BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Perusahaan yang telah terdaftar dalam pasar modal diwajibkan untuk
menerbitkan atau menyampaikan laporan tahunan. Laporan tahunan merupakan laporan yang diterbit oleh suatu perusahaan setiap tahunnya kepada para pengguna termasuk diantaranya adalah pemegang saham. Laporan tersebut berisi pengungkapan informasi tentang laporan keuangan, laporan kinerja manajemen, pendapat manajemen tentang kegiatan oprasional perusahaan selama periode tertentu dan peluang perusaan di masa depan. Secara umum pengungkapan yang harus dipenuhi oleh perusahaan adalah sifat pengungkapan wajib. Pengungkapan wajib yaitu pengungkapan yang dilakukan perusahaan atas apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan yang dikeluarkan oleh badan pengawas. Dalam rerangka konseptual FASB lingkup informasi yang termasuk wajib adalah statemen keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan informasi pelengkap. Ketiga hal tersebut yang seharusnya dipenuhi oleh perusahaan kecuali jika karena pertimbangan materialitas bagi perusahaan. Pengungkapan wajib ini merupakan pengungkapan yang nantinya akan dianalisis dan diperiksan oleh auditor ekternal apakah laporan keuangan yang diterbitkan telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, sehingga auditor dapat mengeluarkan opini tentang laporan keuangan perusahaan. Auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian jika seluruh standar akuntansi sudah dipenuhi oleh perusahaan. Sementara itu, ketika pengungkapan yang bersifat wajib telah dipenuhi oleh sebagian besar
1
perusahaan, para pemangku kepentingan seperti investor, kreditor, konsumen, serta
pihak-pihak
pengambil
keputusan
yang
berkepentingan
terhadap
keberlangsungan bisnis suatu perusahaan merasa belum cukup dalam memperoleh informasi dari manajemen perusahaan. Oleh karena itu, manajemen sebagai pelaku bisnis memberikan pengungkapan informasi tentang kondisi perusahaan yang tidak diatur dan diwajibkan, pengungkapan tersebut bersifat sukarela. Pengungkapan sukarela adalah semua pengungkapan yang diungkapkan tentang perusahaan diluar pengungkapan yang diwajibkan atau pengungkapan yang diatur dalam standar akuntansi. Dalam rerangka konseptual FASB lingkup informasi yang termasuk sukarela yaitu sarana pelaporan keuangan lain
dan
informasi lain. Dalam pengungkapan ini manajemen diberikan kebebasan terkait informasi tambahan apa saja yang akan disajikan kepada pemakai. Manajemen memberikan informasi tambahan di luar pengungkapan wajib tentang perusahaan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan mengingat semakin banyaknya perusahaan yang saling bersaing untuk menarik minat investor dalam berinvestasi. Walaupun demikian, yang sering terjadi ialah kebanyakan perusahaan mengungkapkan informasi yang tidak begitu dibutuhkan oleh pemakai sehingga pengungkapan akan bersifat coba–coba dan akan mempengaruhi kos yang semakin tinggi bagi manajemen atau informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan sudah diungkapkan oleh sumber lain (Suwardjono, 2005). Sumber lain ini dalam situasi tertentu justru akan lebih efektif dibandingkan informasi yang diungkapkan oleh perusahaan. Misalnya informasi tentang fluktuasi saham dan informasi obligasi yang dimiliki perusahaan terdaftar dalam
2
pasar modal sudah diinformasikan melalui BEI (website IDX). Hal ini berhubungan dengan masalah tentang seberapa banyak informasi sukarela yang harus diungkapkan dan informasi apa yang dianggap penting untuk diunkapkan perusahaan. Masalah dalam penelitian ini adalah menemukan penjelasan tentang keadaaan apa saja yang mempengaruhi manajemen menentukan tingkat pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan. Teori yang mendasari pengungkapan sukarela adalah teori pensignalan. Teori pensignalan menjelaskan tentang insentif perusahaan untuk melakukan pengungkapan secara sukarela walaupun tidak ada regulasi khusus yang mengaturnya (Wolk et al., 2013). Manajemen selalu berusaha mengungkapkan informasi yang bersifat internal atau privat yang menurut pertimbangan manajemen sangat diminati oleh pemakai informasi khususnya jika informasi tersebut merupakan berita baik dan merupakan bentuk kredibilitas manajemen (Suwardjono, 2005). Dengan demikian, maka manajemen boleh dengan leluasa memberikan pengungkapan sukarela tentang apapun yang berhubungan dengan kondisi dan prospek perusahaan dengan sebenar–benarnya tanpa adanya paksaan dengan tujuan memberikan kelengkepan informasi bagi pemakai dan menarik minat para investor untuk berinvestasi. Ketika investor memberikan reaksi terhadap perusahaan maka hal tersebut akan memberi dampak terhadap return saham perusahaan. Banyak penelitian yang meniliti tentang faktor apa saja yang mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan pengungkapan sukarela baik diluar Indonesia maupun perusahaan di Indonesia. Penelitian yang telah diteliti
