BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang M asalah Pariwisata merupakan salah satu industri andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara di dunia. M eski dunia diguncang krisis ekonomi, ancaman teroris maupun ancaman bencana alam, namun geliat pariwisata masih tinggi setiap tahunnya. Di Indonesia, kepariwisataan dituntut untuk mampu beradaptasi diri terhadap perkembangan yang terjadi pada skala nasional, regional, dan internasional dalam berbagai aspek seperti pertahanan dan keamanan, sosial budaya, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pembangunan kepariwisataan Indonesia setidaknya d itentukan oleh 3 tiang utama yaitu keberhasilan dalam pemasaran, keberhasilan dalam pengembangan produk, dan keberhasilan
menciptakan sumber daya manusia termasuk
masyarakat yang sadar wisata. Yogyakarta merupakan salah satu tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanega ra. Yogyakarta dikenal sebagai Kota Pelajar, Kota Budaya, Kota G udeg, maupun Kota Pariw isata. Perkembangan dunia pariwisata di kota ini semakin berkembang pesat, predikat Yogyakarta sebagai Kota P ariwisata menjadi sebuah magnet tersendiri untuk menarik pengunjung seluruh Indonesia sehingga dapat dijadikan sebagai publik sasaran untuk menjadi konsumen. Pelaksanaan pembangunan pariw isata semakin berkembang yang ditandai dengan pembangunan tempat-temat penginapan dari tahun ke tahun yang berkembang pesat. Fungsi tempat penginapan saat ini tidak hanya tempat menginap untuk tujuan w isata saja namun juga untuk tujuan lain seperti menjalankan kegiatan bisnis, mengadakan seminar, atau hanya sekedar untuk
1
mendapatkan ketenangan. Persaingan tempat-tempat penginapan di Y ogyakarta ditunjukan dengan adanya mutu pelayanan yang ditawa rkan, mulai dari fasilitas, keadaan kamar, harga sewa kamar, dan para staf tempat penginapan dalam melayani konsumen. Perkembangan usaha dalam bidang penginapan di Yogyakarta memiliki prospek yang bagus. Hal ini dilandaskan pada kota Yogyakarta yang dikenal sebagai kota b udaya dan memiliki banyak tempattempat budaya seperti Kraton N gayogyakarta Hadiningrat, Kraton Pakualaman, Istana Air Taman Sari, Kota Gede, dan M alioboro juga status Y ogy akarta sebagai
Daerah
Istimewa
yang
memiliki
banyak
candi-candi
sebagai
peninggalan sejarah seperti Candi Prambanan, Candi Ratu Boko, dan candicandi lainnya yang ada di Y ogyakarta. S ehingga menjadikan daya tarik bagi wisatawan
lokal maupun mancanegara. Tembi Rumah B udaya merupakan
sebuah tempat penginapan (Bale Inap) yang terletak di Jalan Parangtritis Km. 8,4 Dusun Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Tembi R umah Budaya semula merupakan sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang pelestarian dan pengembangan seni dan budaya . Arsitektur bangunan yang bergaya rumah joglo dengan suasana yang sejuk dikelilingi persawahan yang hijau memberikan nuansa pedesaan yang asri dan tenang. Banyak kegiatan budaya atau pertunjukkan kesenian tradisional yang rutin diadakan di Tembi Rumah Budaya seperti Wayang, Kethoprak, Seni Tari, dan kesenian lainnya. Selain itu terdapat juga Bale Rupa atau galeri yang digunakan untuk pameran lukisan, banyak pelukis-pelukis ternama di Y ogya yang menampilkan keindahan lukisannya disini. Bale Dokumentasi yang berisi koleksi benda benda lama dan juga buku-buku ataupun naskah lama yang juga menjadi salah satu media informasi budaya masa lalu yang memiliki nilai history tersendiri.
