1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dalam era globalisasi menuntut setiap perusahaan baik yang bergerak dalam bidang industri maupun jasa mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Persaingan terjadi pada beberapa sektor baik industri jasa dan non jasa, salah satunya adalah industri minuman. Persaingan dalam bisnis yang satu ini cukup tinggi, karena minuman merupakan kebutuhan sehari-hari, termasuk susu karena merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan oleh manusia adalah protein. Protein itu sendiri terdiri dari protein nabati dan hewani. Protein hewani yang mempunyai gizi sangat lengkap salah satu diantaranya yaitu susu. Susu disebut sebagai bagian dari menu seimbang karena dari setiap mikroliter susu sapi segar selain terdapat kandungan air, karbohidrat, protein dan lemak, juga mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, seperti vitamin larut (A, D, E, K), vitamin larut air (B1, B2, B6, B12, niasin, folat, asam pantotenat, dan C), dan mineral (kalsium, forsfor, magnesium, kalium, zinc, fluoride). Seiring berkembangnya jaman, susu dapat diolah menjadi berbagai bentuk kemasan sesuai dengan kebutuhan konsumen, dengan menggunakan teknologi pengolahan susu yang beragam mampu menghasilkan antara lain susu pasteurisasi, bubuk, kental manis, dan UHT (Ultra-High Temperature). Konsumsi susu cair diberbagai negara umumnya lebih banyak daripada susu bubuk dan susu olahan lainnya. Hal itu mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat dunia
Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
sangat tinggi terhadap susu cair. Berikut adalah perbandingan konsumsi susu segar dan susu bubuk di berbagai negara yang dapat dilihat pada Tabel 1.1: TABEL 1.1 PERBANDINGAN KONSUMSI SUSU CAIR DENGAN SUSU BUBUK TAHUN 2010 Susu Negara Susu Cair Bubuk 100% Belanda 96,5% 3,5% India Indonesia 22,87% 77,13% 69,9% 30,1% Singapura Sumber: Diolah Canadean Survey 2010
Berdasarkan Tabel 1.1 masyarakat di Negara maju lebih memilih mengkonsumsi susu cair dari pada susu bubuk. Hal itu bisa dilihat dalam perbandingan konsumsi susu cair dengan susu bubuk. Di Belanda 100% masyarakatnya mengkonsumsi susu cair. Sedangkan di India konsumsi susu cair sebesar 96,5% dan konsumsi susu bubuk sebesar 3,5%, di Singapura konsumsi susu cair sebesar 69,9% dan susu bubuk sebesar 30,1% dan di Indonesia menduduki peringkat terakhir dalam mengkonsumsi susu segar yaitu sebesar 22,87% dan konsumsi susu bubuk di Indonesia menduduki peringkat pertama yaitu sebesar 77,13%. Indonesia menduduki peringkat terakhir dalam hal mengkonsumsi susu segar. Berikut adalah tingkat konsumsi susu cair di dunia Tahun 2011 yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 di bawah ini: TABEL 1.2 TINGKAT KONSUMSI SUSU CAIR DI DUNIA TAHUN 2010-2011 Tingkat Konsumsi Susu Cair Negara 2011 2010 99,7 ltr/kapita/tahun 87,9% ltr/kapita/tahun Amerika 100 ltr/kapita/tahun 100% ltr/kapita/tahun Belanda 42,8 ltr/kapita/tahun 38,2% ltr/kapita/tahun India Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
Tingkat Konsumsi Susu Cair 2011 2010 10,7% ltr/kapita/tahun Indonesia 11,8 ltr/kapita/tahun 50,26 ltr/kapita/tahun 31,7 ltr/kapita/tahun Malaysia 47,35 ltr/kapita/tahun 22,1 ltr/kapita/tahun Singapura Sumber: Diolah Dari Berbagai Sumber Di Internet Negara
