1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan pokok yang dihadapi pendidikan di Indonesia yang terpenting adalah mengenai : peningkatan mutu, pemerataan kesempatan pendidikan, dan relevansi pendidikan dengan pembangunan nasional. Demikian luas dan jauhnya jangkauan yang hendak dicapai oleh program pembangunan pendidikan kita, padahal di lain pihak sumber-sumber yang tersedia bertambah terbatas dan langka. ( Karsidi : 2005)
Peningkatan mutu pendidikan menjadi prioritas utama setiap lembaga sekolahan/madrasah. Mutu pendidikan dimaknai sebagai upaya menghasilkan produk (output) pendidikan yang memiliki nilai manfaat tinggi yang berorientasi pada tuntutan kebutuhan pengguna, baik pengguna internal maupun pelanggan eksternal. Oleh karena itu, mutlak diperlukan akuntabilitas tinggi dalam pengelolaan sekolah. Salah satu komponen terciptanya akuntabilitas sekolah yang efektif (berkualitas) adalah ditetapkannya unit penjaminan mutu. Melalui unit ini, setiap komponen stakeholders akan mudah mengakses gambaran jaminan mutu dalam proses pendidikan di sekolah.
Peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-
2
faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien. (Bahrissalim,2009 : 2)
Peningkatan mutu berkaitan dengan target yang harus dicapai, proses untuk mencapai dan faktor-faktor yang terkait. Dalam peningkatan mutu ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian, yakni aspek kualitas hasil dan aspek proses mencapai hasil tersebut.
Dalam konteks pembaruan pendidikan, ada tiga isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas strategi pembelajaran. Kurikulum pendidikan harus komprehensif dan responsive terhadap dinamika sosial, relevan, tidak overload, dan mampu mengakomodasikan keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi. Kualitas pembelajaran
harus
ditingkatkan
untuk
meningkatkan
kualitas
hasil
pendidikan. Dan secara mikro, harus ditemukan strategi atau pendekatan pembelajaran yang efektif di kelas, yang lebih memberdayakan potensi siswa. Ketiga hal itulah yang sekarang menjadi fokus pembaruan pendidikan di Indonesia. (Bahrissalim, 2009 : 2)
Kondisi pembelajaran yang berkualitas dipengaruhi oleh faktor-faktor : Tujuan pembelajaran yang jelas, bahan pembelajaran yang memadahi, metodologi pembelajaran yang tepat, dan cara penilaian yang baik. Bahan pembelajaran adalah seperangkat materi keilmuan yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, generalisasi suatu ilmu pengetahuan yang bersumber dari kurikulum. Saat ini hal-hal tersebut akan merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. (Sudjana, 1991 : 25)
3
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, email, fasilitas jejaring sosial seperti facebook, twitter dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut cyber teaching atau pembelajaran maya, yaitu proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah E-Learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.
Sejalan dengan perkembangan internet, berkembang pula teori belajar yaitu flexible learning, teori ini berkembang sebagai tanggapan atas teori belajar dan pembelajaran yang membatasi gerak interaksi sosial si belajar. Teori ini berpendapat bahwa si belajar harus diberi kesempatan untuk memilih dan melakukan kegiatan pembelajarannya, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator (Collis dan Moonen, 2001). Dalam perkembangannya teori ini banyak dikembangkan pada pembelajaran online berbasis internet, sehingga
4
Diane Newton, dkk (2006) berpendapat bahwa flexible learning adalah merupakan pengorganisasian lingkungan belajar online yang fleksibel yang merupakan penggabungan antara computer based learning dengan distance learning. Jannete R Hill (2006) menegaskan bahwa lingkungan belajar yang fleksibel adalah merupakan area yang disediakan yang berfokus pada pilihan si belajar dalam melakukan kegiatan belajar dan bagaimana cara si belajar melaksanakan kegiatan belajar. Flexible learning merupakan suatu proses pemberian keleluasaan untuk bergerak dari situasi belajar yang satu ke situasi belajar yang lain sehingga terjadi proses belajar yang efektif.
Rosenberg
(2001)
mengemukakan
dengan
berkembangnya
penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke on line atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.
Alavi dan Gallupe (2003), dalam
manajemen dunia pendidikan,
berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di Amerika, menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI, yaitu (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3)
5
meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan murid; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis murid; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8) mengurangi biaya operasi; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru.
