BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Globalisasi telah menyebabkan dua kecendrungan penting dalam dunia organisasi dan bisnis, yaitu diversitas tenaga kerja dan semakin meningkatnya persaingan. Diversitas ditempat kerja tersebut mengarahkan pada perbedaan di antara karyawan atau para calon anggota organisasi yang meliputi jenis kelamin, ras, umur, agama, latar belakang budaya, kapasitas fisik, sexism, dan pendidikan (Luthans (1995) dalam jurnal Shellyana, 2002), serta status perkawinan (Church (1995) dalam jurnal Shellyana, 2002). Tujuan utama manajemen diversitas ditempat kerja adalah meningkatkan kinerja organisasi dan bukan di dasarkan pada moral ataupun kekuatan sosial dengan memiliki keungulan kompetitif. Perusahaan yang dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya adalah perusahaan yang mendukung adanya perbedaan ditempat kerja karena itu perusahaan perlu mengelola diversitas angkatan kerja karena dapat meningkatkan dukungan masyarakat, dapat mengembangkan bakat dan kemampuan para wanita dan kaum minoritas (Shellyana, 2002). Penelitian Crockett (1988) mengungkapkan dalam penelitiannya tahun 1976 di Indonesia bahwa dari 22,5% administrasi atau manajer yang berumur 2544 tahun adalah wanita dimana hanya 1,4% wanita yang menjadi manajer pada sektor swasta dibanding laki-laki sebesar 39,5% menurut crockett kecilnya porsi wanita menjadi manajer di Indonesia karena adanya “Invisible Barrier” yang
2
dihadapi wanita. Sedangkan menurut Hall dan Paker tahun 1993 dalam jurnal Shellyana tahun 2002, angkatan kerja dimasa mendatang lebih berfariasi berdasarkan dimensi demografi, disamping itu terdapat unsur dual-career couple. Tingkat partisipasi wanita di Indonesia mengalami peningkatan dari 33% pada tahun 1980 menjadi 39% pada tahun 1990. meningkatnya angkatan tenaga kerja wanita ini akan menghadapi masalah pada saat mereka berkeluarga dan melahirkan. Hasil penelitian Cox dan Blake (1991) dalam jurnal Shellyana (2002), menunjukan bahwa wanita lebih tinggi probalitasnya dalam cuti kerja dan tingkat trunovernya dibandingkan pria. Peningkatan jumlah tenaga kerja wanita akan memperketat kesempatan perkembangan kerier wanita pada tingkat manajemen yang lebih tinggi. Hambatan itu disebut sebagai Fenomena Glass Ceiling, yaitu hambatan yang bersifat implisit dan tidak kentara, namun sulit ditembus, yang dapat menghalangi kesempatan seorang wanita untuk menduduki jabatan puncak dalam organisasi (Tjiptono, 2000 dalam jurnal Shellyana, 2002). Untuk menghilangkan fenomena glass ceilling ini, dengan menggunakan salah satu struktur Montering. Yang menjadi monter adalah manajer senior yang berkomitmen menyediakan “mobilitas ke atas” dan dukungan atas karier profesional sang anak didik. Seorang monter juga bertindak sebagai seorang teman atau penasehat sehingga karyawan bisa lebih percaya diri (Daft, 1999). Pria dan wanita pada dasarnya bersosialisasi dengan cara berbeda. Perbedaan ini dapat berpengaruh dalam kehidupan sosoialnya seperti di tempat kerja dan cara mereka mengelola organisasi untuk mencapai tujuan (Shellyana,
3
2002). Tugas manajemen adalah membuat perbedaan ini menjadi hilang dan mengangap semuanya sama tetapi tanpa melakukan diskriminasi. Untuk itu manajemen memberlakukan adanya diversitas ditempat kerja, dengan tujuan untuk mencapai organisasi yang kompetitif dan tenaga kerja yang kreatif. Menurut Murayama pemanfaatan diversitas ditempat kerja secara efektif dapat menciptakan lingkungan yang produktif, dimana setiap orang merasa dirinya dihargai, dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya sehingga tujuan organisasi dapat terwujud. Karena diversitas akan menimbulkan konflik ditempat kerja, maka supaya tidak menurunkan kinerja organisasi, maka manajerial melakukan beberapa kebijakan berupa praktik