BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masa muda adalah suatu fase dalam siklus kehidupan manusia yang berproses kearah perkembangan dan perubahan yang bersifat tradisional kebentuk-bentuk atau fase-fase berikutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Koentjaraningrat (1997:120) yang menyebutnya sebagai “daur hidup” yang memiliki makna sebagai beberapa bentuk kehidupan yang akan dilalui oleh setiap individu. Contohnya masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, masa puber, masa sesudah menikah, masa kehamilan, masa lanjut usia dan lain-lain. Sebagaimana dikatakan oleh Taufik Abdullah (1974) bahwa kehadiran generasi muda bukan semata-mata gejala demografis, tetapi juga gejala sosiologis dan histories yang memandang generasi muda tidak hanya mengisi sebuah episode generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat, tetapi merupakan subjek potensial bagi sebuah perubahan pada komunitas itu sendiri. Kabupaten Simalungun merupakan berpenduduk heterogen, memiliki sifat pluralisme entitas masyarakatnya dan memiliki sejumlah organisasi kepemudaan yang berada secara formal memiliki legalitas keberadaannya. Salah satu diantaranya adalah Organisasi Pemuda Pancasila (PP). Persepsi masyarakat sangat ditentukan oleh motif, sistem nilai, pengalaman dan kemampuan berpikir sehingga Organisasi Kepemudaan (OKP) sangat penting eksistensinya. Besarnya tingkat antusias masyarakat menerima keberadaan generasi muda dilatar belakangi oleh masalah beberapa hal yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Peranan pemuda mempunyai makna dan nilai-nilai yang strategis serta signifikan dalam menentukan masa depan bangsa. 2. Pemuda merupakan prototipe ideal sebagai generasi penerus karena mempunyai semangat, keteguhan cita-cita, ketegasan sikap, visi yang konsisten dan jelas. 3. Eksistensi pemuda selalu menjadi simbol progresifitas, pelopor dan penentu arah dinamika suatu bangsa. Perbedaan antara kedua tipologi pemuda dan masyarakat adalah pergeseran dari homogenitas masyarakat rural yang tradisional kepada masyarakat urban perkotaan yang cenderung floral. Keberadaan para pemuda pada bentuk masyarakat kota yang modern umumnya memilki jumlah yang sangat banyak dan memiliki sifat eksklusifitas antara yang satu dengan yang lainnya. Para pemuda yang terorganisir pada bentuk masyarakat perkotaan inilah yang dikenal sebagai gerakan-gerakan pemuda, himpunan pemuda, kesatuan muda-mudi dan lain-lain yang istilah populernya adalah Organisasi Kepemudaan (OKP). Sebagai bagian dari masyarakat, generasi muda merupakan sebuah entitas yang tentunya terkontruksi dari kebudayaan masyarakat. Bentuk kontruksi ini merupakan pemahaman yang dibangun secara ideologis kolektif yang kemudian mengacu kepada praktek sosiologis para pemuda, kontruksi yang dibangun
ini didasarkan atas
kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat berdasarkan tipologi masyarakat itu sendiri. Pada bentuk masyarakat tradisional (peseant) umumnya gerakan-gerakan para pemuda terorganisir dalam bentuk yang implisit. Pada bentuk masyarakat yang lebih maju (modern), pergerakan dan keberadaan para pemuda berada dalam bentuk yang eksplisit di mana pada bentuk masyarakat ini
Universitas Sumatera Utara
para pemuda terorganisir kedalam lembaga-lembaga atau badan-badan kepemudaan yang sifatnya formal dan dilegitimasi oleh pemerintah. Formalitas dan legalitas ini terlihat dengan adanya penggunaan atribut, simbol-simbol, otoritasi wilayah, struktur keanggotaan dan lain-lain. Sebagai salah satu bentuk organisasi yang terdapat di Kabupaten Simalungun yang berkarakter masyarakat perkotaan, tentunya eksistensi Organisasi Pemuda Pancasila sebagai organisasi Kepemudaan tidak terlepas dengan bentuk interaksinya dengan masyarakat. Bentuk interaksi disini dapat diterjemahkan sebagai bentukbentuk hubungan yang muncul antara Organisasi Pemuda Pancasila sebagai sebuah organisasi dengan ekslusifitas komunalnya dengan masyarakat yang notabenenya adalah kesatuan kebudayaan dari teritorial
