BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Kehidupan manusia, mulai dalam kandungan sampai mati, tampaklah manusia
itu akan mengalami suatu proses yang sama, yaitu semuanya adalah selalu dalam perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan pada akhirnya perubahan itu kearah kemunduran yang ditutup dengan kematian (Manuaba, 1998). Perubahan itu wajar, namun tidak banyak orang yang menyadarinya, bahkan kadang ada orang yang seolah olah bertahan pada suatu tingkat perubahan itu, terutama mereka yang akan atau sedang mengalami masa kemunduran, dimana segala kesempurnaan telah berakhir, baik dari segi biologis-jasmaniah, maupun mental rohaniah. Perubahan yang menonjol dan sangat dirasakan adalah dari segi jasmaniah. Pertumbuhan terjadi sejak dalam kandungan, anak dan remaja, kemudian menjadi
sempurna
pada
usia dewasa.
Setelah
itu
secara perlahan-lahan
kesempurnaan fisik, kekuatan, dan fungsi-fungsi organ tubuh sedikit demi sedikit mulai berkurang (Northrup, 2006). Sesungguhnya perubahan jasmani itu tidak hanya terjadi pada tubuh bagian luar saja, akan tetapi terjadi juga pada alat-alat dan berbagai kelenjar dari dalam, yang mengakibatkan berbagai alat yang tak sanggup lagi menjalankan fungsinya. Wanita menyadari bahwa soal penampilan atau kecantikan adalah hal yang sangat penting untuk kesuksesan pergaulan maupun pekerjaan. Maka dari itu wanita sering merasa takut dan khawatir memikirkan keriput-keriput yang bakal timbul, ngeri
Universitas Sumatera Utara
untuk memakai kacamata baca karena hal itu menunjukkan ketuaannya. Pengakuan penerimaan dan penyesuaian diri terhadap keadaan tua ini biasa menimbulkan berbagai masalah pada wanita (Diputra, 2006). Salah satu ketuaan yang ditakuti para wanita adalah menopause. Sebagian besar wanita menganggap bahwa menopause adalah suatu yang mengkhawatirkan dan menakutkan, meskipun hal tersebut merupakan hal yang alami. Hal ini berarti bahwa dalam perkembangannya wanita tidak mungkin lepas dari menopause karena menopause merupakan peristiwa yang pasti akan dialami oleh setiap wanita dan tidak bisa ditolak. Dimana akan memunculkan perubahan-perubahan fisik yang menyebabkan permasalahan psikologis. Perubahan fisik tersebut antara lain hambatan fungsi ingatan, mudah marah, cemas, dan mudah tersinggung (Siswono, 2004). Pandangan seseorang mengenai menopause sangat mempengaruhi perubahan psikologis pada masa menopause. Pandangan ini dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu serta faktor yang berasal dari luar diri individu serta faktor yang berasal dari lingkungan sosial. Pada masyarakat yang mengagungkan kemudaan dan kecantikan, menopause bisa dipersepsikan sebagai ancaman. Selain itu mitos yang timbul di masyarakat dan stereotip negatif tentang menopause dapat menimbulkan kecemasan, sedangkan wanita yang memahami tentang menopause dapat berfikir secara wajar karena menopause merupakan peristiwa alami yang dialami oleh wanita (Yatim, 2001). Sekitar 40 – 85 % dari semua wanita dalam usia klimaterik mempunyai keluhan, baik keluhan fisik maupun psikologis (Manuaba, 2001). Beberapa wanita
Universitas Sumatera Utara
mengalami hal ini sebagai masa transisi yang mulus dengan sedikit ketidaknyamanan fisik. Sedangkan beberapa wanita lain mengalami banyak gejala yang tidak nyaman atau reaksi fisik negatif ( Nirmala, 2003). Gangguan kecemasan dapat terjadi pada setiap orang di segala umur. Wanita lebih sering mendapat gangguan cemas dan stres dari pada pria. Keadaan ini disebabkan wanita cenderung lebih merasakan kecemasan dan stres dalam menghadapi permasalahan yang menimpa dirinya. Ini dilihat dari pada pria, misalnya pada saat menstruasi, saat mengandung, melahirkan, menopause, dan menghadapi masalah-masalah anak dan suami (Handayani, 2008). Dengan munculnya perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita menopause inilah individu harus berusaha untuk tetap berfikir positif. Sudah menjadi kodrat alam bahwa dengan bertambahnya usia seseorang akan menimbulkan berbagai perubahan mental. Perubahan dalam kehidupan ini dapat mengganggu kestabilan emosi (Purwanto, 2007). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Robertson dalam Christiani, (2000) di Menopause Clinic Australia, dari 300 pasien usia menopause terdapat 31,3% pasien mengalami depresi dan kecemasan. Sedangkan menurut Glasier (2006) wanita Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4 % dari populasi. Jumlah tersebut diperkirakan menjadi 11% pada 2005, kemudian naik lagi sebesar 14 % pada 2015. Sedangkan yang mengalami perubahan psikologis meliputi mudah tersinggung, terasa takut, gelisah, lekas marah sebanyak 90%, gangguan tidur 50%, depresi 70%.
