BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Persaingan
perusahaan
jasa
antar
perusahaan,
semakin
kuat
baik
(sumber:
perusahaan
manufaktur
maupun
http://digilib.it.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-10830-2599100022-Chapter1.pdf). Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Perusahaan juga dituntut sebisa mungkin untuk dapat meningkatkan proses produksi atau aktivitas perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Adapun berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk dapat bertahan dalam persaingan antar perusahaan, yaitu: 1. Meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Efisiensi biaya. 3. Dapat mengembangkan perusahaan. 4. Mampu menganalisis lingkungan agar dapat memperoleh informasi yang benar, lengkap, dan akurat. Dalam menghadapi persaingan ini, perusahaan juga dituntut untuk memiliki strategi-strategi yang baik dalam mengambil keputusan bagi perusahaan. Dari strategi-strategi tersebut nantinya akan terlihat apakah perusahaan tersebut layak untuk bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya atau tidak.
1 Universitas Kristen Maranatha
2
Bab I Pendahuluan
Agar perusahaan bisa unggul dalam persaingan yang sangat ketat dengan lingkungan yang selalu berubah, maka perusahaan perlu mengantisipasi, menanggapi, dan mengurangi atau mengeliminasi hal-hal yang menyebabkan ketidakekonomisan yang terjadi dalam perusahaan. Sebagian besar perusahaan akan berusaha untuk bisa bertahan, bahkan berkembang dalam bisnisnya sehingga yang menjadi andalan adalah keunggulan bersaing. Perusahaan pada umumnya mampu memperoleh keunggulan persaingan jika pangsa pasar yang dimiliki mampu memberikan kekuatan yang menonjol di atas kekuatan pesaing dan kemampuannya untuk mengembangkan citra produk perusahaan terhadap pelanggan. Untuk mencapai hal itu perusahaan akan menggunakan strategi bersaing. Selain perusahaan harus memiliki strategi yang baik dalam bersaing, salah satu hal yang penting untuk dilakukan perusahaan adalah menentukan pemasok (supplier) bagi perusahaannya. Hal tersebut sangat penting karena pemasok merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi banyak aktivitas internal suatu perusahaan dan dengan signifikan meningkatkan biaya pembelian (Hansen & Mowen, 2006) Terjemahan: Fitriasari dan Kwary.
Pemilihan
pemasok
merupakan alat untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Hal ini disebabkan kualitas barang yang berasal dari pemasok akan mempengaruhi ketepatan waktu, kenyamanan, keselamatan, harga, dan lain-lain. Pemasok adalah partner bagi perusahaan yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan perusahaan. Pemasok yang sehat akan mendorong proses perkembangan perusahaan. Tidak banyak pebisnis yang menyadari pentingnya menjaga
Universitas Kristen Maranatha
3
Bab I Pendahuluan
hubungan dengan pemasok mereka yang telah banyak membantu bisnisnya untuk tumbuh. Bagaimanapun juga, pemasok sangat strategis posisinya bagi sebuah bisnis. Tanpa mereka, maka bisnis tersebut harus memulai semua hal dari awal dengan modal yang sangat besar. Mengingat pentingnya pemasok bagi perusahaan sudah sewajarnya dalam pemilihan memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih luas.
Analisis value chain menghubungkan perusahaan dengan para pemasok dan para pelanggannya. Analisis value chain merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Analisis value chain merupakan salah satu alat analisis manajemen biaya yang dapat digunakan untuk memberikan informasi guna membuat keputusan strategis dalam menghadapi persaingan bisnis. Hubungan perusahaan dengan para pemasoknya akan memberi manfaat bagi perusahaan dalam hal peningkatan kualitas bahan baku, waktu pengantaran bahan baku lebih tepat, dan dapat menghemat biaya. Menjaga hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan pemasok merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat memberikan peluang untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, baik dalam hal pengurangan biaya maupun atau peningkatan kualitas. Seorang manajer harus dapat mengidentifikasi biaya apa saja yang akan dikeluarkan untuk para pemasoknya. Apabila seorang manajer tidak mampu mengidentifikasi dengan baik dan benar biaya pemasoknya, maka akan menimbulkan masalah bagi perusahaannya. Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat suatu sistem
Universitas Kristen Maranatha
4
Bab I Pendahuluan
yang dapat membantu manajer dalam mengidentifikasi biaya pemasoknya. Sistem ini disebut dengan sistem biaya berdasarkan aktivitas (Activity-Based Costing System). Activity-Based Costing System merupakan bagian daripada manajemen perubahan karena dapat disebut sebagai sistem yang dapat membantu usaha-usaha perbaikan yang dilakukan perusahaan secara berkesinambungan. Activity-Based
Costing
System
dapat
membantu
manajer
dalam
hal
mengidentifikasi peluang-peluang dalam memperbaiki nilai (value), dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok (supplier) dan konsumen (customer) dalam rantai nilai (value chain). Selain manajer mengidentifikasi biaya yang benar untuk pemasok, ia juga perlu untuk mengevaluasi para pemasok berdasarkan pada total biaya, bukan hanya pada harga pembelian saja. Activity-Based Costing System adalah kunci untuk mengusut biaya-biaya yang berhubungan dengan pembelian, mutu atau kualitas, keandalan, dan waktu pengantaran ke para pemasok. Mengusut supplier-driver costs ke para pemasok dapat memungkinkan perusahaan untuk memilih dengan benar para pemasok yang murah, dan yang dapat meningkatkan profitabilitas.