2
Bale Karya adalah tempat yang dihadirkan Tembi Rumah Budaya untuk memfasilitasi hadirnya karya seni berkualitas lewat pembentukan kelompok musik dan kelompok tari serta mendukung produk seni budaya berkualitas lainnya sebagai manifestasi dari usaha penciptaan. Pulo Segaran merupakan warung makan atau restoran dengan cita rasa klasik khas pedesaan yang santai dan nyaman. Dan dengan fasilitas yang dimiliki saat ini yaitu 3 museum, 9 bale inap, pendopo, restoran, dan ruang serbaguna merupakan produk w isata yang ditawarkan Tembi Rumah Budaya untuk menarik para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. Dengan derasnya arus globalisasi dikhawatirkan budaya bangsa, khususnya budaya lokal akan mulai terkikis. Budaya asing kini kian mewabah dan mulai m engikis eksistensi budaya lokal yang sarat makna. A gar eksistensi budaya lokal tetap kukuh, maka diperlukan pemertahanan budaya lokal. Tembi Rumah Budaya merupakan salah satu aset wisata budaya yang potensial, karena itu nilai-nilai budaya yang ada harus terjaga. Terjaganya eksistensi potensi aset seni dan budaya adalah sebagai salah satu upay a pelestarian budaya bangsa, dan untuk menjaga hal tersebut Tembi Rumah Budaya harus dapat terus mengupayakan pelestarian budaya dengan mengolah produk maupun kegiatan yang ada menjadi sesuatu yang menarik bagi wisatawan pada masa ini. U ntuk menarik wisatawan itu sendiri, pengelola Tembi R umah Budaya harus dapat mengidentifikasi dan dapat mengembangkan faktor -faktor yang menjadi daya tarik dan pangsa pasar potensialnya. Karena itu penulis memilih judul “STRA TEGI PEM ASARAN B ERBASIS BUDAYA DA LAM UPAYA M ELESTARIKA N W ARISAN BUD AYA INDON ESIA DI TEM BI RUM AH BUDAYA YO GYAK ARTA” pada laporan tugas akhir ini.
3
B. Rumusan M asalah
Dengan melihat latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai b erikut yaitu : 1. Pemasaran berbasis budaya seperti apa yang dilakukan bagian pemasaran
Tembi Rumah Budaya? 2. Kendala apa saja yang dihadapi bagian pemasaran Tembi R umah
Budaya? 3. Bagaimana solusi yang sudah dilakukan bagian pemasaran dalam
menghadapi kendala yang ada ?
C.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. M engidentifikasi daya tarik apa saja yang dimiliki Tembi Rumah Budaya. 2. M engetahui strategi pemasaran yang dilakukan bagian Pem asaran Tembi Rumah Budaya dalam upaya melestarikan budaya yang ada. 3. M enemukan formula yang efektif untuk meningkatkan kinerja M anajemen Pemasaran.
D.
M anfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memberikan tambahan wawasan dalam ilmu strategi pemasaran maupun manajemen pemasaran pariwisata sebuah bale penginapan yang berbasis budaya. 2. Lebih memperkenalkan Tembi R umah B udaya sebagai obyek wisata yang edukatif juga rekreatif kepada w isatawan domestik maupun mancanegara. 4
E.
Tinjauan Pustaka Berikut dibawah ini beberapa penelitian yang sudah dilakukan di Tembi Rumah Budaya : Pertama, Pelestarian Budaya Jawa D i M useum Jawa “Rumah Budaya Tembi” Yogyakarta Tahun 2000-2006 oleh Dyah Kartika Artasari, Fakultas Ilmu Sejarah, Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Y ogyakarta, tahun 2007. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang langkah yang dilakukan oleh pihak Rumah B udaya Tembi dalam pelestarian budaya Jawa melalui museum Jawa yang dimiliki oleh Rumah Budaya Tembi. Kedua, Skripsi dengan judul Tinjauan Bentuk dan Fung si Arsitektur Tradisional Jawa Pada Tembi R umah Budaya, oleh Siti Nurjanah, Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universita s Negeri Yogyakarta, tahun 2009. Dalam skripsi tersebut membahas tentang bentuk dari arsitektur tradisional Jawa yang terdapat pada Tembi Rumah Budaya. Selain bentuk, penulis juga menjelaskan tentang fung si dari arsitektur tradisional Jawa yang terdapat pa da Tembi Rumah Budaya. Ketiga, Tugas Akhir yang berjudul Upaya Promosi Rumah Budaya Tembi Untuk M enarik K unjungan Wisatawan oleh Romiyati, Program Studi Diploma Kepariwisataan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah M ada, tahun 2004. Dalam laporan ini penulis menjelaskan tentang upaya promosi yang dilakukan oleh Tembi Rumah Budaya untuk menarik kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Tembi Rumah Budaya. Keempat, Skripsi yang berjudul U paya Pengelolaan Rumah Budaya Tembi Untuk M enarik Wisatawan oleh Ika Januari Trisni Puspitasari, Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Jurusan Usaha Perjalanan Wisata, Sekolah
