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam No. X.K.2 mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan tahunan dengan laporan akuntan kepada Bapepam paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal pelaporan keuangan. Hal ini juga diatur di dalam Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-306/BEJ/07-2004 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disampaikan dalam bentuk laporan keuangan auditan paling lambat pada akhir bulan ketiga. Di pasar modal, dimana laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi utama bagi investor, ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting (Ika & Ghazali, 2012). Peraturan-peraturan yang dibuat oleh regulator tersebut dimaksudkan untuk melindungi kepentingan investor di pasar modal sebagai pihak luar perusahaan yang memiliki risiko asimetri informasi, terutama investor-investor yang kurang cakap (unsophisticated). Dengan memberikan batas minimum penyerahan laporan keuangan, regulator mengurangi jurang informasi antara investor yang memiliki informasi lebih dan yang tidak (Healy & Khrisna, 2001). Namun ternyata, meskipun telah dibuat peraturan, masih ada juga perusahaan yang tidak menaati peraturan tersebut. Menurut pengumuman Bursa Efek Indonesia (PengLK- 00043 /BEI.PPR/04-2013, Peng-LK- /BEI.PPJ/04-2013) berdasarkan catatan bursa hingga tanggal 1 April 2013, terdapat 52 perusahaan yang terlambat
4
menyampaikan laporan keuangan auditan yang berakhir pada 31 Desember 2012 dari 467 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari 52 perusahaan tersebut, hanya 3 di antaranya yang menyampaikan alasan keterlambatan dan sisanya sebanyak 49 perusahaan tidak menyampaikan alasan keterlambatan. Atas keterlambatannya perusahaan-perusahaan tersebut telah diberikan Peringatan Tertulis I. Apabila perusahaan masih tidak menyampaikan laporan keuangannya sampai hari kalender ke31 hingga hari kalender ke-60 maka, pihak BEI akan melayangkan Peringatan Tertulis II beserta denda sebesar Rp 50.000.000,00. Keterlambatan sampai hari kalender ke-61 hingga hari kalender ke-90 akan mendapatkan Peringatan Tertulis III dan denda sebesar Rp 150.000.000,00. Suspensi atau penghentian sementara perdagangan di bursa akan dikenakan apabila perusahaan tidak juga menyampaikan laporan keuangannya setelah hari ke-91. Adanya peraturan beserta sanksi-sanksi tersebut menunjukan bahwa regulator di pasar modal Indonesia cukup serius menangani masalah penyampaian laporan keuangan dan menyadari pentingnya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan agar informasi yang tersedia di bursa merupakan informasi yang relevan sehingga para investor dapat membuat keputusan informasi yang lebih baik. Perusahaan harus memiliki waktu yang cukup untuk menyiapkan laporan keuangan dan auditor juga memerlukan waktu untuk mengaudit laporan keuangan setelah disiapkan oleh perusahaan, tetapi publik juga harus mendapatkan informasi tersebut sebelum informasi di dalamnya menjadi usang (McGee & Yuan, 2008). Itulah mengapa
5
BAPEPAM dan BEI memberikan batas waktu 3 bulan untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik melalui BEI. Pengaruh ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan terhadap harga saham perusahaan di pasar modal telah banyak diteliti oleh berbagai pihak. Namun banyak pula yang tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan itu sendiri. Menurut Owusu-Ansah (2000) dalam penelitiannya mengenai ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan di Zimbabwe Stock Exchange, terdapat dua jenis faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, yaitu faktor yang berhubungan dengan audit (audit-related) dan faktor yang terkait dengan perusahaan itu sendiri (company-specific). Faktor yang berhubungan dengan audit merupakan faktor yang sekiranya dapat mempengaruhi atau membantu auditor yang mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk melakukan proses audit dan melaporkan hasil auditnya dengan tepat waktu. Sementara, faktor yang terkait dengan perusahaan merupakan faktor yang berasal dari perusahaan itu sendiri, seperti ukuran perusahaan, industri, dan juga variabel-variabel akuntansi perusahan. Berbagai penelitian telah lama dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan variabel dan tempat yang berbeda serta hasil yang berbeda-beda pula. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat (Khrisnan, 2005) dan Australia (Dyer & McHugh, 1975), maupun negara-negara emerging market seperti Zimbabwe (Owusu-
