BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Undang–Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
menegaskan bahwa negara bertanggungjawab melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap kehidupan dan penghidupan termasuk perlindungan atas bencana, dalam rangka mewujudkan kesejahtraan umum
yang berlandaskan
Pancasila dan UUD 45. Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geogerafis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat Pembangunan Nasional. Bencana banjir telah menjadi persoalan tiada akhir bagi manusia di seluruh dunia dari dulu, sekarang dan akan datang. Bencana banjir bisa merupakan akibat dari peristiwa alam atau akibat dari aktivitas dan kegiatan manusia dan bahkan secara bersamaan diakibatkan oleh alam dan manusia.
Di beberapa
negara
mengalami peningkatan debit banjir. Kejadian peningkatan debit banjir beberapa negara di dunia dapat dilihat pada Tabel 1.1
1
Tabel 1.1 Debit Banjir Beberapa Negara di Dunia TIPE STANDAR BANJIR DI DUNIA (pertahun) Negara
Iklan
Industri
Kediaman
Australia
50 – 100
50 – 100
50 – 100
Bulgaria
100 – 500
-
-
30 – 100
5 – 10
China (2)
200
-
-
100
-
Czechoslova
100
50
-
-
7 – 10
Hong Kong
50 – 200
50 – 200
50 – 200
10 – 200
2–5
India (2)
50
-
-
-
25
Indonesia
5 – 100
5 – 100
5 – 100
5 – 50
5 – 25
Japan
10 – 200
10 – 200
10 – 200
10 – 200
10 – 200
Malaysia (3)
5 – 100
5 – 100
5 – 100
5 – 100
5 – 30
100
-
-
50 – 70
-
Poland
1.000
500
-
100
20 – 100
Turkey
100 – 500
100 – 500
-
-
Thailand
25 – 100
25 – 100
25 – 100
-
50 – 200
UK
10 – 100
10 – 100
10 – 100
-
1 – 10
USA
25 – 100
25 – 100
25 – 100
-
5 – 25
Philippines (2)
Rural
Agricultural 5 – 50
Sumber : Manual ESCAP Di Indonesia, walaupun terjadinya banjir dan besarannya bervariasi hampir semua
kota atau daerah menghadapi bahaya banjir yang signifikan.
Kerugian dan kerusakan akibat banjir adalah sebesar duapertiga dari semua bencana alam yang terjadi (Direktorat Sungai, 1994). Beberapa kota besar di Indonesia yang berada di dataran banjir dapat dilihat pada Tabel 1.2
2
Tabel 1.2. Kota – Kota Besar di Indonesia yang terletak di Dataran Banjir No
Kota
Sungai
1
Jakarta
Kamal, Tanjungan, Angke, Pesanggrahan, Sekretaris, Grogol, Krukut, Cideng, Ciliwung, Cipinang, Sunter, Buaran, Jatikramat, Cakung
2
Semarang
Kali Garang / Kali Semarang
3
Bandung Selatan
Sungi Citarum Hulu
4
Surabaya
Kali Brantas
5
Palembang
Sungai Musi
6
Padang
Batang Arau, Batang Kuranji, Batang Air Dingin
7
Pekanbaru
Sungai Siak
8
Jambi
Sungai Batanghari
9
Medan
Sungai Belawan, Deli, Babura, Percut, Kera
10
Banda Aceh
Krueng Aceh
11
Pontianak
Sungai Kapuas
12
Banjarmasin
Sungai Barito
13
Samarinda
Sungai Mahakam
14
Makassar
Sungai Jenebrang
15
Gorontalo
Sungai Bone, Bolango
Kepulauan Nias berada sebelah Barat Pulau Sumatera dan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang juga mengalami berbagai macam bencana misalnya, banjir, gempa, tsunami, longsor, dan kebakaran hutan, (Bakesbangpollinmas dan BPBD tahun 2012).
3
Menurut laporan Interim UNDP (2012 : 31) bahwa ada empat faktor yang penyebab terjadinya banjir di Kepulauan Nias adalah: a.
fisiografi wilayah;
b.
sifat hidrologi permukaan;
c.
pola pemanfaatan lahan dan jenis tanah; dan
d.
intensitas hujan
.
