BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk mencapai tujuan. Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketrampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat. Setiap organisasi mengharapkan agar pegawainya dapat berkinerja dengan baik. Informasi mengenai kinerja pegawai diperoleh melalui penilaian kinerja. Dari hasil evaluasi kinerja karyawan dapat diketahui apakah seorang pegawai dapat bekerja dengan baik atau tidak yang dilihat dari kategori penilaian yang dibandingkan antara tolok ukur penilaian kinerja organisasi dengan kinerja
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2
pegawai. Sehingga dapat diartikan bahwa penilaian yang semakin tinggi menjadi indikasi bahwa kinerja pegawai tersebut mampu memenuhi harapan kinerja organisasi. Berikut ini hasil evaluasi penilaian kinerja karyawan Departemen General Affair PT. Fosta Unggul Perdana untuk tahun 2016. Dengan skala penilaian sebagai berikut: 1. Luar Biasa
=5
2. Memuaskan
=4
3. Cukup
=3
4. Kurang Memuaskan = 2 5. Buruk
=1
Tabel 1.1 Penilaian Kinerja Karyawan Departemen General Affair PT. Fosta Unggul Perdana Tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek-aspek Penilaian Kualitas Kerja Kuantitas Kerja Disiplin Kerja Kerjasama Pengetahuan & Keterampilan Kreativitas / Inisiatif Kepemimpinan Kemampuan Memecahkan Masalah & Mengambil Keputusan Kehadiran
Rata-rata Nilai 3 3 3 4 4 4 3 3 3
Dari data yang telah disajikan dalam tabel 1.1 menunjukkan bahwa kinerja karyawan PT. Fosta Unggul Perdana Departemen General Affair dilihat dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3
aspek-aspek penilaiannya sudah cukup baik dalam hal kedisiplinan kerja dan disiplin dalam kehadirannya. Dimana karyawan Departemen GA memiliki penilaian kerja yang baik. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh PT Fosta Unggul Perdana. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Menurunnya hasil penilaian kinerja karyawan tersebut dapat menjadi petunjuk adanya gejala yang menunjukkan adanya penurunan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. Terdapat faktor positif yang dapat meningkatkan kinerja karyawan, yang pertama adalah motivasi kerja. Beberapa peneliti telah menguji pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2010), Pujiyanti dan Isroah (2013), Agusta dan Sutanto (2013), Harlie (2010), Widodo (2011) dan Prabasari dan Netra (2013) menunjukkan bahwa motivasi kerja terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
4
manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan merupakan aset perusahaan yang sangat berharga yang harus dikelola dengan baik oleh perusahaan agar dapat memberikan kontribusi yang optimal. Salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama perusahaan adalah kepuasan kerja para karyawannya, karena karyawan yang dalam bekerja mereka tidak merasakan kenyamanan, kurang dihargai, tidak bisa mengembangkan segala potensi yang mereka miliki, maka secara otomatis karyawan tidak dapat fokus dan berkonsentrasi secara penuh terhadap pekerjaannya. Semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian pula sebaliknya, semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang tidak sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat kepuasan yang didapat. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan dengan bagaimana para pekerja memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya yang dapat terlihat dari sikap karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan pekerjaannya. Aspek – aspek yang dapat membentuk kepuasan kerja karyawan antara lain : faktor individual (umur, jenis kelamin, sikap pribadi terhadap pekerjaan), faktor hubungan antar karyawan (hubungan antar manajer dan karyawan, hubungan sosial antara sesama karyawan, sugesti dari teman sekerja, faktor fisik dan kondisi tempat kerja, emosi dan situasi kerja) faktor eksternal (keadaan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
5
keluarga, rekreasi, pendidikan). Aspek tersebut memberikan motivasi agar kepuasan kerja tercapai bagi karyawan. Dan yang berkewajiban memenuhi tercapainya kepuasan kerja tersebut adalah setiap pimpinan perusahaan, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat memotivasi semangat kerja karyawan agar karyawan dapat memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan sehingga kinerja perusahaan dapat ditingkatkan. Selain itu kepuasan kerja juga mempunyai arti penting untuk aktualisasi diri karyawan. Karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan kerja tidak akan mencapai kematangan psikologis. Karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja yang baik biasanya mempunyai catatan kehadiran, perputaran kerja dan prestasi kerja yang baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan kerja. Kepuasan kerja memiliki arti yang sangat penting untuk memberikan situasi yang kondusif dilingkungan perusahaan. Kinerja yang tinggi ada pada individu dalam organisasi menunjukkan bahwa apa yang dilakukan individu telah sesuai dengan apa yang diprogramkan oleh organisasi. Tidak adanya kejelasan peran dari karyawan mempunyai implikasi menurunnya motivasi kerja, sehingga mempengaruhi kinerja karyawan yang disebabkan tidak adanya lingkungan kerja yang jelas, rincian tugas masingmasing karyawan, serta tidak adanya pemerataan pekerjaan sehingga karyawan tidak mempunyai tanggung jawab dan wewenang secara jelas terhadap beban kerja. Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang telah ditentukan. Hasil kerja seseorang akan memberikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
6
