BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Meningkatnya taraf hidup masyarakat terutama di kota besar membawa perubahan pada pola hidup individu. Perubahan pola hidup tersebut membawa pula pada perubahan pola penyakit yang ada, terutama pada penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup sesorang. Kondisi tersebut mengubah banyaknya kasus-kasus penyakit infeksi yang pada awalnya menempati urutan pertama, namun sekarang bergeser pada penyakit-penyakit degeneratif dan metabolik yang menempati urutan teratas (Ramadha, 2009). Status gizi pada kelompok dewasa di atas 18 tahun didominasi dengan masalah obesitas,walaupun masalah kurus juga masih cukup tinggi. Angka obesitas pada perempuan cenderunglebih tinggi dibanding laki-laki. Berdasarkan karakteristik masalah obesitas cenderung lebihtinggi pada penduduk yang tinggal di perkotaan, berpendidikan lebih tinggi dan pada kelompokstatus ekonomi yang tertinggi pula (Riskesdas ,2010) Prevalensi kurus, baik pada laki-laki maupun perempuan cenderung lebih tinggi padakelompok umur muda (20-24 tahun), dan kelompok umur tua (60 tahun keatas). Prevalensi obesitas cenderung mulai meningkat setelah usia 35 tahun, dankemudian menurun kembali setelah usia 60 tahun keatas, baik pada laki-laki maupun perempuan. Prevalensi obesitas lebih tinggi di daerah perkotaan dibanding daerah perdesaan,sebaliknya prevalensi kurus cenderung lebih tinggi di perdesaan dibanding perkotaan. Prevalensi obesitas cenderung lebih tinggi pada kelompok penduduk dewasa yangjuga berpendidikan lebih tinggi, dan
3
bekerja sebagai PNS/TNI/Polri/Pegawai. Semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga per kapita cenderung semakin tinggi prevalensi obesitas (Riskesdas, 2010). Prevalensi penyakit degeneratif saat ini semakin meningkat dari tahun ketahun. Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah, prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas di Indonesia adalah sebesar 31,7%, prevalensi stroke di Indonesia sebesar 8,3%, prevalensi penyakit jantung di Indnesia adalah 7,2% dan prevalensi DM di Indonesia adalah 1,1%. Prevalesnsi penyakit degeneratif tampak meningkat sesuai peningkatan umur responden (Riskesdas, 2007). Zahra (2012) memaparkan bahwa pola makan karyawan di sebuah perusahaan busana lebih banyak mengkonsumsi makanan tinggi energi protein. Aktivitas fisik karyawan pun masih jarang melakukan aktivitas gerak yang membakar energi seperti olahraga dan rata-rata status gizi karyawan yaitu termasuk normal dan gemuk. Syarief (1997) menyebutkan bahwa pada usia dewasa, faktor gizi berperan untuk meningkatkan ketahanan fisik dan produktivitas kerja. Dan selanjutnya disebutkan bahwa tanpa mengabaikan arti penting dari faktor lain, gizi merupakan faktor kualitas SDM yang pokok, karena unsur gizi tidak hanya sekedar mempengaruhi derajat kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi juga menentukan kualitas daya pikir atau kecerdasan intelektual yang sangat esensial bagi kehidupan manusia. Dengan status gizi yang rendah akan sulit untuk hidup secara sehat, aktif, dan produktif yang secara berkelanjutan, serta akan menyebabkan manusia menjadi lemas kurang energi. Kekurangan energi pada tenaga kerja akan menyebabkan turunnya kekuatan otot (muscular strength) dan ketetapan gerak otot yang menjadikan kerja tidak efisien. Dari hasil penelitian
4
terbukti jika seorang dewasa wanita dengan kandungan energi dari makannya sebanyak 1800 kal setiap hari seharusnya 2200 kal, ia akan kehilangan kekuatan ototnya sebesar 30% dan efisiensi kerjanya turun 11%. Upaya paling baik untuk mengurangi kasus penyakit degeneratif adalah melalui upaya pencegahan. Pencegahan yang paling baik adalah dengan merubah faktor risiko utama penyebab penyakit degeneratif, yaitu dengan memperbaiki pola makan dan meningkatkan aktivitas fisik. Faktor risiko ini meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup seperti kebiasaan makan masyarakat kearah konsumsi makanan tinggi lemak dan gula dan jenis pekerjaan yang tidak banyak mengeluarkan tenaga. (Depkes, 2010). Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai salah satu universitas terkemuka di Indonesia tentu memiliki banyak karyawan tetap yang derajat kesehatannya harus ditingkatkan dan dipelihara. Berbagai upaya
dilakukan
instansi agar pekerjanya dapat bekerja dengan nyaman dan optimal sehingga diadakan salah satu program yang dapat menunjang kesehatan para karyawan yaitu dengan memberikan program kesehatan berupa pemeriksaan, pengobatan, dan perawatan di rumah sakit melalui Gadjah Mada Medical Health Center (GMC- Health Center). Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap, urine lengkap, glukosa darah puasa, kolesterol total, trigliserida, HDL, LD, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, asam urat, elektrokardiografi, dan pemeriksaan fisik oleh dokter. Status gizi pada pegawai negeri dapat tergolong dalam obesitas karena berubahnya pola hidup yang kurang sehat antara lain pola konsumsi yang tidak seimbang dan berkurangnya aktivitas fisik. Pada pegawai negeri yang memiliki status gizi normal atau non obese maka kesehatan dan kebugaran fisik akan