Kabupaten Simalungun secara
keseluruhan. Merupakan sebentuk gejala atau fenomena sosial yang cukup menarik untuk dapat diterjemahkan secara Antropologis, karena tidak dapat dipungkiri bahwa variasi kuantitas Organisasi Kepemudaan (OKP) yang terdapat didalam struktur masyarakat Simalungun tentunya saling mempengaruhi sebagai bentuk keseluruhan yang disebut seorang Ahli Antropolog Levi Strauss yang mengatakan “….a whole structure” yang mengacu kepada teori struktural fungsional mengenai keberadaan dan keterkaitan setiap aspek yang ada pada suatu Masyarakat. Dilihat dari aspek generasi, maka pembinaan dan pengembangan pemuda menjadi lebih penting, karena pemuda merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa untuk mengisi kemerdekaan dan menjalankan pembangunan nasional. Salah satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda yaitu
Universitas Sumatera Utara
melalui Organisasi Pemuda. Seiring dengan perkembangan jaman Organisasi Pemuda juga mengalami perkembangan, hal ini dapat dilihat dengan berdirinya organisasiorganisasi pemuda khususnya yang ada di Kabupaten Simalungun, seperti: Organisasi pemuda pancasila (PP), Organisasi Ikatan Pemuda Karya (IPK), Organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Organisasi Remaja Mesjid, Organisasi Karang Taruna dan lain-lain. Pada dasarnya keberadaan organisasi-organisasi pemuda tersebut dimaksudkan untuk menjadi wadah penempatan diri para pemuda dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya ditengah-tengah masyarakat dan juga sebagai wadah komunikasi dan pemersatu generasi muda, namun dalam beberapa hal mereka kadang-kadang mengabaikan tugas dan kewajibannya. Organisasi Pemuda itu jarang digunakan sebagai wadah penempaan diri dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya di tengah-tengah masyarakat dan juga tidak digunakan sebagai wadah pembinaan dan pengembangan pemuda. Tetapi organisasi pemuda itu seolah-olah digunakan sebagai wadah untuk memamerkan kekuatan. Sehingga antara organisasi pemuda yang satu dengan organisasi pemuda yang lain seolah-olah tidak menyatu, tetapi mereka saling bersaing. Hal ini terjadi karena emosi pemuda-pemuda ini masih kurang stabil masih mudah terombang-ambing dan mungkin juga akibat pengaruh modernisasi sehingga mereka mau melakukan hal-hal yang mencemaskan keluarga dan masyarakat yang terjadinya perkelahian antar organisasi pemuda yang satu dengan organisasi pemuda yang lainnya yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Hal inilah yang terjadi di Kabupaten Simalungun sehingga penulis tertarik mengadakan penelitian dengan
Universitas Sumatera Utara
judul ”Persepsi Masyarakat Terhadap Organisasi Sosial Kepemudaan (OKP)” (Studi Deskriptif Organisasi pada Majelis Pimpinan Cabang Organisasi Pemuda Pancasila di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun).
B. Perumusan Masalah Perumusan Masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (1992 : 7) yang mengatakan agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga penulis merumuskan masalah dengan jelas. Berdasarkan defenisi di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengkaji bagaimana keberadaan organisasi kepemudaan Pemuda Pancasila (PP) di Kabupaten Simalungun hal ini tentunya hubungan kondisi yang tercipta antara Organisasi Pemuda Pancasila dengan masyarakat Kabupaten Simalungun. 2. Bagaimana dampak dari Organisasi Pemuda Pancasila di Simalungun itu sendiri terhadap lingkungan didalam (Internal) organisasi sesama Anggota Pemuda Pancasila dan diluar (Eksternal) organisasi lainnya yaitu Masyarakat. 3. Bagaimana Latar Belakang sejarah berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun dan aspek apa saja yang dimiliki organisasi tersebut.
C. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Jl. Rangkuti S, No.7 Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilakukan pada Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Organisasi Pemuda Pancasila Kabupaten Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting karena setiap penelitian yang dilakukan haruslah mempunyai tujuan tertentu. Menurut Arikunto (1996:52) : ”Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peranan Organisasi Pemuda khususnya Organisasi Pemuda Pancasila terhadap masyarakat di Kabupaten Simalungun. 2. Latar belakang dan juga sejarah berdirinya Organisasi Pemuda Pancasila, visi dan misi, ideologi, atribut dan lain-lain. 3. Penelitian nantinya dapat melihat dan membandingkan bagaimana hubungan yang tercipta antara Organisasi Pemuda Pancasila dengan masyarakat Simalungun dan bagaimana bentuk hubungan tersebut dalam konteks Sosial dan Politik. 2. Manfaat Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan memiliki manfaat yang hendak dicapai agar hasil dari penelitian dapat memberikan sumbangsih bagi pembaca nantinya. Manfaat penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan kepada para pemuda agar dapat menggunakan Organisasi Pemuda tersebut sebagai wadah penempaan diri dalam persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya di masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2. Dapat memperkaya referensi atau wawasan tentang pembahasan menegenai Organisasi Kepemudaan yang ditinjau dari sudut pandang Antropologisnya. 3. Bermanfaat sebagai acuan untuk menciptakan Organisasi Kepemudaan yang benar-benar positif, intelektual, bermartabat dan berguna bagi bangsa dan negara karena sering di temukan berbagai gejala/stigma perorangan juga kelompok yang memberikan
dampak
kesan
negatif
terhadap
bentuk-bentuk
Organisasi
Kepemudaan khususnya Organisasi Pemuda Pancasila.
E. Landasan Teoritis Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami seseorang dalam memahami informasi tentang dunia atau lingkungan melalui penglihatan, perasaan, penghayatan dan lain-lain. Persepsi seseorang itu berbeda-beda karena, sebagai makhluk individu setiap manusia memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan tingkat pengetahuan dan pemahamannya. Bertambah tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap objek yang dipersepsikan maka semakin baik bentuk persepsi orang tersebut terhadap objek. Untuk lebih jelas dibawah ini terdapat beberapa pengertian persepsi yang dikemukakan oleh para ahli yaitu : 1. Soemanto menyatakan bahwa persepsi merupakan bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Defenisi ini menekankan bahwa persepsi merupakan hasil yang ditangkap dari mengamati suatu objek apa yang dituju. 2. Sondang P Siagian menyatakan persepsi adalah apa yang ingin dilihat oleh seseorang itu belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
3. William James menyatakan persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh panca indera serta sebagian lainnya diperoleh dari pengolahan ingatan dan diolah kembali berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu : 1. Diri orang yang bersangkutan. Apabila seseorang melihat dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya, ia dipengaruhi oleh karakteristik yang berpengaruh pada sikap, motif, kepentingan, minat dan pengalaman. 2. Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa sifat-sifat itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi orang yang melihatnya. 3. Faktor situasi. Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi timbul perlu pula mendapat perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam penumbuhan persepsi seseorang. Selain itu terdapat juga macam bentuk-bentuk persepsi yaitu : Persepsi masa lampau yang disebut sebagai persepsi (tanggapan) ingatan. Persepsi masa sekarang disebut juga sebagai persepsi (tanggapan) imaginatif. Persepsi masa mendatang disebut juga sebagai persepsi (tanggapan) antisipatif. Sehingga ditarik kesimpulan defenisi persepsi (Tanggapan) merupakan hasil hubungan antar manusia dengan lingkungan dan kemudian di proses dalam alam kesadaran (kognisi) yang dipengaruhi memori tentang pengalaman masa lampau,
Universitas Sumatera Utara
