BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Pariwisata sebagai salah satu sumber pendapatan negara dan daerah,
pengembangan destinasi baru pariwisata menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh daerah-daerah di Indonesia. Pengembangan destinasi pariwisata Kawasan Timur Indonesia (KTI) membuka peluang dan tantangan bagi daerah-daerah di kawasan ini untuk mengembangkan sumber pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Strategi pengembangan pariwisata juga harus berdimensi jangka panjang, karena pengembangan pariwisata yang tidak terencana justru dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan sosial masyarakat lokal, yang akan menghancurkan kehidupan jangka panjang bagi masyarakat dan keberlangsungan usaha dari perilaku usaha itu sendiri (Hermantoro, 2011:22). Pada hakekatnya pembangunan merupakan suatu upaya secara terus menerus untuk mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat. Upaya ini meliputi pengembangan wilayah dan pemerataan pembangunan serta pengembangan pariwisata dalam rangka pelayanan yang meliputi pemenuhan kebutuhan dasar ekonomi dan sosial serta pemberian kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah. Berdasarkan landasan yang ada, maka dikembangkan kegiatan kepariwisataan di Kabupaten Gorontalo. Pemerintah dibantu oleh pihak swasta dan masyarakat lokal berupaya semaksimal mungkin untuk mengupayakan kegiatan promosi serta pembangunan sarana dan prasarana yang ada saat ini. Upaya pengembangan pariwisata di Desa Bongo Kabupaten 1
2
Gorontalo, diharapkan tidak menimbulkan kejenuhan bagi wisatawan, dan mampu bersaing dengan daerah tujuan wisata lainnya di Sulawesi (Dinas Parawisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gorontalo, 2011). Mengantisipasi hal tersebut perlu adanya pengembangan potensi pariwisata khususnya Desa Bongo. Usaha terebut dengan mengembangkan desa wisata terpadu sebagai alternatif pengembangan yang melibatkan unsur potensi alam dan budaya secara utuh. Pemerintah perlu untuk turut serta mendorong terbentuknya manajemen pada sebuah destinasi yang mampu mengoptimalkan sumberdaya untuk mendorong terwujudnya harapan mendatangkan wisatawan, pemyediaan jasa, dan menciptakan lingkungan yang mampu mendukung terwujudnya kegiatan dalam bentuk kebijakan, peraturan, dan sebagainya (Hermantoro,2011:142). Pengembangan pariwisata yang ada di Desa Bongo Kabupaten Gorontalo, merupakan pengembangan suatu wilayah (Desa) dengan memanfaatkan unsurunsur yang ada dalam masyarakat yang berfungsi sebagai atribut potensi wisata, dan menjadi suatu rangkaian aktivitas pariwisata terpadu dan memiliki tema yang sangat jelas, serta mampu menyediakan dan memenuhi serangkaian kebutuhan suatu perjalanan wisata, baik dari aspek daya tarik maupun sebagai tujuan wisata. Desa Bongo memiliki banyak potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dapat mendukung kepariwisataan di desa ini seperti : (1) Pegunungan, yang sering dijadikan objek perkemahan ataupun kegiatan-kegiatan wisata seperti outbound; (2) Lahan Perkebunan yang luas, karena sebagian dari masyarakat Desa Bongo merupakan petani maka wisatawan dapat menyaksikan sekaligus ikut berkebun
3
