1
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Pemilu Amerika menjadi suatu bentuk hiburan tersendiri bagi masyarakat
Indonesia bahkan diseluruh dunia, hampir semua masyarakat di seluruh belahan dunia ingin mengetahui keadan politik negeri paman sam. Dimana para calon kandidat Barack Obama dari partai Demokrat dan Jhon MeCain dari Republik bersaing untuk menjadi orang nomor satu di Amerika. Hal ini tentu tidak lepas dari peran media dalam memberikan informasi tentang keadan politik AS, baik media cetak ataupun media elektronik banyak memuat atau menayangkan berita – berita mengenai politik presiden Seperti yang diungkapkan oleh Douglas Kellner mengenai peran media dalam politik presiden. “In the contemporary era of media politics, image and media spectacle have played an increasingly important role in presidential politics and other domains of society. With the increasing tabloidization of corporate journalism, lines between news, information and entertainment have blurred, and politics has become a form of entertainment and spectacle (Kellner,2009:3) Kellner mengungkapkan Dalam era politik media kontemporer, gambar dan tontonan media telah memainkan peran semakin penting dalam politik presiden. Dengan semakin banyaknya media massa, garis antara berita, informasi dan hiburan telah kabur, dan politik telah menjadi suatu bentuk hiburan dan tontonan yang menarik. Pemilihan Presiden Amerika Serikat menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat Indonesia. Berbagai kalangan, tua muda, laki – laki, perempuan, pendidikan tinggi – rendah antusias mengikuti pemberitaan tentang pemilu di 1
2
Amerika Serikat. Antusiasme itu ditangkap oleh jejak pendapat litbang Kompas yang dilakukan sehari setelah Pemilu Amerika Serikat digelar 4 November lalu. Sebanyak 91,5 % responden mengaku mengikuti pemberitaan pesta demokrasi di negeri Paman Sam itu lewat media massa. Bahkan, 35,9% tidak mau ketinggalan berita barang seharipun, merasa perlu mengikutinya setiap hari. Jika dilihat lebih jauh ketertarikan untuk mengikuti pemberitaan pemilu di negara yang dijuluki ” Adidaya” dan pelopor demokrasi ini merata di semua kalangan meskipun dengan derajat ketertarikan yang berbeda – beda, Laki – laki dan perempuan, misalnya, sama – sama menyukai pemberitaan pemilu Amerika Serikat, tetapi terlihat bahwa porsi jumlah laki – laki lebih banyak yang mengikuti. Dilihat dari sisi pendidikan makin tinggi pendidikan responden makin intens mengikuti pemberitaan media tentang pemilu Amerika Serikat. Sementara usia tidak berpengaruh pada ketertarikan mengikuti pemberitaan moment bersejarah di Amerika Serikat. Ini artinya, pemilu Amerika Serikat menjadi konsumsi publik Indonesia, baik tua maupun muda. (Setiawan, 2008: 10). Penulis ingin melihat lebih dalam tentang pemberitaan Obama oleh media massa di Indonesia dengan segala perspektifnya melalui madia massa Kompas dan Republika saja, khususnya pada tanggal 6 November 2008 sampai dengan 20 Januari 2009. Alasan dari pemilihan kedua media tersebut karena dua media massa tersebut memiliki cara yang berbeda dalam penyajian berita-berita mengenai kemenangan Barack Obama mengacu pada visi misinya secara jelas selain itu pengalaman yang lama di belantika pers Indonesia menjadikan mereka dapat eksis sebagai lembaga pers.
3
Penulis memilih Kompas karena, Kompas memiliki peran yang penting dalam berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia baru, yaitu masyarakat dengan kemanusiaan yang transendental, persatuan dalam perbedaan, menghormati individu dan masyarakat yang adil dan makmur. Faktor yang menjadi sentral dalam visi ini adalah manusia dan kemanusiaan beserta cobaan, permasalahan, aspirasi, hasratnya, keagungan dan kehinaan. Kompas tergerak oleh visi ini dan berusaha peka akan nasib manusia Kompas
juga memiliki
misi
dengan berkomitmen membangun
masyarakat Indonesia Baru dan titik sentral pada manusia dan kemanusiaan, Kompas
dalam
pemberitaannya,
membawakan
nilai-nilai
demokratis,
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Apalagi di era reformasi seperti sekarang ini, wacana demokerasi, kebebasan pers dan hak asasi manusia menjadi hal utama. Dalam situasi kebebasan pers ini, Kompas dituntut untuk menyampaikan informasi padat, menghormati hati nurani, penuh wawasan dan cerdas serta tidak mengumbar
sensualitas
belaka
layaknya
koran-koran
kuning.
Dalam
membawakan komitmen itu Kompas mempunyai misi mengasah nurani membaur cerdas. Bisa dikatakan Kompas telah beredar di seluruh pelosok tanah air. Apalagi dengan sistem cetak jarak jauh yang memungkinkan pembaca didaerah menikmati Kompas sedini mungkin seperti pembaca di Jakarta dan sekitarnya. Sedangkan penulis memilih surat kabar Republika karena, Corak jurnalisme Republika sendiri dilandasi keinginan untuk menyajikan informasi yang lengkap dan komperhensif pagi para pembacanya untuk itu berita yang ditampilkan berusaha memberi warna baru dalam jurnalisme Indonesia, terutama
4
dari segi pengemasan, pendalaman, dan penyajianya dibandingkan media lain. Isi Pemberitaan surat kabar Republika tidak terlepas dari Misi dan Visi Harian Umum Republika, isi berita yang ditampilkan lebih banyak bernuansa Islam. Meskipun demikian untuk memenuhi tuntutan masyarakat Harian Republika juga menampilkan berita lain yang menarik dan untuk konsumsi publik. Pada halaman pertama kita akan mendapatkan tampilan berita utama. Topik Nasional hadir di 2 (dua) halaman penuh. Disamping itu masih banyak topik-topik lain yaitu Nusantara, Opini, Telisik, Internasional, Ekonomi Bisnis, Kabar Kota, Bursa, Wawancara, Investasi Global, Syariah, Sepak Bola, Arena, Iptek dan Kesehatan, Pendidikan, Warna dan TV Guide, Warna. Dalam masa krisis seperti sekarang, Harian Umum Republika tetap konsisten terbit dengan 28 halaman. Apalagi dalam masa Pemilu sekarang ini Republika menampilkan 2 halaman penuh khusus untuk menampilkan berita seputar Pemilu. Untuk kalangan pebisnis dapat memanfaat halaman Class Ad untuk menawarkan produknya melalui iklan yang dipasang di harian Republika ini. Pada halaman Opini di sediakan 1 (satu) halaman untuk menuangkan ide tulisan yang berasal dari pakar ataupun pembaca mengenai topik-topik yang sedang hangat di masyarakat. Surat kabar Republika meggunakan gaya bahasa seperti harian umum lainnya, Republika menggunakan Bahasa Indonesia dengan gaya yang mudah dipahami oleh seluruh pembaca yang ada di seluruh Nusantara. Dengan bahasa yang lugas Republika menampilkan berita terkini penuh inovatif dan bergaya modern, apalagi dilengkapi dengan foto-foto yang menarik. Nuansa Islam sangat
5
kental, baik dalam gaya bahasa maupun isi sehingga dapat sebagai pilihan bagi kalangan muslim untuk dijadikan sebagai koran keluarga B.
PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat penulis rumuskan
masalah sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat dalam Surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009. C.
TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam
pemberitaan terpilihnya terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di Surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009. D.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat teoritis yaitu pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu komunikasi
Manfaat terapan dapat digunakan sebagai pembendaharaan penelitian bagi mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik pada umumnya dan mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik jurusan komunikasi pada khususnya
Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan dengan masalah ini.
6
E.
LANDASAN TEORI 1. SURAT KABAR Banyak ungkapan yang dipakai oleh para ahli untuk menunjukan asal-usul pers. Diantaranya yang cukup ekspresif ialah sosiolog Kanada McLuhan ia menyebut pers dan media massa umumnya sebagai ”the existence of man”, eksistensi manusia. Kodrat pembawaan dan kebutuhan esensial manusia ialah berkomunikasi, ia menyatakan diri, ia berbicara, ia menerima pesan dan menyampaikan pesan, ia berdialog, ia menyerap yang dilihat dan didengarnya, ia berada dalam suatu lingkungan dan bercengkrama dengan lingkungan dan dengan proses itu, ia menyatakan dan mengembangkan peri kehidupan yang bermasyarakat (Oetama, 1987:4). Bitter (1986) menyebutkan bahwa tahun 59 SM di kota Roma telah terbit sebuah buletin untuk warga kota yang disebut dengan Acta Diurna yang memuat pelbagai pengumuman dan diletakan pada pendopo balai kota. Penerbitan surat kabar yang bermutu lebih baik setelah berkembang luasnya percetakan baru dapat terlihat di Italia sekitar tahun 1600. Waktu itu terbit surat kabar yang disebut dengan Gazette (Liliweri, 1991:12) Surat kabar memiliki tiga kriteria yaitu: surat kabar terikat dengan aktualitas. Semakin aktual laporan surat kabar, semakin baik. surat kabar berusaha menjaga aktualitasnya dengan cara menyajikan berita segar lebih luas dan dengan latar belakang yang lebih banyak
7
dibandingkan media massa elektronik. Sebab itu pula komentar surat kabar selalu berkaitan dengan peristiwa harian diseluruh dunia, surat kabar hidup dengan berita-berita dari hari ke hari. Karakter lain surat kabar adalah periodisitas. Surat kabar diterbitkan dalam jangka waktu yang sesingkat mungkin. seperti radio, beberapa surat kabar tidak hanya terbit sekali dalam sehari. Misalnya surat kabar Asahi Shimbun Jepang terbit sampai 16 kali dalam setiap hari, salah satu surat kabar berbahasa Jerman di Switzerland biasa diterbitkan tiga kali sehari. Kriteria yang terakhir dari surat kabar ialah sifat universal dalam isi dan akses. Pada umumnya surat kabar mengupas semua masalah hidup manusia karena itu bersifat universal. Surat kabar juga mengupas berita-berita politik, ekonomi, budaya, hiburan dan juga olah raga. Tetapi ada juga surat kabar yang meski memfokus pada salah satu bidang saja, misalnya Financial Times atau Wallstreet Journal, yang memberikan informasi khusus mengenai ekonomi (Obon & Jebarus,2001:99). Untuk surat kabar harian, berita-berita pada halaman pertama sangat penting karena halaman pertama ibarat etalase sebuah toko: penyajiannya mendorong orang untuk membeli dan membaca. Lay-out dan penyajian halaman depan dengan baik memberikan rasa akrab kepada para pembaca. Pada halaman pertama dicantumkan nama surat kabar, logo dan desain nama. Semua ini bagaikan bendera memberikan warna khas dan arah surat kabar tersebut. Halaman judul berisi beritaberita penting menurut seleksi editor, pada umumnya dapat dilihat pada
8
besarnya kepala berita, letak dan panjang cerita. Pada umumnya editor menempatkan berita-berita yang penting pada halaman pertama. Kemudian berita-berita penting lainya akan akan diperkenalkan melalui daftar isi dari surat kabar tersebut yang dipasang pada halaman pertama pula ekonomi ( Obon & Jebarus, 2001:100). 2. BERITA Pada tahun 1882 Charles A. Dana mengungkapkan ”When a dog bites a man that is not news, but when a man bites a dog that is news” (apabila seekor anjing menggigit orang itu bukanlah berita, akan tetapi apabila orang menggigit anjing itu baru berita). Sedangkan menurut Dean M. Spencer, dalam bukunya ”News Writing”. Berita didefinisikan sebagai suatu kenyataan atau ide yang benar dapat menarik perhatian, sebagian dari pembaca. Menurut batasan atau definisi, berita dalam arti teknis jurnalistik adalah : laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karna itu luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula ia mencakup msegi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaff, 1983:23). Sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Faktor peristiwa atau keadaan menjadi pemicu utama terjadinya sebuah berita. Dengan kata
9
lain, peristiwa dan keadaan itu merupakan fakta atau kondisi yang sesungguhnya terjadi, bukan rekaan atau fiksi penulisnya (Djuraid, 2006:9). Dari ketentuan yang ditetapkan oleh Kode Etik Jurnalistik bahwa sebuah berita harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat. Selain cermat dan tepat, berita juga harus lengkap (complete), adil (Fair) dan berimbang (balanced). Kemudian berita harus tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis disebut objektif, syarat prtaktis tentang penulisan berita yaitu berita harus ringkas (concise), jelas (clear) dan hangat (current) (Budyatna, 2006:47). Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news) berita berat adalah berita yang sangat penting terkait dengan peristiwa yang sangat menegangkan, mencengangkan, mengejutkan dan pada peristiwa yang mengguncangkan menyita perhatian serta yang mengandung konflik dan memberi sentuhan-sentuhan emosional dan melibatkan tokoh masyrakat, orang terkenal. Karena menyangkut peristiwa atau masalah penting, maka perlu secepatnya diketahui masyuarakat, maka naskah berita dibuat sedemikian rupa tidak terlalu panjang, cukup di ungkapkan hal-hal yang menonjol atau paling penting saja (Yosef, 2009:23). Sedangkan berita ringan adalah kebalikan dari hard news, menunjuk pada pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi bersangkut paut dengan kejadian-kejadian umum.