Tabel 1.2 menunjukan bahwa negara yang mengonsumsi susu cair terbesar di dunia pada tahun 2011 adalah Belanda dengan tingkat konsumsi sebesar 100 ltr/kapita/tahun. Sedangkan negara yang paling rendah tingkat konsumsi susu cairnya adalah Indonesia dengan tingkat konsumsi susu segar pertahunnya sebesar 11,8 ltr/kapita/tahun pada tahun 2011. Meskipun dari tahun 2010 sampai 2011 tingkat konsumsi susu di Indonesia mengalami peningkatan (Tabel 1.2), namun jika dibandingkan dengan negara-negara lain Indonesia masih menempati posisi terendah tingkat konsumsi susunya. Selain rendahnya tingkat konsumsi susu, tingkat produksi susu segar di Indonesia pun hanya mampu memenuhi sekitar 30% kebutuhan susu nasional. Sedangkan sisanya, sekitar 70% masih harus diimpor dari Negara-negara penghasil susu. (http://www.jatengprov. go.id, 12.30 pm, 14 September 2011) Beberapa merek susu cair UHT terkenal yang sering muncul dan saling berkompetisi
dalam
memenuhi
kebutuhan
gizi
mengembangkan keunggulan produknya melalui
masyarakat berbagai
dan
dalam
inovasi
guna
mendominasi pasar persaingan yaitu Ultra yang diproduksi oleh PT. Ultrajaya Milk Industri yang dari tahun ke tahun ultra menjadi market leader dalam produk susu cair segar, Frisian Flag oleh PT. Frisian Flag Indonesia, Indomilk oleh Indofood Nutrition PT. Indofood CBP Sukses Makmur dan Real Good oleh PT. Grandfields Indonesia. Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
Real Good merupakan salah satu produk yang menawarkan susu cair yang berasal dari susu segar. Maksudnya adalah bahan baku yang digunakan berasal dari sapi yang ada di daerah peternakan yang dimiliki oleh perusahaan. Real Good dihasilkan dengan pengolahan yang aman, higienis sehingga mampu menghilangkan mikroorganisme yang dianggap mengganggu, tapi mampu menjaga keutuhan kandungan gizi. Real Good dikemas dengan menggunakan kemasan khusus. (Sumber: www.swa.co.id, 12.30 pm, 14 September 2011) Banyaknya pesaing baru yang memasuki industri susu cair UHT saat ini, masing-masing merek tengah bersaing dan mengembangkan keunggulan produknya untuk mendominasi pasar guna merebut pangsa pasar (market share). Berikut disajikan pada Tabel 1.3 market share susu cair UHT tahun 2009-2010. TABEL 1.3 MARKET SHARE SUSU CAIR TAHUN 2009-2011 Merek Market share 2009 2010 2011 31,8 36,5 47,0 Ultra Frisian Flag 30,9 33,8 30,9 24,3 20,0 15,4 Indomilk Real Good 4,4 3,1 2,1 Sumber: Data Modifikasi dari SWA 16/XXV/27 JULI-5 AGUSTUS 2009, SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011 Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, dapat di lihat bahwa Ultra menduduki peringkat pertama dari tahun ke tahun dan menjadi market leader pada kategori susu cair. Pada tahun 2009 Ultra meduduki peringkat pertama dengan angka 31,8%, pada tahun 2010 Ultra kembali menduduki peringkat pertama dengan angka 36,5% naik 4,7% dari tahun sebelumnya dan pada tahun 2011 market share ultra naik sebesar 10,5% menjadi 47%. Hal tersebut berbanding terbalik dengan Real Good, dari tahun ke tahun Real Good mengalami penurunan market share Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
dan Real Good pun berada di posisi ke empat atau terakhir. Pada tahun 2009 Real Good menduduki posisi ke empat dengan angka market share sebesar 4,4%, pada tahun 2010 market share Real Good turun menjadi 3,1% dan pada tahun 2011 market share Real Good mengalami penurunan sebesar 1% menjadi 2,1%. Tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi pada susu seharusnya dapat meningkatkan pangsa pasar susu cair UHT Real Good, akan tetapi dari data yang diperoleh tingkat pangsa pasar Real Good mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan pangsa pasar Real Good diindikasikan oleh banyaknya persaingan pada industri Susu cair UHT di Indonesia. Hal ini disebabkan karena pasar produk Susu UHT sangat potensial sehingga tingkat persaingan cukup tinggi. Berikut ini dapat dilihat Top Of Mind Ad Awareness dan Top of Mind Brand dari produk susu cair UHT tahun 2009-2011 dapat dilihat pada Table 1.4.
