BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemikiran ekonomi Islam berusia setua Islam itu sendiri. Sepanjang sejarah Islam yang sudah 14 abad kita menemukan studi yang berkelanjutan tentang isu ekonomi dalam pandangan syari’ah. Isu ekonomi ini terkubur oleh perdebatan dalam literatur tafsir Al-quran, sarah hadist, dasar-dasar hukum, ushul fiqh dan kajian fiqh. Dialektika dan diskursus ekonomi Islam telah merebak di beberapa negara Islam termasuk Indonesia, bersamaan dengan itu bermunculan instrumen dan lembaga ekonomi Islam termasuk didalamnya bank. Sebagaimana diketahui bank sebagai salah satu lembaga keuangan merupakan salah satu sektor terpenting dalam ekonomi, yang dirancang sedemikian rupa untuk mengolah dana dari masyarakat atau transaksi lainya yang dapat menarik tabungan investasi atau kredit,1 keseluruhan transakasi tersebut dalam proses perbankan harus melalui proses pencatatan. Hal ini untuk menghindar dari hal-hal penipuan, kecurangan dan ketidak adilan, karena pencatatan mempunyai fungsi : 1. Dapat dijadikan bukti dilakukanya transakasi yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan persoalan. 2. Menghindari agar tidak terjadi manipulasi.2 1
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemn Bank Syariah, Jakarta : Alvabet 2000, hal. 2-3. Sofyan. S. Harahap, Akuntansi Pengawasan Dan Manajemen Dalam Perspektif Islam, Jakarta, FEU Trisakti, 1992, hlm.4 2
1
2 Secara
umum
akuntansi
dapat
didefinisikan
dengan
proses
mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.3 Akuntansi merupakan salah satu instrumen ekonomi yang penting dalam bisnis, karena dari akuntansi dapat diperoleh sebuah informasi untuk mengambil keputusan bisnis. Akuntansi mempunyai pengertian yang lengkap mengenai fungsi pemegang buku, atau setidaknya akan mempunyai sedikit pengetahuan tentang fungsi akuntansi. Dengan demikian fungsi akuntansi berguna untuk : 1. Analisis dan pencatatan yang berhubungan dengan setiap transakasi 2. Peringkasan dan pelaporan data akuntansi dalam laporan-laporan akuntansi 3. Penganalisaan dan penafsiran laporan-laporan untuk kepentingan manjemen pihak yang berkepentingan.4 Hal ini sesuai dengan firman Allah : 282
)( ' )
! " #$
" %&
Artinya : Hai orang-orang yang beriman apabila kamu bertransaksi
secara tunai untuk waktu yang ditentukan maka bukukanlah (catatlah) (Al Baqoroh 282)
Dari ayat tersebut dasar akuntansi sudah terbentuk dan memberikan panduan untuk mencatat suatu transaksi. Lafadz “faaktubuh” oleh para ahli
3 4
Sofyan S. Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta : Bumi Aksara, cet. Kedua, 1999, hlm. 27 Muhamad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002, hlm. 280-281
3 tafsir diartikan dengan tuliskanlah (bukukanlah)5. Dari sini bahwa keharusan mencatat transaksi (uang dan harta) adalah suatu keharusan, sehingga orang yang bertransaksi atau berinvestasi menjadi aman dan hilang rasa keraguraguan. Dalam akuntansi Lafadz “faaktubuh” dapat diartikan sebagai “bukukanlah”. Menurut bahasa akuntansi membukukan adalah mengakui sebagai pendapatan.6 Dalam akuntansi dikenal 2 (dua) macam metode pembukuan metode cash basis dan accrual basis. Metode cash basis yaitu model pencatatan transaksi akuntansi yang membukukan semua pendapatan yang sudah diterima dan metode acrrual basis yaitu proses pencatatan transaksi akuntansi yang dicatat pada saat kejadian berlangsung
dan di
laporkan pada periode yang bersangkutan.7 Acrrual basis8 yang digunakan selama ini tergolong diterima oleh khalayak umum. Namun bisa dikatakan kurang riil dan tidak pasti karena menempatkan pendapatan yang belum diterima sebagai pendapatan dan akan lebih terasa sulit jika tidak direalisasikan. Dalam syariah Islam dikatakan bahwa mengakui sesuatu hal yang belum terjadi dimasa yang akan datang tidak di perbolehkan, seperti misalnya mengakui aktiva atau beban dalam akuntansi yang terjadi dimasa yang akan datang, karena masa yang akan datang hanya merupakan wewenang dari Allah untuk mengetahuinya,