dengan masyarakat di lahan perkebunan yang terletak di bukit-bukit desa; (3) Potensi Laut dan pantai Dulanga, wisatawan dapat menikmati keindahan laut. Potensi budaya dan sumber daya buatan (SDB) seperti: (1) Masjid Walima Emas yang terletak diatas bukit Desa Bongo; (2) Museum Goa dan Museum Batu; (3) Pasar Subuh; (4) Tarian Longgo Tulaibala (seni tari bela diri); (5) Tarian Saronde dan Tidi, biasa dipentaskan pada upacara adat pernikahan; (6) Budaya Dikili, Dikili (dzikir dalam bahasa daerah Gorontalo) oleh masyarakat desa yang dapat dinikmati oleh wisatawan setiap malam Jumat di pondok pesantren Desa Bongo. Beberapa potensi wisata lain untuk mendukung pengembangan pariwisata di Desa Bongo di antaranya, telah dibangun SMK Pariwisata yang bebas biaya pendidikan,. Tujuan SMK Pariwisata ini untuk menciptakan sumber daya manusia yang mampu mengelola Desa Bongo sebagai tujuan wisata di Gorontalo. Potensi budaya unggulan yang dimiliki oleh Desa Bongo adalah aset budaya masyarakat Islam Gorontalo
yaitu tradisi Perayaan Walima (tradisi
masyarakat desa dalam perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW) yang dilaksanakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Hijriah atau setiap bulan Januari – Februari setiap tahunnya dalam kalender Masehi. Umat Muslim di Indonesia mengenal perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW tersebut dengan istilah Maulid, sehingga sangat menarik bagi para wisatawan yang ingin mengetahui dan mempelajari tentang sejarah kerajaan dan tradisi budaya Islam yang ada di Gorontalo (Laporan PKBM YOTAMA, 2007). Desa Bongo letaknya sangat strategis karena berdekatan dengan tempattempat wisata lainnya sehingga akan lebih menarik untuk suatu pengemasan
4
produk perjalanan wisata. Objek wisata yang berdekatan dengan Desa Bongo diantaranya adalah: 1) Objek Wisata Tangga Dua Ribu yang berada di Teluk Kota Gorontalo dan selalu ramai dikunjungi wisatawan karena pantainya yang indah dan merupakan pusat jajanan kuliner Gorontalo; 2) Objek Wisata Pantai Biluhu yang berada di Desa Biluhu, wisata ini menawarkan pantai dan tebing-tebing yang indah; 3) Objek Wisata Tanjung Krmat yang berada di Desa Tanjung Kramat dikenal dengan Goa LO Milate yang berada di tepi pantai dan sebagai tempat pemakaman para wali di daerah Gorontalo. Jumlah kunjungan wisatawan ke Desa Bongo, seperti data yang ada pada tahun 2014, jumlah wisatawan meningkat biasanya pada saat perayaan Walima yang dilaksanakan pada bulan Februari 2014. Data dapat dilihat pada tabel 1.1 Tabel 1.1 : Kunjungan Wisatawan di Desa Bongo Bulan
Kunjungan Wisatawan
1. Januari
Domestik 1265
Macanegara 3
2. Februari
2775
-
3. Maret
86
-
4. April
63
-
5. Mei
83
-
6. Juni
61
-
7. Juli
387
-
8. Agustus
109
-
9. September
77
-
10. Oktober
112
-
11. November
63
12. Desember
-
TOTAL 4081 Sumber : PKBM Yotama, 2014
3
Permasalahan saat ini di antaranya adalah: (1) Kurangnya aksesibilitas jalan menuju Desa Bongo, kondisi jalan yang rusak dan sangat curam yang rawan
5
kecelakaan, kurangnya informasi mengenai rute yang menyebabkan wisatawan sulit untuk menemukan lokasi desa serta kurangnya ketersediaan sarana transportasi sehingga pengunjung yang ingin ke Desa Bongo harus menggunakan transportasi pribadi dari daerah asalnya; (2) Belum adanya prasarana sistem komunikasi seperti telepon umum, internet, kantor pos, yang menghambat sistem informasi dan komunikasi baik oleh wisatwan maupun oleh penduduk setempat, seperti contoh wisatawan sulit untuk mereservasi tempat untuk melakukan perjalanan wisata ke Desa Bongo, belum adanya layanan perbankan sehingga jika wisatawan ingin melakukan transaksi keuangan harus pergi ke perkotaan yang jaraknya cukup jauh dari desa tersebut, belum adanya pusat kesehatan untuk wisatawan yang dapat melayani wisatawan jika sakit, belum ada pusat informasi pariwisata memadai, belum ada pemandu wisata yang khusus untuk memberikan bantuan dan informasi tentang sejarah, tradisi budaya maupun objek-objek yang menarik di desa ini; (3) Belum ada sarana pariwisata penginapan/homestay yang memadai, serta belum adanya rumah makan, restoran yang standar layaknya sebagai tujuan wisata dan sarana lain-lain yang merupakan sarana pendukung pariwisata. Mencermati berbagai potensi alam dan daya tarik wisata tersebut, maka potensi wisata di Kabupaten Gorontalo, khususnya potensi pariwisata di Desa Bongo perlu dikembangkan guna meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan lokal, regional dan internasional. Pengembangan pariwisata di Desa Bongo Kabupaten Gorontalo bukan hanya tugas pelaku bisnis pariwisata tapi juga peran pemerintah daerah sangatlah penting, sehingga Kabupaten Gorontalo akan
