BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada masyarakat belum memiliki indikator kinerja memadai, sehingga sulit untuk menentukan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan pemerintah. Untuk mengelola kegiatan pelayanan pemerintah secara
efisien dan efektif diperlukan
indikator-indikator pengukuran dan penentuan target kinerja yang berfokus pada kepuasan masyarakat, yang secara transparan dapat dievaluasi oleh semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Setiap organisasi pada hakikatnya melaksanakan kegiatan rutinnya bagi kepentingan semua stakeholder
seperti karyawan, pemerintah dan pelanggan.
Implikasinya setiap organisasi harus memahami visi dan menjabarkan dalam setiap aktivitas yang dijalankan bagi tiap stakeholders tersebut. Dengan demikian visi dan misi sebagai bagian perencanaan strategis harus dikomunikasikan dengan baik, sehingga dipahami oleh karyawan sebagai pelaksana dan digunakann sebagai panduan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk mengkomunikasikan rencana-rencana strategis dan hasil pelaksanaan kegiatan suatu unit kerja kepada para pelaksananya secara efektif untuk menentukan kemajuan
1
2
pelaksanaan tersebut. Organisasi yang dapat menterjemahkan strateginya ke dalam sistem pengukuran akan memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menjalankan strategi tersebut, sebab mereka dapat mengkomunikasikan tujuan dan targetnya kepada para pegawai. Evaluasi terhadap efektivitas penerapan strategi organisasi dalam mencapai tujuan
harus
berfokus
pada
kebutuhan
dan
harapan
pemakai
jasa
dan
mempertimbangkan aspek finansial, sumber daya manusia dan operasi secara seimbang. Balanced Scorecard adalah pendekatan yang mengkombinasikan aspek – aspek ini secara simultan dan menjabarkan dalam indikator kinerja yang sesuai. Pendekatan ini merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara cepat, tepat dan komprehesif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Pengukuran kinerja tersebut memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan, serta pembelajaran dan pertumbuhan, yang menghubungkan pengendalian jangka pendek ke dalam visi dan strategi bisnis jangka panjang. Pada era informasi sekarang ini organisasi pemerintah harus berkompetisi dengan meningkatkan kemampuannya dalam mengeksploitasi intangible assets yang lebih baik dari sekedar mengelola tangible assets-nya. Keadaan ini juga menuntut Pusat Data dan Informasi Pertanian, khususnya Bagian Pengembangan Sistem Informasi untuk mempunyai kompetensi baru di bidangnya. Peran Bidang Pengembangan Sistem Informasi pada pencapaian visi misi Pusat Data dan Informasi
3
Pertanian adalah sebagai pembina dan pengembang sistem informasi dan statistik pertanian. Tantangan yang dihadapi oleh bidang ini adalah harus siap menjadi penyedia data dan informasi pertanian yang andal dan menerapkan strategi unit kerja secara baik. Oleh karena itu, pihak manajemen memerlukan indikator kinerja yang mampu menginformasikan kualitas implementasi rencana strategis unit kerja secara akurat. Namun seringkali orang-orang dalam unit kerja tidak memahami strategi unit kerja atau mereka mempunyai tujuan yang sering tidak terkait dengan tujuan suatu unit kerja sehingga mengakibatkan pemborosan dari segi waktu, tenaga, biaya serta sumberdaya. Selain itu akibat lainnya adalah berupa terabaikannya kepentingan user atau masyarakat pengguna informasi pertanian untuk mendapatkan pelayanan data dan informasi pertanian yang akurat serta tepat waktu. Dalam manajemen modern, data pelaksanaan operasional didokumentasikan dan diolah untuk memperoleh informasi tentang kemampuan organisasi dalam mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan dan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi sehingga proses revisi dapat dilakukan secara efektif pada periode operasi berikutnya. Selanjutnya informasi itu diharapkan juga akan berguna bagi peningkatan pengetahuan para manajer dalam mengambil keputusan atau memperbaiki tindakan manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi. Berkaitan dengan upaya
perolehan informasi kinerja yang sahih dan akurat yang mampu
menghubungkan visi dan misi unit kerja dengan pelaksanaan kegiatan organisasi, maka perlu ditetapkan tolok ukur kinerja yang tepat dan berkaitan langsung dengan
4
tujuan-tujuan strategis unit kerja. Pendekatan pengukuran kinerja Balance Scorecard diharapkan dapat membantu mengevaluasi pelaksanaan kegiatan unit kerja secara komprehensif yaitu mempertimbangkan secara simultan aspek keuangan dan non keuangan, serta hubungannya dengan tujuan taktis dan tujuan strategis unit kerja tersebut.