minat, sikap, intelegasi. Dimana, hasil penilaian terhadap apa yang diinderakan akan mempengaruhi tingkah laku. Menurut Thoha (1994:138), Persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungan dan budayanya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaan. Mahmud (1990:41) mengatakan bahwa persepsi merupakan menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak. Rakhmat (1991:51) mendefenisikan persepsi sebagai pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan
informasi
dan
menafsirkan pesan sehingga persepsi memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Masyarakat adalah kumpulan dari individu yang hidup dan tinggal bersama dalam suatu wilayah tertentu dimana setiap individu menyadari bahwa mereka adalah suatu kesatuan dan memeliki norma-norma, aturan tertentu yang telah disepakati bersama dan kebudayannya tersendiri. Bila dikombinasikan antara persepsi dan masyarakat maka, penulis memberikan defenisi bahwa persepsi masyarakat adalah sebuah proses dimana kelompok individu yang hidup dan tinggal bersama dalam wilayah tertentu memberikan tanggapan terhadap hal-hal objek tertentu yang dianggap menarik dari lingkungan tempat tinggal. Menurut Effendi, ada sebuah teori tentang persepsi yang sering disebut teori ”SO-R”. Teori ini adalah singkatan dari stimulus-organism-response dan bila disesuaikan antara teori ini dengan penelitian yang penulis lakukan maka, ada tiga elemen penting dalam penelitian yakni :
Universitas Sumatera Utara
1. Stimulus
: yaitu bagaimana persepsi/tanggapan masyarakat terhadap Organisasi Kepemudaan (OKP) khususnya Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun.
2. Organism
: yaitu masyarakat yang berada di Kabupaten Simalungun.
3. Response
: bagaimana persepsi (tanggapan) masyarakat terhadap kinerja Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun.
Istilah organisasi berasal dari bahasa Yunani yang artinya ”Organon” yang berarti ”alat” (Supardi dan Anwar, 2002). Dalam mendefenisikan organisasi terdapat bermacam pendapat para ahli-ahli yang satu sama lain berbeda pendapat dari sudut pandang yaitu : 1. Organisasi berasal dari perkataan ”Organsime” yang artinya suatu struktur dengan bagian yang demikian di integrasikan hingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan. Jadi, organisasi terdiri dari dua bagian yang paling pokok yakni bagian-bagian dan hubungan-hubungan (G.R Terrys, 2004). 2. Organisasi merupakan suatu sistem kegiatan kerja sama dari dua orang atau lebih atau sesuatu yang tidak terwujud dan tidak bersifat perorangan sebagian besar mengenai hal hubungan sosial (Chesster Bernard, 2004). 3. Organisasi sosial merupakan sebuah proses penggabungan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh orang-orang atau kelompok dengan kekuasaan yang diperlukan untuk sebuah pelaksanaan sehingga kewajiban yang dilaksanakan dapat memberikan saluran atau masukan-masukan yang terbaik bagi penyelenggaraan
Universitas Sumatera Utara
usaha yang efisien, teratur, positif dan terkoordinir (John Priffinerr dan Owen Lane, 2004). Untuk mendapatkan pengertian yang jelas tentang persepsi masyarakat, kita dapat berpodaman kepada batasan-batasan yang dikemukakan oleh para ahli yaitu: C.S.T. Kansil (1986:30) memberikan defenisi: ”Persatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama itu disebut masyarakat”. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad Ali (1989:244) yang mengemukakan :”Masyarakat adalah pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan yang tertentu”. Jadi dengan demikian, masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih yang hidup bersama dan yang saling mempengaruhi akibat dari timbulnya berbagai hubungan atau pertalian dalam hidupnya. Masyarakat dapat dilihat sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi dan saling menyatu karena ikatan tertentu. Ikatan ini merupakan pola tingkah laku yang khas mengenai semua faktor kehidupannya dalam batas kesatuan itu. Pola itu bersifat mantap dan secara terus-menerus, sehingga dilihat sebagai adat istiadat diri mereka sebagai kesatuan. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli D. A. Wila hury (1986:42) yang mengatakan: ”Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan berinteraksi dalam waktu yang lama berdasarkan pola yang khas yang dipandang sebagai adat istiadat yang bersifat kontiniu”. Hal ini juga didukung oleh pendapat Koentjaraningrat Ahli Antropologi (1996:122) yang menyatakan bahwa ”Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama”.