Brand Value Tahun 2009 2010 2011
TABEL 1.4 TOP OF MIND AD AWARENESS DAN BRAND SUSU CAIR TAHUN 2009-2011 Top of Mind Ad Awareness Top of Mind Brand Merek Merek Frisian Indo Real Bear Frisian Indo Real Bear Ultra Ultra Flag milk Good Brand Flag milk Good Brand 30,7 27,4 22,9 1,8 26,0 23,7 20,3 1,8 6,0 5,2 35,3 30,6 19,8 1,7 26,7 24,7 17,9 1,6 3,6 3,1 43,0 27,1 15,7 1,7 38,9 24,7 14,2 1,7 2,4 2,8 Sumber: Data Modifikasi dari SWA 16/XXV/27 JULI-5 AGUSTUS 2009, SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011 Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa Top Of Mind Ad Awareness dan Top Of Mind Brand dari merek Real Good dari tahun ke tahun mengalami penurunan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari pada Tabel Top Of Mind Ad Awareness Real Good pada tahun 2009 ToM Ad Awareness Real Good Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
menduduki angka 6,0% turun 2,4% di tahun 2010 menjadi 3,6%, dan pada tahun 2011 menduduki angka 2,4%. Begitupula dengan perolehan angka pada Top Of Mind Brand Real Good yang mengalami penurunan sebesar 2,1% pada tahun 2010 menjadi 3,1% yang pada tahun 2009 menduduki angka 5,2%, dan pada tahun 2011 Real Good mengalami penurunan lagi sebesar 0,3% menjadi 2,8%. Angka-angka tersebut jika dibandingkan dengan kompetitornya yaitu Indomilk sangat jauh di bawahnya, ToM Ad Awareness dan Top Of Mind Brand pada Indomilk meskipun mengalami penurunan yang sama seperti Real Good, angka yang diperoleh masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Real Good. Tingginya persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar industri susu cair segar di Indonesia membuat perusahaan harus mampu mengembangkan strategi pemasaran yang tepat untuk meraih konsumen sebanyak-banyaknya dan memperluas pangsa pasar produknya. Peran pemasaran menjadi sangat penting untuk mempengaruhi konsumen melakukan proses keputusan pembelian. Salah satu cara yang dilakukan untuk menarik konsumen agar melakukan proses keputusan pembelian adalah dengan cara melakukan variasi produk dan kemasan produk. Variasi produk Real Good melakukan strategi pembuatan variasi baru untuk meningkatkan penjualannya, variasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara berupa variasi ukuran, harga, penampilan, dan rasa (untuk minuman susu) yang merupakan komponen dari variasi produk yang dapat dijadikan pembeda, dalam melakukan variasi produk oleh produsen. Strategi-strategi yang dilakukan Real Good untuk memperbaiki proses keputusan pembelian disajikan pada Tabel 1.5 sebagai berikut:
Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
Tahun 2005 2007 2008
2009
2010 2011
TABEL 1.5 STRATEGI-STRATEGI REAL GOOD Program a. Japfa meluncurkan Produk susu cair dengan merek Real Good b. Menentukan value point “susu bantal” Real Good mengeluarkan variasi rasa baru strawberry dan cereal Melaksanakan kegiatan CSR dengan program Japfa4Kids di sekolah dasar dengan memberikan paket produk Japfa dan paket sekolah lainnya. a. Real Good mengeluarkan kemasan baru yang Affordable berbentuk Tetra Classic Aseptic b. Real Good melakukan re-positioning dari susu yang terjangkau menjadi susu yang berkualitas, dengan slogan: Real Good real fresh. a. Real Good mengeluarkan varian rasa baru yaitu orange dan blackcurrant a. Mengeluarkan varian rasa baru yaitu sweet cheese b. Mengeluarkan kemasan baru yaitu kemasan kotak dengan dua pilihan yaitu Real Good Aktivo dan Real Good Smartivo.
