BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukkan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmanidan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Taman Kanak – kanak merupakan pendidikan pra sekolah yang mempersapkan anak didik memasuki pendidikan sekolah dasar, yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar kea rah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya cipta yang diperlukan anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Di dalam UU No. 27 Tahun 2003 tentang pendidikan prasekolah, bab 1 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa pendidikan pra sekolah ( Taman Kanak kanak ) adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak diluar keluarganya. Pendidikan yang dilakukan pada usia Taman Kanak - kanak pada hakikatnya adalah upaya memfasilitasi perkembangan yang sedang terjadi pada dirinya. Perkembangan anak usia Taman Kanak - kanak merupakan peningkatan kesadaran dan kemampuan anak untuk mengenal dirinya dan
1
2
berinteraksi dengan lingkungannya seiring dengan pertumbuhan fisik yang dialaminya. Pada usia ini anak mengalami perubahan tata pergaulan yaitu tata pergaulan lingkungan keluarga menuju tata pergaulan lingkungan. Anak usia dini termasuk anak TK berada dalam masa keemasan, dimana anak mulai peka menerima dan merespon berbagai stimulan dari lingkungan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Selain itu, masa usia TK merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sehingga diperlukan layanan pendidikan yang sesuai agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dalam pendidikan formal yang memegang peranan utama dalam pendidikan anak ialah guru. Guru mempunyai tanggung jawab untuk mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan, mengontrol reaksi anak dan merespon reaksi anak. Salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan ialah aspek sosial, hal ini bertujuan untuk membekali anak cara hidup bergaul dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kemampuan interaksi sosial anak merupakan suatu hal yang penting untuk dikembangkan sejak dini, karena interaksi sosial anak sangat mempengaruhi tingkat perkembangan anak dari usia dini hingga usia dewasa kelak. Interaksi sosial adalah kunci dari kehidupan sosial karena tanpa adanya interaksi maka tidak akan ada kehidupan bersama padahal manusia hidup tidak akan lepas dari kehidupan bersama orang lain. Kemampuan anak berinteraksi dengan orang lain akan mempengaruhi bagaimana penerimaan orang lain terhadap dirinya. Jika anak mampu
3
menjalin interaksi sosial yang baik dengan orang lain maka anak akan mendapat respon yang baik, begitu pula sebaliknya. Untuk itu interaksi perlu dikembangkan sejak dini, karena jika anak dibiarkan tidak banyak berinteraksi dengan orang lain, anak akan menjadi anak yang individual dan tidak mempuyai rasa empati pada orang. Atas dasar itu, hendaknya kemampuan interaksi sosial anak dikembangkan sejak dini. Kondisi emosi anak TK yang masih labil dalam menjalin interaksi dengan orang lain
dan belum memiliki keberanian
menjalin interaksi sosial dengan orang lain menjadi tantangan dalam usaha pengembangannya. Dalam usaha pengembangan kemampuan interaksi sosial anak, guru mempunyai peranan penting. Oleh karena itu hendaknya seorang guru metode dalam mengajar yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak dan mampu mengurangi kejenuhan anak dalam belajar. Ada beberapa model dalam mengajar yang dapat dipilih guru dalam melakukan proses pembelajaran, namun pemilihan model ini harusnya disesuaikan dengan materi yang ingin disampaikan, tahap perkembangan anak dan tujuan yang ingin dicapai karena salah satu penunjang keberhasilan pendidikan adalah penggunaan metode mengajar yang tepat. Guru hendaknya juga melakukan proses belajar mengajar secara aktif,
kreatif, inovatif, menyenangkan,
efektif dan berbobot untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Guru tidak cukup hanya memberikan ceramah atau klasikal kepada anak dan memberitaukan secara lisan mengenai suatu hal, karena daya tangkap dan
4
konsentrasi anak masih pendek. Selain itu pembelajaran ceramah ataupun klasikal akan membuat anak cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu cara dalam mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak
dapat
dilakukan
melalui
pembelajaran
kooperatif.