Universitas Sumatera Utara
Dari defenisi tersebut diketahui bahwa dalam hidup bermasyarakat terdapat hubungan yang saling mempengaruhi dan langsung secara terus-menerus dalam pergaulan hidupnya dimana anggotanya terasa terikat oleh suatu rasa kebersamaan diantara anggota masyarakat disebabkan adanya hasrat-hasrat yang mereka miliki. Hasrat-hasrat kemasyarakatan tersebut antara lain adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan untuk membela diri, keinginan untuk mengadakan keturunan, keinginan untuk bergaul, keinginan untuk berjuang dan sebagainya. Adapun keinginan masyarakat untuk bergaul itu adalah merupakan hasrat masyarakat untuk bergabung dengan orang-orang tertentu. Dari berbagai pendapat yang sudah diuraikan diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa defenisi dari masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi dan terikat oleh adat istiadat bersama. a. Pengertian Organisasi. Pada dasarnya atau sesuai dengan kodratnya, manusia adalah makhluk sosial bermasyarakat, sehingga pada dasarnya pula manusia itu tidak bisa hidup wajar dengan menyendiri. Hampir sebagian besar tujuan manusia akan terpenuhi apabila manusia itu berhubungan dengan manusia atau orang lain. Hal ini terutama kali disebabkan karena adanya kerterbatasan sifat kodrati manusia itu sendiri serta adanya pembatasan yang dihadapi manusia didunia ini dalam mencapai tujuannya. Dalam usahanya untuk bermasyarakat itu, maka orang pergi berkelompok atau memasuki organisasi juga demi mencapai kepuasan lahir/batin serta meningkatkan diri. Kelompok atau organisasi itu menjadi himpunan manusia dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehinga ada yang sangat menonjol dan
Universitas Sumatera Utara
diakui kelebihannya oleh anggota-anggota atau sebagian besar angota-anggotanya terutama dalam mempengaruhi dan menggerakkan usaha bersama untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum, organisasi adalah kelompok manusia yang berkumpul dalam suatu wadah yang mempunyai tujuan yang sama dan bekerja sama untuk mencapai tujuan itu. Menurut pendapat Muhammad Ali (1991:278) mengatakan: ”Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai bagian organ dan sebagainya. Sehingga merupakan kesatuan yang teratur”. Selanjutnya M. Taylor dan H.Mears (1990:88) mengatakan Organisasi adalah wadah sekumpulan orang yang menggabungkan diri denga tujuan tertentu, perhimpunan terdiri atas beberapa anggota atau ribuan anggota yang bersifat internasional atau lokal, akan tetapi semua anggotanya menggabungkan diri dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Dari kedua pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Organisasi adalah perhimpunan orang-orang yang merupakan kesatuan yang teratur untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan cita-cita sesuai anggotanya dimana tujuan tersebut dicantumkan didalam anggaran dasar organisasi tersebut. Seseorang memasuki kelompok atau organisasi adalah karena mengharapkan tercapainya suatu kepuasan baik kepuasan fisik (seperti mendapat imbalan uang, barang, makan, dan sebagainya), maupun kepuasan non fisik/batin (seperti pujian, kelegaan, penghargaan, dan sebagainya). Pentingnya peranan organisasi masyarakat dalam mensukseskan pembangunan nasional maka pengorganisasian pembinaannya termasuk pemilihan personal-personal pengurusnya sangatlah perlu.