Sumber: Modifikasi dari berbagai sumber
Real Good dalam perkembangannya melakukan berbagai strategi perbaikan produknya dengan menambahkan varian rasa baru yaitu orange, black currant dan sweet cheese, selain itu juga Real Good melakukan strategi kemasan dengan bentuk pillow pack untuk rasa UHT Real Good Plain, UHT Real Good Cereal, UHT Real Good Cereal Coco, UHT Real Good Cereal Strawberry, UHT Real Good Vanilla, UHT Real Good Double Choco, UHT Real Good Sweet Cheese, kemasan kotak untuk jenis UHT Real Good Aktivo Coco, UHT Real Good Aktivo Strawberry, UHT Real Good Smarttivo Choco, UHT Real Good Smarttivo Cheese, dan kemasan Classic Aseptic untuk jenis UHT Real Good Fruity Orange, UHT Real Good Fruity Apple, UHT Real Good Fruity Black Currant. Strategi tersebut merupakan salah satu cara untuk menarik pelanggan melalui variasi rasa dan kemasan dengan ukuran volume isi kemasan yang
Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
bervariasi. Dengan strategi ini perusahaan mengharapkan dapat meningkatkan keputusan pembelian terhadap susu cair segar Real Good. Selain variasi produk banyak perusahaan yang memperhatikan kemasan suatu produk sebagai strategi lainnya, sebab mereka menganggap bahwa fungsi kemasan tidak hanya sebagai pembungkus tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Jika pihak produsen memperhatikan fungsi-fungsi tersebut maka kelancaran penjualan barang-barang dapat diharapkan. Salah satu aspek yang banyak diabaikan dalam kemasan adalah keindahan, padahal keindahan kemasan besar pengaruhnya terhadap keberhasilan penjualan, meskipun faktor biaya harus pula diperhatikan. Persaingan produk yang semakin ketat di pasar mengharuskan produsen untuk berpikir keras meningkatkan fungsi kemasan untuk dapat memberikan daya tarik kepada konsumen melalui aspek artistik, warna, grafis, bentuk, maupun desainnya. Kemasan pada susu cair harus mempertimbangkan faktor higienitasnya dan kemasan susu cair juga harus mudah dibuka. Dengan melakukan strategi kemasan diharapkan proses keputusan pembelian konsumen pada produk susu cair merek Real Good akan meningkat. Menurut Kotler dan Armstrong (2012:232), “Innovative packaging can give a company an advantage over competitors and boost sales”. Kemasan inovatif dapat memberikan kelebihan kepada perusahaan, dapat menyaingi pesaing dan menaikan penjualan. Kemasan secara umum harus memiliki unsur keamanan, kenyamanan, tulisan yang menarik, dan mengidentifikasi perusahaan. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat memberikan nilai tambah pada produknya, sehingga akan meningkatkan proses keputusan pembelian.
Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
Sedangkan kemasan yang tidak menarik dapat beresiko konsumen tidak menyukainya dan dianggap produk tersebut tidak berkualitas sehingga dapat menurunkan proses keputusan pembelian. Berikut disajikan dalam Tabel 1.6 faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli susu cair segar. TABEL 1.6 FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MEMBELI SUSU CAIR SEGAR MEREK REAL GOOD Jumlah No. Faktor Persentase Konsumen Harga 16,70% 5 1. Rasa 30% 9 2. Iklan 13,30% 4 3. 23,30% 7 4. Packaging Kualitas 16,70% 5 5. Jumlah 100,00% 30 Sumber : Pra penelitian 2011
Berdasarkan Tabel 1.6 menunjukan faktor rasa sebagai faktor tertinggi yang mempengaruhi konsumen dalam membeli susu cair merek Real Good dan packaging atau kemasan menduduki peringkat kedua merupakan hal yang paling dipertimbangkan konsumen dalam membeli produk tersebut. Oleh sebab itu, produsen Real Good dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merancang kemasan produknya dan lebih memperhatikan pemilihan varian rasa yang pas yang akan diberikan kepada konsumen, dimana hal tersebut dilakukan untuk menguatkan ingatan dan ketertarikan pelanggan pada produk susu cair Real Good untuk dapat bersaing dengan kompetitornya dan dapat meningkatkan proses keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. Segmen pasar susu cair Real good adalah anak-anak dan remaja. Menurut Abin syamsudin Makmun (2004:130), “Rentangan masa remaja berlangsung dari Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
10
sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun”. Penduduk Kecamatan Cangkuang ratarata memiliki anak dengan tingkatan usia termasuk ke dalam usia remaja yang memenuhi spesifikasi target pasar susu cair Real Good. Kecamatan Cangkuang Kab. Bandung memiliki Beberapa Minimarket. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, jumlah pembeli susu Real Good di Minimarket Kecamatan Cangkuang dari bulan Juli sampai September 2011 mengalami penurunan dan berada jauh di bawah susu cair merek lain. Dengan demikian, jumlah pembelian susu cair Real Good di minimarket Kecamatan Cangkuang masih tergolong rendah. Tabel 1.7 di bawah ini menyajikan data penjualan susu cair segar di Minimarket Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. TABEL 1.7 DATA PENJUALAN SUSU CAIR SEGAR DI MINIMARKET KECAMATAN CANGKUANG PERIODE JULI - SEPTEMBER 2011 Minimarket
Bulan
Merek Juli
Agustus
September
AlfaMart 1
131
147
125
SBMart
125
96
114
128
120
145
AlfaMart 2
104
116
119
Indomaret 2
138
128
108
626
607
611
AlfaMart 1
125
126
120
SBMart
133
112
136
108
129
114
AlfaMart 2
128
123
136
Indomaret 2
141
115
120
635
605
626
108
120
125
98
114
112
117
107
115
Indomaret 1
Real Good
Jumlah
Indomaret 1
Frisian Flag
Jumlah AlfaMart 1 SBMart Indomaret 1
Indomilk
Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
11
Minimarket
Bulan
Merek Juli
Agustus
September
AlfaMart 2
105
119
121
Indomaret 2
125
114
130
553
574
603
AlfaMart 1
184
162
198
SBMart
166
118
168
157
144
198
AlfaMart 2
196
172
159
Indomaret 2
176
154
178
879
750
901
Jumlah
Indomaret 1
Ultra
Jumlah Sumber : Pra penelitian 2011
Berdasarkan uraian permasalahan di atas menunjukan bahwa proses keputusan pembelian Real Good di minimarket yang terletak di Kecamatan Cangkuang Kab. Bandung dari bulan Juli sampai dengan September mengalami penurunan. Ini diperkuat dengan hasil pra penelitian yang dilakukan penulis pada tahun 2011 mengenai tanggapan responden mengenai susu cair segar yang paling diminati yang tersaji dalam Tabel 1.8. TABEL 1.8 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI SUSU CAIR SEGAR YANG PALING DIMINATI Jumlah No. Merek Persentase Konsumen Ultra 13 43,30% 1. 7 23,30% 2. Frisian Flag Indomilk 5 16,70% 3. Real Good 5 16,70% 4. 30 100,00% Jumlah Sumber : Pra penelitian 2011
Berdasarkan Tabel 1.8 mengenai susu cair segar yang paling diminati konsumen, menunjukan bahwa susu Ultra menjadi pilahan pertama konsumen dengan persentase sebesar 43,30%, sedangkan susu Real Good berada di urutan Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
12
terakhir dengan persentase 28%. Rendahnya tingkat pembelian susu cair Real Good di Kecamatan Cangkuang, mengindikasikan rendahnya proses keputusan pembelian pada susu cair Real Good, maka dapat diartikan bahwa proses keputusan pembelian mengalami permasalahan. Berdasarkan data permasalahan yang telah diuraikan maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang, “PENGARUH VARIASI PRODUK DAN
KEMASAN
PRODUK
TERHADAP
PROSES
KEPUTUSAN
PEMBELIAN (Survei Pada Konsumen Susu Cair Merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung)”. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, yang berkaitan dengan banyaknya produk susu cair yang ada pada saat ini, mengakibatkan menurunnya proses keputusan pembelian akan produk susu cair merek Real Good.