1.2
Rumusan Permasalahan
Selama ini tolok ukur yang digunakan dalam mengevaluasi hasil kerja masih mengacu pada tolok ukur keuangan dimana prestasi organisasi dalam melakukan sesuatu didasarkan pada target dan realisasi keuangan semata dan belum menunjukkan dampak kebijakan dan prosedur kerja dalam aspek yang bersifat non keuangan yang dapat digunakan sebagai predictor keberhasilan masa yang akan datang. Pengukuran prestasi kerja juga belum mencerminkan kemampuan unit dalam memenuhi kebutuhan pemakai jasa atau kepuasan pelanggan, mutu produk / kualitas data atau efisiensi proses bisnis internal serta inovasi dan pembelajaran. Demikian pula halnya yang terjadi di Bidang Pengembangan Sistem Informasi, Pusat Data dan Informasi Pertanian, Departemen Pertanian selama ini tolok ukur yang digunakan hanya mengacu pada tolok ukur keuangan. Oleh karena itu perlu dilakukan survei untuk mengetahui :
5
1.
Bagaimana kinerja layanan pengembangan sistem informasi dilihat dari perspektif kepuasan pelanggan;
2.
Bagaimana kinerja layanan pengembangan sistem informasi dilihat dari perspektif bisnis internal;
3.
Bagaimana kinerja layanan pengembangan sistem informasi dilihat dari perspektif
pertumbuhan
dan
pembelajaran
khususnya
kepuasan
pelaksana; 4.
Bagaimana kinerja layanan pengembangan sistem informasi dilihat dari perspektif keuangan.
1.3
Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian : 1.
Menganalisis kinerja pelayanan Bidang Pengembangan Sistem Informasi – Pusdatin dari perspektif pengguna jasa berdasarkan indikator kepuasan pengguna;
2.
Menganalisis efisiensi kinerja bisnis internal Bidang Pengembangan Sistem Informasi – Pusdatin berdasarkan indikator throughput time;
3.
Menganalisis kinerja Bidang Pengembangan Sistem Informasi – Pusdatin dalam
menciptakan
lingkungan
kerja
yang
kondusif
dalam
6
mengembangkan, menumbuhkan kualitas individu pelaksana berdasarkan indikator kepuasan pelaksana; 4.
Menganalisis efisiensi kinerja Bidang Pengembangan Sistem Informasi berdasarkan indikator keuangan yaitu penghematan anggaran.
Manfaat penelitian : Informasi yang diperoleh dari olahan data penelitian diharapkan bermanfaat untuk: 1.
Merumuskan kebijakan manajemen prestasi kerja Bidang Pengembangan Sistem Informasi – Pusdatin secara keseluruhan dalam menjabarkan dan merealisasikan visi Pusdatin.
2.
Merumuskan strategi implementasi kebijakan manajemen prestasi kerja Bidang Pengembangan Sistem Informasi – Pusdatin dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran kerja yang telah ditetapkan.
3.
Merumuskan strategi pengendalian kebijakan manajemen prestasi kerja Bidang Pengembangan Sistem Informasi – Pusdatin.
7
1.4
Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini data kinerja yang dikumpulkan terbatas : a. Untuk perspektif pelanggan yang dianalisis adalah kepuasan pengguna atau user terhadap kualitas pelayanan pengembangan sistem informasi pertanian. Karena keterbatasan data dan informasi mengenai pengguna sistem informasi pertanian secara keseluruhan, maka responden untuk perspektif pengguna dibatasi user yang menggunakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Simpeg), Sistem Informasi Manajemen Perlengkapan (Simkap), Sistem Informasi Monitoring Evaluasi Proyek Pembangunan (Simonev) dan Sistem Pengolahan Data Gaji Pegawai (Simgaji) yang berada di lingkungan kantor pusat Departemen Pertanian. b. Untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sumberdaya manusia, akan dianalisis kepuasan kerja pelaksana di Bidang Pengembangan Sistem Informasi - Pusdatin, pemahaman terhadap visi misi Pusdatin, keberhasilan tim pelaksana serta tingkat kehadiran pelaksana di Bidang Pengembangan Sistem Informasi - Pusdatin. c. Untuk perpektif proses bisnis internal yang akan dianalisis adalah efisiensi, efektivitas serta ketepatan waktu penyelesaian sistem yang dilakukan oleh Bidang Pengembangan Sistem Informasi - Pusdatin.
8
d. Untuk perspektif keuangan yang akan dianalisis adalah efisiensi penggunaan dana yang langsung berhubungan dengan Bidang Pengembangan Sistem Informasi yaitu dana yang berasal dari Proyek Pengembangan Statistik dan Sistem Informasi Pertanian - Pusdatin, melalui tolok ukur Pengembangan Sistem Informasi untuk tahun anggaran 2004.