Universitas Sumatera Utara
b. Pengertian pemuda/generasi muda Kita sering menggunakan istilah pemuda atau generasi muda dalam kehidupan kita sehari-hari. Untuk mengetahui pengertian dari istilah pemuda/generasi muda ini penulis berpedoman pada pendapat para ahli. Menurut Muhammad Ali (1989:258): ”Muda diartikan belum sampai setengah umur, belum cukup umur”. Maka dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa pengertian muda itu difokuskan pada usia dengan batas tertentu penggolongannya seperti pada anak-anak dan remaja. Sedangkan menurut N. Daldjoni (1974:35) Generasi adalah: ”Keseluruhan individu dalam bermasyarakat yang sebenarnya sebagai akibat pengalaman yang mirip dan keterikatan yang sama, bersikap kritis terhadap generasi atasnya”. Dari pengertian ini dapat di simpulkan bahwa generasi menunjukkan tempat atau kedudukan mereka bersama sebagai kelompok usia. Generasi muda adalah keseluruhan orang yang mempunyai usia belum setengah umur dan mempunyai kesamaan dalam masa hidupnya akibat pengalaman yang mirip dan keterikatan yang sama bersikap kritis terhadap generasi. Pengertian pemuda berdasarkan umur dan lembaga seperti ruang lingkup tempat pemuda berada diperoleh 3 kategori yaitu : 1. Siswa usia 6-18 tahun, masih ada dibangku sekolah. 2. Mahasiswa di Universitas perguruan tinggi usia antara 18-25 tahun. 3. Pemuda diluar lingkungan sekolah maupun perguruan tinggi usia antara 15-30 tahun. Dengan melihat batasan-batasan unsur generasi muda yang diuraikan diatas, maka untuk mempermudah pengertian dalam uraian-uraian selanjutnya mengenai
Universitas Sumatera Utara
umur generasi muda pada umumnya, khususnya dalam tulisan ini diambil kesimpulan bahwa batas usia pemuda itu adalah antara 15-30 tahun. c. Pengertian Organisasi Pemuda Dari pengertian organisasi dan pengertian pemuda yang telah diuraikan di atas maka penulis menyimpulkan pengertian dari Organisasi Pemuda adalah perkumpulan atau perhimpunan para generasi muda yang merupakan kesatuan yang teratur unutuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan cita-cita dari anggotanya diman tujuan tersebut dicantumkan didalam anggaran dasar dari organisasi tersebut. Banyak organisasi pemuda yang di Kabupaten Simalungun seperti Organisasi Pemuda Ikatan Pemuda Karya, organisasi Pemuda Pancasila, Remaja Mesjid, Organisasi Pemuda Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia dan lain-lain. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi para generasi muda memasuki Organisasi Pemuda diantaranya : Faktor Internal Adalah faktor yang berasal dari dalam diri generasi muda, yaitu faktor individu. Faktor individu yang ada pada diri si anak yaitu bakat akan berkembang positif maupun berkembang negatif adalah tergantung pada bimbingan yang diperoleh individu atau generasi muda. Bakat yang membawa si anak dapat dikatakan baik jika anak itu benar-benar dibimbing dan diawasi. Dengan demikian juga sebaliknya jika seorang anak berbakat dan berorganisasi, ia dapat menyalurkan bakatnya melalui organisasi yang ada ditempat tinggalnya.
Universitas Sumatera Utara
Faktor eksternal Faktor eksternal adalah merupakan faktor yang datangnya dari luar diri generasi muda yaitu lingkungan dan lingkungan masyarakat yang turut memberi pengaruh terhadap perkembangan pembawaan dari kehidupannya. Pada dasarnya organisasiorganisasi pemuda itu didirikan atau dibentuk adalah sebagai wadah penempaan diri para kawula muda dalam rangka persiapan memasuki kehidupan yang sebenarnya dimasyarakat, sehingga nantinya para kaula muda mempunyai peranan yang penting dalam masyarakat. Melalui berbagai aktifitas di harapkan organisasi-organisasi pemuda itu dapat membuka cakrawala, pandangan dan wawasan pemikiran generasi muda sebagai bekal hidup mereka kemudian hari. Selain itu organisasi pemuda ini di maksudkan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan pemuda Indonesia dengan tujuan untuk menumbuhkan atau mengembangkan dan menyalurkan potensi-potensi yang ada pada generasi muda demi terciptanya cita-cita nasional. Selain sebagai wadah penempaan diri, organisasi pemuda juga merupakan wadah pembinaan dan pengembangan. d. Persepsi masyarakat Terhadap Organisasi Pemuda di Kabupaten Simalungun. Dalam perkembangan setiap individu generasi muda akan selalu berhadapan dengan tantangan-tantangan yang muncul dari lingkungannya. Faktor lingkungan yang mempengaruhi proses pendewasaannya berpangkal tolak dari lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Proses pendewasaan anak yang pertama bertitik tolak dari lingkungan keluarga. Sejak lahirnya manusia hidup dengan orang lain khususnya dengan ibunya. Ketergantungan yang lama ini menyebabkan anak sampai