Rusman (2008) mengungkapkan ada beberpa keunggulan program pembelajaran melalui e-learning, yaitu : (1) Sangat dinamis, program elearning dapat disajikan dalam berbagai format sajian yang menarik, atraktif dan interaktif. (2) Dioperasikan sepanjang waktu sehingga dosen dan mahasiswa dapat memperoleh informasi materi/bahan pembelajaran yang diperlukan di saat memerlukannya. (3) Belajar secara individual, setiap mahasiswa dapa memilih format atau model pembelajaran yang diinginkan dan yang lebih relevan dengan latar belakangnya setiap saat. (4) Bersifat komprehensif, menyediakan berbagai bentuk kegiatan pembelajaran dari berbagai sumber yang memungkinkan mahasiswa untuk memilih suatu format atau metode belajar dan latihan yang disediakan.
Di samping itu, seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, hal ini membawa implikasi terhadap bahan ajar yang harus disampaikan guru kepada siswa. Sementara itu waktu yang tersedia bagi guru dan siswa untuk bertatap muka di ruang kelas terbatas. Maka perlu dikembangkan system pembelajaran yang dapat fleksibel, namun bahan ajar dapat diserap dan diperoleh/diakses setiap saat. Maka pembelajaran dengan
6
menggunakan pemanfaatan e-learning merupakan suatu pilihan yang tepat untuk diterapkan di sekolah/madrasah.
Gani (2008) mengungkapkan bahwa pendayagunaan TIK di sekolah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan bahan ajar yang dikemas dalam bentuk media berbasis ICT dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Bersamaan dengan itu, pada generasi e-learning ini, kesadaran masyarakat terhadap terhadap pembelajaran menggunakan TIK semakin besar. Oleh karena itu perlu perlu ditumbuhkan kesadaran masyarakat untuk memberi perhatian pada peningkatan kuantitas dan kualitas media berbasis ICT dan pemanfaatannya.
Sejalan dengan
pemikiran di atas, maka e-learning dapat
dimanfaatkan ataupun digunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah. Oleh karena itu maka penulis akan menyajikan makalah dengan judul “Pemanfaatan E-learning Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Madrasah (Studi Kasus Pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang).”
B. Perumusan Masalah
Seiring perkembangan teknologi teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran dengan model e-learning sudah dimanfaatkan dan dikembangkan. Maka
kajian
dan
penelitian
yang mendiskripsikan
7
tentang pemanfaatan e-learning sangat diperlukan. Selanjutnya, dapat dikaji secara mendalam
pemanfaatan e-learning tersebut apakah mampu
memberikan kontribusi yang besar daam meningkatkan kualitas/mutu pada pembelajaran di madrasah/sekolah. Maka dari pokok pikiran di atas penulis merumuskan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana model E-Learning yang digunakan dan dikembangkan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang ? 2. Bagaimana pengelolaan E-Learning yang digunakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang ? 3. Bagaimana E-Learning tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang ? 4. Bagaimana kendala-kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan elearning dan bagaimana solusi pemecahan masalah yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan kajian teoritis tentang pemanfaatan e-learning sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di Madrasah. 2. Memberikan gambaran berupa studi empirik yang mendiskripsikan diskripsi Pemanfaataan e-learning di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang.
8
D. Prosedur Pemecahan Masalah
Prosedur
pemecahan
masalah
Pemanfaatan E-learning Untuk
dalam
pembahasan
makalah
ini,
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
Madrasah dilakukan dengan cara :
1. Kajian teoritis, berupa studi literatur/kajian pustaka berupa jurnal penelitian, buku, makalah atupun sumber-sumber pustaka yang lain. 2.
Studi Empirik diperoleh observasi di lapangan yang dilakukan dengan interview/wawancara
dengan
pihak-pihak
yang
berkaitan
dengan
permasalahan, yang dilaksanakan pada lokasi penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 1 Malang dan studi dokumentasi.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan makalah ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I
Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah,
Tujuan Penulisan, Prosedur Pemecahan Masalah,
Sistematika Penulisan Makalah.
9
BAB II Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang kajian teoritis yaitu : pembelajaran di madrasah, e-learning, pemaanfaatan e-learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran BAB III Temuan Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang temuan data dari studi empirik di MAN 1 Malang berupa, dan Temuan tentang pemanfaatan e-learning berupa model, pengelolaan, pemanfaatan, dan kendala yang dihadapi.
Pembahasan
dilakukan
dilakukan
dengan
mengintepretasikan data temuan dengan kajian teoritis yang ada. BAB IV PENUTUP Bab ini berisi simpulan dan saran