10
Berita yang tidak terlalu penting sehingga tidak harus secepatnya diketahui masyarakat namun demikian, berita ini tetap dinilai menarik dan ada manfaatnya bagi khalayak sehingga ttetap disebarluaskan kepada khalayak. Karena dari segi urgensinya tidak terlalu tinggi, maka penyebaranya luasan berita seperti ini baik melalui media massa cetak, tidak harus menjadi berita pertama tetapi dapat ditempatkan pada bagian tengah atau bagian akir. Berita seperti ini juga dapat disebut sebagai”Time less News” yaitu berita yang penyebarluasanya
tidak
terikat waktu. Artinya dapat disebarluaskan pada kesempatan berikutnya (Yosef, 2009:25). Struktur Berita
Nilai Berita Significance (penting) Yakni kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi orang banyak, atau kejadian yang punya akibat terhadap kehidupan pembaca. Magnitude (besaran) Yakni kejadian yang menyangkut angka – angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca. Timeliness (waktu) Yaitu menyangkut hal – hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan.
11
Proximity (dekat) Yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca, kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional. Promonence (tenar) Yakni menyangkut hal –hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca. Human Interest (manusiawi) Yakni kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut bagi orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa (Mursito, 1999. 63).
Teknik Penulisan Berita JUDUL LEAD BODY PENUTUP Bill Parks memaparkan mengenai penulisan piramida terbalik yaitu ”Seperti yang telah kita lihat, keunggulan utama dari piramida terbalik adalah: menyampaikan informasi secara efisien, sehingga pembaca dapat memahami fakta-fakta dengan cepat‟. Djafar H. Assegaff mengemukakan tujuan dari penulisan berita menggunakan gaya penulisan berita Piramida Terbalik adalah untuk memudahkan khalayak pembaca yang bergegas, untuk cepat
12
mengetahui apa yang terjadi dan diberitakan. Di samping itu tujuan lain, yang sifatnya lebih kedalam, yakni untuk memudahkan redaktur memotong bagian yang tidak penting yang terletak pada bagian paling bawah (Assegaff, 1983. 49).
Setiap tulisan yang berbentuk berita, sekurang-kurangnya memuat 3 bagian, yakni pembukaan (lead, intro), tubuh (body), dan penutup. Bagian body, bisa berupa detail, perluasan lead, pendukung lead, dan latar belakang.
Lead adalah bagian terpenting, paling kuat dan menonjol, merupakan inti dari keseluruhan berita. Lead menonjolkan bagianbagian penting secara ringkas, dan ia bertugas “merayu” pembaca agar membaca berita tersebut. Lead kadang memuat keseluruhan unsur 5W+1H. Body dan Penutup bagian kedua, yakni tubuh adalah bagian yang menguraikan lebih lanjut pokok-pokok fakta yang terdapat pada lead. Unsur “bagaimana” dan “mengapa” biasanya mengambil banyak uraian dalam tubuh berita (Mursito, 1999. 63).
3. BERITA POLITIK Werren,
dalm
bukunya
“Modern
News
Reporting”
mengungkapkan “Newspaper policy manifests it self more definitely and consistently in politics and public affairs are inseparable” (politik surat kabar nampak dengan tegas dan nyata di dalam pemberitaan politik daripada pemberitaan-pemberitaan lainya, karena alasan-alasan yang
13
nyata bahwa politik dapat dipisahkan dengan masalah-masalah umum) (Assegaff, 1983:41). Berita politik adalah berita mengenai berbagai macam aktifitas politik yang dilakukan para pelaku politik di partai politik, lembaga legislatif, pemerintahan dan masyarakat secara umum. Kehidupan politik dan kenegaraan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan rakyat, karena itu setiap orang akan tertarik dengan beritaberita politik. Pengertian politik di sini adalah dalam arti yang luas, yakni sebagai ilmu pemerintahan negara, jadi tidak hanya terbatas kepada pengertian partai dan kegiatannya. Jadi politik dalam arti yang luas yang dimaksudkan itu akan mencakupi tidak saja masalah kenegaraan, sejak dari diplomasi internasional, pemilihan umum dan krisis-krisis kabinet, akan tetapi juga sampai kepada masalah-masalah politik yang timbul di daerah-daerah. Hampir semua media menampilkan berita politik sebagai sajiannya, bahkan beberapa media umum menempatkan berita politik sebagai berita utama. Penempatan politik sebagai berita utama tampaknya terbawa kecendrungan masa lalu yang menempatkan politik sebagai sesuatu yang sangat penting. Dalam perkembangannya, masyarakat justru kurang menyukai berita politik. Berbagai peristiwa politik yang disertai manuver para politisi justru membuat masyarakat tidak simpati pada politik (Djuraid, 2006:45).
14
4. KEBIJAKAN REDAKSIONAL David L Sills mengungkapkan, sehubungan dengan pengertian kebijakan, Ia menyatakan kebijakan ialah ”suatu perencanaan atau program mengenai apa yang akan dilakukan dalam menghadapi problem tertentu dan cara bagaimana melakukan atau melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan atau diprogramkan” ( Safiie & Tanjung, 1999:47). Louis M. Lyons mantan kurator yayasan Nieman Di Universitas Harvard mengungkapkan fungsi editorial adalah menentukan suasana atau sifat surat kabar. Jika seseorang membutuhkan alasan bagi editorial atau mencoba menentukan peranan utama dari sebuah editorial, peran itu mengungkapkan suasana surat kabar. Hal ini lebih dari sekedar kebijaksanaan persuratkabaran. Ini merupakan kesempatan untuk menunjukan institusi itu sendiri sebagai sebuah kekuatan yang beradab yang memberi peradaban (Rivers, Mclntyre & Work, 1994:59). Editorial dapat dikatakan sebagai pertanggung jawaban atas berita-berita yang dipilih dan disajikan, tanggung jawab atas komitmen terhadap pembangunan masyarakat hal ini berhubungan dengan fungsi editorial yakni; yang petama memberikan bimbingan kepada masyarakat agar dalam kehidupannya lebih efektif, atau dengan perkataan lain memberikan
bimbingan
kepada
masyarakat
dalam
menghadapi
persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Kedua, memberikan penjelasan kepada pembaca tentang berita-berita hangat/aktual. Ketiga, mengajak pembaca berbincang tentang suatu persoalan aktual, sebelum
15
berita itu terlanjur menjadi pendapat umum (public opinion) (Mursito, 2006:17). Opini yang berasal dari media massa bersumber pada ”kebijakan redaksional” (editorial policy). Kebijakan redaksional bagaikan ”ideologi” suatu partai politik Yang menjadi dasar kegiatan seluruh kegiatan jurnalistik. Kebijakan redaksional ditentukan oleh visi dan misi media massa. Kebijakan redaksional adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap
persoalan
aktual,
fenomenal,
atau
kontroversial
yang
berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan. Kebijakan Redaksional (Editorial Policy) adalah ketentuan yang disepakati oleh redaksi media massa tentang kriteria berita atau tulisan yang boleh dan tidak boleh dimuat atau disiarkan, juga kata, istilah, atau ungkapan yang tidak boleh dan boleh dipublikasikan, sesuai dengan visi dan misi media. . Di media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), kebijakan itu dirinci dalam ”buku gaya bahasa” (style book) atau buku pedoman penggunaan standar kata/ bahasa untuk keseragaman penulisan. Gaya penulisan itu harus ditaati oleh wartawan agar terjadi keseragaman dalam teknis penulisan kata-kata, gaya bahasa atau kalimat, dan istilah. Kebijakan redaksional ditetapkan sebagai standar bagi
16
wartawan demi ciri khas media sekaligus menjaga keseragaman bahasa di kalangan wartawan (Pareno, 2003:90). Kebijakan redaksional ditentukan oleh Dewan Redaksi yang terdiri dari unsur-unsur direksi, redaktur, pemasaran, iklan dan sebagainya. Kurun waktu berlakunya kebijakan redaksional ada yang bersifat setrategis ada yang teknis. Kebijakan yang strategis berlaku lama dan agak permanen, misalnya ” tidak berlaku oposan terhadap penguasa”. Kebijakan yang teknis misalnya dalam membela kepentingan rakyat, persahabatan dengan pengusaha dan kekuatan politik, agama, suku dan golongan tertentu. Meskipun media massa selalu mengklaim diri sebagai ”media komunikasi massa” yang independen, namun pada akhirnya khalayak bisa mengetahui bahwa tidak ada media massa yang netral. Khalayak bisa mengetahui hal tersebut dari tajuk, ulasan, komentar, pojok dan karikatur. Bahkan dari judul atau isi berita yang disajikan oleh media
massa,
khalayak
bisa
mengetahui
sikap
atau
mungkin
keberpihakan media massa. Apakah tujuanya untuk mempertahankan dan meningkatkan pelanggan, maka kebijakan redaksional seperti itu merupakan bagian dari rekayasa berita. Para redaktur telah melakukan seleksi atas berita-berita dan gambar-gambar di media massa mereka yang menyenangkan atau menghibur pelanggan dan pembaca (Pareno, 2003:92).