Kabupaten Nias Utara potensi bencana banjir terjadi di beberapa
Kecamatan seperti Kecamatan Lahewa, Kecamatan Lahewa Timur, Kecamatan Sitolu Ori, Kecamatan Lotu, Kecamatan Alasa, Kecamatan Tugala Oyo, Kecamatan Lotu dan Kecamatan Afulu. Potensi bencana banjir tersebut dapat dilihat dari peta potensi bencana banjir pada Gambar Peta 1.1
4
Gambar 1.1. Peta Potensi Bencana Banjir di Kabupaten Nias Utara Sumber : Laporan Interim UNDP Tahun 2012
5
Berdasarkan Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2011, Kabupaten Nias Utara
memiliki tingkat kerawanan bancana secara Nasional
termasuk nomor 447 diantara beberapa Kabupaten, (BNPB, 2011). Kabupaten Nias Utara
pada khususnya memiliki 11 Kecamatan
yang sebagian besar
Kecamatan berada didaerah pegunungan dan sebagian berada di daerah pesisir pantai. Bila diperhatikan potensi terjadinya bencana, baik bencana alam maupun bencana non alam sangat tinggi. Kondisi alam atau topografi daratan Kabupaten Nias Utara sebagian besar berbukit dan terjal serta pegunungan dengan tinggi diatas permukaan laut bervariasi 0-478 m, yang terdiri dari daratan rendah, bukit dan penggunungan. Di Kabupaten Nias Utaraterdapat 50 sungai
yang dapat
terjadinya poteni bencana banjir, curah hujan mencapai 3.578,9 mm setahun atau rata-rata 298,2 perbulan dan banyaknya hari hujan mencapai 273 hari setahun atau rata-rata 23 hari perbulan, seperti dalam Tabel 1.3 Tabel 1.3 Jumlah Curah hujan di Nias Utara dalam Tahun 2013 Bulan
Jumlah hujan Januari 16 Februari 13 Maret 26 April 24 Mei 15 Juni 23 Juli 18 Agustus 24 September 25 Oktober 23 Nopember 23 Desember 19 Sumber data : Nias Utara dalam angka 2013
6
Curah hujan 215,6 140,6 341,5 343,6 343,5 250,6 299,6 309,5 259,0 250.6 432,2 297,7
Masing-masing Kecamatan dilintasi sungai, sungai berklasifikasi besar yang ada di Nias Utara setiap curah hujan tinggi akan mengakibatkan terjadi banjir di beberapa Kecamatan yang dapat menimbulkan berbagai kerusakan dan wabah penyakit. Kecamatan yang bearada di dataran banjir dengan klasifikasi sungai yang berada di Kabupaten Nias Utara dapat dilihat pada Tabel 1.4 Tabel 1.4 Kecamatan yang di seluruhnya berada di dataran banjir di Kabupaten Nias Utara NO
Kecamatan
Sungai
Klasifikasi sungai
1
Lahewa Timur
2
Alasa
3
Alasa Talu Muzei
4
Namehalu Esiwa
5
Lotu
6
Sitelu Ori
7
Afulu
8
Lahewa
9
Tuhemberua
10 11
Muzei
Besar
Bogali/Sowu
Besar
Bebetalu
Sedang
Sungai Lafau
Sedang
Helera
Sedang
Sawo
Luaha Sawo
Sedang
Tugala Oyo
Tugala oyo
Kecil
Sumber : BPS Kabupaten Nias, 2013
Pada Tabel 1.4 Kecamatan yang paling terparah bila terjadi banjir adalah Kecamatan Sitelu Ori dan Kecamatan Lahewa Timur yang merupakan hilir dari sungai besar, yaitu sungai Sowu dan
sungai Muzei. Sungai Sowu dan sungai
Muzei ini salah satu sungai terbesar
Nias Utara
yang melintasi seluruh
Kabupaten Nias Utara, bila curah hujan terjadi, kedua kecamatan tersebut tetap dilanda banjir yang mengakibatkan berbagai kerusakan lingkungan dan terjadinya
7
wabah penyakit pada masyarakat terutama penyakit diare, malaria, penyakit kulit, dan penyakit-penyakit lainnya. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nias Utara, ada sepuluh (10) kasus penyakit tertinggi yang ada di Nias Utara, dapat dilihat pada Tabel 1.5 Tabel 1.5 Sepuluh (10) Kasus penyakit tertinggi di Kabupaten Nias Utara berdasarkan golongan umur yang berkunjung di sarana kesehatan Tahun 2013 No
Jenis penyakit
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Diare Malaria Peny.kulit Tukak lambung Bronkhitis Cacingan ISPA TB paru Anemia Scabies
<1 148 0 30 8 0 0 31 0 0 0
Golongan umur 1-4 5-15 16-44 288 302 0 12 170 377 164 734 0 53 277 0 5 5 0 100 290 0 36 260 1072 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45+ 0 0 0 0 O 0 0 0
Jumlah/ total 738 559 928 338 10 390 1399 0 0 0
(%) 13,63 10,32 17,14 6,24 0,18 7,20 25,84 0 0 0
Sumber :Nias Utara Dalam Angka, 2013
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang dipaparkan, maka perumusan masalah yang disusun adalah sungai
bagaimana hubungan
dampak bencana banjir
di Kecamatan Sitolu Ori dan sungai Muzei Kecamatan Lahewa Timur
terhadap Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Nias Utara..
8
1.3 Keaslian Penelitian Tabel 1.6. Penelitian yang pernah dilakukan No 1
Nama
Judul
Metode
Hasil
Suryani,
Potensi penyakit
Menggunakan
Masyarakat
2013
Pasca banjir di Jakarta
hasil data dari
perlu
kementerian
mempersiapak
kesehatan
an diri dengan
dan kerja sama
melakukan
antar
proteksi
pemerintah
terhadap
daerah di
dirinya,
Indonesia.
keluarga dan lingkungannya dalam mencegah penyebaran penyakit dengan pembiasaan pola hidup sehat.
9
2
Nirwana dkk,
Pengaruh curah hujan,
Pengolahan data
Curah
2012
temperatur dan
menggunakan
hujan,
kelembaban
data dan hasil
temperatur dan
terhadap kejadian
kajian penelitian
kelembaban
penyakit DBD,
DBD, ISPA,
berpengaruh
ISPA dan diare
dan Diare di
terhadap
dalam maupun
kejadian
luar negeri
penyakit DBD, ISPA dan diare.
1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak bencana banjir Sungai Muzei Kecamatan Lahewa Timur dan Sungai Sowu Kecamatan Sitolu Ori terhadap kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan di Desa Muzei Kecamatan Lahawa Timur dan Desa Hilimbosi Kecamatan Sitolu Ori di Kabupaten Nias Utara.
1.5 Manfaat Penelitian 1.
Bahan masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Utara sebagai bahan evaluasi penanganan dampak bencana banjir, dibidang kesehatan dan memberikan rekomendasi untuk kesiapsiagaan dimasa yang akan datang.
2.
Bahan masukan kepada masyarakat di lokasi penelitian untuk dapat merubah perilaku dalam menghadapi bencana banjir dan tindakan-tindakan yang tepat dalam mencegah penyakit akibat banjir.
10