Berdasarkan
uraian-uraian
diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut sebagai studi akhir dalam penyusunan skripsi dengan judul “PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SEBAGAI
SUATU
STRATEGI
DALAM
MENENTUKAN
PEMASOK
(SUPPLIER) (STUDI KASUS PADA CV. TUNAS DWIPA)”.
Universitas Kristen Maranatha
5
Bab I Pendahuluan
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pembebanan biaya produksi pada perusahaan? 2. Bagaimana tahapan dalam melakukan Activity-Based Costing? 3. Sejauhmana peranan Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok? 4. Bagaimana penerapan Activity-Based Costing sebagai suatu strategi dalam menentukan pemasok (supplier)? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui penerapan pembebanan biaya produksi pada perusahaan. 2. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam Activity-Based Costing. 3. Untuk mengetahui sejauhmana Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok. 4. Untuk mengetahui penerapan metode Activity-Based Costing sebagai suatu strategi dalam menentukan pemasok (supplier) dalam suatu perusahaan.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Kristen Maranatha
6
Bab I Pendahuluan
1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat digunakan oleh perusahaan mengenai penerapan metode Activity-Based Costing dalam menentukan pemasok (supplier). Dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi usulan yang baik dalam perkembangan perusahaan yang diteliti di masa yang akan datang. 2. Bagi Penulis •
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
mengenai
penerapan
metode
Activity-Based
Costing
dalam
menentukan pemasok (supplier). •
Penulis juga dapat memperoleh kesempatan mempraktekkan akuntansi manajemen hingga penuls mendapat gambaran serta pengertian antara teori dengan yang dipraktekkan.
3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya mengenai perbandingan teori metode Activity-Based Costing dengan penerapannya secara nyata.
Universitas Kristen Maranatha
7
Bab I Pendahuluan
1.5
Rerangka Pemikiran CV. TUNAS DWIPA
Activity-Based-Costing Methode
Menerima Pemasok
Menolak Pemasok
Aplikasi
Gambar 1 Rerangka Pemikiran
Activity-Base-Costing Methode adalah suatu sistem akuntansi yang berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk dan jasa. Intinya adalah bagaimana mengalokasikan BOP (Biaya Overhead Pabrik) sesuai komponen harga pokok produksi kepada produk dengan adil dan tepat berdasarkan aktivitasnya. Aktivitas (activity) adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya, sedangkan pemicu biaya adalah faktor penyebab dari biaya yang dikeluarkan. Dalam Activity Base Costing, harus dilakukan penelitian aktivitas apa sajayang dilakukan untuk memproduksi suatu produk. Ketelitian penemuakn aktivitas akan menyebabkan ketelitian perhitungan harga pokok produk.
Universitas Kristen Maranatha
8
Bab I Pendahuluan
Pemilihan pemasok merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi suatu produk. Metode Analysis Base Costing merupakan suatu metode yang dapat membantu perusahaan untuk menentukan pemasok yang akan di pilih untuk melakukan produksi di perusahaannya. 1.6
Metodelogi Penelitian Metodelogi penelitian merupakan urutan dari langkah-langkah dan kerangka
berpikir yang dibuat untuk merumuskan, menganalisa dan memecahkan masalah yang di hadapi. 1.6.1
Metode Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan dalam mencari dan mengumpulkan data yang
berguna bagi perkembangan penelitian skripsi adalah sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan Dilakukan untuk memperoleh data-data teoritis yang menjadi dasar dari pembahasan dalam penyusunan penelitian ini yang berupa literatur-literatur maupun bentuk lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. 2. Survey Lapangan Dilakukan untuk memperoleh gambaran yang mendalam mengenai badan usaha dan permasalahan yang dihadapi badan usaha tersebut.
Universitas Kristen Maranatha
9
Bab I Pendahuluan
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam pembahasan permasalahan yang ada, dilakukan beberapa tehnik penelitian, yaitu : a. Wawancara Langsung Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pihak intern perusahaan. b. Dokumentasi Data-data yang dibutuhkan diperoleh dari dokumen-dokumen intern perusahaan. 3. Observasi Dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, yaitu proses produksi perusahaan.
Universitas Kristen Maranatha
10
Bab I Pendahuluan
1.6.2
Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskripktif kuantitatif.
Dari data-data yang dikumpulkan, maka langkah berikutnya yang harus di tempuh adalah pengolahan data. Adapun pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : -
Mengumpulkan data-data permintaan akan produk dan biaya produksinya, serta data mengenai pemasoknya untuk dilakukan pengolahan data dalam menentukan pemasok yang tepat dengan menggunakan activity-basedcosting.
-
Menganalisis aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses produksinya
-
Melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
Universitas Kristen Maranatha