17
5. ANALISIS ISI Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Isi (Content Analysis). Kerlinger mengatakan bahwa : ”Content analysis is a method of studying and analyzing communication in a systematic and qualitative manner to measure variables” Analisis isi adalah suatu metode studi dan analisa tentang isi komunikasi (tersurat dan tersirat) secara sistematis, logis, baik dengan pendekatan kuantitatif untuk mengukur variable-variabel maupun pendekatan kualitatif dalam pengkategorian pesan, untuk mencapai hasil penelitian yang obyektif ataupun kesimpulan-kesimpulan yang obyektif (Black & Dean, 1999:26). Secara umum ada kesepakatan para ahli, bahwa pelaksanaan analisis isi haruslah sistematik dan obyektif. Obyektifitas menurut suatu cara yang memungkinkan bila dilaksanakan oleh orang lain akan menghasilkan hasil yang sama. Sistematis menghendaki penerapan yang taat azas dalam pembuatan kategori-kategori isi. Cara ini menjamin penyeleksian data lebih tepat sehingga pengambilan keputusan yang berat sebelah dapat dihindarkan. Keuntungan menggunakan metode ini adalah tidak adanya resiko obyek yang diteliti berubah karena perlakuan penelitian. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan yang obyektif (Bambang Setiawan dalam 2002:32).
18
Analisis isi media dapat: a.
Mengidentifikasi apakah organisasi menaruh pesannya dimedia
b.
Mengidentifikasi isu penting
c.
Mengidentifikasi media mana meliput apa
d.
Mengidentifikasi wartawan mena meliput isu apa untuk memungkinkan penargetan yang lebih spesifik
e.
Mengukur apakah isu tertentu menerima liputan yang meningkat / berkurang
f.
Merinci liputan melalui pers perdagangan, media nasional, media bisnis dan lain-lain
g.
Merinci liputan melalui daerah, seperti analisis negara untuk melihat bagai mana daerah tertentu beroperasi
h.
Melakukan analisis saingan untuk mengidentifikasi apa yang dikatakan dan dilakukan saingan, dan apa yang dikatakan orang tentang mereka.
i.
Mengidentifikasi sumber utama yang dikutip media mengenai topik kunci
j.
Menghasilkan garis kecenderungan liputan sepanjang waktu untuk menunjukan secara obyektif apakah kuantitas dan kualitas liputan meningkat / menurun (Namara, 1999:190).
19
Dalam media massa khususnya pers cetak, content analysis dilakukan terhadap perkembangan kecendrungan isi suatu berita, isi suatu kejadian dengan memperhatikan perulangan-perulangan, penekanan, perhatian dan fokus pada suatu konteks tertentu sehingga kita dapat mengajukan kesimpulan kecendrungan tentang isi media itu. (Sanipah, 2005:104). Analisis isi dalam penelitian ini diterapkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam penyajian berita-berita tentang Barack Obama setelah menang pemilu Amerika Serikat sampai ia dilantik menjadi presiden pada surat kabar Kompas dan Republika periode 6 November 2008 sampai dengan 20 Januari 2009.
F.
HIPOTESIS PENELITIAN Masri Singarimbun dan Sofian Effendi mengungkapkan bahwa ”Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting karena merupakan instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil dedukasi dari teori atau proposisi, hipotesa lebih sepesifik sifatnya, sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris” (Singarimbun & Effendi, 1987:43). Biasanya
suatu
hipotesa selau dirumuskan
dalam bentuk
pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih.Hubungan tersebut dapat dirumuskan secara eksplisit maupun secara implisit. Hipotesa relasional adalah hipotesa eksplisit karena hubungan antar variabel
20
dinyatakan secara jelas. Sedangkan yang secara implisit adalah hipotesa deskriptif. Selain harus menunjukan hubungan antara 2 variabel atau lebih, hipotesa harus memberikan gambaran bagaimana bentuk hubungan tersebut, yaitu positif atau negatif. Hipotesa yang baik juga harus memberikan petunjuk bagaimana pengujiannya. Untuk itu variabel penelitian harus dijabarkan dengan teliti agar lebih mudah diukur, dengan demikian diketahui cara pengujian hubungan antara variabel-variabel terebut. Semua hipotesa yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat relasional, maupun deskriptif disebut hipotesa kerja ( Hi / Hk ). Agar dapat diuji
secara
stsistik,
diperlukan
sesuatu
untuk
membandingakan
hipotesa kerja tadi. Dalam penelitian sosial pembanding tadi biasanya tidak ada, dan karena itu dibuat pembanding secara arbiter yang berbentuk suatu hipotesa nol ( Ho ). Ho inilah yang kemudian diuji. Bila pengujian hipotesa menyimpulkan bahwa Ho ditolak, maka Hi /Hk diterima ( Singarimbun & Effendi, 1987:45). 1.
Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal pokok permasalahan berita Ha :Terdapat perbeaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
21
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal pokok permasalahan berita 2.
Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal narasumber berita Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal narasumber berita
3.
Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal jenis berita Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal jenis berita
4.
Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat
22
di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal penempatan halaman berita Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal penempatan halaman berita G.
DEFINISI KONSEPSIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL 1. Definisi konsepsional Definisi konsepsional adalah pembatasan arti atau pengertian tentang istilah dalam judul penelitian sesuai dengan pengertian umum yaitu untuk menghindari perbedaan pengertian dan penafsiran tentang variabel-variabel penelitian yang akan diuji antara konsep penelitian dengan pembacanya (Nasir, 1995:18). a. Surat kabar Surat kabar adalah alat komunikasi massa yang mengoperkan lambang-lambang komunikasi secara serentak, lambang-lambang mana yang memenuhi syarat publisitas, perioditas, universalitas dan aktualitas b. Berita Batasan berita dalam penelitian ini adalah segala bentuk tulisan surat kabar yang bersifat : melaporkan kejadian, mengulas atau menganalisis peristiwa secara subyektif ” Dengan demikian berita
23
dalam penelitian ini mencakup staight news (hard news dan soft news), feature, Indepth news, reportase, Investigative reporting foto jurnalistik 2. Definisi Operasional Definisi Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel dengan kata lain adalah semacam bentuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur variabel a.
Surat kabar Surat kabar dalam penelitian ini mengambil surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009
b.
Berita Berita dalam penelitian ini berita yang dimuat dalam surat kabar Kompas dan republika pada periode 6 November – 20 Januari 2009 berita mengenai Barack Obama didalam penelitian ini adalah setiap pemberitaan yang didalamnya terkandung peristiwa politik, ekonomi, sosial budaya
Metode pengukuran dalam penelitian ini hanya akan menghitung frekuensi munculnya berita mengenai Barack Obama tanpa memperhatikan volume berita (sentimeter kolom) ataupun jumlah alinea, pendekatan dengan menggunakan alat ukur volume berita memiliki kecendrungan tinggi bernada sepihak, sehingga derajat bisa lebih besar. Luas atau tidaknya volume suatu berita belum tentu memberi jaminan bahwa berita itu penting atau tidak. Alasan lainya adalah bahwa dengan mempersempit unit analisa, telaah terhadap permasalahan yang diteliti akan lebih cermat
24
dan mendalam sehingga dimungkinkan dapat memperkecil terjadinya bias (Dalam skripsi Ardyanto Yoga, 2002:30). Untuk
melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam
pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di Surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009, dibuatlah kategori-kategori operasional sebagai berikut : 2.4 Pokok Permasalahan berita Deutschmann memberikan kategori – kategori dalam menganalisa isi persurat kabaran, dalam studi ini. Oleh karena kategori – kategori tersebut nyatanya sesuai, fungsional dan terkendali maka dianggap bahwa kategori – kategori tersebut dapat memberikan jawaban pada hipotesa (Flournoy, 1989:26). i.
Perang, pertahanan dan diplomasi : dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan pertikaian bersenjata antar dua negara atau lebuh. Isi yang berhubungan dengan masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata nasional. Serta pertahanan negara juga masuk di dalamnya. Kegiatan - kegiatan resmi dari para duta besar dan pejabat diplomatik lainya juga dimasukan dalam kelompok ini. Berita mengenai Perserikatan Bangsa-Bangsa dan permasalahanya juga dimasukan dalam kelompok ini.
ii.
Politik dan Pemerintahan. Setiap persoalan yang berhubungan dengan kegiatan dari pelbagai badan-badan pemerintahan,
25
apakah pada tingkat daerah atau nasional, dimasukan dalam kelompok
ini.
Pembahasan
perundang-undangan
yang
disiarkan melalui surat kabar , walaupun menyangkut pokok persoalan dalam kategori lain, dianggap sebagai hal pemerintahan dan dari sebab itu dikelompokan demikian. Halhal yang menyangkut persoalan-persoalan politik atau pengangkatan seseorang calon atau pejabat untuk suatu kedudukan yang penting, masuk dalam kategori ini. Pembahasan konsep-konsep pemerintahan seperti kebebasan politik atau kebebasan berbicara dimasukan dalam kelompok ini. iii. Kegiatan ekonomi. Dalam kategori ini termasuk cerita-cerita yang ada dasar ekonominya kecuali belanja pemerintah, seperti perdagangan, keuangan dan perbankan. pembahasan soal-soal perpajakan juga dimasukkan di sini. Kegiatankegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana-sarana yang telah ada, masalah pertanian, masalah perindustrian dan masalah-masalah managemen tenaga kerja juga dimasukan dalam kelompok ini. Berita-berita tentang perekonomian dan angkut nasional, sekalipun menyangkut tindakan pemerintah, dimasukan juga dalam kelompok ini. iv. Kejahatan.
Kelompok
ini
menyangkut
masalah-maslah
pelanggaran hukum dan penerapan hukum yang bersangkutan.
26
v.
Masalah-masalah menyangkut
moral
masyarakat.
persoalan-persoalan
berita-berita
yang
dihadapi
yang oleh
masyarakat tentang hak-hak asasi dan tanggung jawab etika perorangan, dimasukan dalam kelompok ini. Pergerakan hakhak sipil, bila tidak merupakan bagian dari perundangundangan pemerintah dianggap sebagai masalah moral masyarakat. cerita-cerita atau tajuk rencana yang menyangkut tanggung jawab organisasi keagamaan kepada masyarakat, juga dimasukan dalam kelompok ini vi. Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat. Berita-berita yang menyangkut
masalah-masalah
tentang
penyakit-penyakit
tertentu yang mempunyai dampak umum, dimasukan dalam kelompok ini. Isi-isi yang menyangkut kegiatan-kegiatan badan-badan kesehatan masyarakat, seperti Palang Merah, berita tentang terobosan-terobosan di bidang ilmu dan kedokteran dimasukan dalam kelompok ini. vii. Pendidikan dan seni klasik. kelompok berita ini menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem pendidikan umum baik swasta maupun negeri, atau dengan seni klasik seperti drama sastra atau seni lukis. viii. Hiburan rakyat. Yang dimasukan dalem kategori ini ialah halhal yang menyangkut cara-cara rakyat menghibur diri, kecuali melaui seni lukis, seperti bioskop, televisi dan olahraga.
27
ix. Human interest. Dalam kategori ini termasuk berita-berita tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional
dari
kehidupan.
Setiap
berita
kecil
yang
menyenangkan tentang keganjilan perilaku manusia: ceritacerita dengan percakapan dan tindak laku tetapi tidak usah memuat berita langsung, cerita-cerita semacam ini bukanlah merupakan berita langsung atau tajuk rencana karena ceritacerita ini bersifat sastra rakyat. 2.4 Narasumber Berita i.