5
Mochtar Naim, Kompendum Himpunan Ayat-Ayat Alqur’an Yang Berkaitan Dengan Ekonomi, Jakarta : Hasanah, 2001, hal 26. 6 M. Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, hlm. 206 7 Muhamad, manajemen bank syari’ah, Yogyakarta : (UPP) AMP YKPN, 2002, hlm. 280 8 Acrrual basis (dasar akrual) adalah suatu proses akuntansi untuk mengakui terjadinya suatu peristiwa akuntansi atau keadaan non kas (mengakui pendapatan, peningkatan aset beban atau utang) dalam jumlah tertentu yang akan diterima dimasa yang akan datang dalam bentuk kas
4
0 123+ * / Firman Allah : 7 65 ' 4 , -!. Artinya : Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang diusahakanya besok (QS. Lukman : 34) Menurut Islam, perusahaan atau institusi bisnis yang yang menerapkan transaksi yang mengandung unsur gharar tidak diperbolehkan, karena Al quran melarang dengan tegas semua transaksi bisnis yang mengandung unsur ketidak pastian dalam segala bentuk apapun.9 Metode Acrrual basis pernah dipakai pada masa pemerintahan khalifah Usman Bin Affan, dimana piutang (yang belum diterima kreditur) dapat diperhitungkan sebagai objek zakat dan para ulama sebagian menyetujui langkah usman sebagai langkah hati-hati (ihtiyaath) dan penyucian harta (tazkiyyah).10 Penggunaan metode Acrrual basis tidak lebih baik dari metode yang lainya, ketika kita melihat pada sisi transparasi, keadilan dan kejujuran. Karena argumentasi syariah yang memperbolehkan pencatatan dengan acrrual basis berlaku pada pihak yang terlibat transaksi langsung dalam transaksi individu, dimana resiko kerugian dan keuntungannya ditanggung oleh individu itu sendiri. Dan disini posisi bank syariah sebagai mudharib harus transparan
dalam
menyampaikan
keuangannya
secara
terbuka
dan
bertanggung jawab. Mengingat bahwa bank syariah menganut norma syariah yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil (pada sisi funding) serta jual beli,
9
Afzlur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam Jilid IV, Penerjemah Soeroyo Nastangin, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1996,hlm.162 10 Majalah Ekonomi Syariah, pusat pengkajian EKABA Fakultas Ekonomi Usakti, Vol 1 no.2 2002, hlm 4
5 sewa dan administrasi yang menggunakan prinsip bagi hasil, maka kerangka dasar laporan keuangan bank syariah berbeda dengan bank konvensional11. Dengan kata lain pencatatan untuk penghitungan bagi hasil yang sudah diterima dengan menggunakan dasar kas, dan untuk mencatat kewajiban yang diakui dapat digunakan acrrual basis kendatipun belum diterima namun dengan melihat periode kewajiban transaksi, dari sini terkesan adanya ketidak konsistenan dalam menyususn laporan keuangan namun kalau melihat dari surat Al Baqarah ayat 28212 Islam sebenarnya menerima konsep acrrual basis, akan tetapi jika suatu hal yang belum pasti kita tidak bisa memastikanya. Metode acrrual basis semakin jelas ketika kita mengamati bahwa yang diperintah oleh Q.S Al Baqoroh 282 adalah kreditur dan debitur, metode ini muncul ketika dikeluarknya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No 59 yang mengatur akuntansi untuk bank syariah yang sudah diterapkan pada 1 januari 2002 untuk mengakomodir para bankir syariah.13 Namun yang perlu diatur adalah penempatannya dalam laporan keuangan apakah disusun menurut cash basis atau acrrual basis. Bank Muamalat Indonesia Cabang Semarang salah satu bank syariah yang menerapkan metode acrrual basis yang merupakan efek dari penerapan kebijakan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 59. Adapun landasan operasional adalah berdasarkan syariah Islam, sehingga adanya bank syariah merupakan salah satu solusi bagi masyarakat yang menganggap lembaga
11
M. Syafi’I Antonio, Op cit, hlm. 34 Majalah Ekonomi Syariah, Op cit, hlm 4 13 Majalah Ekonomi Syariah, Op cit, Vol.2 No.1 2003, hlm. 17 12