Universitas Sumatera Utara
Menurut hasil penelitian Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Sumatera Utara dalam Hardians (2005), keluhan masalah kesehatan yang di hadapi oleh perempuan menopause yaitu perubahan fisik seperti : keluhan nyeri senggama (93,33%), perdarahan pasca senggama 84,44%, vagina kering 93,33%, dan keputihan 75,55%, gatal pada vagina 88,88%, perasaan panas pada vagina 84,44%, nyeri berkemih 77,77%, inkontenensia urin 68,88%. Menurut hasil penelitian Wilujeng (2008) tentang perubahan fisik dan psikologis ibu pada masa menopause di Medan Johor data yang diperoleh dari perubahan fisik 107 orang responden yang memiliki gejala tingkat sedang yang timbul pada ibu dengan keluhan kulit keriput 52,3% dan bertambah berat badan 50,5%. Sedangkan yang mengalami perubahan psikologis wanita menopause di Kelurahan Medan Johor sebanyak 71,0%, dan gangguan yang timbul dengan keluhan cepat marah 35,5%, mudah tersinggung 37,4%. Wanita yang sudah memahami tentang menopause serta dapat menerima halhal yang berhubungan dengan menopause secara wajar, mereka akan menerapkan hidup sehat dengan tidak mencemaskan datangnya menopause karena menopause adalah hal yang alami yang akan dialami oleh wanita (Depkes RI, 2007). Tetapi berbeda dengan wanita yang belum mengerti tentang informasi yang didapat kurang mengenai menopause, individu akan menganggap menopause sebagai suatu yang harus ditutupi atau dihindari. Wanita yang takut akan datangnya menopause dan memandang menopause sebagai suatu ancaman mereka akan menutupinya dengan mengikuti mode untuk menutupi perubahan-perubahan pada
Universitas Sumatera Utara
dirinya. Seperti dandanan yang mencolok, model pakaian yang seperti anak muda karena tidak mau dikatakan tua (Reitz, 1993). Masa menopause sudah dimulai pada umur 45-50 tahun dan pada usia 40 tahun merupakan awal dari proses perubahan ke arah menopause. Dari data yang diperoleh di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar terdapat wanita antara usia 40-50 tahun sebesar 514 orang. Dari 52 orang pasien wanita yang berkunjung ke Puskesmas Sigumpar tahun 2009, sebanyak 50% diantaranya kurang mengetahui tentang menopause sedangkan 10% menyatakan sikap takut dalam menghadapi menopause dan ada 5% orang pasien yang mengalami depresi berat karena kecemasannya. Hal ini disebabkan belum mengertinya serta kurangnya informasi tentang menopause, dan akan menganggap bahwa menopause merupakan sebagai sesuatu yang harus ditutupi atau dihindari, dan merupakan ancaman serta hal yang sangat menakutkan. Berdasarkan uraian di atas dilakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Sikap Wanita usia 40-50 tahun terhadap Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Sigumar Kabupaten Toba Samosir Pada Tahun 2010.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan permasalahan dalam
penelitian ini yaitu: ”Bagaimana pengetahuan dan sikap wanita usia 40-50 tahun terhadap menopause di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Tahun 2010”.
Universitas Sumatera Utara
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap wanita usia 40-50 tahun tentang menopause di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2010. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia 40-50 tahun tentang menopause di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2010. 2. Untuk mengetahui gambaran sikap wanita usia 40-50 tentang menopause di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir pada tahun 2010.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir tentang kesehatan reproduksi khususnya menopause yang dapat dijadikan evaluasi dan pengambilan kebijakan di Dinas Kesehatan Kabupaten untuk peningkatan pengetahuan wanita tentang menopause. 2. Sebagai bahan masukan kepada pihak puskesmas sehingga dapat melakukan konseling atau berupa penyuluhan tentang menopause dengan tujuan peningkatan pengetahuan wanita tentang menopause.
Universitas Sumatera Utara