5
Tinggi Pariw isata “AM PTA” Yogyakarta , tahun 2011. Skripsi tersebut menjelaskan bagaimana upaya pengelolaan yang dilakukan oleh Tembi R umah Budaya untuk menarik wisatawan. Kelima, Seni Lukis Karya Herjaka oleh Parmadi, Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta, tahun 2006. Dalam laporan ini penulis membahas tentang seorang pelukis yang ada di Tembi Rumah Budaya bernama Herjaka. Lukisan yang di tampilkan di area Tembi Rumah Budaya mayoritas merupakan hasil karya dari Herjaka. Dalam skripsi tersebut penulis menjelaskan secara detail tentang seni lukis karya Herjaka. Keenam, Tugas Akhir dengan judul Identifikasi Potensi Rumah Budaya Tembi Sebagai Objek Daya Tarik W isata Seni Dan Budaya oleh Qoriana Novia Eka Wati, Program S tudi D iploma Kepariw isataan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah M ada, tahun 2005. Dalam lap oran ini penulis membahas tentang potensi apa saja yang dim iliki Rumah
Budaya Tembi
sebagai sebuah obyek daya tarik wisata seni dan budaya di Yogyakarta. Ketujuh, skripsi dengan judul P otensi Dan Pengembangan Tembi Rumah Budaya Sebagai Daya Tarik W isata Di Kabupaten Bantul oleh S ilvia Hanifah, Program Studi Pariw isata, Fakultas Ilmu Budaya, U niversitas Gadjah M ada, tahun 2013. Dalam laporan skripsi ini penulis membahas tentang seluruh potensi dan daya tarik w isata yang terdapat di Tembi Rumah Budaya, serta rekomendasi pengembangan agar Tembi Rumah Budaya tetap eksis menjadi daerah tujuan wisata yang menarik dan diminati oleh wisatawan. Kedelapan,
Brosur
Tembi
Rumah
Budaya
oleh
Sugihandono
Kurniawan, Sales & M arketing M anager, yang berisi profil Tembi R umah
6
Budaya, produk-produk yang ditawarkan Tembi Rumah B udaya seperti paket wedding, paket bulan madu, paket makan malam, paket pertemuan, paket budaya, dan paket w isata. Kesembilan, Leaflet Paket Pernikahan di Tembi Rumah Budaya oleh Sugihandono Kurniawan, Sales & M arketing M anager, yang berisi penjelasan singkat tentang paket pernikahan dan paket bulan madu di Tembi Rumah Budaya. Kesepuluh, Brosur Catering Tembi Rumah Budaya oleh Sugihandono Kurniawan, Sales & M arketing M anager, yang berisi menu -menu catering yang disediakan di Tembi Rumah Budaya. Dari penelitian yang sudah pernah dilakukan di Tembi Rumah Budaya menguatkan penulis bahwa penulisan Tugas Akhir yang berjudul Strategi Pemasaran Berbasis Budaya dalam Upaya M elestarikan Warisan Budaya Indonesia di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta, yang membahas mengenai strategi pemasaran yang dilakukan bagian Pemasaran Tembi Rumah Budaya memiliki unsur orisinalitas.
F.
Landasan Teori 1. Pemasaran M asalah pemasaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi perusahaan untuk menjalankan roda perusahaannya, karena tidak jarang perusahaan gagal mencapai tujuannya disebabkan sistem pemasaran yang kurang tepat. Untuk lebih jelasnya Philip Kotler (2002:9 ) menyatakan : “Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan 7
menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
[1]
Kegiatan pemasaran tidak dapat dipisahkan dari seluruh rangkaian kegiatan usaha perusahaan karena didalamnya terdapat banyak bagian -bagian yang
harus
dimengerti
dan
dilaksanakan
khususnya
oleh
seorang
pemasar/lembaga pemasaran. Sedangkan pengertian menurut W illiam J. Stanton (1996:6) yaitu : “Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha
yang
ditujukan
untuk
merencanakan,
menentukan
harga,
mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.