Aparatrur negara : Individu sebagai alat atau kelengkapan negara
yang
terutama
dalam
bidang
kelelmbagaan,
ketataleksanaan dan kepegawaian yang mempunyai tanggung jawab terhadap pemerintahan (KBBI,1989.131) ii.
Pakar politik : orang yang ahli, pandai dan memahami ilmu pengetahuan mengenai tata kenegaraan yang meliputi sistem pemerintahan,
azas-azas
pemerintahan,
kebijakan,
dan
pembangunan negara. (KBBI,1989.694) iii. Pakar ekonomi : orang yang ahli, pandai dan memahami ilmu mengenai azas-asaz produksi, distribusi, konsumsi dan keuangan serta tata kehidupan perekonomian suatu negara (KBBI,1989.680) iv. Pakar Sosial Budaya adalah orang yang ahli, pandai dan memahami ilmu perkembangan kehidupan masyarakat dengan
28
segala hasil cipta, rasa dan karsa masyarakat tersebut (KBBI,1989.849). v.
Profesional :orang yang menjalankan profesinya pada bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian, ketrampilan dan kejuruan dengan penuh tanggung jawab sesuai aturan yang ditetapkan (KBBI,1989.702)
2.4 Jenis-jenis berita Menurut Jani Yosef dalam bukunya yang berjudul „To Be A Journalist” secara umum, berita dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu: Berdasarkan tingkat urgensi berita. Hard News, berita ringan (Soft News), berita penerangan (Informational news). Berdasarkan cara pengolahan berita: Berita linear, berita singkat (Straigt News), berita mendalam (Indepth News) i.
Hard News : Berita yang sangat penting terkait peristiwaperistiwa
yang
menegangkan,
mencengangkan,
mengejutkan, mengerikan, menakutkan, mengharukan, dan hal-hal lain yang menyentakan perasaan orang. Karena menyangkut peristiwa atau masalah penting, maka perlu secepatnya diketehui masyarakat. ii.
Berita ringan (Soft News) : adalah kebalikan dari hard news, yaitu berita yang tidak terlalu penting sehingga tidak harus secepatnya
diketahui
masyarakat.
Karena
dari
segi
urgensinya tidak terlalu tinggi, maka penyebar luasan berita
29
seperti ini tidak harus menjadi berita pertama tetapi dapat ditempatkan pada bagian tengah atau bagian akhir. iii.
Berita Penerangan (Informational news) : berita yang dikemas berupa penjelasan atau pengumuman pemerintah atau suatu lembaga negara melalui media massa tentang kebijakan baru atau suatu keputusan penting
iv.
Berita Linear (Linear News) : berita yang pengolahannya diangkat satu sisi saja, tidak menyertakan informasi terkait lainya dan tidak mendalam
v.
Berita Singkat (Straight News) : berita yang langsung menyajikan isi utama atau isi pokok informasi karena harus secepatnya diketahui masyarakat. Karena singkat dan harus segera diketahui khalayak, maka pengolahannya tidak mendalam.
vi.
Berita Mendalam (Indepth News) : berita yang diolah secara mendalam dengan cara mengembangkan dan melengkapi informasi yang disampaikan dalam berita sebelumnya, atau berdasarkan informasi yang baru namun dikemas secara menarik dan mendalam (Yosef, 2009:25).
vii.
Reportase : reportase atau pelaporan adalah bentuk penulisan jurnalistik yang lebih longgar dibanding berita langsung, longgar dalam arti tidak begitu terikat oleh waktu, aktualitas dan dalam interpretasi fakta. Sementara
30
fakta-fakta
yang
dilaporkan
dalam
reportase
lebih
mendalam yang jelas cara mendapatkan fakta sedikit banyak menggunakan investigasi (Mursito, 1999:76). viii. Investigative Reporting : investigative reports atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan, sehingga penyajian berita seperti ini membutuhkan waktu yang lama (Sumadiria, 2005:30). ix. Feature
:
Feauture
adalah
salah
satu
bentuk
penyajianinformasi yang lengkap mendalam tentang suatu masalah atau hal yang khas. Agar penyajianya menarik dalm pengolahanya mengutamakan nilai seni dan unsur human interest di dalamnya. Dengan demikian feature merupakan penyajian informasi atau satu jenis penyajian berita yang mampu memenuhi rasa ingin tahu dan rasa gembira dan terharu atau tergugah khalayak atau pembaca (Yosef, 2009:40). x. Foto jurnalistik : Jurnalistik foto merupakan sebagian dari ilmu
jurnalistik
(komunikasi).
Jurnalistik
foto
adalah
"ilmunya", sedangkan foto jurnalistik adalah "hasilnya". Foto jurnalistik adalah karya foto "biasa" tetapi memilki nilai berita atau pesan yang "layak" untuk diketahui orang banyak
31
dan disebarluaskan lewat media massa.Ada beragam definisi tentang foto jurnalistik (Inggris : photo journalism) yang disampaikan para pakar komunikasi dan praktisi jurnalistik. Namun secara garis besar, menurut Guru Besar Universitas Missouri, AS, Cliff Edom, ”foto jurnalistik adalah paduan antara gambar (foto) dan kata”. Jadi, selain fotonya, foto jurnalistik juga harus didukung dengan kata-kata yang terangkum dalam kalimat yang disebut dengan teks foto / caption foto, dengan tujuan untuk menjelaskan gambar dan mengungkapkan pesan atau berita yang akan disampaikan ke publik. Jika tanpa teks foto maka sebuah foto hanyalah gambar yang bisa dilihat tanpa bisa diketahui apa informasi dibaliknya (Rekotomo, 2007:). 2.4 Penempatan halaman i. Berita halaman muka : berita yang dimuat pada halaman pertama surat kabar yang berisi berita-berita penting atau utama. ii. Berita halaman dalam : berita yang dimuat pada halaman ke dua, ketiga pada surat kabar yang berisi berita-berita tidak terlalu penting
32
H.
METODOLOGI PENELITIAN 1.
Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif,
”deskriptif memiliki tujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”.
Yang bermaksud mendiskripsikan atribut ”massage” tanpa
menghubungkan dengan maksud si penyampai ”massage‟ terhadap ”audience” yang menjadi sasaranya, serta tidak pula dikaitkan dengan hasil atau akibatnya. Penelitian ini hanya melihat perbedaan isi antara media (Rakhmat, 1984:22). 2.
Teknik Penelitian Teknik penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis isi komunikasi (tersurat) secara sistematis, logis, baik dalam pendekatan
kuantitatif
untuk
mengukur
variabel-variabel
maupun
pendekatan kualitatif dalam pengkategorian massage, untuk mencapai hasil peneitian yang obyektif atau kesimpulan-kesimpulan yang obyektif 3.
Populasi dan Sampel Pengertian populasi (universal) menurut Sugiono dalam buku
”Statistika Untuk Penelitian”, adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari; objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
kesimpulannya (Sugiyono, 2002:55)
dipelajari,
dan
kemudian
ditarik
33
”Populasi data yang diteliti, yaitu yang berkaitan dengan sekelompok orang, kejadian atau semua yang mempunyai karakteristik tertentu dan anggota populasi itu disebut dengan elemen populasi.” Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berita pada kedua surat kabar yang diterbitkan dalam rentang waktu antara tanggal 6 November 2008 sampai 20 Januari 2009 yang isinya berkaitan dengan Barack Obama (Ruslan, 2004: 133). ”Peneliti yang meneliti seluruh elmen-elmen populasi, disebut sensus. Dan jika menelitin sebagian dari elemen-elemen tertentu suatu populasi, disebut penelitian sampel”. Mengingat jumlah elemen populasi yang relatif sedikit, maka penulis meneliti seluruh elemen-elemen populasi, atau yang biasa disebut sensus, sehingga semua berita yang ada pada surat kabar Kompas dan Republika antara tanggal 6 November 2008 sampai dengan 20 Januari 2009 yang isinya mengenai Barack Obama dijadikan sampel. Selama periode tersebut, pada surat kabar Kompas sebanyak 120 berita sedangkan pada surat kabar Republika sebanyak 67 berita (Ruslan, 2004: 139). 4.
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengamati dan
menghitung frekuensi mmunculnya berita mengenai Barack Obama yang ditampilkan dalam surat kabar harian Kompas dan Republika selama periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009.
34
5.
Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan
data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data dilakukan setelah data-data yang dikumpulkan kemudian disususn secara sistematis. Untuk membantu melakukan analisis data ini di gunakan rumus chi-square dengan uji dua kelompok. Menurut bambang setiawan, dalam situasi sekarang ini pada umumnya untuk analisis isi, tes chi-square dipandang lebih baik karena diterapkan pada angka-angka dengan cara lebih baik, karena disamping semua pernyataan, frekuensi yang kita amati diperhitungkan. Dalam penelitian ini digunakan tes uji Chi-square untuk menguji ada tidaknya perbedaan isi pesan. Menurut Jalaludin Rakhmat : ”Dalam pengertian isi yang menggunakan lambang atau pernyataan atau tema sebagai satuan koding, Chi-Square lebih memungkinkan perbedaan yang signifikan”. Dalam uji Chi Square tidak memperhitungkan jumlah sampel, tetapi hanya memperhitungkan jumlah frekuensi yang diperoleh. Frekuensi yang diharapkan dihitung berdasarkan peluang yang diramalkan, yaitu membagi muatan yang didapat menjadi bagian-bagian yang sama. (Rakhmat, 1988:43)
b
x2 i l
k
( Aij H ij )2
j l
H ij
35
Dimana :
Aij = jumlah kasus yang diamati, yang terkategori pada baris ke-i dalam kolom ke-j
H ij = jumlah kasus yang diharapkan, yang terkategori pada baris ke-i dalam kolom ke-j Dengan derajat kebebasan: df = (b-l)(k-l) Dimana: b = jumlah baris k = jumlah kolom 6.
Validitas Masri Singarimbun dan Sofian Effendi ”validitas menunjukan
sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur”. Penelitian ini hanya melihat munculnya frekuensi pemberitaan mengenai Barack Obama, sehingga alat ukur yang digunakan berupa satuan angka, yang sudah memiliki standar validitas pasti. (Singarimbun & Effendi, 1987:122). 7.