6
Ansah, 2000), Turki (Vuran & Adiloglu, 2013), China (McGee & Yuan, 2008), Indonesia (Ika & Ghazali, 2012), dan Malaysia (Abdullah, 2006). Berbagai variabel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, seperti umur perusahaan, jumlah pemegang saham, jumlah halaman laporan keuangan, industri (Courtis, 1976), ukuran kantor akuntan publik yang mengaudit perusahaan (Krishnan, 2005), komite audit (Ika & Ghazali, 2012), profitabilitas, ukuran perusahaan, extraordinary items, kompleksitas operasi (Owusu-Ansah, 2000), variabel akuntansi (Vuran & Adiloglu, 2013), dan lain sebagainya. Penelitian ini mencoba untuk menemukan pengaruh variabel-variabel akuntansi dan audit dalam laporan keuangan perusahaan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Adapun faktor-faktor yang akan diuji pada penelitian ini antara lain, profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, opini audit, dan tipe kantor akuntan publik (KAP) yang mengaudit perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan merupakan salah satu aspek transparansi informasi perusahaan yang juga membuat kualitas informasi di dalam laporan keuangan tersebut menjadi lebih baik. Penyampaian laporan keuangan yang
7
tepat waktu juga dapat membantu mengurangi asimetri informasi dan rumor di pasar modal karena ketersediaan informasi akuntansi yang relevan. Di Indonesia, regulator pasar modal, BAPEPAM melalui Peraturan BAPEPAM No. X.K.2 dengan jelas mengatur batas waktu penyampaian laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang go public di Indonesia, yaitu paling lambat pada akhir bulan ketiga. Bursa Efek Indonesia juga dengan tegas mengatur hal yang sama melalui Keputusan Direksi Bursa Efek Indonesia No. Kep-306/BEJ/07-2004. Sanksi tegas juga telah diberlakukan bagi perusahaan-perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Namun faktanya, dari tahun ke tahun masih banyak perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan terutama pada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia. Hal ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 2. Apakah
ukuran
perusahaan
berpengaruh
terhadap
ketepatan
waktu
penyampaian laporan keuangan? 3. Apakah leverage perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan?
8
4. Apakah opini audit dari auditor eksternal berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan? 5. Apakah tipe kantor akuntan publik (KAP) yang mengaudit perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan?
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu 1) mengetahui tingkat ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan; 2) menguji dan memberikan bukti empiris bahwa variabel akuntansi dan audit seperti profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, opini audit, dan tipe kantor akuntan publik memiliki pengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang akuntansi. Selain itu hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait seperti perusahaan, auditor, dan investor. Serta dapat menjadi masukan bagi regulator seperti BAPEPAM, Bursa Efek Indonesia, maupun lembaga lainnya di pasar modal dalam membuat kebijakan yang
9
berkaitan dengan penyampaian laporan keuangan. Sehingga perkembangan pasar modal di Indonesia dapat menjadi lebih berkembang.
1.5 Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang permasalahan, rumusan masalah sesuai dengan latar belakang, tujuan, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan landasan teori penelitian, penelitianpenelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis.
Bab III
Metode Penelitian Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pengertian variabel penelitian yang telah ditentukan, populasi dan sampel yang akan diteliti, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis.
Bab IV
Analisis Data
10
Bab ini berisi analisis atas data yang telah diperoleh dari penelitian ini. Analisis yang dilakukan mencakup analisis deskriptif, pengujian model, dan pengujian hipotesis. Bab V
Penutup Dalam bab terakhir ini disajikan kesimpulan berupa penyajian singkat dari apa yang telah diperoleh dalam pembahasan. Bab ini juga memuat keterbatasan penelitian dan saran berdasarkan penelitian.
11