[2]
Pemasaran mempunyai peranan yang sangat menentukan karena pemasaran mempunyai kedudukan sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Pemasaran merupakan suatu urut-urutan kegiatan yang saling berkaitan erat dan bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran. Dengan demikian perusahaan dalam menjalankan usahanya perlu memperhatikan dan mengembangkan sistem pemasarannya. Pemasaran haruslah dilandasi kejujuran, keadilan, keterbukaan, keikhlasan, dan
kepedulian
mengejar keuntungan antar individu
terhadap
sepihak
maupun
sesama, bukan semata-mata hanya
secara membabi-buta tetapi proses sosial
kelompok
dalam
pengadaan dan pemenuhan
kebutuhan serta keinginan yang menciptakan simbiosis mutualisme dan hubungan yang saling berkesinambungan satu sama lainnya.
[1]
Yustussakan, Bab ii landasan teori, http://www.slideshare.net/YUSTUSSA KAN/bab -iilandasan-teori, diakses pada tanggal 2 April 2013 Pukul 09.54 W IB. [2]
Ibid., hal 8
8
2. Strategi Kebudayaan Dalam hal ini Tembi Rumah B udaya yang bertemakan budaya, melakukan strategi pemasaran yang berbasis budaya. Penyusunan strategi sendiri perlu dibuat dengan persepsi budaya yang komprehensif, yang mempunyai cakupan luas atas peri kehidupan masyarakat Indonesia. Persepsi budaya tidak terarah hanya pada kesenian semata -mata, dan strategi budaya bukanlah strategi kesenian. Aspek strategis dari kesenian ialah bahwa ia merupakan kristalisasi kenyataan-kenyataan sosial, dan karena itu dengan bercermin pada ulah dan gejolak seni yang terungkap, kita bisa mengikuti dan menyadari situasi sosial yang sebenarnya. Namun mengubah persepsi , cara hidup dan tingkah laku masyarakat bukanlah melalui kesenian. Cakupan luas yang dimaksudkan itu secara ringkas menyangkut semua faktor budaya. Selain itu, strategi kebudayaan dimaksudkan untuk menghadapi masa depan dengan segala masalah dan tantangannya, dan karena itu wajarlah harus berorientasi ke depan. Warisan budaya perlu dihargai, tetapi agar warisan dari masa lampau tersebut dapat menunjukkan maknanya bagi kehidupan masyarakat sekarang ini, maka perlu dibuat tafsiran-tafsiran yang kreatif. D ilengkapi dengan tafsiran-tafsiran kreatif itu maka berpijak dan bermodalkan warisan budaya bangsa,
strategi
kebudayaan
mampu
memberikan
optimisme
serta
menanamkan rasa kebanggaan dan kepercayaan akan kemampuan bangsa sendiri untuk mengatasi permasalahan. Strategi kebudayaan diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam kehidupannya yang eksistensial, manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan
baik
jasmani
maupun rohani. Untuk itu diadakan
usaha-usaha dalam rangka menyediakan, memperbanyak, memperluas dan
9
meningkatkan sarana dan prasarana yang menyangkut seluruh bidang dan sektor kehidupan dengan dukungan ilmu, teknologi dan sistem pengelolaan yang maju. Namun perlu disadari, bahwa seluruh sarana dan prasaran tersebut mempunyai kedudukan insrumental dan hanya akan berarti dan bermakna sejauh diarahkan dan digunakan untuk kepentingan manusia. Dalam rumusan strategi kebudayaan menurut Soerjanto Poespowardojo dalam bukunya yang berjudul Strategi Kebudayaan Suatu Pendekatan Filosofis terkandung adanya kondisi dinamis untuk berbuat secara mandiri, tidak tergantung ataupun menyandarkan diri pada kebaikan masyarakat ataupun bangsa lain. Suatu harga diri dan kebanggaan nasional yang terbuka terhadap bantuan asing, tetapi tidak menjadikan bantuan itu sebagai tumpuan hidup. Kehidupan yang mandiri pada hakikatnya menunjukkan adanya kepribadian, artinya tidak tenggelam dalam arus
komunikasi
modern
zaman
sekarang,
tetapi
ba hkan
dapat
merevitalisasikan kebudayaan yang mulai menghilang seiring berjalannya waktu. Sikap yang mandiri ini tidak cukup diungkapkan dalam satu perbuatan, tetapi harus menjadi disposisi habitual, artinya sudah menjadi cara hidupnya, sehingga memiliki kesadaran, biasa dan cenderung untuk melakukan perbuatan secara mandiri.(Soerjanto P,1993:26) Dalam tingkat kehidupan yang demikian itu maka masyarakat disatu pihak memiliki kekuatan akulturatif, yaitu budaya
dari
luar,
menerimanya
terbuka
secara
tehadap unsur-unsur
selektif
dan
mampu
mengintegrasikannya ke dalam budaya nasional justru untuk memperkuat identitasnya, seperti telah terbukti dalam sejarah sejak datangnya kebudayaan hinduisme dan seterusnya hingga sekarang.
