BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Industri perbankan merupakan suatu industri yang sangat mengutamakan pelayanan dan juga berfungsi sebagai Financial Intermediaries antara pihak yang memiliki sumber dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dunia perbankan pada masa sekarang ini mengalami kemajuan yang cukup pesat, seiring dengan semakin pesatnya kemajuan dunia perbankan. Persaingan antar bank juga semakin kompetitif, sehingga menyebabkan para manajemen di dunia perbankan harus selalu berinovasi untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat. PT Bank Bukopin Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri perbankan yang telah berdiri sejak tanggal 10 Juli 1970, memfokuskan usahanya pada segmen UMKMK, dan saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia berdasarkan besar asetnya. Seiring dengan terbukanya kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan consumer. Untuk memperluas dan mengembangkan pelayanannya Bank Bukopin membuka unit syariah pada tahun 2000, yang sesuai dengan ajaran dan prinsipprinsip Islam yang beroperasi di bawah Direktorat Usaha Koperasi, Kecil dan Mikro (UKKM). Cabang Syariah pertama Bank Bukopin dibuka di Jakarta pada Desember 1
2001. Saat ini Bank Bukopin mempunyai 5 kantor cabang dan 3 kantor cabang pembantu Syariah. Kemudian pada tanggal 10 Juli 2009 melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia, PT Bank Bukopin Tbk telah mengalihkan Hak dan Kewajiban Usaha Syariah-nya kedalam PT Bank Syariah Bukopin. Dengan telah dilakukannya pemisahan atas unit syariahnya maka diharapkan kinerja PT Bank Syariah Bukopin dapat menjadi lebih baik lagi. Pemisahan ini juga merupakan strategi manajemen PT Bank Bukopin Tbk untuk menghadapi persaingan dunia usaha bidang perbankan khususnya dunia perbankan di industri syariah, yang sekarang ini juga sudah banyak dilakukan oleh bank-bank lainnya. Pada masa sekarang ini, bisnis perbankan syariah sedang banyak diminati. Hampir setiap bank konvensional di Indonesia sudah memiliki baik bisnis unit syariah maupun penyertaan saham pada bank syariah. Indonesia sebagai penduduk dengan mayoritas masyarakatnya beragama islam merupakan pangsa pasar yang besar bagi bisnis syariah. Namun karena sekarang sudah banyak bank-bank besar baik bank pemerintah maupun bank swasta yang memiliki bisnis syariah, maka sangat penting bagi PT Bank Syariah Bukopin untuk menerapkan strategi bersaing yang tepat agar dapat bersaing dalam pasar bisnis syariah di Indonesia. Berikut ini adalah bank-bank syariah dan unit usaha syariah yang ada di Indonesia :
2
BANK UMUM SYARIAH (BUS)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
PT Bank Syariah Mandiri PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia PT Bank Syariah BNI PT Bank Syariah BRI PT. Bank Syariah Mega Indonesia PT Bank Jabar dan Banten PT Bank Panin Syariah PT Bank Syariah Bukopin PT Bank Victoria Syariah PT BCA Syariah PT Maybank Indonesia Syaria
UNIT USAHA SYARIAH (UUS) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
PT. Bank Danamon PT. Bank Permata PT. Bank Internasional Indonesia (BII) PT. CIMB Niaga HSBC, Ltd. PT. Bank DKI BPD DIY BPD Jawa Tengah (Jateng) BPD Jawa Timur (Jatim) BPD Banda Aceh BPD Sumatera Utara (Sumut) BPD Sumatera Barat (Sumbar) BPD Riau BPD Sumatera Selatan (Sumsel) BPD Kalimantan Selatan (Kalsel) BPD Kalimantan Barat (Kalbar) BPD Kalimantan Timur (Kaltim) BPD Sulawesi Selatan (Sulsel) BPD Nusa Tenggara Barat (NTB) PT. BTN PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) PT. OCBC NISP PT. Bank Sinarmas BPD Jambi
Layanan Syariah (Office Channeling) 1.
UUS Bank Danamon 3
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
UUS Bank Permata UUS BII UUS Bank Tabungan Negara UUS CIMB Niaga UUS BTPN UUS HSBC UUS BPD DKI UUS BPD Banda Aceh UUS BPD Sumut UUS BPD Riau UUS BPD Sumbar UUS BPD Sumsel UUS BPD Jateng UUS BPD DIY UUS BPD Jatim UUS BPD Kalsel UUS BPD Kalbar UUS BPD Kaltim UUS BPD Sulsel UUS BPD Nusa Tenggara Barat UUS OCBC NISP UUS Bank Sinarmas UUS BNI UUS BPD Jabar dan Banten UUS BEI UUS Bukopin UUS IFI UUS BRI UUS Lippo UUS BPD Jambi
Sumber: Bank Indonesia
Tidak bisa dibantah bahwa, perbankan syari’ah mempunyai potensi dan prospek yang sangat bagus untuk dikembangkan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan diterbitkannya Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dan sejak diterbitkannya Undang-undang tersebut pemain di industri syariah terus meningkat pesat. Prospek yang baik ini setidaknya ditandai oleh empat hal. 4
Pertama, Jumlah penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam merupakan pasar potensial bagi pengembangan bank syari’ah di Indonesia. Sampai saat ini, pangsa pasar yang besar itu belum tergarap secara signifikan. Kedua, perkembangan lembaga pendidikan Tinggi yang mengajarkan ekonomi syariah semakin pesat, baik tingkat S1, S2, S3 maupun D3. Dalam lima tahun ke depan akan lahir sarjana-sarjana ekonomi Islam yang memiliki paradigma, pengetahuan dan wawasan ekonomi syariah yang komprehensif. Tidak seperti sekarang, banyak yang masih menolak ekonomi syariah karena belum memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ekonomi syariah. Ketiga, fatwa MUI tentang keharaman bunga bank, bagaimanapun akan tetap berpengaruh terhadap pertumbuhan perbankan syari’ah. Pasca fatwa MUI tersebut, terjadi perpindahan dana masyarakat dari bank konvensional ke bank syari’ah secara signifikan yang meningkat dari bulan-bulan sebelumnya. Menurut data Bank Indonesia tahun 2010, dalam waktu satu bulan pasca fatwa MUI, dana pihak ketiga yang masuk ke perbankan syari’ah hampir Rp 1 trilyun. Perbankan syariah di Indonesia dapat terbilang cukup pesat, apalagi sejak diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, yang membuat pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Untuk mengetahui seberapa besar perkembangan perbankan syariah selama 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
5
Tabel 1. Total Aset Gabungan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (milyar rupiah) 2006 26.722 2007
36.538
2008
49.555
2009
66.090
2010
97.519
2011
145.467
Jan 2012 Sumber: Bank Indonesia
143.888
Menurut data Bank Indonesia, terdapat 11 Bank Umum Syariah (BUS) yang beroperasi di Indonesia dengan nilai aset per Januari 2012 adalah sebesar Rp115,3 triliun tumbuh 46 persen dibandingkan pada Januari 2011 yang senilai Rp78,2 triliun. Sedangkan aset 24 Unit Usaha Syariah (UUS) per Januari 2012 adalah Rp28,6 triliun tumbuh 63 persen dibandingkan Januari 2011 yang hanya berjumlah Rp17,9 triliun dan aset 155 Bank Perkreditan Rakyat Syariah per Januari 2012 ialah Rp3,61 triliun dibanding posisi Januari 2011 yaitu Rp2,77 triliun sehingga meningkat 30,1 persen (Sumber: www.bi.go.id). Prospek perbankan syariah terlihat sangat cerah, apalagi Professor of Banking and Financial Regulation Loughborough University, Maximilian JB Hall mengatakan industri perbankan syariah dapat bertahan dari krisis global karena tidak terkait dengan mekanisme pasar dan tanpa spekulasi. Di tahun 2010 pertumbuhan aset perbankan syariah global mencapai 8,9 persen dengan total aset sebesar 900 miliar dolar AS. Dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama islam, seharusnya, 6
pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia dapat lebih meningkat dan tumbuh secara signifikan. Keempat, harapan kita kepada sikap pemerintah cukup besar untuk berpihak pada kebenaran, keadilan dan kemakmuran rakyat. Bank Indonesia pun diharapkan akan benar-benar mendukung bank yang menguntungkan negara. Bank Indonesia yang selama ini terkesan hanya mengandalkan modal seadanya dalam mengembangkan bank syariah akan berubah dengan mengandalkan modal nyata yang lebih besar. Memang banyak peran Bank Indonesia dalam mendorong pertumbuhan bank syariah, khususnya dalam regulasi. Namun, kegiatan sosialisasi dan pencerdasan bangsa yang dilaksanakan dan didukung Bank Indonesia masih relatif kecil. Kelima, masuknya lembaga-lembaga keuangan internasional ke dalam jasa usaha perbankan syari’ah di Indonesia sesungguhnya merupakan indikator bahwa, usaha perbankan syari’ah di Indonesia memang prospektif dan dipercaya oleh para investor luar negeri. Potensi dana Timur Tengah sangat besar. Dana-dana yang selama ini ditempatkan di Amerika dan Eropa, pasca 11 September WTC, mulai ditarik oleh investor Arab untuk ditempatkan di Asia. (Sumber: Bank Indonesia) B. Perumusan Masalah. Untuk menghadapi persaingan bebas dengan semakin banyaknya bankbank dengan konsep syariah pada saat sekarang ini, dan seiring dengan semakin meningkatnya persaingan bisnis syariah di Indonesia, maka penting bagi PT Bank
7
Syariah
Bukopin
untuk
merumuskan
strategi
bersaing
yang
tepat
dan
mengimplementasikan strategi tersebut. C. Tujuan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk : 1.
Menganalisa lingkungan eksternal dan internal untuk mengidentifikasi faktorfaktor sukses kunci (key success factor) dalam industri perbankan syariah Bukopin.
2.
Menganalisa
sumberdaya
dan
kapabilitas
internal
perusahaan
dan
mengidentifikasi keunggulan kompetitif (competitive advantage) perusahaan. 3.
Memformulasikan strategi bersaing alternatif bagi perusahaan.
D. Manfaat Penelitian. 1.
Berguna dalam memberikan nilai tambah dalam pengetahuan yang diperoleh baik bagi peneliti maupun bagi PT Bank Syariah Bukopin terutama dalam mengembangkan dan menerapkan strategi perusahaan.
2.
Untuk memberikan masukan bagi PT Bank Syariah Bukopin dalam mengukur seberapa baik kinerja PT Bank Syariah Bukopin dalam menerapkan kebijakannya untuk bersaing dengan bank syariah lainnya, sehingga dapat dijadikan acuan bagi manajemen PT Bank Syariah Bukopin dalam hal mengambil keputusan selanjutnya agar pelayanan dan kinerja PT Bank Syariah
8
Bukopin dapat lebih ditingkatkan lagi nantinya, sehingga tujuan perusahaan pun dapat tercapai dengan baik. 3.
Untuk memberikan tambahan pengetahuan bagi dunia akademik.
E. Rerangka Analisis. Gambar 1 menunjukkan rerangka analisis untuk memberikan gambaran mengenai alur berpikir dan berbagai analisis yang dilakukan. Gambar 1 Rerangka Analisis. Arah Strategik Perusahaan
Visi, misi, nilai-nilai
dan tujuan
perusahaan
Strategi perusahaan pada saat ini
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis SWOT
Analisis Lingkungan Internal Analisis sumber daya dan kapabilitas
Lingkungan ekternal makro
Analisis lingkungan industri, dengan
perusahaan dengan menggunakan
menggunakan five forces model
metode analisis rantai nilai
Peluang dan
Kekuatan dan
Ancaman
Kelemahan
Faktor-faktor
Keungggulan
Sukses Kunci
Kompetitif
9 Formulasi strategi bersaing untuk meningkatkan kinerja
Berikut adalah penjelasan mengenai Rerangka (frame work) yang digambarkan diatas: a.
Arah Strategik Perusahaan. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai perusahaan yang meliputi, struktur organisasi, visi, misi, nilai-nilai dan tujuan perusahaan, serta strategi perusahaan saat ini.
b.
Analisis lingkungan eksternal. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi berbagai peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan, sehingga perusahaan mampu mengembangkan misinya dan menyusun strategi untuk mencapai tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.
c.
Analisis lingkungan industri perbankan dengan menggunakan five forces model Porter (1980) untuk menentukan faktor-faktor sukses kunci perusahaan. Secara rinci analisis lingkungan industri sebagaimana dikemukakan oleh Porter (1980) meliputi: (1) Ancaman pendatang baru (potential new entrants) (2) Kekuatan tawar menawar pembeli (bargaining power of buyer) (3) Ancaman produk substitusi (threat of substitutes product) (4) Kekuatan tawar menawar pemasok (bargaining power of suppliers) (5) Intensitas persaingan industri (intensity of industry rivalry)
10
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan posisi persaingan perusahaan dalam suatu industri agar perusahaan dapat mempertahankan diri dari lima kekuatan yang saling berinteraksi. d.
Analisis lingkungan internal. Menganalisis sumber daya manusia dan kapabilitas perusahaan, yang diperoleh berdasarkan analisis rantai nilai untuk menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan sehingga dapat ditentukan keunggulan kompetitif perusahaan dan menganalisis peluang dan ancaman bagi perusahaan sehingga dapat ditentukan faktor sukses kunci perusahaan.
e.
Formulasi strategi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Dari hasil analisis berdasarkan permasalahan tersebut dengan melihat faktor sukses kunci dan keunggulan kompetitif perusahaan, maka diharapkan dapat ditentukan formulasi atau strategi bisnis yang sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan.
F. Sistematika Pembahasan. Penelitian ini akan dibagi dalam lima bagian dengan rincian sebagai berikut: Bab I
Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rerangka penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab II
Landasan Teori. Dalam bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang mendukung dan melandasi pembahasan dalam penelitian. 11
Bab III Gambaran Umum PT Bank Syariah Bukopin. Dalam bab ini diuraikan mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan. Bab IV Analisis. Dalam bab ini diuraikan mengenai analisis data yang didapat dan pembahasan secara seksama tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan industri perbankan dan melakukan identifikasi mengenai strategistrategi yang diterapkan PT Bank Syariah Bukopin dalam bersaing. Bab V
Simpulan Analisis. Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian dan saransaran yang diperlukan.
12