Universitas Sumatera Utara
dewasa memperoleh kesempatan yang cukup dalam mempersiapkan diri dan untuk mematangkan mental, sehingga sampai pada taraf yang tertinggi sesuai dengan kemampuan dan hahekat sebagai manusia. Dalam pematangan mental anak atau generasi muda sangat dibutuhkan peranan dari keluarga khususnya dari orang tua karena orang tua dianggap sebagai kelompok prima yaitu yang utama dan pertama bagi para pemuda untuk mengembangkan diri sendiri untuk sebagai makhluk sosial maupun sebagai individu. Karena itu keluarga khususnya orang tua harus memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anaknya yang masih dalam tahap perkembangan baik itu perkembangan jasmani maupun rohaninya. Sebagaimana dikatakan Soekunto (1990:494) ”Lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya, saudara-saudaranya yang lebih tua serta mungkin kerabat dekatnya yang tinggal serumah”. Karena itu ibu sebagai ibu rumah tangga yang paling dekat dengan anak-anaknya harus siap mengatur dan mendidik, karena didikan ibu dimasa kecil akan menjadi dasar dan pedoman yang kuat pada diri anak-anaknya dalam memasuki hari depan yang akan dijalaninya. Karena itu, sebelum anak atau pemuda mengenal norma-norma dan nilai-nilai dari masyarakat umum, pertama kali ia menyerap norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarganya untuk dijadikan sebagai bagian dari kepribadiannya. Demikian pula agama dan pendidikan bisa mempengaruhi kelakuan seseorang pada hahekatnya ditimbulkan oleh norma yang berlaku dalam keluarga yang diturunkan melalui pendidikan dan pengasuhan orang tua terhadap anak-anaknya.
Universitas Sumatera Utara
Selain lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat juga mempengaruhi proses pendewasaan anak khususnya bagi para pemuda/generasi muda. Para pemuda dapat bergaul dengan sesamanya yang majemuk baik itu dalam agama, suku, pendidikan, ekonomi dan kemajemukan. Lingkungan masyarakat dapat dengan cepat mempengaruhi proses pendewasaan diri para pemuda karena banyak hal yang dilihat dan yang dirasakan individu yang dijadikan sebagai pemahaman dan pengalamannya yang dapat dijadikan sebagai guru dalam kehidupannya. Di dalam masyarakat para pemuda akan melihat hal-hal yang dapat mendewasakan sifat dari pemuda seperti tata cara bergaul, penggunaan dialog bahasa, cara berpikir maupun tingkah laku masyarakat, tata cara dalam pelaksanaan hubungan dengan orang lain masih banyak hal-hal lain yang dapat mempengaruhi proses pendewasaan anak dan generasi muda. Suatu persepsi itu selalu berhubungan dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang sehingga menimbulkan tanggapan, penilaian atau penerimaan seorang terhadap suatu objek atau gejala. Karena itu persepsi antara individu lain di dalam hidup bermasyarakat adalah berbeda-beda terhadap suatu objek atau gejala. Dalam hidup bermasyarakat setiap anggota masyarakat harus berinteraksi dengan anggota masyarakat karena hidup bermasyarakat sudah menjadi sifat manusia sebagai makhluk sosial. Hal ini sesuai denga pendapat C. S. T. Kansil (1986:30) yang mengatakan bahwa ”Hasrat untuk hidup bersama memang telah menjadi pembawaan manusia merupakan suatu keharusan badaniah untuk melangsungkan hidupnya”. Jadi manusia itu tidak dapat hidup sendiri, tetapi harus melalui hubungan sosial dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Golongan sosial ini di gambarkan oleh pihak luar sebagai orang-orang yang memiliki satu ciri, yaitu manusia mereka yang muda. Selain