BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Alamin (2011), kegiatan awal dari proses penambangan adalah pembersihan lahan dan pengupasan overburden. Tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah pemindahan lapisan tanah penutup (overburden) dengan alat-alat mekanis agar dapat dilakukan proses penambangan. Overburden yang telah dikupas kemudian dipindahkan ke tempat penimbunan yang biasa disebut disposal area. Disposal area merupakan daerah pada suatu operasi tambang terbuka yang digunakan sebagai tempat membuang material kadar rendah dan/atau material bukan bijih/batubara. Material tersebut harus digali dari pit agar dapat memperoleh bijih/material kadar tinggi/batubara. Lokasi disposal area merupakan lereng yang sudah ditambang yang nantinya akan dilakukan revegetasi. Alamin (2011) juga berpendapat bahwa perencanaan disposal secara komprehensif membutuhkan banyak analisis terhadap aspek operasi terutama menyangkut kajian teknisnya. Menurut Projosumarto (1993, dalam Alamin, 2011), disposal area harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya adalah dipenuhinya design criteria daya dukung tanah yang memadai untuk menghindari amblasan yang dikarenakan oleh besarnya tonase overburden yang akan ditimbun pada area disposal tersebut.
1
2
Untuk itulah perlu dilakukan analisis daya dukung tanah di lokasi yang akan menjadi base dari disposal area. Analisis dilakukan secara komprehensif terhadap parameter yang mempengaruhi daya dukung. Analisis daya dukung tanah dilakukan dengan metode Terzhagi dan korelasi nilai uji penetrasi standar (standard penetration test, SPT). Analisis ini akan menghasilkan keluaran berupa nilai daya dukung tanah. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam metode penambangan terbuka, diperlukan suatu area untuk menyimpan material overburden. Area yang akan dijadikan sebagai disposal area tersebut harus mampu menahan beban material yang akan ditimbun di atasnya. Oleh karena itu, diperlukan kajian geoteknik terutama analisis daya dukung tanah. Namun, ada beberapa masalah yang muncul terkait dengan daya dukung tanah disposal area, antara lain: 1.
Daya dukung tanah di lokasi yang akan dijadikan disposal area.
2.
Sifat keteknikan tanah dan batuan di daerah penelitian.
3.
Sebaran tanah di daerah penelitian.
4.
Aktivitas airtanah di daerah penelitian.
5.
Erosi di daerah sekitar penelitian.
6.
Lokasi disposal area dan hubungannya dengan lereng tambang terbuka.
7.
Potensi asam tambang yang mungkin terbentuk.
3
8.
Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian.
9.
Vibrasi karena adanya gempa atau peledakan di daerah penelitian.
10. Kebencanaan dan kebahayaan geologi lainnya. Untuk memperoleh hasil penelitian yang efektif dan efisien, maka masalah yang akan dibahas perlu dibatasi pada beberapa hal yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana sebaran tanah di daerah penelitian? 2. Bagaimana sifat fisik dan mekanik tanah di daerah penelitian? 3. Bagaimanakah nilai daya dukung di daerah penelitian berdasarkan hasil laboratorium terhadap sampel tidak terganggu (undisturbed sample) serta data SPT (Standard Penetration Test)? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui sebaran tanah di daerah penelitian, 2. Untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik tanah berdasarkan hasil data lapangan dan laboratorium, dan 3. Untuk mengetahui nilai daya dukung tanah di daerah penelitian berdasarkan hasil laboratorium terhadap sampel tanah tidak terganggu (undisturbed sample) serta data uji penetrasi standar (standard penetration test, SPT). 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah :
4
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang studi kondisi geologi dan mekanika tanah yang berkembang di daerah penelitian serta kaitannya dengan daya dukung tanah, 2. Memberikan informasi dan rekomendasi mengenai daya dukung tanah yang diperkenankan untuk disposal area kepada perusahaan di daerah penelitian. 1.5 Kerangka Pemikiran Menurut Das (1997, dalam Sani, 2012), tanah adalah produk dari pelapukan batuan. Setiap tanah itu berbeda-beda tergantung dari batuan asalnya. Hardiyatmo (2010) berpendapat bahwa jenis-jenis tanah granuler (pasir dan kerikil) tidak mempunyai kohesi (c), atau mempunyai kohesi sangat kecil sehingga dalam hitungan daya dukung sering diabaikan. Nilai perkiraan daya dukung yang diijinkan (qa) untuk tanah pasir tak tak padat (loose) adalah kurang dari 10,2 ton/m2, pasir kepadatan sedang 10,2-30,6 ton/m2, pasir padat lebih dari 30,6 ton/m2. Hardiyatmo (2010) juga berpendapat bahwa daya dukung tanah lempung bergantung pada konsistensi atau kuat gesernya. Kuat geser lempung dapat diperoleh dari beberapa pengujian, seperti uji SPT, uji tekan bebas (unconfined compression test), dan uji triaksial. Hubungan antara jumlah SPT, konsistensi tanah, perkiraan daya dukung yang diijinkan (qa) untuk tanah lempung (Terzaghi dan Peck, 1948 dalam Hardiyatmo, 2010) ditampilkan pada tabel berikut:
5
Tabel 1.1 Hubungan jumlah SPT, konsistensi tanah, perkiraan daya dukung yang diijinkan (qa) untuk tanah lempung Konsistensi
Jumlah SPT
Sangat lunak Lunak Sedang Kaku Sangat kaku Keras
0-2 2-4 4-8 8-15 15-30 >30
qa (ton/m2) Fondasi Segiempat Fondasi Menerus 0 - 3,06 0 – 2,24 3,06 - 6,12 2,24 – 4,59 6,12 - 12,24 4,59 - 9,18 12,24 - 24,47 9,18 – 18,36 24,47 – 48,95 18,36 – 36,71 >48,95 >36,71
1.6 Metodologi penelitian Pada penelitian ini dilakukan empat tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan dan analisis data, serta tahap penyusunan laporan. Pada tahap persiapan, dilakukan penyusunan proposal skripsi dan program kerja berdasarkan hasil studi literatur. Pada tahap pengumpulan data, terdiri atas dua prosedur, yaitu prosedur penelitian lapangan dan prosedur penelitian di laboratorium. Prosedur penelitian lapangan dilakukan di lokasi penelitian dan merupakan tahapan pengumpulan data. Terdiri atas pemetaan sebaran tanah, pelaksanaan uji penetrasi standar (SPT), dan pengambilan sampel tanah tak terganggu (undisturbed sample). Prosedur penelitian laboratorium dilakukan di laboratorium mekanika tanah dan batuan dan merupakan tahapan pengumpulan data. Prosedur ini dilakukan untuk mendapatkan parameter sifat fisik dan mekanik tanah. Beberapa pekerjaan laboratorium tersebut antara lain : pemeriksaan kadar air tanah, pemeriksaan berat volume / berat isi, pemeriksaan berat jenis tanah, uji batas atterberg, analisis besar
6
butir dan hidrometer (grain-size and hydrometer analysis), dan triaxial unconsolidated undrained (uu) compression test. Pada tahap pengolahan dan analisis data, dilakukan pengolahan data dari data sekunder, hasil penelitian lapangan, dan hasil penelitian laboratorium. Hasil pengolahan kemudian dianalisis untuk memperoleh suatu kesimpulan dan saran serta rekomendasi yang dicantumkan dalam laporan penelitian ini. Tahap penyusunan laporan merupakan tahap akhir penelitian, meliputi interpretasi dan rekontruksi data yang diperoleh dari lapangan dan hasil analisis laboratorium. 1.7 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, dari pertengahan Januari sampai Pertengahan Februari 2012. Secara administratif, lokasi penelitian berada di daerah Sebamban, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan (Gambar 1.1).
7
Lokasi Penelitian Gambar 1.1 Lokasi daerah penelitian
Daerah Sebamban dapat ditempuh selama kurang lebih 10 jam perjalanan. Perjalanan dimulai dari Bandung menuju Jakarta menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh selama kurang lebih 3 jam. Dari Jakarta, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan pesawat menuju Banjarbaru, Kalimantan Selatan, selama kurang lebih 2,5 jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan dari Banjarbaru menuju lokasi penelitian dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh selama kurang lebih 4,5 jam. Secara geografis, lokasi daerah penelitian yang memiliki luas wilayah kurang lebih 23,81 km2 berada pada koordinat seperti yang tertera pada Tabel 1.2 berikut ini:
8
Tabel 1.2 Koordinat lokasi daerah penelitian Batas Koordinat
Koordinat UTM 50 Easting
Southing
Batas 1
0342000
9611700
Batas 2
0345000
9611700
Batas 3
0345000
9611000
Batas 4
0346000
9611000
Batas 5
0346000
9608000
Batas 6
0345000
9608000
Batas 7
0345000
9604800
Batas 8
0342000
9604800
Gambar 1.2 Peta Daerah Penelitian