BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Luasnya pemakaian bahasa menyebabkan makna sebuah kata mengalami pergeseran. Pergeseran makna yang belum begitu jauh memungkinkan penutur atau peneliti bahasa akan mudah mengenali hubungan makna yang baru dengan makna sebenarnya. Sebaliknya, pergeseran makna yang sudah demikian jauh akan mengakibatkan sulitnya pengidentifikasian makna yang baru dengan makna sebenarnya. Oleh karena itu, bahasa merupakan alat yang sangat penting untuk berkomunikasi dengan tujuan menyampaikan sesuatu kepada orang lain agar maksud tersebut dapat terwujudkan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain baik secara langsung maupun tak langsung. Sebagai alat komunikasi yang paling virtual, bahasa tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Bahasa yang dipakai dalam masyarakat akan berkembang sejalan dengan peradaban kebudayaan dan peradaban bangsa yang memakai dan memiliki bahasa tersebut (Badudu, 1989 : 4). Bahasa terdiri atas beberapa konsep gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah dan kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti.
1
Perkembangan bahasa yang ada di masyarakat dapat menimbulkan fenomena kebahasaan yang disebut dengan idiom, yaitu kontruksi yang maknanya
tidak
sama
dengan
gabungan
makna
anggota-anggotanya
(Kridalaksana, 1983:62). Idiom dijadikan alat komunikasi baik langsung maupun tak langsung, biasanya berupa gabungan kata yang maknanya tidak bisa ditentukan melalui makna masing-masing kata pembentuknya. Idiom biasanya dilakukan untuk mengungkapkan makna sebenarnya dengan bentuk lain yang bukan idiom. Idiom juga disebut sebagai bentuk kebahasaan yang sudah terpadatkan. Artinya, bentuk-bentuk idiom itu sudah biasa dipakai oleh pemakai bahasa tanpa bisa mengetahui mengapa susunan idiom dan maknanya seperti itu adanya. idiom juga dapat dikatakan sebagai satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer, 1995:74). Berdasarkan beberapa pengertian idiom yang dikemukakan oleh para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa idiom adalah bahasa yang berupa kata, fakta, maupun gabungan kata yang mempunyai arti lain dari arti leksikalnya dan membentuk satu kesatuan arti yang baru dan unsur-unsur kata tersebut tidak dapat dipisahkan. Idiom yang dilihat adalah idiom dalam bahasa korea yang mempunyai unsur pembentuk berupa nama organ tubuh manusia yaitu tangan. Dalam bahasa korea penggunaan nama bagian tubuh sebagai kata pembentuknya akan membuat lebih menarik. Sebagai contoh, yaitu son-eul deulda (손을 들다) „menyerah‟. Dilihat dari unsur kata pembentuknya idiom ini menggunakan nama bagian
2
tubuh son (손) „tangan‟. Pada idiom son-eul deulda (손을 들다) misalnya, idiom ini terbentuk dari dua kata yaitu son (손) dan deulda (들다) yang digabungkan dengan partikel pembentuk objek, yaitu –eul (을). Secara leksikal, idiom son-eul deulda (손을 들다) berarti „angkat tangan‟, sedangkan makna idiomatisnya adalah „menyerah‟. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa idiom son-eul deulda (손을 들다) tidak secara langsung menunjuk bagian tubuh son (손) „tangan‟, tetapi digunakan untuk menunjukkan suatu kemampuan. Perlu diketahui juga adanya dua macam bentuk idiom bahasa Indonesia, yaitu idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom penuh adalah idiom yang unsurunsurnya secara keseluruhan merupakan satu-kesatuan dengan satu makna. Sementara itu, pada idiom sebagian masih ada unsur yang memiliki makna leksikalnya sendiri. Ada beberapa idiom yang memiliki keterkaitan dengan makna leksikal idiom bahasa Korea. Hal yang menarik adalah adanya keselarasan dan keterkaitan antara makna leksikal idiom bahasa Korea yang menggunakan nama bagian tubuh dengan makna kiasan idiom yang terbentuk, dan nama bagian tubuh yang digunakan dalam idiom yang mengalami perubahan makna dari makna leksikal.
1.2 Rumusan Masalah Dengan latar belakang tersebut dapat dirincikan pokok-pokok permasalahan yang hendak akan diteliti sebagai berikut ini : 1. Bagaimanakah struktur sintaksis idiom berleksem tangan pada bahasa Korea.
3
2. Bagaimana perubahan makna dalam pembentukan idiom pada bahasa Korea.
1.3 Batasan Masalah Dalam buku hangeugeo sugeo yeon-gu (한국어 숙어 연구) karya Kim Han Saem (2011), terdapat kurang lebih dua ribu idiom yang ada dalam bahasa Korea. Namun, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada leksem tangan saja. Hal ini dikarenakan agar penelitian dapat difokuskan pada idiom tersebut secara lengkap dan terperinci.
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan, penelitian ini bertujuan sebagai berikut ini: 1. Mendeskripsikan keterkaitan struktur sintaksis idiom berleksem tangan pada bahasa Korea. 2. Mengetahui apakah terjemahan makna idiom dalam teks sumber sepadan dengan makna leksikal maupun kiasan.
1.5 Manfaat Penelitian Secara teoritis, manfaat penelitian agar dapat memberikan informasi kepada pembaca agar menambah wawasan mengenai analisis semantis idiom berleksem tangan dalam bahasa Korea, dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan sumbangan pemikiran kepada penelitian selanjutnya.
4
1.6
Tinjauan Pustaka Pramasti (2003) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Semantis Idiom
Bahasa Jepang Yang Menggunakan Bagian Tubuh Kepala“ menganalisis idiomidiom bahasa Jepang menggunakan bagian tubuh kepala berdasarkan struktur sintaksisnya, keterkaitan antara makna gramatikal dan makna kiasannya, serta mengklasifikasikan idiom berdasarkan situasi, hal, dan keadaan yang digunakan pada masing-masing idiom. Fitriana (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Semantis Idiom Bahasa Jepang Menggunakan Leksem Tangan” menganalisis idiom-idom bahasa Jepang yang menggunakan anggota tubuh tanpa berdasarkan struktur sintaksisnya dan menganalisis adanya keterkaitan antara makna gramatikal dan makna idiomnya. Darmokusumo (2012) dalam skripsinya berjudul “Idiom Berleksem Mata Dalam Bahasa Korea” menganalisis idiom-idiom bahasa Korea yang menggunakan bagian anggota tubuh mata berdasarkan strustuk sintaksisnya, antara makna gramatikal dan makna kiasannya, serta mengklasifikasikan idiom berdasarkan situasi, hal, keadaan yang digunakan pada masing-masing idiom. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada objek penelitiannya. Penelitian sebelumnya menganalisis struktur analisis sintaksis saja dan analisis makna, kemudian dalam penelitian ini dipadukan analisis struktur sintaksis dan juga keterkaitan makna leksikal apakah sesuai kamus dengan makna idiomatisnya.
5
1.7 Metode Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui studi pustaka yang mengacu pada sumber tulisan baik berupa kamus, buku acuan lain dan kamus online (naver dictionary) yang berhubungan dengan penelitian ini. Secara umum tahap pengumpulan data dan penganalisisan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan idiom Bahasa korea yang menggunakan kata tangan. Sumber data diperoleh dari buku acuan hangukeo sugeo yeongu (한국어 숙어 연구) karya Kim Han Saem dan beberapa buku lainnya dapat berupa kamus maupun sumber online (www.naver.com). 2. Menerjemahkan setiap kamus idiom bahasa korea yang memakai kata tangan kedalam bahasa Indonesia. Dalam proses terjemahan digunakan kamus Korea Indonesia. penerjemahan yang dilakukan secara sederhana dan berdasarkan arti kata yang sebenarnya maupun kiasan. 3. Menganalisis idiom bahasa Korea yang menggunakan kata tangan berdasarkan struktur sintaksis kemudian dianalisis dengan sesuai struktur sintaksis idiom. 4. Menganalisis makna idiom bahasa Korea yang menggunakan kata tangan. Dalam tahap penganalisisan ini dipilih idiom kata tangan dalam Bahasa korea satu persatu lalu di sesuaikan berdasarkan struktur sintaksis idiom masingmasing tersebut. 5. Tahap akhir penelitian yaitu penyajian hasil analisis data. Dari data masingmasing idiom yang sudah diterjemahkan maknanya disesuaikan berdasarkan struktur makna masing-masing idiom tersebut.
6
1.8 Sistematika Penyajian Secara keseluruhan, penelitian ini akan disajikan dalam empat bab. Bab I merupakan pendahuluan. Dalam bab ini dibicarakan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan metode penelitian. Bab II merupakan bab landasan teori. Pada bab ini dipaparkan landasan teori yang digunakan dalam melakukan penelitian. Bab III merupakan hasil analisis keterkaitan struktur makna idiom berleksem tangan. Bab IV merupakan pengklasifikasian idiom berdasarkan hubungan antara makna leksikal dengan makna idiomatisnya. Dan yang terakhir merupakan penutup yang berisi kesimpulan.
7