3
untuk perusahaan di Indonesia diantaranya adalah Nuryaman (2009), Indriani, Khafid, Anisykurlillah (2014) dan Wardani (2012). Penelitian Nuryaman (2009) menilai hubungan antara konsentrasi kepemilikan, ukuran perusahaan, komposisi dewan komisaris, dan Kualitas audit dengan proksi spesialisasi industri Kantor Akuntan Publik (KAP) berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dengan 101 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI akhir tahun 2005. Indriani, Khafid, Anisykurlillah (2014) juga melakukan penelitian tentang pengaruh likuiditas, umur listing dan ukuran kantor akuntan publik sebagai faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam mengungkapkan pengungkapan sukarela, sedangkan penelitian Wardani (2012) menghubungkan kondisi keuangan (likuiditas, profitabilitas, dan laverage) dan umur perusahaan dengan kelengkapan informasi dalam pengungkapan sukarela yang menggunakan sampel 79 perusahaan publik hingga tahun 2009. Masalah yang terjadi dalam penelitian sebelumnya adalah penelitian terdahulu mereplikasi dari jurnal atau peneiltian terdahulu tanpa mempertimbangkan variabel yang benar–benar sesuai dan berhubungan dengan tingkat pengungkapan sukarela dan hubungannya dengan return saham. Selain itu butir–butir pengungkapan dalam penelitian terdahulu mengacu pada satu pendapat atau menggunakan indeks pengungkapan tanpa mempertimbangkan secara matang informasi apa yang menjadi kebutuhan pemakai dan ingin diungkapkan oleh manajemen.
Oleh karena itu, dalam
penelitian ini peneliti mencoba mencari penjelasan tentang apa yang sebenarnya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela yang disajikan oleh
4
pihak manajemen dengan butir–butir pengungkapan dari beberapa sumber yang dirasa peneliti penting untuk diungkapkan oleh manajemen kepada pemakai. Berdasarkan uraian tersebut, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela dan dampaknya terhadap return saham. 1.2
Perumusan Masalah Manajemen berusaha untuk mengungkapkan secara lengkap tentang
keadaan perusahaan, namun manajemen juga harus memperhatikan apakah informasi tersebut dibutuhkan dan memberikan manfaat baik bagi pemakai maupun bagi perusahaan.
Berdasarkan latar
belakang permasalahan, maka
rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela? 2. Apakah
porsi
kepemilikan
publik
berpengaruh
terhadap
tingkat
pengungkapan sukarela? 3. Apakah lingkup bisnis berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan sukarela? 4. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pengungkapan sukarela terhadap return saham? 1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah ukuran perusahaan, porsi kepemilikan publik, lingkup bisnis, dan kepemilikan institusional memberikan pengaruh yang signifikan pada tingkat pengungkapan sukarela. Selain itu, 5
penelitian ini akan menguji apakan pengungkapan sukarela akan berpengaruh terhadap return saham yang akan diperoleh investor dan perusahaan. 1.4
Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi pihak manajemen agar
lebih memperhatikan keadaan perusahaan untuk menentukan butir–butir pengungkapan sukarela sesuai dengan yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi pemakai informasi. Selain itu, penulis juga berharap penelitian ini dapat menjadi referensi bagi para peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela. 1.5
Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN Bab I berisi tentang uraian segala sesuatu yang berhubungan dengan latar belakang, rumusan maslah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sitematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab II berisi tentang landasan teori yang berhubungan dengan judul skripsi ini dan semua hipotesis yang mendukung penelitian ini. BAB III: METODA PENELITIAN Dalam Bab III akan dijelaskan mngenai metode apa yang dipilih oleh penulis mulai dari identifikasi variabel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
6
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang gambaran tentang objek penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang dilakukan penulis dengan mengacu pada tinjauan pustaka yang relevan BAB V: SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran.
7