BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit
infeksi (communicable disease) yang sempat mendominasi di negara-negara sedang berkembang termasuk di Indonesia. Salah satu penyakit degeneratif yang prevalensinya semakin meningkat yaitu diabetes mellitus terutama diabetes mellitus tipe 2. Prevalensi diabetes mellitus terus meningkat setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memprediksikan pada tahun 2025 jumlah pasien diabetes mellitus di dunia bisa mencapai 300 juta orang. Menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) pada tahun 1995 di wilayah ASEAN pasien diabetes mellitus tipe 2 diperkirakaan 8,5 juta orang dan meningkat menjadi 12,3 juta pada tahun 2000 serta 19,4 juta pada tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi diabetes mellitus di Indonesia sebesar 1,5-2,3% kecuali di Manado yang cenderung lebih tinggi yaitu 6,1% (Suyono 2007). Berdasarkan analisis data Riskesdas tahun 2007 yang dilakukan oleh Irawan (2010), didapatkan bahwa prevalensi diabetes mellitus tertinggi terjadi pada kelompok umur di atas 45 tahun sebesar 12,41%. Sedangkan pada tahun 2008 prevalensi diabetes mellitus di Indonesia 11% (Kartini, 2012). Penyakit DM di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta menduduki peringkat ke-1 dari penyakit terbanyak untuk rawat jalan tahun 2007 dengan jumlah kunjungan pasien sebanyak 8138 orang (Rekam medik RSUD Kota Yogyakarta, 2007). Menurut data Gadjah Mada
1
Medical Center (GMC), hasil pemeriksaan terhadap pegawai Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan adanya gangguan metabolik seperti hiperkolesterolemia, risiko penyakit jantung, dan diabetes mellitus. Rata-rata per bulan dosen dan karyawan UGM yang melakukan medical check-up sebesar 70-80% dari target 270 orang per bulannya (Sugianti, 2010). Diabetes mellitus merupakan sekelompok penyakit metabolik yang disebabkan gangguan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya yang ditandai dengan hiperglikemia atau tingginya kadar glukosa darah (Yunir, 2005). Prevalensi diabetes mellitus terutama diabetes mellitus tipe 2 mengalami peningkatan secara signifikan, hal ini berhubungan dengan kecenderungan masyarakat mengkonsumsi fast food yang umumnya mengandung tinggi lemak dan protein namun rendah karbohidrat kompleks khususnya serat (Suhaema et al., 2010). Selain dari pola makan, penelitian Wiardini et al. (2007) menyebutkan bahwa seseorang dengan obesitas overall memiliki risiko 5,5 kali lebih besar terhadap kejadian diabetes mellitus tipe 2 dibandingkan dengan yang tidak obes. Pada obesitas sentral risiko kejadian diabetes mellitus tipe 2 sebesar 3,9 dibandingkan dengan yang tidak obes. Riwayat keluarga juga berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus, penelitian Wiardini et al. (2007) menunjukkan bahwa seseorang dengan riwayat keluarga diabetes mellitus lebih positif memiliki risiko 5,5 kali lebih besar untuk menderita diabetes mellitus tipe 2. Selain riwayat keluarga, hipertensi juga berhubungan dengan diabetes mellitus, penelitian di RSU Sanglah Denpasar membuktikan bahwa orang dengan hipertensi berisiko 3,7 kali lebih besar untuk terkena diabetes mellitus tipe 2 (Suhaema et al., 2010).
2
Keluhan klasik dari diabetes mellitus meliputi empat hal, yaitu: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya. Keluhan lain yang juga dapat ditemukan pada pasien diabetes mellitus antara lain pasien merasakan lemah, gatal, kesemutan, pandangan kabur, serta adanya disfungsi ereksi pada pria ataupun pruritus vulva pada wanita (Gustaviani, 2006). Penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan beberapa faktor-faktor risiko terjadinya penyakit diabetes mellitus tipe 2, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan intervensi mencegah bertambahnya pasien baru penyakit diabetes mellitus, serta mengurangi terjadinya berbagai komplikasi yang disebabkan penyakit diabetes mellitus tersebut. B.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: 1.
Apakah obesitas berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus?
2.
Apakah hipertensi berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus?
3.
Apakah keturunan berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus?
4.
Apakah pola makan berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus?
C.
Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum: Mengetahui hubungan antara obesitas, hipertensi, keturunan dan pola makan dengan kejadian diabetes mellitus.
2.
Tujuan khusus: a. Mengetahui prevalensi diabetes mellitus.
3
b. Mengetahui hubungan obesitas dengan kejadian diabetes mellitus. c. Mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian diabetes mellitus. d. Mengetahui hubungan keturunan dengan kejadian diabetes mellitus. e. Mengetahui hubungan
pola makan dengan kejadian diabetes
mellitus. D.
Manfaat penelitian 1.
Praktis Secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan diabetes mellitus seperti obesitas, hipertensi, keturunan, pola makan, sehingga dapat direncanakan program kesehatan, seperti sosialisasi penanganan masalah diabetes mellitus serta sebagai tindakan pencegahan terjadinya diabetes mellitus.
2.
Teoritis Secara
teoritis
penelitian
ini
dapat
memberikan
perbendaharaan referensi sebagai bahan kajian pustaka mengenai beberapa faktor yang berhubungan dengan diabetes mellitus.
E.
Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berkaitan dengan faktor yang berhubungan dengan diabetes mellitus antara lain seperti tercantum pada Tabel 1.
4
Tabel 1. Keaslian penelitian Peneliti Trisnawati et al.
Tahun 2013
Judul Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012
Persamaan Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional.
Perbedaan Subjek penelitian
Adnan et al.
2013
Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Rawat Jalan di RS Tugurejo Semarang
Desain penelitian yang digunakan yaitu cross sectional.
Subjek penelitian
Suhaema et al.
2010
Pengendalian Status Gizi, Kadar Glukosa Darah dan Tekanan Darah Melalui Terapi Gizi Medis pada Pasien Diabetes Mellitus (DM)Tipe 2 Rawat Jalan di RSU Mataram NTB.
Variabel terikat yaitu diabetes mellitus
Desain penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental
Zahtamal et al.
2007
Faktor-Faktor Risiko Pasien Diabetes Mellitus
Variabel penelitian
Desain penelitian yang digunakan yaitu case controlstudy. Subjek penelitian
5