Pengkodingan dan Reliabilitas Untuk tercapainya penelitian yang obyektif, dalam proses
pengkodingan dilakukan oleh dua orang, yaitu peneliti sendiri sebagai pengkoder 1 dan pengkoder 2 yang dilakukan oleh Gulami Setya Sari, S.Sos. hasil dari pengkoder 2 kemudian dilakukan uji reliabilitas terhadap pengkodingan yang ditemukan peneliti. Uji reliabilitas dalam statistik digunakan untuk mengetahui kesalahan dalam pengukuran. Tujuan
36
digunakan dua orang pengkoder adalah untuk memperoleh kesepakatan atau tujuan bersama sehingga diharapkan masukan reliabilitasnya tinggi. Tentang tingkat persetujuan bersama dikatakan lasswell sebagai berikut : ”Pemberian angka yang menunjukan kesamaan sebanyak 70 sampai 80 atau diantara pelaksana koding atau analisis adalah dapat diterima sebagai keterpercayaan yang memadai” (Flournoy, 1989:33). Reliabilitas artinya ”memiliki sifat dapat dipercaya. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas apabila digunakan berkali-kali oleh peneliti yang sama atau oleh peneliti lain tetap memberi hasil yang sama” (Rakhmat,1984:17). Reliabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah reliabilitas kategori. Reliabilitas kategori ini ditujukan pada derajat kemampuan pengulangan penempatan data dalam berbagai kategori Untuk mengukur reliabilitas ini digunakan rumus :
2M CR = N1 N 2
Keterangan : CR
: Coeficient Reliability
M
: Jumlah keputusan koding dimana semua pengkoding sepakat
N 1 dan N 2 : Jumlah keputusankoding yang dibuat pengkoding pertama dan kedua
37
Rumus tersebut banyak mendapat kritik, oleh Scott (1955) dikembangkan index of reliabilitiy (pi) sebagai berikut
Persetujuan yang nyata – Persetujuan yang diharapkan
BAB II Pi =
DESKRIPSI LOKASI 1 – persetujuan yang diharapkan
38
BAB II DESKRIPSI LOKASI
A. Kompas 1.
Gambaran Umum Surat Kabar Kompas Surat kabar harian kompas pertama kali terbit pada tanggal 28 Juni 1965 di Jakarta. Kompas didirikan oleh P.K Ojong dan Jakob Oetama dengan bantuan beberapa jurnalis lain pada waktu itu . pada penerbitan pertama itu, oplag Kompas tercatat 4800 eksemplar Surat kabar harian kompas pertama kali terbit, pengaruh komunisme sedemikian sedang kuatnya dalam kehidupan sosial politik Indonesia. Dalam situasi seperti itu, banyak koran anti komunis dilarang terbit. Sehingga boleh dikata koran-koran pro-komunis tidak mendapat pesaing yang berarti Untuk melawan opini dari pihak komunis yang menguasai media . Letjen Ahmad Yani yang menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat mengungkapkan gagasannya kepada menteri perkebunan saat itu, Frans Seda, untuk menerbitkan koran pada waktu itu Lejen Ahmad Yani dan Frans Seda mempunyai kepentingan yang sama, karena massa komunis sedang melancarkan gerakan ” desa ngepung kota” dengan melancarkan aksi penyrobotan tanah. Lejen Ahmad Yaniberkepentingan pada masalah pengamanan pertahanan wilayah desa dan perkotaan, sedangkan Frans Seda berkepentingan menghadapi rongrongan di wilayah perkebunan.
39
Koran hasil gagasan Lejen Ahmad Yani tersebut bertujuan melawan komunisme. Koran tersebut sangat penting kehadiranya kerena koran-koran yang kebijakan redaksinya bertentangan dengan komunisme banyak yang dibreidel karena dituduh kurang revolusioner. Sehingga pada saat itu, praktis tidak ada perlawanan opini terhadap paham komunis. Frans Seda kemudian menanggapi gagasan tersebut dengan membicarakan kepada I.J Kasimo (yang menjabat sebagai Ketua Partai Katolik Indonesia), PK Ojong dan Jakob Oetama yang pada waktu itu sedang mengelola majalah inti sari. Dua orang terakhir itulah yang berperan besar dalam mendirikan dan membesarkan Kompas. Pada mulanya koran yang diterbitkan tersebut diberi nama”Bentara Rakyat” yang berarti pengawal rakyat. Tak sekedar sebagai sarana untuk melawan komunisme, pemberian nama itu sesuai dengan harapan mereka dan pemrakarsanya agar bisa tampil dan menjalankan peran sebagai pelidung rakyat. Makna ”Bentara Rakyat” juga menegaskan adanya perbedaan dengan koran-koran dibawah nama PKI yang memanipulasai makna rakyat. Namun atas usulan Presiden Soekarno dan Frans Seda, nama ”Bentara Rakyat” diganti dengan nama Kompas agar lebih jelas artinya dan diterima sebagai penunjuk arah.. kemudian nama ”Bentara Rakyat” diabadikan sebagai nama yayasan tempat Koran itu bernaung. Pada bulan-bulan pertama Kompas terbit, Kompas diplesetkan menjadi kompyt pas morgan atau kompas yang datang pada keesokan
40
harinya, karena sering terlambat terbit. Selain itu, kehadiranya banyak mendapat tantangan dan ejekan dari media-media dan massa yang prokomunis. Mereka menuduh Kompas hanya menjadi corong umat katolik saja. Dengan mengartikan Kompas dengan kependekan dari ” komando pastor”, karena kompas berdiri dengan diawaki oleh orang-orang yang meyoritas beragama katolik, dan dibawah yayasan ”Bentara Rakyat” yang juga milik orang-orang yang mayoritas beragama katolik. Kecaman dan pro-kominis seolah-olah semakin beralasan dengan pernah ada afiliasi Kompas dengan partai Katolik Indonesia. Pada edisi-edisi awal, Kompas lebih banyak memuat berita-berita dari luar negeri dari pada berita dari dalam negeri. Hal itu sangat berkaitan dengan situasi polotik dalam negeri yang masih belum memungkinkan munculnya pemberitaan secara transparan sebagai akibat terlalu dominanya Partai Komunis Indonesia (PKI ) dala mengontrol kehidupan kenegaraan pada saat itu. Tajuk rencana yang merupakan sikap dari surat kabar, belum dimunculkan oleh redaksi, tetapi di halaman dua terdapat tulisan tentang ”lahirnya Kompas” yang disebut sebagai tajuk kompas. Pada halaman dua terdapat beberapa berita, baik dalam maupun luar negeri, ditambah beberapa artikel lepas (3 buah) sedang berita olah raga baru mendapat porsi yang kecil, yakni dua buah berita dihalaman empat. Pada masa demokrasi terpimpin, diberlakukan suatu peraturan yang menyangkut kehidupan pers di indonesia melalui Peraturan
41
Presiden (PP) No. 6 tahun 1964 yang menetapkan bahwa setiap surat kabar harus berafiliasi kepada salah satu partai politik yang ada. Maka pada saat itu Kompas berafiliasi dengan Partai Katolik Indonesia (Parkindo). Tetapi jaman Orde Baru , Kompas kembali menjadi surat kabar independen dan surat kabar untuk umum. Pada masa itu sekaligus mengakhiri era Party Bond Press di Indonesia. Kembalinya menjadi surat kabar independent didasarkan pada keyakinan pera perintis sejak semula, yaiti visi kemayarakatan koran harus terbuka. Visi dan sikap itu selain sesuai dengan keyakinan para perintisnya, juga dianggap sesuai dengan fungsi pers Indonesia, yaitu ikut mengembangkan sikap saling pengertian dalam
masyarakat
yang
majemuk.
Dengan
keterbukaan
itulah
memungkinkan kompas berkembang lebih cepat Dalam perkembangan selanjutnya, pada 3 bulan usianya Kompas sudah dilarang terbit bersama surat kabar lainya, tepatnya pada Oktober 1965. Larangan terbit ini berkaitan dengan peristiwa nasional G 30 S PKI yang menewaskan enam jendral pucuk pimpinan TNI AD, termasuk Lejen Ahmad Yani yang menggagas terbentuknya Kompas. Waktu itu hanya harian Angkatan Bersenjata, Berita Yuda dan LKBN antara saja yang diijinkan terbit Pelaksana penguasa Perang Daerah (Pepelrada). Setelah suasana perang tenang, tanggal 6 Oktober, Kompas dan beberapa Koran diperbolehkan terbit kembali . Namun pada penerbitan itu, Kompas tampil dengan wajah yang lebih cantik karena Kompas mempunyai patner baru PT. Kinta, yang merupakan percetakan terbaik di
42
Jakarta saat itu. Ditambah lagi dengan kevakuman informasi sebagai akibat larangan terbit bebereapa surat kabar, membuat oplag Kompas meningkat. Pihak Kompas menyadari bahwa selama ini penerbitan Kompas sangat tergantung padapercetakan. Sementara Kompas selalu berpindahpindah percetakan, sehingga benmyak kendala dalam perkembangannya, untuk itu pada pertengahan tahun 1972 lahir percetakan Gramedia, dimana seluruh percetakan Kompas berada ditangannya. Mulai tahun 1982, penerbit Kompas bukan lagi yayasan Bentara Rakyat, tetapi PT. Kompas Media Nusantara. Perpindahan ini dikarenakan terbitnya UU pokok pers tahun 1982 mengenai surat Ijin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) yang mewajibkan seluruh usaha penerbitan pers berbadan hukum. Kompas merupakan surat kabar pelopor bagi industrialisasi pers di Indonesia. Kompas dengan kelompok Gramedianya mempunyai tujuh jenis usaha yang berbeda. Yaitu, pers, penerbitan buku, pasar swalayan, percetakan, perhotelan, bank dan tambak udang. Khusus dibidang pers. Kompas juga mengembangkan berbagai majalah dan tabloid diantaranya tabloid Bola, majalah anak-anak Bobo, majalah remaja Hai, tabloid wanita Nova, tabloid hiburan Citra, Bintang, tabloid ekonomi dan bisnis Kontan, dll. Dengan begitu banyaknya media yang dimiliki Kompas, maka Kompas telah dianggap melakukan konglomerasi pers. Kompas tidak
43
pernah sepi dari keritik pengamat maupun intelektual. Dalamsalah satu keritik terhadap Kompas. Kompas dianggap telah mengaburkan batas idealisme dan komersialisme. Dalam bantahanya Jakob Oetama mengatakan ”.. kita harus sadar, kita bersedia untuk diingatkan. Namun yang penting kita sanggup membangun komitmen dan visi kita, itulah jati diri kita.” Seiring dengan perkembangan jaman maka kompas membuka homepage dengan nama Kompas online pada alamat www.kompas.com. Berita dalam Kompas online pun senantiasa diup-date, sehingga berita yang disajikan senantiasa hangat dan aktual. Dalam melakukan kontrol terhadap isi Kompas, maka pada tahun 2000, Kompas membentuk tim Ombudsman Kompas. Lembaga ini merupakan lembaga independen yang bertugas mengevaluasi isi dan memberi saran perbaikan kepada manajemen. Dengan adanya tim ini diharapkan Kompas akan tetap mampu konsisten terhadap visi dan misi serta kebijakan redaksionalnya untuk terus mengingatkan yang mapan, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan memberikan eligement kepada masyarakat. 2. Visi dan Misi Surat Kabar Kompas Visi dalam hal ini merupakan seperangkat nilai dasar yang dihayati dan diaktualkan oleh setiap wartawan Kompas melelui pekerjaan dan karyanya, melelui pergulatan dengan realitas serta pemikiran yang mereka olah menjadi bahan berita, laporan maupun komentar. Ia menjadi
44
pandangan pokok media yang akan dijabarkan melalui kebijaksanaan redaksional sebagai salah satu kerangka acuan dalam penyeleksian dan pengolahan fakta sehingga tersaji sebuah berita. Kompas memiliki visi untuk berprestasi dalam membangun masyarakat Indonesia Baru, yaitu masyarakat dengan kemanusiaan yang transendental, persatuan dalam perbedaan, menghormati individu dan masyarakat yang adil dan makmur. Amanat Hati Nurani Rakyat, adalah motto dari kompas. Ini menunjukan bahwa Kompas berkomitmen pula untuk menyuarakan hati nurani rakyat. Dengan komitmen diatas, misi Kompas dalam pemberitaanya adalah membawakan nilai-nilai demokratis, kemanusiaan, dan hak asasi manusia. Apa lagi di era reformasi ini, wacana demokratis, kebebasan pers dan hak asasi manusia menjadi hal yang utama. Dalam situasi tesebut Kompas dituntut untuk menyampaikan informasi yang padat, menghormati hati nurani, penuh wawasan dan cerdas serta tidak mengumbar sensualitas belaka layaknya koran-koran kuning. Dalam membawakan komitmen tersebut, Kompas mempunyai misi mengasah nurani, membuat cerdas. Berlatar belakang misi tersebut, Kompas dalam pemberitaan dan ulasanya berusaha mengugah nurani pembaca sekaligus mengajak pembaca untuk berpikir cerdas. Sampai disini, Kompas pula berusaha untuk tidak menggiring pembaca pada opini tertentu. Pembaca dibebaskan untuk menafsirkan sesuai dengan frame of refrence masing-
45
masing. Dengan kondisi ini, pembaca terlatih untuk berpikir cerdas dalam menagkap sajian berita di media. Disamping mengajak untuk berpikir cerdas, Kompas pula membawa misi sebagai jembatan antara penguasa dengan mesyarakat dalam produk beritanya. Untuk itu, Kompas mengupayakan diri guna menyerap setiap aspirasi yang berkembang di masyarakat 3. Kebijakan Redaksional Surat Kabar Kompas Kebijakan redaksional menjadi pedoman dan ukuran dalam menentukan kejadian macam apa yang patut diangkat serta dipilih oleh surat kabar untuk menjadi bahan berita maupun bahan komentar. Pedoman ini tentunya juga harus sesuai dengan Visi dan Misi Kompas yang menjunjung nilai-nilai demokratis dan kemanusiaan. Sebagai konsekuensi visi dan misinya, Kompas menggunakan bahasa humanitis dalam menyajikan fakta kepada pembaca. Dalam berbahasa tidak kenes, tidak memakai bahasa kering, formal, abstrak dan rasional tetapi yang menyangkut intuisi dan emosi pambaca. Ada tiga strategi pembahasan yang dilakukan Kompas bila harus mengupas sebuah masalah sensitif yang berkembang di tengah masyarakat, yakni : 1.
