BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerimaan pajak hingga saat ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan informasi Badan Pusat Statistik (BPS), realisasi penerimaan pajak di Indonesia pada tahun 2010 mencapai Rp 723.307 milyar dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2014 yang mencapai Rp 1.310.219 milyar atau meningkat sebesar 81,14% selama lima tahun terakhir. Meskipun dalam realisasinya penerimaan pajak mengalami peningkatan, namun dalam pencapaian target APBN setiap tahunnya tidak pernah tercapai. Adapun salah satu penyebabnya adalah kesadaran wajib pajak yang masih kurang (Waluyo dan Basri, 2015). Tabel 1.1 di bawah ini menunjukkan data penerimaan pajak tahun 2011-2014 dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Tabel 1.1 Realisasi Penerimaan Pajak 2011-2014
1
Dari tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa tahun 2011 penerimaan pajak di Indonesia dari PPh Non Migas tercatat Rp 358,02 triliun dari target yang ingin dicapai yaitu Rp 366,74 trilliun. Jumlah tersebut berada pada angka 97,62% dari target. Pada tahun selanjutnya, tahun 2012 pencapaian penerimaan pajak PPh Non Migas tercatat Rp 381,29 triliun dari target yang ditetapkan yaitu Rp 445,73 triliun. Jumlah tersebut mencapai angka 85,54% dari target.Selanjutnya realisasi tahun 2013 mencapai angka Rp 416,14 triliun dari target yang ditetapkan yaitu Rp 459,98 triliun. Jumlah tersebut baru mencapai 90,47% dari target yang ditetapkan. Terakhir pada tahun 2014 tercatat penerimaan PPh Non Migas mencapai angka Rp 362,6 triliun dari target yang ditetapkan sebesar Rp 485,97 triliun. Angka tersebut mencapai 74,6%. Hal ini menunjukkan bahwa kenyataannya penerimaan pajak di Indonesia masih belum bisa dicapai secara maksimal. Pajak dalam perusahaan mendapatkan perhatian yang cukup signifikan. Bagi perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi jumlah laba bersih yang akan diterima perusahaan, sehingga sebisa mungkin perusahaan berusaha membayar pajak serendah mungkin. Berbeda dengan pemerintah yang menganggap pajak adalah penerimaan negara yang cukup penting, sehingga pemerintah akan menarik pajak setinggi-tingginya. Adanya perbedaan pandangan antara pemerintah dengan manajemen perusahaan mengenai pajak menyebabkan banyak perusahaan (ketika mendapatkan beban pajak yang dirasakan terlalu berat), maka mendorong manajemen untuk mengatasinya dengan berbagai cara, salah satunya dengan memanipulasi laba perusahaan (Wulandari,dkk, 2004 dalam Hanum, 2013). Upaya mengurangi beban pajak yang dihasilkan oleh perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti perencanaan pajak (tax planning) dan 2
penghindaraan pajak (tax avoidance). Berbagai kebijakan dapat diambil oleh perusahaan guna menurunkan jumlah beban pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan termasuk dalam pemilihan metode akuntansi sehingga dapat menurunkan besaran pajak efektif. Pengukuran perencanaan pajak yang efektif dapat dilakukan dengan menggunakan tarif pajak efektif (effective tax rate/ETR). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Karayan dan Swenson(2007), salah satu cara untuk mengukur seberapa baik sebuah perusahaan mengelola pajaknya adalah dengan melihat tarif efektifnya. Keberadaan
nilai
effective tax rate
(ETR)
merupakan salah satu bentuk perhitungan nilai tarif ideal pajak yang dihitung dalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu, keberadaan dari effective tax rate (ETR) kemudian menjadi suatu perhatian yang khusus pada berbagai penelitian karena dapat merangkum efek kumulatif dari berbagai insentif pajak dan perubahan tarif pajak perusahaan (Liansheng et al,2007 dalam Hanum, 2013). Menurut Ardyansah (2014), tarif pajak efektif perusahaan (effective tax rate/ETR) sering digunakan sebagai salah satu acuan oleh para pembuat keputusan dan pihak-pihak yang berkepentingan untuk membuat kebijakan dalam perusahaan dan memuat kesimpulan sistem perpajakan pada perusahaan. Masalah yang sering muncul pada pajak perusahaan adalah perdebatan antara tarif pajak dan tarif pajak efektif. Berdasarkan United States Goverment Accountability Office tarif pajak efektif (effective tax rate/ETR) berbeda dengan tarif pajak yang berlaku. Tarif pajak efektif digunakan untuk mengukur pajak yang dibayarkan sebagai proporsi dari pendapatan ekonomi, sementara tarif pajak yang berlaku menunjukkan jumlah kewajiban pajak relatif terhadap penghasilan kena pajak.