6 keuangan utamanya bank sangat rentan dengan unsur ribanya, karena riba dalam Islam adalah haram.14 Dari fenomena ini para pakar ekonomi Islam dituntut untuk mencari format yang ideal tentang standar akuntansi keuangan yang tepat bagi bank syariah yang berbeda dengan standar akuntansi bank konvensional, karena dari standar akuntansi keuangan tersebut kunci sukses dalam melayani nasabah, menyajikan informasi yang cukup, dapat dipercaya, relevan dengan para penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah.15 Oleh karena itu penulis menetapkan kajian akuntasi tentang acrrual basis dalam perspektif Islam sebagai objek pembahasan
yang sangat
dibutuhkan dalam zaman modern, perananya sangat penting sekali dalam lembaga-lembaga yang menerapkan hukum Islam sebagai pedomanya seperti bank syariah, asuransi Islam, ini menunjukan bahwa Islam lebih dulu memiliki dasar akuntasi dan membuktikan bahwa Islam relevan dengan perkembangan jaman. B. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang penulis kemukakan, ada beberapa pokok masalah yang menjadi arah pembahasan penulis dalam skripsi ini : 1. Bagaimanakah penerapan metode acrrual basis di bank syariah khususnya di BMI Cabang Semarang. 14
Ahmad Rofiq, Fatwa MUI Tantang Bunga Bank Haram haruskah dipersoalkan? Makalah dialog interaktif : Menyoal Fatwa MUI : Mensikapi Fatwa Mui Bunga Bunga Bank Haram, D-3 Perbankan Syariah Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang 2004 15 Muhamad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2002, hlm. 271
7 2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap metode acrrual basis. Di dalam penulisan ini agar penulisan tidak menyimpang jauh diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam skripsi ini hanya meliputi penerapan metode acrrual basis dan metode acrrual basis dalam perspektif Islam C. Tujuan Penulisan skripsi Adapun tujuan dan kegunaan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Tujuan Mengetahui penerapan acrrual basis di BMI Cabang Semarang. Mengetahui tinjauan hukum Islam terhadap metode acrrual basis D. Telaah Pustaka Pembahasan mengenai akuntasi dalam perspektif Islam memang merupakan wacana langka, bahkan wacana akuntasi dalam perspektif Islam di Indonesia merupakan wacana baru yang digulirkan diera 1990-an. Disinilah dapat dikatakan bahwa akuntansi dalam perspektif Islam merupakan “barang baru” dibanding dengan akuntasi konvensional. Dalam penerapan akuntansi dalam perspektif Islam masih menjadi tanda tanya, masih banyak lembaga dan ekonom yang mempertanyakan keberadaan akuntansi Islam, dalam aplikasinya masih terbatas pada lembagalembaga keuangan yang “bermerk” Islam, seperti Bank Syari’ah atau
8 Lembaga Asuransi Islam. Belum ada perusahaan-perusahaan privat atau publik yang memplokamirkan diri menggunakan sistem akuntansi Islam. Inilah yang menarik dalam pembahasan skripsi ini, dalam kepustakaan penulis akan rujukan beberapa buku atau karya yang telah membahas akuntansi atau akuntansi Islam secara khusus. Islam sebenarnya mengajarkan prinsip-prinsip dasar akuntansi, diantaranya pencatatan yang dalam al-Qur’an juga diperintahkan. Imam alQurtubi, 16 dalam Al-Jami’ al-Ahkam al-Qur’an, Jilid II, Beirut, Dar al-Kutub al-Alamiyah, 1993, salah seorang mufassir menafsirkan kalimat faktubuhu dalam ayat 282 surat Al Baqoroh dengan perintah “tuliskanlah”,
bahwa
perintah untuk menulis uang dan harta adalah suatu keharusan untuk menjaga harta itu dan menghilangkan kewaswasan atau keragu-raguan. Ali Hauki Imail Shehata seperti yang dikutip Sofyan Syafri Harahap17 dalam bukunya Akuntansi Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1999 mengatakan bahwa suatu kajian selintas terhadap sejarah Islam menyatakan bahwa akuntansi dalam Islam bukanlah merupakan seni dan ilmu yang baru, sebenarnya bisa dilihat dari peradaban Islam yang pertama yang sudah memiliki Baitul Mal yang merupakan lembaga keuangan yang berfungsi sebagai bendahara negara serta menjamin kesejahtraan sosial.
16
Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshori al-Qurtubi, Al-Jami’ al-Ahkam alQur’an, Jilid II, Beirut, Dar al-Kutub al-Alamiyah, 1993, hlm. 1191 17
Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta, Bumi Aksara, 1999, hlm 143
9 Menurut Sofyan. S. Harahap18 dalam karyanya Akuntansi Pengawasan Dan Manajemen Dalam Perspektif Islam, Jakarta, FEU Trisakti, 1992 mengatakan bahwa akuntansi dalam Islam mempunyai fungsi yang sangat penting, menurutnya bila keadaan jadi lebih rumit dan akan menimbulkan persoalan dikalangan masyarakat dikarenakan adanya penipuan, untuk itu Islam menganjurkan untuk mencatatnya agar terhindar dari hal-hal tersebut, karena pencatatan mempunyai fungsi dapat dijadikan bukti dilakukanya transakasi yang menjadi dasar nantinya dalam menyelesaikan persoalan dan juga dapat menghindari agar tidak terjadi manipulasi. Iwan Triyuwono menyatakan dalam bukunya Organisasi dan Akuntansi Syari’ah,19 dalam konteks bisnis perbankan Islam hal yang melandasi tindakan seorang muslim adalah adanya konsep menjemen amanah, munculnya hal ini mengindikasikan bagaimana seseorang mampu mengambil peran pihak lain (internalisasi nilai-nilai Islam) dan menciptakan peran dalam rangka mengekspresikannya dalam dunia nyata. Menurut Muhammad20, dalam bukunya Prinsip-prinsip Akuntansi dalam Al-Qur’an, mengatakan bahwa metafora organisasi dalam presfektif Islam adalah metafora yang di desain dan dioprerasionalkan dengan metafora amanah, Metafora ini mempunyai nuansa humanis dan transendental. Dalam pengamatan penulis memang telah ada skripsi yang membahas akuntansi Islam, Studi Komparatif Konsep Akuntansi Islam dengan Konsep 18
Sofyan. S. Harahap, Akuntansi Pengawasan Dan Manajemen Dalam Perspektif Islam, Jakarta, FEU Trisakti, 1992, hlm.4 19
Iwan Triyuwono, Organisasi dan Akuntansi Syari’ah, Yogyakarta, Lkis, 200 Muhammad, dalam bukunya Prinsip-prinsip Akuntansi dalam Al-Qur’an, Yogyakarta, UU Press, 2000 20
10 Akuntansi Konvensional, namun skripsi ini pembahasannya hanya pada dataran
komparatif antara dua model akuntansi, yaitu akuntansi dalam
perspektif Islam dengan konsep akuntansi konvensional, tidak membahas studi apliklasi atau lapangan seperti yang akan penulis bahas dalam skripsi ini. E. Metode penulisan skripsi Adapun metode penulisan skripsi yang penulis gunakan adalah sebagai berikut : 1. Sumber data a. Sumber data primer : yaitu sumber yang di peroleh dari wawancara dengan praktisi dan staff BMI Cabang Semarang b. Sumber data sekunder : yaitu : di peroleh dari buku-buku, koran dan majalah yang mengupas tentang persoalan accrual basis. 2. Teknik pengumpulan data Dalam metode pengumpulan data ini digunakan cara sebagai berikut : a. Metode Observasi Metode ini adalah suatu metode yang digunakan dengan cara melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang diselidiki.21 Melalui metode ini akan dikumpulkan data yang berkaitan dengan
21
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1989, hlm.60.
11 persoalan yang sedang diteliti dari sumber data yang dijumpai selama observasi berlangsung. b. Metode Interview Interview atau wawancara diartikan dengan suatu cara yang dipergunakan seseorang untuk tujuan tugas tertentu, mencoba mendapatkan suatu keterangan dengan cara percakapan tanya jawab antara dua orang yang duduk berhadapan secara fisik dan berdasarkan suatu masalah tertentu. c. Metode dokumentasi Dokumentasi adalah laporan yang tertulis dari peristiwaperistiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran peristiwa dan ditulis secara sengaja untiuk menyimpan atau meneruskan peristiwa22. Melalui metode ini akan dikumpulkan data berupa catatan dan tulisan mengenai gambaran umum Bank Muamalat Cabang Semarang yang meliputi, latar belakang berdirinya, produkproduk dan pelaksanaan acrrual basis di BMI Cabang Semarang. 2. Metode Analisis Data Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah dengan mengolah dan menganalisis data dengan menggunakan beberapa teknik analisa data :
22
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1982, hlm. 180.
12 a. Metode Deskriptif Analisis Metode deskriptif analisis ini digunakan dalam upaya mencari, mengumpulkan, menyusun dan menafsirkan data yang sudah ada tentang profil bank Muamalat Cabang Semarang. Meskipun demikian pembahasan tidak akan terlepas dari pemikiranpemikiran pokok yang berhubungan dengan tema sentral penelitian ini. b. Metode Komparasi Dengan metode ini penulis akan membandingkan data yang di peroleh di lapangan dengan data yang diperoleh dari study kepustakaan. Kemudian hubungan yang sama maupun yang bertentangan dengan cara membandingkan antara naskah dengan buku-buku,23 dengan data lapangan maka diharapkan dalam penulisan dan pembahasan ini menuju pada kebenaran yang sesungguhnya. Teori yang lebih besar dan dengan alasan yang kuat maka itulah yang dijadikan pegangan. F. Sistematika penulisan Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian muka, bagian isi dan bagian akhir. Untuk lebih memudahkan dan dapat dimengerti maka pembahasan skripsi ini akan menggunakan beberapa bab, kemudian dalam tiap-tiap bab akan terdiri dari beberapa sub bab yang akan dijelaskan sebagai berikut : 23
Anton Bekker dan Ahmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1990, hal 70.
13 BAB I
: PENDAHULUAN Dalam bab ini akan membahas latar belakang masalah, permasalahan dan ruang lingkup, tujuan penulisan, telaah pustaka, metode penulisan skripsi dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
: GHARAR DALAM ISLAM Dalam bab ini akan membahas pengertian gharar, dasar-dasar larangan gharar, pembagaian gharar.
BAB III
: PENERAPAN ACRRUAL BASIS DI BANK MUAMALAT CABANG SEMARANG Dalam bab ini akan dilaporkan hasil penelitian tentang pelaksanaan acrrual basis bank Muamalat Cabang Semarang yang terdiri dari gambaran umum bank Muamalat, produkproduk bank Muamalat, serta pelaksanaan acrrual basis di bank Muamalat Cabang Semarang.
BAB IV
: TINJAUAN TERHADAP PELAKSANAAN ACRRUAL BASIS DI BANK MUAMALAT CABANG SEMARANG Merupakan analisis hukum Islam tentang acrrual basis dan analisis pelaksanaan acrrual basis di bank Muamalat Cabang Semarang.
BAB V
: PENUTUP Bab ini merupakan pentup yang berisi tentang kesimpulan dari penyajian masalah tersebut dan saran yang berkaitan dengan skripsi ini dan penutup