5
baik, ini akan membuat produktifitas kerja optimal.Sebaliknya pada pegawai yang mengalami obesitas akibat timbunan lemak didalam tubuh menyebabkan kebugaran fisik menurun. Sementara itu pada pegawai negeri kebugaran fisik merupan hal yang terpenting untuk menunjang produktifitas kerja sehingga tercipta kinerja yang baik. Penelitian dilakukan di GMC Health Center karena belum ada penelitian sebelumnya mengenai obesitas yang dilakukan di GMC Health Center. Dari paparan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap obesitas pegawai, agar kedepannya peneliti dapat memberikan kontribusi terhadap permasalahan yang sedang dialami oleh pegawai terkait dengan kesehatan mereka. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Apakah ada hubungan antara asupan energi dengan obesitaspegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMCHealth Center?
2.
Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitaspegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center?
3.
Apakah ada hubungan antara faktor keturunan dengan obesitas pegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center?
6
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk, antara lain: Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui asupan energi pegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center 2. Untuk mengetahui aktivitas fisik pegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center 3. Untuk mengetahui faktor keturunan pegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center 4. Untuk mengetahui kejadian obesitas pegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center 5. Untuk mengetahui hubungan antara asupan energi dengan obesitas pegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center 6. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center. 7. Untuk
mengetahui
hubungan
antara
faktor
keturunan
dengan
obesitaspegawai negeri UGM yang melakukan medical check up di GMC Health Center.
7
D.Manfaat Penelitian 1.
Bagi peneliti manfaatnya adalah untuk menambah wawasan mengenai hubungan antara aktivitas fisik, asupan makan dan faktor keturunan dengan obesitas pegawai negeri UGM di GMC Health Center
2.
Bagi Institusi yaitu memberikan informasi tentang kejadian obesitas pegawai negeri
UGM. Penelitian ini juga berisi informasi tentang
kebiasaan pola konsumsi makanan dan aktivitas yang dilakukan oleh pegawai negeri UGM. 3.
Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Bagi peneliti lain dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lanjut lainnya.
E. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai status gizi dari pekerja atau pegawai telah banyak dilakukan di Indonesia, antara lain oleh Nadimin (2011) dengan judul pola makan, aktivitas fisik dan status gizi pegawai Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Penelitian ini berbeda dalam hal : (a) lokasi penelitian yang dilakukan di provinsi Sulawesi Selatan kota Makassar, sedangkan penelitian ini di kota Yogyakarta, (b) variabel bebas berupa pola makan, aktivitas fisik dan status gizi pegawai sedangkan dalam penelitian ini variabel bebas adalah asupan energi, aktivitas fisik, dan faktor keturunan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Anisa Rosyida yang dilakukan pada tahun 2010, dengan penelitian berjudul “Tingkat Konsumsi Energi Dan Zat Besi (Fe), Status Gizi Dan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bagian Produksi Pt Air
8
Mancur Palur, Karanganyar”. Perbedaan dengan penelitian ini : (a) lokasi penelitian dilakukan di Karanganyar sedangkan penelitian ini di kota Yogyakarta, (b) variabel bebas meliputi tingkat konsumsi konsumsi energi dan zat besi, status gizi, dan produktivitas kerja karyawan sedangkan penelitian ini variabel bebas asupan energi, aktivitas fisik, dan faktor keturunan. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Zahra pada tahun 2012 dengan judul “Gambaran Pola Makan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi Pada Karyawan UD Alfa Star Busana dan PLS Ervina medan” perbedaan dengan penelitian ini : (a) lokasi penelitian dilakukan di Medan sedangkan penelitian ini di kota Yogyakarta, (b) metode penelitiannya bersifat deskriptif dengan desain cross sectional. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Fertica (2007) dengan judul “Hubungan Masa Kerja dengan Obesitas Pada Pegawai Kepolisian Daerah Lampung ”. perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian yang dilakukan di Lampung sedangkan penelitian ini di kota Yogyakarta dan variable masa kerja yang dihubungkan dengan variable obesitas sentral.
9