Model Jalan Tengah (MJT) : menggugat secara tidak langsung; mengkritik tapi disampaikan dengan santun, terkesan berputar-putar, dan mengaburkan pesan yang hendak disampiakan
46
2.
Model Angin Surga (MAS) : dalam mengupas masalah Kompas bukan menggugat atau mempertanyakan hal-hal tertentu , tetapi lebih sebagai imbauan serta harapan.
3.
Model Anjing Penjaga (MAP) : yang bersifat terbuka dan menggunakan bahasa yang lebih berani.
Selain itu Kompas sendiri menerapkan beberapa kebijaksanaan redaksional yang menjadi kerangka acuan sehingga content pemberitaan tetap dalam kadar yang sesuai, yaitu: 1.
Kompas merupakan media yang tidak berpihak pada satu golongan, partai, maupun agama tertentu.
2.
Tidak membenarkan mengkritik seseorang mengenai hal-hal pribadi.
3.
Tidak
membenarkan
bagi
wartawanya
untuk
mencari
keuntungan pribadi 4.
Menggunakan sistem check dan rechek dalam berita.
5.
Tidak memihak salah satu golongan, kelompok, atau pihakpihak tertentu dalam menangani kasus-kasus pemberitaan
6.
Menghargai hal-hal yang bersifat off the record
7.
Menghormati hak jawab dalam bentuk berita maupun surat pembaca
8.
Kompas tidak akan memuat hal-hal yang berbau SARA
47
Kompas tidak membuat kebijakan prosentase volume atau isi yang akan dimuat baik politik, ekonomi, dan berita lainya. Dengan kata lain mana yang aktual dan bermanfaat bagi pembacanya itulah yang dimuat. Untuk kegiatan redaksional secara garis besarnya, meliputi persiapan, perencanaan, peliputan, pematangan, penulisan, penyuntingan, pemuatan, dan percetakan. Khusus untuk rubrik opini yang merupakan tulisan dari para intelektual, seleksi langsung dilakukan oleh pemimpin redaksi dan akan sedikit mengalami perubahan mengingat sifatnya yang merupakan suatu pendapat. Sedangkan tulisan-tulisan lain ditangani oleh desk redaksi masing-masing dengan syarat yaitu, tidak terlalu ilmiah, sedikit gambar, sedikit populer dan sesuai dengan tingkat pengetahuan masyarakat. 4. Pola Peliputan Surat Kabar Kompas Kompas memiliki pola peliputan yang tetap dan tidak menganut adanya prosentase dan volume atas berita yang dimuat. Namun sejak tahun 1995, telah terjadi perubahan pola peliputan yang berkaitan dengan tata letak halaman dari 20 halaman kemudian 24 halaman dan sekarang menjadi 32 halaman dan terdapat halaman tambahan A-F, penambahan ini merupakan bagian dari setrategi Kompas untuk mensiasati perkembangan pembaca dalam usahanya memperoleh informasi yang lebih lengkap dan mendalam. Perubahan ini juga karena semakin berfungsinya Litbang Kompas dalam membuat analisa tentang berbagai peristiwa sehingga memerlukan rubrik khusus untuk menampilkanya.
48
Kompas
juga
mempunyai
edisi
mingguan.
Secara
fisik
perbedaanya adalah dalam edisi minggu menyajikan lebih banyak fotofoto berwarna. Isinya pun berbeda, edisi minggu menyajikan informasi yang lebih ringan dan penuh dengan artikel-artikel, hiburan, musik, profil dan sebagainya 5. Susunan Organisasi Perusahaan dan Redaksi Pendiri:
P.K. Ojong (1920-1980)
Jakob Oetama
Pemimpin Umum: Jakob Oetama
Wakil Pemimpin Umum: Agung Adiprasetyo, ST. Sularto
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Suryopratomo
Wakil Pemimpin Redaksi: Bambang Sukartiono, Rikard Bagun
Redaktur Senior: Ninok Leksono
Redaktur Pelaksana: Trias Kuncahyono
Wakil Redaktur Pelaksana: Taufik H. Mihardja
Sekretaris Redaksi: Retno Bintarti
B. Republika 1. Gambaran Umum Surat Kabar Republika
Republika
adalah surat kabar nasional yang dilahirkan oleh
kalangan komunitas muslim bagi publik di Indonesia. sebagai sarana untuk mewadahi kebuntuan para wartawan profesional dari kalangan umat Islam.
49
Sebelumnya media sebagai tempat menyalurkan ide-ide umat Islam seakan terbelenggu oleh rezim yang berkuasa saat itu yaitu Orde Baru. Kehadiran Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang merupakan organisasi baru bagi kalangan cendekiawan muslim di Indonesia, sangat mendukung terbitnya suatu media bagi umat Islam dengan berhasil menembus rezim kuasa untuk izin penerbitan. Republika terbit perdana pada 4 Januari 1993
Surat kabar Republika didirikan oleh Yayasan Abdi Bangsa setelah mendapatkan SIUPP (Surat Ijin Usaha Penerbitan Pers)dari Departemen Penerangan berdasarkan surat keputusan Menteri Penerangan Republik Indonesia No. 283/SK/Menpen/SIUPP/A7/1992.
Dukungan umat Islam cukup besar dengan terbitnya Republika. Hal ini tergambar dari cepat terjualnya saham yang ditawarkan yaitu Rp 5.000,. per lembar saham per orang. Dengan motto Terbit, Bertahan, dan Maju Dengan Kreatifitas, PT Abdi Bangsa Tbk sebagai penerbit Republika berusaha membesarkan Republika. Bahkan meski sebagai koran baru, Republika waktu itu merupakan koran / harian yang cukup warna baru di dunia jurnalistik Indonesia. Dengan tampilan desain yang menarik Republika berhasil meraih gelar sebagai Juara pertama Lomba Perwajahan Media Cetak tahun 1993. Sejak tahun 2004 PT Republika Media Mandiri ( RMM ) mengambil alih PT Abdi Bangsa Tbk untuk mengelola Republika.
50
2. Visi dan Misi Surat Kabar Republika Dengan menggunakan kata ”keterbukaan”, Republika memilih menempatkan diri untuk turut mempersiapkan masyarakat indonesia memasuki masa dinamis, tanpa kehilangan segenap kualitas yang dimilikinya. Melihat latar belakang diatas, maka Republika mempunyai misi di berbagai bidang kehidupan sebagai berikut : 2.1 Politik Mendorong demokrasi dan optimalisasi lembaga-lembaga negara. Meningkatkan partisipasi politik semua lapisan masyarakat dan menjujung tinggi kejujuran dan moralitas dalam politik. 2.2 Ekonomi Keterbukaan dan demokrasi ekonomi menjadi kepedulian Republika. Mempromosikan profesionalisasi yang mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dalam manajemen, menekankan perlunya pemerataan sumber-sumber daya ekonomi dan mempromosikan prinsip-prinsip etika dan moralitas dalam bisnis. 2.3 Budaya Mendukung sifat yan terbuka dan apresiatif terhadap bentukbentuk kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan darimanapun datangnya, mempromosikan bentuk-bentuk kesenian dan
hiburan
sehat,
mencerdaskan,
menghaluskan
perasaan,
mempertajam kepekaan nurani, serta bersikap keritis terhadap
51
bentuk-bentuk kebudayaan yang cendrung mereduksi manusia dan mendangkalkan nilai-nilai kemanusiaan 2.4 Agama Mendorong sikap beragama yang terbuka sekaligus keritis terhadap realitas sosial ekonomi kontemporer, mempromosikan semangat toleransi yang tulus, mengembangkan penafsiran ajaranajaran danlam rangka mendapat pemahaman yang segar dan tajam, serta mendorong pencarian titik temu diantara agama-agama. 3. Kebijakan redaksional Surat Kabar Republika Denagn semboyan ”mencerdaskan kehidupan bangsa” maka Republika bertujuan untuk mewujudkan Indonesia menjadi bangsa yang keritis dan berkualitas, bangsa yang berdiri sederajat dengan bangsabangsa lain di dunia dan memegang nilai-nilai spiritual. Parni Hadi, salah satu pendiri Republika dalam lembar republika edisi Hari Pers Nasional (HPN) 1996, berkeyakinan bahwa sebuah koran yang baik mestinya melaksanakan apa yang disebutnya sebagai propheotic journalism
yakni menyebarkan kebijakan dengan cara memberikan
informasi yang mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat. Keyakinan ini selanjutnya menjadi orientasi sekaligus menjadi misi Republika yang berdiri di atas landasan sebuah sikap untuk menegakan kebenaran dan keadailan
serta
mewujudkan
kesejahteraan
ditengah
masyarakat.