Dengan
pembelajaran kooperatif, secara tak langsung anak akan merasa saling membutuhkan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut, sehingga anak terdorong untuk berinteraksi dengan anak lain. Melalui kegiatan pembelajaran kooperatif diharapkan sifat egoisentrisme anak akan semakin berkurang dan anak secara bertahap berkembang menjadi makhluk sosial yang dapat bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Model pembelajaran kooperatif tentunya juga perlu teknik pembelajaran yang bervariasi untuk mengurangi kejenuhan anak dalam belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.Ada beberapa teknik dalam pembelajaran koopertaif, salah satunya teknik mencari pasangan.Teknik mencari pasangan mampu menstimulus anak untuk berinteraksi dengan anak lainnya. Meskipun sekolah Taman Kanak - kanak hanya salah satu lembaga yang bertanggung jawab atas pendidikan anak, namun sekolah memegang peranan penting dalam proses sosialisasi. Anak mengalami perubahan dalam kelalakuan sosial setelah anak masuk sekolah.Di Taman Kanak – kanak anak belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang baru, anak m ulai berkenalan dengan anak yang beragam latar belakangnya dan belajar menjalankan perannya dalam struktur sosial yang dihadapi di sekolah.
5
Berdasarkan pengamatan di TK Pertiwi Segaran kelompok A ditemukan hampir 66% dari 12 anak masih kurang menjalin interaksi dengan temannya.Sikap demikian diperkirakan karena egositas yang melekat pada diri anak dan kurangnya penanaman konsep tentang pentingnya berinteraksi dengan orang lain. Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak. Berpijak dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Mengembangkan Kemampuan interaksi Sosial Anak Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Anak Kelompok A di TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012 / 2013”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1.
Kurangnya keberanian anak dalam berinteraki sengan teman lainya;
2.
Masih rendahnya kemampuan interaksi sosial anak dengan anak lainnya yang disebabkan juga karena tingkat emosi anak yang masih labil;
3.
Masih
rendahnya
pembelajaran
yang
dapat
mengembangkan
kemampuan interaksi sosial anak dilihat dari interaksi sosial antar anak yang masih kurang terjalin;
6
C.
Pembatasan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah agar tidak menyimpang dari tujuan yang diharapkan, maka penelitian ini perlu pembatasan masalah.Masalah yang dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada:“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Teknik Mencari Pasangan dalam rangka PengembanganKemampuan Interaksi SosialAnak Kelompok A di TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten tahun ajaran 2012/2013”.
D.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan : “Apakah
pembelajaran
kooperatif
dapat
kemampuan interaksi sosial anak kelompok A
mengembangkan
di TK Pertiwi Segaran
Delanggu Klaten tahun ajaran 2012/2013?”
E.
Tujuan Penelitian Tujuan umum
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak kelompok A TK Pertiwi Segaran Delanggu Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Adapun tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan interaksi sosial anak kelompok A Delanggu Klaten tahun ajaran 2012/2013.
di TK Pertiwi Segaran
7
F.
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat/kegunaan dalam pendidikan baik secara langsung maupun tak langsung. Adapun manfaat penelitian sebagai berikut : 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini secara umum diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di bidang Pendidikan Anak Usia Dini khususnya pada perkembangan kemampuan interaksi sosial anak TK.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1) Memberi masukan pada guru dalam menentukan metode yang dikembangkan dalam pembelajaran; 2) Memberi masukan pada guru untuk dapat
mengatasi
permasalahan yang dihadapi anak saat beradaptasi dan berinteraksi dengan anak; 3) Memberi sumbangan informasi bahwa terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap perkembangan sosial emosional; b.
Bagi Anak Supaya anak dapat mengembangkan kemampuan interaksi sosial dengan teman, guru, orang tua dan lingkungan sekitar;
c.
Bagi Sekolah Dapat
dijadikan
bahan
pertimbangan
keputusan dalam membimbing anak.
dalam
pengambilan