umpan balik bagi pekerja itu sendiri untuk selalu aktif melakukan kerjanya dengan baik, lebih berinisiatif, berinovasi, yang diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang baik. Menjaga motivasi karyawaan itu sangatlah penting karena motivasi itu adalah motor penggerak bagi setiap individu yang mendasari mereka untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Orang tidak akan melakukan sesuatu hal secara optimal apabila tidak mempunyai motivasi yang tinggi dari dalam dirinya sendiri untuk melalukan hal tersebut. Robin dan Judge (2008:222) , mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Dari definisi tersebut dapat dicermati bahwa motivasi menjadi bagian yang sangat penting yang mendasari individu atau seseorang dalam melakukan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Masalah motivasi pada perusahaan haruslah dijadikan sebagai perhatian yang serius dalam Manajemen Sumber Daya Manusianya. Perusahaan-perusahaan modern dewasa ini haruslah menjadikan karyawan sebagai aset, bukan lagi hanya sebagai alat produksi semata. Untuk itu perusahaan perlu menciptakan suatu kondisi yang kondusif yang dapat membuat karyawan merasa nyaman, terpenuhi kebutuhannya, sehingga diharapkan motivasi mereka juga tetap terjaga untuk bersama - sama mencapai visi dan misi perusahaan. Kondisi - kondisi kondusif itu bisa bermacam - macam, tergantung pada karakteristik perusahaan itu masing masing. Tapi secara umum diantaranya dapat berupa fasilitas yang disediakan, tingkat kesejahteraan yang memadai, jenjang karir yang jelas, peluang aktualisasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7
diri, kenyaman dan keamanan dalam bekerja, jaminan hari tua dan lain-lain. Motivasi secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kondisi ataupun tindakan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan semaksimal mungkin pegawai untuk berbuat dan berproduksi. Peranan motivasi adalah untuk mengintensifkan hasrat dan keinginan tersebut, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa usaha peningkatan semangat kerja seseorang akan selalu terkait dengan usaha memotivasinya sehingga untuk mengadakan motivasi yang baik perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan manusia. Mc Clelland (dalam Robbins, 2007:260) menyatakan bahwa pencapaian, kekuasaan/kekuatan dan hubungan merupakan tiga kebutuhan penting yang dapat membantu menjelaskan motivasi. Kebutuhan pencapaian merupakan dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang untuk berhasil. Kebutuhan kekuatan dapat membuat orang lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya, dan kebutuhan hubungan merupakan keinginan antarpersonal yang ramah dan akrab dalam lingkungan organisasi. Sumber daya manusia dalam hal ini tenaga kerja berperan dalam perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung pengembangan perusahaan. PT. Fosta Unggul Perdana adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang Manufacturing. Pada awalnya perusahaan ini membuat mesin pengering tekstil dengan sasaran market pabrik-pabrik batik di wilayah Jakarta. Memasuki tahun 1984 Fosta mulai memasuki general industri dengan produk-produknya yang semakin bervariasi. Melihat prospek dari perusahaan yang semakin baik maka
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
pada bulan November 1984 didirikanlah perusahaan berbentuk badan hukum bernama PT. Fosta Unggul Perdana. Perusahaan ini terdiri atas 3 (tiga) orang pemegang saham, yaitu Tonny Widjajapranata. Benny W. Pranata dan David Budhiredja. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada hanya sekitar 30 orang. Dengan berpegang pada motto Customer Satisfaction dan ditunjang oleh para personal yang berkemauan keras dan loyalitas yang tinggi, maka Fosta mulai semakin dikenal masyarakat industri dan mulai melayani perusahaan-perusahaan multinasional dan perusahaan-perusahaan asing. Untuk mengantisipasi pasar yang semakin meluas, pada bulan Desember 1988, Fosta memperbesar usahanya. Langkah yang ditempuh dengan memindahkan kantor dan memperbesar workshopnya di Tangerang. Pada saat itu pemegang saham yaitu Tonny Widjajapranata, Benny W. Pranata, Sunny, dan Nikolas. PT. Fosta Unggul Perdana saat ini mempunyai karyawan sekitar 231 orang yang terdiri dari 104 orang karyawan Staff dan 127 orang karyawan non Staff. Dan untuk mengantisipasi pasar yang ada maka Fosta mulai membuat mesinmesin pengeringan yang lain selain untuk industri Paint Shop. Sampai saat ini Fosta juga tetap mengadakan transaksi dengan perusahaan-perusahaan asing. Fenomena yang berkaitan dengan Kinerja Karyawan tersebut menunjukkan bahwa dalam kinerja kerja PT. Fosta Unggul Perdana sudah memberikan kontribusi yang baik untuk kelangsungan hidup perusahaan. Karena dilihat dari kedisiplinan kerja dan kedisiplinan dalam kehadiran karyawan Departemen General Affair di rata-ratakan sudah cukup memuaskan dan dapat dikatakan baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
B. Rumusan Masalah Dari uraian yang dijabarkan pada latar belakang dan berdasarkan pengamatan serta pengalaman yang di alami, maka penulis mencoba merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pada PT. Fosta Unggul Perdana? 2. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja pada PT. Fosta Unggul Perdana? 3. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Fosta Unggul Perdana? 4. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Fosta Unggul Perdana? 5. Bagaimana pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Fosta Unggul Perdana?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan kerja PT. Fosta Unggul Perdana. 2. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja PT. Fosta Unggul Perdana. 3. Untuk menganalisis pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan PT. Fosta Unggul Perdana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
4. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Fosta Unggul Perdana. 5. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Fosta Unggul Perdana.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi Manfaat bagi instansi yang diharapkan adalah dapat memberikan kontribusi bagi pihak manajemen dalam menerapkan strategi dalam memotivasi pegawai sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja pegawai.
2. Bagi Akademisi Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki dan menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini.
3. Bagi Penulis Sebagai sarana pengembangan teori pengetahuan yang selama ini di dapat dalam bangku kuliah untuk diterapkan dan dikembangkan di dunia nyata dan sebagai syarat menempuh Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z