menajemen, kebijaksanaan, administasi dan pelatihan & pengembangan. Karier adalah semua pekerjaan yang dilakukan seseorang selama masa kerjanya yang memberikan kelangsungan, keteraturan, dan nilai bagi kehidupan seseorang (Panggabean, 2002). Sedangkan kesuksesan karier adalah pencapaian tingkat yang diharapkan dan pekerjaan itu merupakan hal yang paling dibanggakan dan memuaskan dalam pekerjaan dan mendapatkan imbalan yang dapat membahagiakan kehidupan seseorang (Van Vuuren. Nancy, 1988) . Setiap orang baik pria, wanita, kaum minoritas, dan kaum tua dalam berkarier mengharapkan mendapatkan tingkat yang diharapkan atau kesuksesan. Yang akan menjadi masalah dalam penelitian ini adalah kesuksesan karier seorang wanita selama masa kerjanya. Dari uraian diatas, menceritakan bahwa seiring dengan perkembangan dan perubahan perekonomian, dalam perusahaan juga mengalami perubahan, yaitu
4
meningkatnya tenaga kerja wanita dari berbagai pengalaman. Dengan banyaknya tenaga kerja wanita, dalam hal ini manajer dalam organisasi khawatir akan terjadi penurunan kinerja pada karyawan. Karena tenaga kerja wanita dikatakan sebagai tenaga kerja yang paling banyak tingkat probabilitasnya dalam cuti dibandingkan tenaga kerja pria yang disebabkan oleh masalah yang harus dihadapi wanita yaitu melahirkan. Dengan adanya masalah tersebut manajerial mengeluarkan kebijakan berupa praktik diversitas ditempat kerja (Shellyana, 2002). Kebijakan manajemen dalam Praktik diversitas tersebut terdiri dari: 1. Praktik Manajemen,
yaitu praktik yang dijalankan oleh para manajer
untuk dapat menerima keanekaragaman dalam organisasi dan berusaha memperlakukan karyawan dengan sikap keanekaragaman pula, tanpa melakukan diskriminasi(Daft, 1999). Tujuannya untuk memberikan kesan menghargai keberadaan karyawan dan menimbulkan rasa percaya diri karyawan. 2. Kebijaksanaan,
yaitu
manajerial
berupa
usaha
merubah
strategi
perusahaan untuk menyesuaikan dengan potensi karyawan yang ada, agar tujuan perusahaan tercapai dan para tenaga kerja menjadi loyal pada perusahaan (Recsonhadiprodjo , Siswanto & Handoko, 1997). 3. Administrasi, yaitu pencatatan hasil kegiatan yang dilakukan manajer, kegiatan-kegiatan perusahaan dibuat sedemikian rupa agar tidak terjadi tekanan pada karyawan yang bertugas (Robbins dan Coulter, 1999), pencatatan dan penyimpanan dilakukan sesuai dengan apa yang dapat dimengerti karyawan tersebut.
5
4. Pelatihan dan Pengembangan, yaitu pelatihan khusus yang dirancang untuk membuat karyawan menyadari adanya keberagaman, hingga dapat menghilangkan prasangka dan stereotip mereka sendiri. Pengembangan yang dilakukan dengan menyatukan berbagai perspektif agar karyawan dapat saling memahami, saling berkomunikasi hingga tercipta proses pembelajaran antar karyawan (Panggabean,M.E 2002). Dengan adanya berbagai macam praktik diversitas itu diharapkan dapat menutupi kelemahan yang apa pada kaum wanita, dan wanita dapat bekerja dengan posisi yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Manajer yang profesional akan mendukung praktik diveritas ini, karena dapat menciptakan lingkungan kerja yang produktif, dimana setiap orang merasa dihargai, dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya sehingga tujuan organisasi dapat terwujud (Murayama (1992) dalam jurnal Shellyana, 2003). Dari uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian tentang “HUBUNGAN
PRAKTIK
DIVERSITAS
TERHADAP
KESUKSESAN
KARIER WANITA BEKERJA”. Sesuai dengan penjelasan diatas diversitas yang ada mengaju kepada keberagaman tenaga kerja yang ada hingga mempengaruhi kesuksesan karier wanita selama masa kerjanya. Untuk itu dilakukan beberapa praktik diversitas berupa Praktik Manajemen, Kebijaksanaan, Administrasi dan Pelatihan & Pengembangan dalam organisasi untuk penanggulangan masalah yang mungkin timbul.