Republika sadar bahwa misi ini tidak dapat ditegakan tanpa berpijak pada fakta dan data yang jelas serta akurat dan objektif sebagai syarat yang
52
harus dipenuhi oleh media yang melaksanakan jurnalistik profetik. Oleh karena itu, pengecekan ulang (check and recheck) bagi Republika merupakan hal wajib. Dan bahwa
sikap ini, Republika telah berhasil mengambil
terobnosan yang cukup berarti, antara lain menjadi koran yang menjanjikan suplemen terbanyak bagi pembacanya, disamping menjadi koran pertama di Indonesia yang masuk jaringan internet. Dan selanjutnya dengan mengembangkan jaringan yang lebih luas berupa Indonesian Net Work (INM) yang menyajikan informasi dalam bahasa inggris untuk konsumsi global. 4. Susunan Organisasi Perusahaan dan Redaksi
Direktur Utama : Erick Thohir
Direktur Operasional & SDM : H. Danie Wewengkang
Direktur Pemasaran : Nuky Surachman
Direktur Keuangan : Rahmat Yuliwinoto
Pemimpin redaksi : Ikhwanul Kiram Mashuri
Wakil Pemimpin Redaksi : Nasihin Masha
Redaktur Pelaksana : Arys Hilman
Redaktur Senior : Arif Punto Utomo
Wakil Redaktur Pelaksana : Agung Pragitya Vazza
Staf Redaksi : Nurul S Hamami, Ahmadiun Y Herfanda dll.
Sekretaris Redaksi : Fachrul Ratzi
53
BAB III ANALISIS DATA Berdasarkan hasil observasi terhadap data yang diperoleh pada obyek analisis, yaitu pemberitaan tentang terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden Amerika pada surat kabar Kompas dan Republika periode 6 November 2008 sampai
20 Januari 2009, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan dalam hal pokok permasalahan berita, narasumber berita, bentuk berita dan penempatan halaman. Maka dalam BaB III ini akan dilakukan analisis serta interpretasi data secara kuantitatif melalui uji statistik berdasarkan data dan fakta yang ditujukan oeh pemberitaan Kompas dan Republika selama rentang waktu penelitian. A. Analisa Data Kategori “Permasalahan Berita” Pemberitaan Kompas dan Republika tentang terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden Amerika TABEL I DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK KATEGORI PERMASALAHAN BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA Sub Kategori Perang, Pertahanan & Diplomasi Politik & Pemerintahan Kegiatan Ekonomi Kejahatan Masalah - Masalah Moral Masyarakat Kesehatan & Kesejahteraan Masyarakat Pendidikan & Seni Klasik Hiburan Rakyat Human Interest
Jumlah
KOMPAS Frek %
REPUBLIKA Frek %
Jumlah
%
24 51 18 6 0 0 0 14 6
13,04% 27,72% 9,78% 3,26% 0,00% 0,00% 0,00% 7,61% 3,26%
15 30 10 4 0 0 0 6 0
8,15% 16,30% 5,43% 2,17% 0,00% 0,00% 0,00% 3,26% 0,00%
39 81 28 10 0 0 0 20 6
21,20% 44,02% 15,22% 5,43% 0,00% 0,00% 0,00% 10,87% 3,26%
119
64,67%
65
35,33%
184
100,00%
Dari tabel diatas terlihat adanya perbedaan antara surat kabar Kompas dan Republika dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama dalam unit analisis “.
54
Pokok Permasalahan Berita”. Pemberitaan Kompas tentang terpilihnya barack Obama (64, 67 %) tercatat lebih banyak dibandingkan pemberitaan oleh Republika (35, 33 %) Perbedaan yang cukup besar yaitu (29, 34%), namun untuk menentukan perbedaan yang ada tersebut adalah nyata atau semu perlu dilakukan uji statistik dengan menggunakan metode Chi-square, dengan rumus
b
x2 i l
k
( Aij H ij )2
j l
H ij
Dengan derajat kebebasan: df = (b-l)(k-l) Dimana: b = jumlah baris k = jumlah kolom Nilai Chi Square ( x 2 ) diperoleh dengan cara melihat perbedaan antara frekuensi yang diamati ( Aij ) yaitu frekuensi yang didapat dari hasil pengkodingan dengan frekuensi yang diharapkan ( H ij ) yaitu yang menunjukan tidak ada perbedaan; untuk itu nilai H ij untuk masing-masing kategori dicari. Cara yang dilakukan adalah dengan mengalikan kedua jumlah masing-masing sel yang bersilangan, dan membaginya dengan jumlah keseluruhan dari jumlah keseluruhan dari kasus yang diamati Selanjutnya metode ini akan diterpkan dalam perhitungan dibawah ini
55
TABEL II DISTRIBUSI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (Hij) UNTUK KATEGORI PERMASALAHAN BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA KOMPAS Hij
Sub Kategori
119 39
Perang, Pertahanan & Diplomasi
25,22
184
52,39
184 18 ,11
119 10
6 ,47
184 12 ,93
184
28 ,61
81
65 28
9 ,89
28
65 10
3,53
10
65 20
7 ,07
20
2 ,12
6
184
119 6
Human Interest
65 81
184
119 20
Hiburan Rakyat
39
184
184
Kejahatan
13,78
184
119 28
Kegiatan Ekonomi
65 39
Jumlah
184
119 81
Politik & Pemerintahan
REPUBLIKA Hij
3 ,88
184
65 6 184
Sumber : Hasil Koding Peneliti
Setelah mengetahui besarnya frekuensi yang diharapkan ( H ij ), tahap selanjutnya adalah mencari nilai Chi-square ( x 2 ) dari masing-masing unit analisis TABEL III NILAI CHI SQUARE (X2) UNTUK KATEGORI PERMASALAHAN BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
A
H ij
A
H ij
2
Aij
H ij
Aij H ij
Perang, Pertahanan & Diplomasi
24
25,22
-1,22
1,50
0,059
Politik & Pemerintahan
51
52,39
-1,39
1,92
0,037
Kegiatan Ekonomi
18
18,11
-0,11
0,01
0,001
Kejahatan
6
6,47
-0,47
0,22
0,034
Hiburan Rakyat
14
12,93
1,07
1,13
0,088
Human Interest
6
3,88
2,12
4,49
1,158
Sub Kategori
ij
2
ij
H ij
KOMPAS
Jumlah
119
1,376
56
REPUBLIKA Perang, Pertahanan & Diplomasi
15
13,78
1,22
1,50
0,109
Politik & Pemerintahan
30
28,61
1,39
1,92
0,067
Kegiatan Ekonomi
10
9,89
0,11
0,01
0,001
Kejahatan
4
3,53
0,47
0,22
0,062
Hiburan Rakyat
6
7,07
-1,07
1,13
0,161
Human Interest
0
2,12
-2,12
4,49
2,120
Jumlah
65
2,519
Sumber : Hasil Koding Peneliti
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel diatas. Nilai x 2 untuk kategori pokok permasalahan berita pada surat kabar Kompas sebesar 1,376. proses selanjutnya untuk menghitung nilai x 2 secara keseluruhan, maka perlu diketahui besarnya nilai x 2 di harian Republika Hasil penghitungan nilai x 2 di harian Republika sebagai mana ditunjukan dalam tabel adalah 2,519. untuk menghitung nilai Chi-square secara keseluruhan, nilai x 2 masing-masing surat kabar dijumlahkan, yaitu 1,376 + 2,519 = 3,895. sedangkan nilai df (drajat kebebasan) adalah 5, dengan perhitungan sebagai berikut: df = (b-1) (k-1) = (6-1) (2-1) =5 Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan, adalah dengan membandingkan nilai Chi-square ( x 2 ) hasil perhitungan dengan nilai Chi-square dalam tabel kritis x 2 seperti terlampir. Langkah pertama dalam prosedur pembuatan keputusan adalah menyatakan hipotesis nol (Ho). Hipotesis nol ini adalah suatu hipotesis tentang tidak adanya perbedaan. Hipotesis ini
57
diformulasikan untuk ditolak. Apabila ditolak, maka hipotesis pengganti (Hi) dapat diterima (Sidney, 1997:9). Selalu ada dua kemungkinan menyangkut suatu hipotesis. Tingkat signifikansi sebagai salah satu dari beberapa ketentuan keputusan penyidik adalah tingkat kekeliruan yang oleh peneliti diizinkan dalam menguji hipotesishipotesisnya. Penggunaan taraf signifikansi yang sesuai aturan adalah 0,10; 0,05; dan 0,01. pada penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menggunakan taraf signifikansi 0,05 (mengizinkan hanya 5% probabilitas untuk kekeliruan tipe). Harga kritik x 2 berdasarkan tabel nilai kritis x 2 (critical values for x 2 ) untuk df= 5 pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 11,07. besarnya nilai x 2 hasil perhitungan ( x 2 = 3,895) tercatat kurang dari 11,07 atau 3,895<11,07. Dengan demikian sesuai ketentuan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak apabila x 2 hitung melampaui batas nilai x 2 tabel, maka hipotesis nol diterima pada taraf signifikansi 0,05 berarti dalam kategori pokok permasalahan berita, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua surat kabar Kompas dan Republika.
B. Analisa Data Kategori “Narasumber Berita” Pemberitaan Kompas dan Republika TABEL IV DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK KATEGORI NARASUMBER BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA Sub Kategori Aparatur Negara Pakar Politik Pakar Ekonomi
KOMPAS Frek % 48 9 13
26,09% 4,89% 7,07%
REPUBLIKA Frek % 29 6 3
15,76% 3,26% 1,63%
Jumlah
%
77 15 16
41,85% 8,15% 8,70%
58
Pakar Sosial Budaya Profesional
Jumlah
0 49
0,00% 26,63%
0 27
0,00% 14,67%
0 76
0,00% 41,30%
119
64,67%
65
35,33%
184
100,00%
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL V DISTRIBUSI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (Hij) UNTUK KATEGORI NARASUMBER BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA KOMPAS Hij
Sub Kategori
119 77
Aparatur Negara
49 ,80
184 9 ,70
184 10 ,35
184
77
65 15
5 ,30
15
65 16
5 ,65
16
26 ,85
76
184
119 76
Profesional
27 ,20
184
119 16
Pakar Ekonomi
65 77
Jumlah
184
119 15
Pakar Politik
REPUBLIKA Hij
49 ,15
65 76 184
184
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL VI NILAI CHI SQUARE (X2) UNTUK KATEGORI NARASUMBER BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
A
H ij
A
H ij
2
Aij
H ij
Aij H ij
Aparatur Negara
48
49,80
-1,80
3,24
0,065
Pakar Politik
9
9,70
-0,70
0,49
0,051
Pakar Ekonomi
13
10,35
2,65
7,03
0,680
Profesional
49
49,15
-0,15
0,02
0,000
Sub Kategori
ij
2
ij
H ij
KOMPAS
Jumlah
119
0,796
REPUBLIKA Aparatur Negara
29
27,20
1,80
3,24
0,119
Pakar Politik
6
5,30
0,70
0,49
0,093
Pakar Ekonomi
3
5,65
-2,65
7,03
1,244
Profesional
27
26,85
0,15
0,02
0,001
Jumlah
Sumber : Hasil Koding Peneliti
65
1,457
59
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel nilai
x 2 untuk kategori
narasumber berita pada surat kabar Kompas sebesar 0,796 hasil perhitungan nilai x 2 di harian Republika sebagaimana ditunjukan dalam tabel adalah 1,457 untuk
menghitung nilai Chi Square secara keseluruhan, nilai x 2 masing masing surat kabar dijumlahkan 0,796 + 1,457 = 2,253 sedangkan nilai df ( drajat kebebasan) adalah 3. Dengan perhitungan sebagai berikut: df = (b-1) (k-1) = (4-1) (2-1) =3 Harga kritik x 2 berdasarkan tabel “ critical Values for x 2 ” untuk df= 3 pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 7,82. besarnya nilai x 2 hasil perhitungan ( x 2 2,253) tercatat kurang dari 7,82 atau 2,253<7,82. dengan demikian, sesuai ketentuan bahwa hipotesis nol ditolak apabila x 2 hitung melampaui batas nilai x 2 tabel, maka hipotesis nol diterima pada taraf 0,05. berarti dalam kategori narasumber berita, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kedua surat kabar Kompas dan Republika.
