BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan. Sarana dan prasarana serta sumber dana yang berlebihan, tanpa dukungan sumber daya manusia yang handal, pelaksanaan kegiatan tidak akan terselesaikan dengan baik. Keunggulan kompetitif akan tercapai apabila pihak manajemen dapat mengelola jantung aktivitas perusahaan dengan mendorong sumber daya manusianya atau yang lebih dikenal dengan istilah karyawan secara benar dan tepat, karena pada dasarnya karyawan tersebut merupakan komponen penting bagi perusahaan untuk menciptakan daya saing. Menurut Byrd (2011), Sumber Daya Manusia (SDM) adalah aset yang paling penting dalam sebuah perusahaan. Karyawan dapat menjadi potensi bila dikelola dengan baik dan benar, tetapi akan menjadi beban apabila salah dikelola. Eptein dan Kalleberg dalam Wickramasinghe (2010) menyatakan bahwa seberapa banyak waktu yang harus dihabiskan oleh orang dalam bekerja didukung oleh tradisi budaya yang telah mengijinkan dan melarang bekerja pada berbagai waktu dan dibentuk oleh individu-individu dan kelompok-kelompok yang kuat yang telah menuntut dan membujuk orangorang agar bekerja sesuai ketentuan mereka. Byrd (2000) menunjukkan bahwa karyawan yang harus bekerja dalam lingkungan yang tidak stabil, tidak pasti, dan tidak aman akan mengakibatkan stress kerja karyawan dan kelelahan yang tinggi. Hal ini memungkinkan
1
2
kepuasan kerja karyawan menjadi rendah karena waktu kerja yang berjamjam melebihi batas waktu akan mendominasi banyaknya perdebatan dan ketidakpastian kebijakan. Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Kepuasan kerja merupakan sikap umum individu yang bersifat individual tentang perasaan seseorang terhadap pekerjaannya (Robbins, 2006). Persoalan yang seringkali terjadi di suatu perusahaan biasanya ditimbulkan karena perilaku karyawan atau SDM itu sendiri. Salah satu bentuk perilaku karyawan tersebut adalah keinginan untuk berpindah meninggalkan pekerjaannya. Keinginan untuk pindah atau beganti pekerjaan (turnover intention) merupakan sinyal awal terjadinya berganti pekerjaan pada karyawan di dalam perusahaan (Mobley et al, 2006). Menurut Harnoto (2002) niat berganti pekerjaan adalah keinginan untuk berpindah, belum sampai pada tahap realisasi yaitu melakukan perpindahan dari satu tempat ke tempat kerja lainnya. Dengan adanya niat berganti pekerjaan karyawan akan cenderung memunculkan sikap-sikap yang dapat berdampak negatif bagi perusahaan yang biasa ditunjukan dengan mencari alternatif pekerjaan yang lebih menguntungkan, kurang antusias
3
dengan
pekerjaan,
sering
mengeluh,
merasa
tidak
senang
dengan
pekerjaannya dan menghindar dari tanggung jawabnya. Perpindahan kerja merupakan suatu tantangan yang dihadapi bagi suatu perusahaan. Perpindahan kerja terjadi ketika karyawan meninggalkan sebuah perusahaan dan posisinya harus digantikan (Mathis dan Jackson, 2009). Karyawan yang keluar dapat disebabkan oleh kebijakan perusahaan atau keinginan karyawan itu sendiri. Kedua jenis perpindahan tersebut menimbulkan kerugian bagi perusahaan (Iqbal, 2010). Perpindahan kerja karyawan dapat dikarenakan adanya keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan atau sering disebut niat keluar karyawan. Niat keluar merupakan suatu keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan dengan tujuan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik di tempat lain (Faslah, 2010). Keberadaan
karyawan
perlu
dipertahankan
dengan
menekan
keinginan bergantinya pekerjaan. Namun pada kenyataan, seringkali manager sumber daya manusia kurang memahami aspek-aspek yang mendasari keputusan seorang karyawan untuk menginginkan berganti pekerjaan. Akibat ketidaktahuan ini menimbulkan kesenjangan antar pihak karyawan dengan pihak managemen dan keryawan tersebut dapat dipastikan tidak nyaman berada diperusahaan itu sehingga melakukan turnover atau pindah kerja. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Wickramasinghe (2010). untuk menguji pengaruh kepuasan kerja pada hubungan antara tuntutan waktu kerja dan niat keluar pengembangan perangkat lunak di lepas pantai perusahaan pengembangan perangkat lunak outsourcing (OOSDF) di Sri Lanka. Peneliti mereplikasi penelitian Wickramasinghe tentang pengaruh antara tuntutan waktu bekerja, kepuasan kerja, dan niat untuk berpindah, Dengan obyek
4
berbeda, yaitu pada perusahaan PT Deltomed Laboratories Wonogiri. Peneliti melakukan
penelitian
ini
karena
perusahaan
mengklaim
sangat
memperhatikan tuntutan waktu bekerja mempengaruhi kepuasan kerja dan kepuasan kerja berdampak pada niat untuk berpindah. PT Deltomed Laboratories Wonogiri mengklaim berusaha memberikan hasil yang terbaik dalam persaingan perusahaan yang semakin ketat dan jumlah permintaan semakin meningkat, hal itu membuat karyawan harus bekerja lebih atau menambah jam kerjanya. Jika permintaan waktu kerja pada perusahaan PT Deltomed Laboratories Wonogiri sangat berlebihan, maka akan berpengaruh pada kepuasan kerja karyawan itu sendiri. Oleh karena itu, mengakibatkan karyawan berniat untuk berpindah atau meninggalkan suatu perusahaan ke perusahaan lain. Keadaan Seperti itu terjadi pada karyawan bagian produksi PT Deltomed Laboratories Wonogiri, yang dituntut untuk menyelesaikan tugasnya diluar standar pekerjaan yang ditetapkan pemerintah. Oleh sebab itu karyawan juga harus pulang lebih sore bahkan malam untuk menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH TUNTUTAN WAKTU BEKERJA PADA KEPUASAN KERJA DAN NIAT UNTUK BERPINDAH” (STUDI PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT DELTOMED LABORATORIES WONOGIRI)
5
1.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh tuntutan waktu bekerja pada niat untuk berpindah? 2. Apakah ada pengaruh tuntutan waktu bekerja pada kepuasan kerja? 3. Apakah ada pengaruh kepuasan kerja pada niat untuk berpindah? 4. Apakah kepuasan kerja memediasi pengaruh tuntutan waktu bekerja pada niat untuk berpindah?
2.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh tuntutan waktu bekerja pada niat untuk berpindah 2. Untuk menganalisis pengaruh tuntutan waktu bekerja pada kepuasan kerja 3. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja pada niat untuk berpindah 4. Untuk menganalisis kepuasan kerja memediasi pengaruh tuntutan waktu bekerja pada niat untuk berpindah
6
3.1. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai tuntutan waktu bekerja, kepuasan kerja dan niat untuk berpindah pada umumnya dan secara khusus yang dialami oleh penulis di perusahaan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai peran mediasi yang dilakukan oleh kepuasan kerja dalam pengaruh antara tuntutan waktu bekerja, dan niat untuk berpindah sehingga dapat menjadi dasar penelitian selanjutnya. 3. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukan di perusahaan khususnya mengenai tuntutan waktu bekerja, kepuasan kerja, dan niat untuk berpindah. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat diharapkan sebagai bahan pertimbangan di perusahaan
khususnya
mengenai
tuntutan
kepuasan kerja, dan niat untuk berpindah.
waktu
bekerja,