10
3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Dalam
sebuah perusahaan jasa
seperti Tembi Rumah Budaya,
memberikan kepuasan kepada konsumen atas pelayanan dan produk yang dihasilkan adalah sebuah hal yang utama. Dan dalam proses pemasaran Tembi Rumah Budaya sudah menjalankan sebuah kegiatan pemasaran dengan ilmu bauran pemasaran (Marketing M ix). M enurut Kotler (2003:15), M arketing mix atau bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran yang sudah dibidik. Alat-alat pemasaran ini terdiri dari empat variabel yang kemudian disebut dengan 4p dari marketing, yaitu produk (product), harga (price), promosi (prom otion), dan tempat (place).
[3]
Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion (4P) seiring perkembangan jaman dan tuntutan pasar yang senantiasa mengalami perkembangan telah mengalami evolusi dan terus berkembang searah dengan perkembangan perilaku konsumen dan kecerdasan para ahli pemasaran. Lovelock dan Wright (2002:13-15) mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) menjadi integrated service m anagement dengan [4]
menggunakan pendekatan 8P , yaitu: a. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan objek wisata kepada masyarakat yang dapat mereka lihat, lakukan, beli maupun dikonsum si
atau
semua
kom ponen
dari
kinerja
layanan
yang
menciptakan nilai bagi pelanggan. Seperti Tembi Rumah Budaya yang memiliki bale inap dengan suasana pedesaan yang asri, warung dhahar [3]
BAB II LANDASAN TEORI, http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/Bab% 202_09 -40..pdf, diakses pada tanggal 4 April pukul 10:35 W IB. [4]
Admin, Strategi M arketing M ix, http://infoduit.com/strategi-marketing -mix, diakses pada tanggal 2 April 2013 pukul 10.30 W IB.
11
yang memilik makanan khas Tembi Rumah Budaya, juga museum benda-benda kuno, dan macam -macam souvenir Tembi Rumah Budaya yang bisa kita dapatkan disana. b. Price (harga) adalah biaya, waktu, dan usaha yang konsumen keluarkan atau bayarkan untuk menikmati maupun membeli produk yang dijual maupun layanan yang perusahaan tawarkan atau sajikan. Tembi Rumah Budaya tidak menarik biaya masuk bagi pengunjung yang ingin ke museum dan berkeliling di area Tembi Rumah Budaya. Namun bagi yang ingin menginap dikenakan tarif sewa bale inap, juga bagi pengunjung yang ingin menikmati hidangan yang ada di Tembi Rumah Budaya dikenakan biaya makanan maupun minuman yang dipesan. c. Place (tempat) adalah keputusan manajemen mengenai kapan, dimana, dan bagaimana menyajikan layanan yang baik kepada pelanggan. Tembi Rumah Budaya yang dapat pengunjung jangkau dengan waktu ±20 menit dari pusat kota terletak di Jl. Parangtritis Km 8,4 Timbulharjo, Sewon, Bantul, Y ogyakarta. Selain datang langsung ke Tembi Rumah Budaya, pengunjung dapat memesan Bale Inap di travel agent yang menyediakan voucher hotel Tembi Rumah Budaya, juga dapat memesan langsung melalui media booking online. d. Process (proses) adalah suatu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan yang diperlukan untuk menyajikan produk dan layanan yang baik kepada pelanggan. M etode atau serangkaian tindakan yang dijalankan Tembi Rumah Budaya selama ini yaitu mempublikasikan memperkenalkan, menawarkan, negosiasi, dealing/sepakat, transaksi, dan eksekusi.