60
C. Analisa Data Kategori “Jenis Berita” Pemberitaan Kompas dan Republika TABEL VII DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK KATEGORI JENIS BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA Sub Kategori Hard News Berita ringan (Soft News) Berita Penerangan (Informational news) Berita Linear (Linear News) Berita Singkat (Straight News) Berita Mendalam (Indepth News) Reportase Investigative Reporting Feature Foto jurnalistik
Jumlah
KOMPAS Frek %
REPUBLIKA Frek %
Jumlah
%
31 61 0 9 0 15 0 0 0 3
16,85% 33,15% 0,00% 4,89% 0,00% 8,15% 0,00% 0,00% 0,00% 1,63%
20 32 0 3 0 6 0 0 0 4
10,87% 17,39% 0,00% 1,63% 0,00% 3,26% 0,00% 0,00% 0,00% 2,17%
51 93 0 12 0 21 0 0 0 7
27,72% 50,54% 0,00% 6,52% 0,00% 11,41% 0,00% 0,00% 0,00% 3,80%
119
64,67%
65
35,33%
184
100,00%
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL VIII DISTRIBUSI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (Hij) UNTUK KATEGORI JENIS BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA Sub Kategori Hard News
KOMPAS Hij 119 51
32 ,98
184
Berita ringan (Soft News)
119 93
119 12
60 ,15
Foto jurnalistik
119 21
7 ,76
184
Sumber : Hasil Koding Peneliti
51
65 93
32 ,85
93
65 12
4 ,24
12
7 ,42
21
2 ,47
7
184 13 ,58
184 119 7
18 ,02
184
184
Berita Mendalam (Indepth News)
65 51
Jumlah
184
184
Berita Linear (Linear News)
REPUBLIKA Hij
65 21 184
4 ,53
65 7 184
61
TABEL IX NILAI CHI SQUARE (X2) UNTUK KATEGORI JENIS BERITA PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
A
H ij
A
H ij
2
Aij
H ij
Aij H ij
Hard News
31
32,98
-1,98
3,94
0,119
Berita ringan (Soft News)
61
60,15
0,85
0,73
0,012
Sub Kategori
ij
2
ij
H ij
KOMPAS
Berita Linear (Linear News)
9
7,76
1,24
1,54
0,198
Berita Mendalam (Indepth News)
15
13,58
1,42
2,01
0,148
Foto jurnalistik
3
4,53
-1,53
2,33
0,515
Jumlah
119
0,993
REPUBLIKA Hard News
20
18,02
1,98
3,94
0,218
Berita ringan (Soft News)
32
32,85
-0,85
0,73
0,022
Berita Linear (Linear News)
3
4,24
-1,24
1,54
0,362
Berita Mendalam (Indepth News)
6
7,42
-1,42
2,01
0,271
4
2,47
1,53
2,33
0,943
Foto jurnalistik Jumlah
65
1,817
Sumber : Hasil Koding Peneliti
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel nilai
x 2 untuk kategori
narasumber berita pada surat kabar Kompas sebesar 0,993 hasil perhitungan nilai x 2 di harian Republika sebagaimana ditunjukan dalam tabel adalah 1,817 untuk
menghitung nilai Chi Square secara keseluruhan, nilai x 2 masing masing surat kabar dijumlahkan 0,993+1,817=2,810. sedangkan nilai df (drajat kebebasan) adalah 4. Dengan perhitungan sebagai berikut: df = (b-1) (k-1) = (5-1) (2-1) =4 Harga keritik x 2 berdasarkan tabel “ critical Values for x 2 ” untuk df= 4 pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 9,49. besarnya nilai x 2 hasil perhitungan
62
( x 2 2,810) tercatat kurang dari 9,49 atau 2,810 <9,49 dengan demikian, sesuai ketentuan bahwa hipotesis nol ditolak apabila x 2 hitung melampaui batas nilai x 2 tabel, maka hipotesis nol diterima pada taraf 0,05. berarti dalam kategori jenis berita, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kedua surat kabar Kompas dan Republika.
D. Analisa Data Kategori “Penempatan Halaman” Pemberitaan Kompas dan Republika TABEL X DISTRIBUSI FREKUENSI UNTUK KATEGORI PENEMPATAN HALAMAN PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA KOMPAS Frek %
Sub Kategori Berita halaman muka Berita halaman dalam
Jumlah
REPUBLIKA Frek %
Jumlah
%
13 106
7,07% 57,61%
16 49
8,70% 26,63%
29 155
15,76% 84,24%
119
64,67%
65
35,33%
184
100,00%
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL XI DISTRIBUSI FREKUENSI YANG DIHARAPKAN (Hij) UNTUK KATEGORI PENEMPATAN HALAMAN PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA KOMPAS Hij
Sub Kategori
119 29
Berita halaman muka
18 ,76
119 155
65 29
Jumlah
10 ,24
29
54 ,76
155
184
184
Berita halaman dalam
REPUBLIKA Hij
100 ,24
184
65 155 184
Sumber : Hasil Koding Peneliti
TABEL XII NILAI CHI SQUARE (X2) UNTUK KATEGORI PENEMPATAN HALAMAN PEMBERITAAN KOMPAS DAN REPUBLIKA
63
Sub Kategori
Aij
H ij
Aij H ij
A
ij
H ij
2
A
ij
H ij
2
H ij
KOMPAS Berita halaman muka
13
18,76
-5,76
33,13
1,766
Berita halaman dalam
106
100,24
5,76
33,13
0,330
Jumlah
119
2,097
REPUBLIKA Berita halaman muka
16
10,24
5,76
33,13
3,233
Berita halaman dalam
49
54,76
-5,76
33,13
0,605
Jumlah
65
3,838
Sumber : Hasil Koding Peneliti
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel nilai
x 2 untuk kategori
narasumber berita pada surat kabar Kompas sebesar 2,097 hasil perhitungan nilai x 2 di harian Republika sebagaimana ditunjukan dalam tabel adalah 3,838 untuk
menghitung nilai Chi Square secara keseluruhan, nilai x 2 masing masing surat kabar dijumlahkan 2,097+3,838=5,935. sedangkan nilai df (drajat kebebasan) adalah 1. Dengan perhitungan sebagai berikut: df = (b-1) (k-1) = (2-1) (2-1) =1 Harga keritik x 2 berdasarkan tabel “ critical Values for x 2 ” untuk df= 1 pada tingkat signifikansi 0,05 adalah 3,84 besarnya nilai x 2 hasil perhitungan ( x 2 5,935) tercatat kurang dari 3,84 atau 5,935<3,84 dengan demikian, sesuai ketentuan bahwa hipotesis nol ditolak apabila x 2 hitung melampaui batas nilai x 2 tabel, maka hipotesis nol diterima pada taraf 0,05. berarti dalam kategori penempatan halaman berita, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antar kedua surat kabar Kompas dan Republika.
64
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika dalam surat kabar Kompas dan Republika dengan metode analisis isi, tercatat kompas menampilkan 119 berita dan Republika 65 berita. Guna untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan sebagaimana terpapar dalam tujuan penelitian, dilakukan perhitungan dengan rumus chi-square terhadap berita-berita yang telah dimasukan kedalam kategori-kategori pengukuran, yaitu; pokok permasalahan berita, narasumbert berita, jenis berita dan penempatan halaman Berikut ringkasan hasil-hasil penghitungan yang didapat dari pemberitaan mengenai terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika dalam surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 sampai 20 Januari 2009. 1. Kategori Pokok Permasalahan berita Nilai x 2 Kompas = 1,376, x 2 Republika = 2,519. Jumlah x 2 = 3,895. Setelah dibandingkan nilai x 2 terhadap nilai x 2 pada tabel nilai kritis Chi Square dengan df = 5 dan taraf signifikansi ( )=0,05, nilai x 2 hitung sebesar 3,895 lebih kecil dari nilai
x 2 tabel yaitu
11,070 atau 3,895<11,070. dengan demikian, hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antar keduanya dapat diterima.
65
2. Kategori Narasumber Berita Nilai x 2 Kompas = 0,796, Republika = 1,457. Jumlah x 2 = 2,253. Setelah dibandingkan nilai
x 2 terhadap nilai
x 2 pada tabel
nilai kritis Chi Square dengan df = 3 dan taraf signifikansi ( )=0,05, nilai
x 2 hitung sebesar 2,253 lebih kecil dari nilai
x 2 table yaitu
7,815; atau 2,253<7,815. dengan demikian, hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antar keduanya dapat diterima. 3. Kategori Jenis Berita Nilai x 2 Kompas = 0,993; Republika = 1,817. Jumlah x 2 = 2,810. Setelah dibandingkan nilai x 2 terhadap nilai x 2 pada tabel nilai kritis Chi Square dengan df = 4 dan taraf signifikansi ( )=0,05, nilai x 2 hitung sebesar 9,49 atau 2,810<9,49. dengan demikian, hipotesis
nol (Ho) yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antar keduanya dapat diterima. 4. Kategori Penempatan Halaman Nilai x 2 Kompas = 2,097, Republika = 3,838. Jumlah x 2 = 5,935. Setelah dibandingkan nilai
x 2 terhadap nilai
x 2 pada tabel
nilai kritis Chi Square dengan df = 1 dan taraf signifikansi ( )=0,05, nilai x 2 hitung sebesar 3,84 atau lebih kecil dari nilai x 2 tabel yaitu 3,84; atau 5,935<3,84. dengan demikian, hipotesis nol (Ha) yang
66
menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya dapat diterima. B. Implikasi Sesuai dengan dugaan awal bahwa peneliti ingin mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara Kompas dan Republika dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat melalui pokok permasalahan berita, narasumber berita, jenis berita.. Setelah melakukan penelitian, hasilnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Kompas dan Republika, artinya pengkategorian diatas tidak bisa dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui adanya perbedaan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden Amerika. Akan tetapi untuk kategori penempatan halaman terdapat perbedaan yang signifikan diantara Kompas dan Republika dimana surat kabar Republika menempatkan berita – berita terpilihnya Barack Obama sampai dilantik menjadi Presiden Amerika lebih banyak dihalaman depan karena Republika menganggap berita – berita terpilihnya Barack Obama sampai dilantik menjadi Presiden Amerika lebih penting dibandingkan surat kabar Kompas. C. Saran 1. Semoga penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi bagi pembacanya sehingga dapat dijadikan sumber informasi mengenai pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi Presiden Amerika 2. Untuk peneliti lain, karena keterbatasan waktu dan tenaga tulisan ini kiranya masih banyak kekurangan, begitu banyak sisi lain yang menarik
67
dari harian Kompas dan Republika mengenai berita - berita terpilihnya Barac Obama menjadi Presiden Amerika yang bisa diteliti, terutama dalam hal pengkategorian.