3
Efektif tidaknya upaya perusahaan memperkecil beban pajaknya dilihat melalui tarif pajak efektif (effective tax rate/ETR) perusahaan tersebut. Pada dasarnya effective tax rate (ETR) merupakan perbandingan antara kewajiban perpajakan yang dihasilkan dari penghasilan kena pajak (PKP) berdasarkan peraturan perpajakan, terhadap laba akuntansi berdasarkan standar akuntansi. Effective tax rate (ETR) dihitung dengan konsep membagi kewajiban pajak perusahaan dengan laba atau arus kas sebelum pajak (Hanlon dan Heitzman, 2010). Seberapa efektif kewajiban perpajakan suatu perusahaan relatif terhadap laba komersialnya dapat dilihat melalui effective tax rate (ETR). Oleh karena itu, mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh terhadap effective tax rate (ETR) merupakan hal penting dan perlu mendapatkan perhatian. Variasi effective tax rate (ETR) dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan yang berpengaruh terhadap effective tax rate (ETR) antara lain ukuran perusahaan, struktur modal (leverage), profitabilitas, intensitas modal, dan intensitas persediaan. Selain faktor tersebut juga terdapat faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap effective tax rate (ETR). Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan, maka peneliti ingin melakukan penelitian
yang
LEVERAGE,
berjudul:
“PENGARUH
PROFITABILITAS,
UKURAN
INTENSITAS
PERUSAHAAN, MODAL,
DAN
INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE (ETR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014”.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka penulis merumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap effective tax rate (ETR)? 2. Apakah leverage berpengaruh terhadap effective tax rate (ETR)? 3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap effective tax rate (ETR)? 4. Apakah intensitas modal berpengaruh terhadap effective tax rate (ETR)? 5. Apakah intensitas persediaan berpengaruh terhadap effective tax
rate
(ETR)? 6. Apakah ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, intensitas modal, dan intensitas persediaan secara simultan berpengaruh terhadap effective tax rate (ETR)?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap effective tax rate (ETR). 2. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap effective tax rate (ETR). 3. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap effective tax
rate
(ETR). 4. Untuk mengetahui pengaruh intensitas modal terhadap effective tax rate (ETR).
5
5. Untuk mengetahui pengaruh intensitas persediaan terhadap effective tax rate (ETR). 6. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, intensitas modal, dan intensitas persediaan secara simultan terhadap effective tax rate (ETR).
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang berkepentingan, antara lain: 1. Manfaat Teoritis: Menambah wawasan di bidang akuntansi dan perpajakan khususnya mengenai tarif pajak efektif (effective tax rate/ETR) dan menambah referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis : Bagi fiskus, untuk memperoleh informasi dan mengetahui tentang upaya perusahaan dalam meminimalkan beban pajak, sehingga dapat diambil tindakan untuk menutup celah yang dapat dimanfaatkan oleh wajib pajak dalam melakukan perencanaan pajak . 1.5 Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan alasan-alasan yang dijadikan sebagai latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
6
BAB II: LANDASAN TEORI Bab ini berisi landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti serta kesimpulan mengenai penelitian terdahulu yang menunjang penelitian, kerangka teoritis dan hipotesis. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang desain penelitian, sumber data, variabel dan pengukuran operasional, populasi, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis hasil penelitian dan pembahasan penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari penelitian, keterbatasan dan saran penelitian selanjutnya.
7