12
e. Productivity and quality (produktivitas dan kualitas), produktivitas adalah
sejauhmana
efisiensi
masukan-masukan
layanan
ditransformasikan ke dalam hasil-hasil layanan yang dapat menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah derajat suatu layanan yang dapat memuaskan pelanggan karena dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan itu sendiri. Dalam hal produktivitas dan kualitas di Tembi Rumah Budaya kemampuan seller dalam menjual dan mengeksekusi produk sangat diperhatikan dan kualitas produk sendiri harus sesuai dengan harapan tamu. f. People (orang) adalah pelanggan dan karyawan yang terlibat dalam kegiatan
memproduksi
produk
dan
layanan.
Dalam
pelayanan,
produksi, juga dalam kemitraan terhadap pelanggan, manajemen Tembi Rumah Budaya menekankan untuk selalu menjalin hubungan yang baik terhadap sesama karyawan, masyarakat, terlebih terhadap pelanggan. Agar tercipta suasana yang kondusif, interaktif, dan nyaman bagi semua pihak. g. Physical evidence (bukti fisik) adalah perangkat-perangkat yang diperlukan atau dibutuhkan dalam menyajikan secara nyata kualitas produk dan layanan. Tembi Rumah Budaya yang memiliki 3
buah
museum, 2 ruang pertemuan, 9 bale inap, 1 pendapa, dan 1 restoran yang semua difungsikan bagi siapa saja yang ingin menggunakannya maupun menikmatinya dengan standart yang ada di Tembi Rumah Budaya. h. Prom otion
(promosi)
adalah
kegiatan
perusahaan
untuk
memperkenalkan dan mengkomunikasikan produk yang dijual kepada
13
target pasar maupun masyarakat umumnya. Seperti Tembi Rumah Budaya yang mempromosikan produknya dengan berbagai cara, baik melalui media cetak maupun media sosial. Dan metode -metode promosi sendiri antara lain: 1)
Advertising adalah segala bentuk presentasi nonpersonel dan promosi produk oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. Contoh : Tembi Rumah Budaya membuat sebuah iklan mengenai produknya di surat kabar, majalah, televisi, ataupun radio.
2)
Sales
promotion
adalah
insentif
jangka
pendek
untuk
mendorong keinginan wisatawan mencoba atau membeli produk maupun jasa yang ditawarkan. Contoh : Brosur, leaflets, booklet, atau banner. 3)
Public relations and publicity adalah berbagai program yang dirancang untuk memperkenalkan.mempromosikan,dan atau melindungi citra perusahaan atau produk yang dijual. Contoh: Press
release,
Press
Demonstration,
Press
Conference,
Exhibitions, atau Travel documentary film for cinema or television. 4)
Personal Selling adalah kegiatan penjualan yang berinteraksi langsung dengan satu atau lebih calon pembeli. Contoh : pihak pemasaran Tembi Rumah Budaya
melakukan penjualan
dengan bertemu para agen-agen travel, instansi, maupun organisasi-organisasi yang ada.
14
5)
Direct Marketing adalah kegiatan pemasaran yang melakukan pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan maupun calon pembeli, yang dapat dilakukan dengan media surat, telepon, maupun email.