6
menjadi destinasi pariwisata yang mempesona dan merupakan salah satu destinasi wisata di Sulawesi (Dinas Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gorontalo,2011). Dalam mengembangkan dan memajukan kegiatan pariwisata diperlukan sebuah pengelolaan yang baik dan didukung oleh sumberdaya manusia yang ahli di bidang pariwisata. Kurangnya fasilitas pendukung yang diuraikan di atas menjadi hambatan pelaksanaan kegiatan pariwisata di Desa Bongo, sehingga wisatawan masih enggan untuk mengunjungi ataupun berlama-lama berada di desa ini karena segala sesuatu yang mungkin akan mereka butuhkan belum tersedia di desa ini, hal ini juga yang dapat memicu kurangnya wisatawan untuk berkunjung kembali ke tempat ini. Oleh karena itu pengembangan pariwisata di Desa Bongo sangat penting untuk di kembangkan secara baik. Pengembangan pariwisata yang melibatkan masyarakat sangat penting untuk membuka lapangan kerja, dan meningkatkan ekonomi masyarakatnya. Pariwisata memiliki prospek yang sangat besar jika dikembangkan dengan baik, melalui pembenahan sarana dan prasarana serta partisipasi pemerintah. Sehingga pengembangan pariwisata di Desa Bongo akan memberikan perubahan dan keberlangsungan hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang bagi masyarakat lokal dan pemerintah Gorontalo.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan sebelumnya di
Atas, maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
7
1) Apa potensi pariwisata Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo? 2) Bagaimana strategi pengembangan destinasi wisata dan peningkatan kunjungan wisatawan ke Desa Bongo?
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masaalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut: 1) Tujuan Umum Tujuan Umum penelitian ini adalah merencanakan pengembangan pariwisata Desa Bongo Batudaa Pantai sebagai desa wisata di Kabupaten Gorontalo, melalui indentifikasi potensi wisata dengan perumusan strategi pengembangan dan peningkatan kunjungan wisatawan. 2) Tujuan khusus Adapun tujuan khusus penelitian ini di arahkan untuk: (1) Mengidentifikasi potensi pariwisata Desa Bongo sehingga disebut sebagai desa tujuan wisata. (2) Merumuskan
strategi
pengembangan
destinasi
wisata
dan
peningkatan kunjungan wisatawan ke Desa Bongo.
1.4
Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan bermanfaat secara akademis dan praktis. sebagai
berikut:
8
1.4.1 Manfaat Akademis (1) Sebagai salah satu referensi dalam mengkaji dan meneliti potensi dan pengembangan Desa Bongo Kecamatan Batudaa Pantai, terutama yang berkaitan dengan Desa wisata di Kabupaten Gorontalo. (2) Untuk menambah kazanah ilmu kepariwisataan yang sedang berkembang sekaligus sebagai dasar penelitian lanjutan terutama yang berkaitan dengan pengembangan pariwisata di Kabupaten Gorontalo. 1.4.2 Manfaat Praktis (1) Menjadi salah satu referensi dan bahan pertimbangan kepada pemerintah, masyarakat, dan pengusaha dalam rangka pengembangan produk pariwisata. (2) Sebagai salah satu bentuk sumbangan pemikiran dalam strategi pengembangan Desa Bongo di Kabupaten Gorontalo (3) Memberikan kontribusi pengembangan pariwisata secara umum kepada pemerintah daerah Kabupaten Gorontalo.