itu, Koentjaraningrat (1996:125) mengatakan bahwa Golongan sosial ini di gambarkan oleh umum sebagai orang-orang yang idealisme. Belum terikat oleh kewajiban-kewajiban hidup yang membebani mereka sehingga mereka masih sanggup mengabdi dan berkorban bagi masyarakat. Penuh semangat dan fitalitas, memilki kekuatan dan kreatifitas untuk melakukan pembaharuan. Gambaran umum tentang golongan pemuda dalam masyarakat terjadi karena ada peristiwa-peristiwa yang sangat menentukan dalam sejarah seperti kongres pemuda yang terjadi walaupun belum semua orang yang memenuhi syarat untuk disebut pemuda yang ideal. Bila dilihat dalam kehidupan sehari-hari organisasi pemuda tidak dimanfaatkan oleh pemuda sebagai wadah pembinaan dan pengembangan bagi para kaula muda. Tetapi digunakan sebagai wadah untuk melakukan hal-hal yang negatif yang dapat meresahkan masyarakat misalnya terjadi perkelahian antara organisasi pemuda yang satu dengan organisasi lainnya yang mengambil korban jiwa. Karena itu, sebagian masyarakat itu menganggap bahwa organisasi pemuda itu sebagai wadah atau tempat kumpulan orang-orang yang brutal yang membuat keresahan masyarakat dan merusak generasi muda.
F. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu analisis untuk menjawab suatu pertanyaan hubungan antara beberapa variabel. Variabel yang dikaji dibedakan atas dua hal yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Universitas Sumatera Utara
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi masyarakat, sedangkan variabel terikat adalah Organisasi Pemuda. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Dalam penelitian ini data serta keterangan-keterangan yang nantinya diperoleh dari : 1. Penelitian pustaka (Library Research) yaitu mencari data-data atau bukti-bukti atau keterangan yang dikumpulkan dari bahan-bahan tulisan seperti buku-buku bacaan yang ada hubungannya dengan pembahasan yang dilakukan. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu melakukan penelitian dimana peneliti terjun langsung kepada objek yang telah ada dilapangan. Untuk memperoleh data-data Teknik penelitian yang digunakan sebagai berikut: 1. Observasi Partisipasi Pengamatan langsung yang dilakukan untuk mengamati situasi atau peristiwa. Hal ini meliputi berbagai hal seperti kegiatan, peristiwa dan perilaku yang berkaitan dengan permasalahan yang sesuai dengan apa yang ingin dicapai. Untuk melakukan pengamatan langsung ini nantinya penulis akan terjun kelapangan lingkungan Organisasi Pemuda Pancasila di Kabupaten Simalungun. 2. Wawancara Wawancara merupakan suatu tekhnik pengumpulan data dengan cara lisan. Wawancara yang digunakan adalah bentuk wawancara mendalam (dep Interview)
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan alat bantu berupa pedoman wawancara (Interview Guide) yang berhubungan dengan masalah penelitian. 3. Studi Kepustakaan Mengumpulkan bahan-bahan yang dipergunakan untuk mencari dokumentasi data yang diinginkan dan berkenaan dengan objek penelitian yang berkaitan dengan masalah organisasi kepemudaan dan budaya organisasi sosial yang nantinya akan digunakan sebagai penegas argumen dan asumsi-asumsi objektif yang ditemukan dilapangan.
G. Analisis Data Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar. Sehingga, dapat ditemukan tema, dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2005;280). Setelah data terkumpul, baik dari wawancara dan hasil observasi kemudian di organisasikan secara kualitatif sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam menganalisa data akan digunakan analisis struktural fungsional untuk menelaah bentuk internal organisasi Pemuda Pancasila sebagai unit kesatuan yang berstruktur ke dalam masyarakat di Jl. Rangkuti No.7 Kabupaten Simalungun. Bentuk hubungan fungsionalis yang tercipta antara keduanya sebagai satu kesatuan (a whole stucture). Selain analisis struktural fungsional, analisa data juga dilakukan dengan metode analisis situasional yang di definisikan Van Velzen (1967;106) sebagai suatu bentuk kegiatan meneliti sejumlah peristiwa yang saling berhubungan.
Universitas Sumatera Utara