6
I.2. Perumusan masalah Berdasarkan
latar
belakang
yang
telah
diuraikan
diatas,
maka
permasalahan yang akan dibahas adalah: 1. Bagaimana hubungan praktik Diversitas terhadap kesuksesan karier wanita? 2. Bagaimana hubungangan praktik Diversitas yang terdiri dari Praktik Manajamen,
Kebijaksanaan,
Administrasi
dan
Pelatihan
&
Pengembangan, terhadap kesuksesan karier wanita?
I.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan agar: 1. Untuk mengetahui hubungan praktik diversitas terhadap kesuksesan karier wanita 2. Untuk mengetahui hubungan praktik Diversitas yang terdiri dari Praktik Manajamen,
Kebijaksanaan,
Administrasi
dan
Pelatihan
&
Pengembangan, terhadap kesuksesan karier wanita
I.4. Kontribusi Penelitian Hasil studi empiris yang dilakukan oleh peneliti ini diharapkan dapat memberikan setidaknya manfaat sebagai berikut:
7
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh organisasi-organisasi sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan praktik diversitas bagi perkembangan organisasi. 2. Bagi wanita yang berkarier, penelitian ini diharapkan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam berkarya. 3. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini sebagai penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah pada kasus aplikasi nyata.
I.5. Batasan Masalah Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis membatasi masalah yang diteliti adalah: 1. Kesuksesan Karier Wanita Sesuai dengan latar belakang diatas kesuksesan karier adalah pencapaian tingkat yang diharapkan dan pekerjaan itu merupakan hal yang paling dibanggakan dan memuaskan
dalam pekerjaan dan
mendapatkan imbalan yang dapat membahagiakan kehidupan seseorang (Van Vuuren. Nancy, 1988). Dalam penelitian ini kesuksesan karier yang dibahas adalah mengenai kepuasan kerja wanita yang dialami selama masa kerja, kepuasan karier wanita yang telah dicapai dalam suatu organisasi atau perusahaan, keterlibatan wanita dalam melakukan pekerjaan, dan prospek karier wanita yang didapat dalam masa kerja.
8
2. Praktik Diversitas Praktik diversitas adalah kegiatan mengadakan keanekaragaman dalam sebuah kelompok tertentu, keanekaragaman tersebut dapat berupa: perbedaan pada umur, agama, jenis kelamin, etnis, tingkat pendidikan, budaya, status perkawinan dan keberangaman lainya (Shellyana, 2002). Dalam penelitian ini praktik diversitas ditempat kerja merupakan kebijakan manajerial yang dikembangkan dan dipraktekkan untuk mendapatkan
kepuasan
kerja
karyawan
dalam
organisasi
atau
perusahaan. praktik ini juga dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap kesuksesan karier wanita bekerja. Adapun praktik diversitas dalam penelitian ini akan ditinjau dari: –
Praktik Manajemen
–
Kebijaksanaan
–
Administrasi
–
Pelatihan dan Pengembangan
3. Responden Responden yang dimaksud adalah karyawati yang bekerja di suatu
organisasi
atau
perusahaan
selama
satu
tahun.
Perusahaan/Organisasi yang dipilih untuk dilakukan penelitian adalah Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarya dan CV.Computa Yogyakarta. Alasan dilakukan penelitian di tempat tersebut karena
9
organisasi tersebut memiliki tenaga kerja wanita yang relatif banyak dan dengan jabatan yang berfariasi. Untuk itu peneliti ingin melihat apakah tenaga kerja wanita di perusahaan tersebut mengalami kesuksesan dalam karier mereka.
4. Penelitian Penelitian ini menggunakan kuesioner yang berskala Likert dan penelitian dilakukan di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarya dan CV.Computa Yogyakarta yang diajukan khusus untuk tenaga kerja wanita.