4. Upaya Pengelolaan Pemasaran Dalam menjalankan pemasaran, pastilah melakukan pengelolaan upaya pemasaran yang ada. Perusahaan akan melaksanakan kegiatan bauran pemasaran terbaik yang dapat mewujudkan tujuan dalam pasar sasaran ini. Di dalam buku yang ditulis oleh Nembah F. Hartimbul G inting (2011:294) yang berjudul Manajemen Pem asaran bahwa dalam hal ini melibatkan empat fungsi manajemen yaitu: a. Analisis dan rencana Pada aspek ini pengelolaan pemasaran diawali dengan analisis lengkap mengenai keadaan perusahaan dan pasar. Dengan strategi perencanaan yang terinci dapat memudahkan perusahaan untuk mewujudkan tujuan yang sudah ditetapkan. b. Pelaksanaan pemasaran M erupakan kegiatan atau aksi untuk melaksanakan rencana pemasaran guna mewujudkan tujuan. M enyangkut kegiatan hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, memfungsikan rencana menjadi kerja. Jika rencana
menyangkut
apa
dan
mengapa
maka
pelaksanaannya
menyangkut siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. c. Organisasi bagian pemasaran Perusahaan merancang departemen pemasarannya sehingga dapat melakukan analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian .
15
d. Pengendalian pemasaran Karena dalam melaksanakan rencana sering terjadi hal-hal yang tak terduga, maka departemen pemasaran haruslah menyelenggarakan kontrol terus menerus. Agar perusahaan dapat mewujudkan penjualan, laba, dan hal-hal lain yang direncanakan.
G. M etode Penelitian 1. Waktu dan Tempat Praktek Kerja Lapangan Praktek kerja lapangan dilakukan selama tiga bulan terhitung dari tanggal 1 Februari 2013 s/d 1 M ei 2013 di Tembi Rumah Budaya. No. telp
: (0274) 368000, 368004
Fax
: (0274) 368001
Website
: www.tembi.net
Waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan : Senin – Jum‟at
: 08.00 – 16.00 WIB
Sabtu
: 08.00 – 14.00 WIB
2. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat dialami. 3. Teknik Pengambilan Data a. Observasi : mengamati secara langsung kegiatan yang ada di objek penelitian untuk mengidentifikasi hal-hal dan mencatat data-data yang berkaitan dengan penelitian.
16
b. Partisipatif : turut serta dalam kegiatan bagian pemasaran di Tembi Rumah Budaya. c. Wawancara
:
mengumpulkan
data
dengan
mengajukan
pertanyaan langsung kepada informan atau narasumber serta pihak-pihak yang terkait di Tembi Rumah Budaya. d. Studi Pustaka : mengumpulkan data dengan cara mempelajari buku-buku yang mendukung, termasuk di dalamnya literatur tentang penulisan dan mengenai hal-hal yang mendukung tugas akhir ini, juga mempelajari dari sumber data yang lain seperti dari internet. 4. Analisis Data Analisis data yaitu cara pengolahan data yang didapat dari hasil wawancara, observasi, serta studi ke pustakaan yang sudah dilakukan. Data-data yang diperoleh dianalisis dan dijabarkan sebagai suatu kesimpulan
atas
permasalahan
yang
ada.
Untuk
memudahkan
pengolahan data, maka penulis mengelompokkan data menjadi 2 jenis, yaitu : a. Data Primer Data yang berasal dari sumber aslinya yaitu Tembi Rumah Budaya. Data yang diperoleh secara langsung berdasarkan informasi dan keterangan mengenai objek penelitian langsung dari sumbernya. b. Data Sekunder Data yang diperoleh bukan dari sumber aslinya, data tersebut diperoleh dari buku-buku referensi, media cetak dan website,
17
buku-buku lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian untuk penulisan laporan akhir ini.
H. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Pada bagian ini penulis menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dalam penulisan laporan ini. Selain itu penulis juga melakukan tinjauan pustaka untuk penulisan laporan ini serta membuat landasan teori dan metode yang penulis gunakan selama penyusunan laporan ini. BAB II Gambaran Umum Pada bagian ini penulis menunjukkan denah Tembi Rumah Budaya dan menceritakan sejarah serta visi misi Tembi Rumah Budaya. Selain itu juga menunjukkan struktur organisasi yang ada di Tembi Rumah Budaya. BAB III Pembahasan Pada bagian ini penulis membahas mengenai daya tarik apa saja yang ada di Tembi Rumah B udaya serta membahas strategi pemasaran, kendala, dan solusi yang dilakukan bagian pemasaran Tembi Rumah Budaya BAB IV Penutup Pada bagian ini penulis mem buat kesimpulan dari laporan yang penulis susun dan memnberikan saran bagi pihak yang terkait dalam penulisan laporan ini.
18