Berdasarkan
latar
belakang
masalah
dari
penelitian
ini
dapat
diidentifikasikan ke dalam tema sentral sebagai berikut. Persaingan pada kategori susu cair semakin hari semakin banyak dan beragam, persaingan pasar pada kategori tersebut sangat ketat di banding tahun-tahun sebelumnya. Ini diakibatkan karena kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi juga menjadi pendorong meningkatnya konsumsi produk-produk susu. Proses pembelian konsumen merupakan salah satu kriteria yang dapat dijadikan sebagai ukuran dalam menilai kondisi suatu produk di pasar. hal ini dikarenakan proses pembelian dapat memberikan gambaran umum pembelian nyata yang dilakukan oleh konsumen terhadap susu cair merek Real Good. Rendahnya pembelian yang dilakukan konsumen terhadap susu cair merek Real Good merupakan fenomena yang harus dicermati, sehingga Real Good harus melakukan strategistrategi seperti menambah variasi produk dan kemasan produk. Dengan demikian konsumen akan diuntungkan karena dapat membeli produk berkualitas dengan variasi yang beragam, kemasan Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
13
yang unik, harga yang terjangkau sehingga proses keputusan pembelian akan meningkat. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran variasi produk susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. 2. Bagaimana gambaran kemasan susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. 3. Bagaimana gambaran proses keputusan pembelian susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. 4. Seberapa besar pengaruh variasi produk terhadap proses keputusan pembelian susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. 5. Seberapa besar pengaruh kemasan terhadap proses keputusan pembelian susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan ruang lingkup masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran variasi produk susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. 2. Untuk mengetahui gambaran kemasan susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung.
Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
14
3. Untuk mengetahui gambaran proses keputusan pembelian susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. 4. Untuk mengetahui gambaran pengaruh variasi produk terhadap proses keputusan pembelian susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. 5. Untuk mengetahui gambaran pengaruh kemasan terhadap proses keputusan pembelian susu cair merek Real Good di Kecamatan Cangkuang Kabupaten Bandung. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan untuk berbagai pihak baik secara teoritis maupun secara praktis. 1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu manajemen khususnya pada bidang manajemen pemasaran, tentang variasi produk dan kemasan produk dan prilaku konsumen tentang proses keputusan pembelian. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para akademisi dalam pengembangan teori pemasaran. 2. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis yaitu untuk memberikan masukan kepada PT. Grandfields Indonesia selaku produsen susu cair merek Real Good untuk dijadikan pertimbangan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan variasi produk dan kemasan produk. Selain untuk perusahaan sebagai produsen susu cair Real Good juga penelitian ini
Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
15
juga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi retailer yang menjual susu cair Real Good. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai pengaruh variasi produk dan kemasan terhadap proses keputusan pembelian mengingat masih banyak yang belum terungkap dalam penelitian ini.
Asti Nurul Saeful, 2012 Pengaruh Variasi Produk dan Kemasan Terhadap Proses Keputusan Pembelian Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu