BAB I PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini akan diuraikan hal-hal pokok yang berkaitan dengan latar belakang penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan keaslian penelitian. Detail dari masing-masing subbab akan dijelaskan pada bagian di bawah ini.
1.1. Latar Belakang Gagasan kota kreatif dilontarkan pertama kali oleh Charles Landry pada tahun 1991 melalui hasil penelitiannya yang berjudul The Creative City and Its Cultural Economy dan baru pada tahun 2000 gagasan tersebut dituangkan dalam buku yang berjudul The Creative City. Munculnya gagasan kota kreatif ini merupakan sebagai salah satu alternatif jawaban terhadap kompleksnya permasalahan yang dihadapi kota-kota di dunia pada saat ini. Menurut hasil penelitian Carta (2007) menyebutkan bahwa pada tahun 2007 untuk pertama kali dalam sejarah umat manusia lebih dari separuh populasi penduduk dunia hidup di lingkungan perkotaan. Di benua Eropa sudah lebih dari 75 % warganya tinggal di perkotaan, sedangkan pada negara-negara berkembang diperkirakan akan segera mencapai angka 50 % penduduk yang tinggal di kota. Jumlah penduduk yang meningkat pesat di perkotaan tersebut umumnya berkorelasi dengan munculnya masalah-masalah yang timbul di kemudian hari. Berkaitan dengan hal tersebut, Charles Landry berpendapat bahwa penduduk yang
1
besar merupakan potensi yang harus dimanfaatkan dalam rangka pembangunan kota, tidak hanya dipandang dari sudut pandang negatif. Potensi terbesar yang dimiliki penduduk suatu kota adalah daya kreativitasnya. Melalui pemanfaatan daya kreativitas ini diharapkan mampu menjawab problem-problem yang muncul. Penerapan gagasan kota kreatif ini dimulai di kota-kota Inggris dan sekitarnya, dan kemudian menyebar ke Eropa daratan dan Amerika Utara. Banyak kota di Eropa pada awalnya merupakan kota industri yang perekonomian utamanya disokong dari sektor manufaktur, namun dengan terjadinya resesi dan krisis ekonomi yang menyebabkan terjadinya kebangkrutan sektor industri, yang ditandai dengan penutupan dan relokasi pabrik-pabrik, berimplikasi pada kemunduran ekonomi. Dengan adanya fenomena ini kota-kota tersebut berupaya untuk melakukan transformasi dari kota yang menggantungkan dari sektor industri ke sektor yang berbasis kreativitas penduduknya. Hal ini merupakan bentuk yang jamak terjadi pada penerapan gagasan kota kreatif di Eropa. Kota-kota tersebut antara lain adalah Bilbao, Glasgow, Berlin, London, Manchester, Barcelona dan sebagainya. Pada konteks penerapan gagasan kota kreatif di Indonesia, kota yang dianggap pionir kota kreatif di Indonesia adalah Kota Bandung. Pada tahun 2007 Kota Bandung dinobatkan menjadi salah satu kota terkreatif di Asia Timur pada forum Creative Cities International Meeting di Yokohama, selain itu British Council menjadikan Kota Bandung sebagai proyek percontohan kota kreatif di Asia, serta pada tahun 2013 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI mendaftarkan Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia ke
2
UNESCO bersama dengan Pekalongan, Yogyakarta dan Surakarta (Republika, 22 November 2013). Mengingat konsep kota kreatif ini masih baru dan belum banyak kota di Indonesia yang menggunakan konsep kota kreatif sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan kota, maka diperlukan adanya kajian yang lebih mendalam mengenai proses dan tahapan pembangunan kota menuju kota kreatif, sehingga temuantemuan nantinya dapat memberikan sumbangan konsepsual untuk pengembangan kota kreatif di kota lain di Indonesia. Hal ini dikarenakan beberapa kota di Indonesia mulai menghadapi tantangan deindustrialisasi, khususnya yang terjadi di kota-kota yang berada di Jawa Barat. Salah satu contoh fenomena tersebut adalah adanya relokasi industri garmen dari kota-kota di sekitar Jawa Barat ke Jawa Tengah yang diakibatkan oleh tingginya kenaikan UMK (Kompas, 7 Januari 2014).
1.2. Rumusan Masalah Penelitian Konsep kota kreatif (creative city) merupakan konsep pembangunan kota yang relatif baru dan baru mulai intensif didiskusikan mulai tahun 2000-an dan sampai dengan saat ini belum ada kesepahaman di antara pakar perencanaan perkotaan dunia. Penelitian dan forum diskusi mengenai topik kota kreatif sudah banyak dilakukan, khususnya di negara-negara maju, sedangkan riset tentang aplikasi kota kreatif di negara berkembang masih relatif sedikit. Kota Bandung merupakan perintis kota kreatif di Indonesia dan telah memperoleh pengakuan sebagai the emerging creative city dari forum internasional
3
dan saat ini sedang diusulkan oleh Kemenparekraf sebagai kota kreatif UNESCO. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji bagaimana proses Kota Bandung dalam menuju kota kreatif dan diharapkan dengan mengetahui tahapan proses pembangunan kota Bandung menuju kota kreatif dapat memberikan sumbangan konsepsual pada perkembangan kota kreatif di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: a.
Bagaimana tahapan Kota Bandung dalam menuju kota kreatif?
b.
Berdasarkan jawaban pertama, mengapa tahapan prosesnya berlangsung seperti itu? Faktor-faktor apa saja yang kemungkinan mempengaruhinya?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Merumuskan tahapan-tahapan proses Kota Bandung menuju kota kreatif;
b.
Mengungkap aktor-aktor yang berperan dalam proses pengembangan Kota Bandung sebagai kota kreatif;
c.
Mengungkap
faktor-faktor
yang
mungkin
mempengaruhi
proses
pengembangan Kota Bandung sebagai kota kreatif.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak antara lain adalah: a.
Bagi pemangku kebijakan, dapat memberikan masukan mengenai strategi pembangunan kota menuju kota kreatif dan dapat menjadi referensi bagi kota
4
lain di Indonesia yang akan menerapkan konsep kota kreatif sebagai strategi pembangunannya; b.
Bagi keilmuan, dapat memperkaya informasi dan memberikan sumbangan pemikiran pada konsep kota kreatif.
c.
Bagi civitas akademika, dapat menginspirasi untuk pengambilan topik riset mengenai kota kreatif yang relatif masih jarang diteliti di Indonesia.
1.5. Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian yang berkaitan yang telah dilakukan sebelumnya adalah: Tabel 1.1. Daftar penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan topik kota kreatif No 1
Nama Freska Fitriyana PWK ITB Tahun 2012
2
Judul Peran Komunitas dalam Pengembangan Kota Kreatif (Studi Kasus: Identifikasi Kekuatan Kolaboratif)
Antonina M. Simeti The Creative City:Moving from Ideas MIT-USA to Planning Practice Tahun 2006
Tujuan 1. Mengetahui peran komunitas kreatif dalam pengembangan Bandung 2. Mengidentifikasi proses komunikasi gagasan yang dihasilkan komunitas. Memahami penerjemahan (translation) konsep kota kreatif ke dalam praktek perencanaan
Terkait dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis, topik tersebut mempunyai fokus yang berbeda.
5
1.6.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keaslian penelitian. Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menjelaskan teori-teori yang digunakan sebagai pengetahuan dasar peneliti sebelum melakukan penelitian. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang metode dan langkah-langkah untuk melakukan penelitian, yang terdiri dari desain penelitian, cara pengumpulan data, cara analisis data dan penulisan laporan. Bab IV Gambaran Umum Wilayah Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai kondisi wilayah penelitian, baik dari kondisi fisik wilayah, kependudukan dan perekonomian. Bab V Hasil dan Pembahasan Bab ini menjabarkan berbagai temuan penelitian yang kemudian dianalisis sehingga menghasilkan jawaban pertanyaan penelitian yang ada. Bab VI Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi intisari dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab V. Pada bab ini juga memuat kontribusi teoritik dan rekomendasi yang berkaitan dengan kesimpulan penelitian ini.
6