BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia
merupakan masalah utama di setiap kegiatan yang ada di dalamnya. Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota perusahaan. Perusahaan membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan. Menunut Handoko (2007:8) manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik itu tujuan-tujuan individu maupun organisasi. Sumber daya manusia merupakan tokoh sentral dalam organisasi maupun perusahaan. Agar aktivitas manajemen berjalan dengan baik, perusahaan harus memiliki karyawan yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi serta usaha untuk mengelola perusahaan seoptimal mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat. Organisasi yang baik adalah organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu
persaingan lingkungan bisnis yang tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas kinerja sumber daya manusia yang ada didalamnya. PT. Sai Apparel merupakan perusahaan yang bergerak dibidang garment. Perusahaan tersebut berdiri pada tahun 1993 dan memiliki 12.000 karyawan yang mempunyai tugas masing-masing. Pada penelitian ini memfokuskan pada kinerja karyawan di perusahaan PT. Sai Apparel yang berlokasi di Jalan Brigjen Sudiarto Km 11 Penggaron Semarang. Orientasi pasarnya adalah ekspor. Kinerja karyawan yang tinggi sangatlah diharapkan oleh perusahaan tersebut. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja tinggi, maka produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global.
Tabel 1.1 Data Produksi Pakaian Hall E pada PT. Sai Apparel Semarang Periode Januari – Desember 2015 (Unit) TARGET PER BULAN No
Bulan
AEO
H&M
30.000
21.000
IRINA
ADIDAS
IRINA
AEO
18.000
30.000
17.688
29.900
1
Januari
29.155
20.543
18.000 33.000 PENCAPAIAN 17.567 32.988
2
Februari
28.155
20.320
17.899
32.900
17.555
29.890
3
Maret
29.500
19.899
18.000
33.000
17.452
29.760
4
April
30.000
19.432
18.127
33.122
17.900
29.889
5
Mei
29.850
21.345
17.659
33.245
18.000
30.000
6
Juni
28.643
22.050
17.987
32.900
18.050
29.876
7
Juli
29.900
21.000
18.237
32.955
17.990
29.679
8
Agustus
30.100
20.159
18.541
32.450
18.000
29.234
9
September
31.237
20.000
18.000
31.890
18.025
29.567
10
Oktober
30.050
19.950
17.255
31.990
17.855
29.050
11
November
29.215
19.999
16.766
31.500
17.560
29.345
12
Desember
27.879
20.123
16.998
30.677
17.321
29.553
353.684
244.820
213.036
389.617
213.396
355.743
JUMLAH
Sumber: PT. Sai Apparel bagian produksi hall E (6 line)
Tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada PT.Sai Apparel mengalami fluktuasi dan tidak maksimal. Hal ini dapat dilihat dari jumlah produksi setiap bulannya masih ada yang belum stabil memenuhi target. Produk AEO sendiri pada (line 1) mengalami penurunan terendah pada bulan desember dengan jumlah produksi (27.879 unit) dan (line 6) produksi terendah pada bulan Oktober yaitu (20.050 unit).
Menurut Mathis dan Jackson (2002:82) Kinerja karyawan adalah seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang dapat dilihat dari kualitas pekerjaan, tingkat kehadiran, jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kerja sama dengan rekan kerja dan pencapaian target. Hal penting yang harus digaris bawahi adalah kinerja seorang karyawan akan sangat dipengaruhi oleh cara individu tersebut memberikan kontribusi kepada organisasi. Menurut hasil penelitian Halim (2014), faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah kompensasi. Menurut Mondy (2008:4) Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti jasa yang telah mereka berikan. Berdasarkan observasi pengamatan dilapangan, karyawan pada PT. Sai Apparel menuntut untuk diberi gaji yang lebih, karena menurut mereka kebutuhan hidup setiap tahun selalu meningkat. Karyawan merasa gaji yang mereka terima tidak sebanding dengan apa yang
mereka kerjakan. Bahkan
karyawan bekerja lebih dari delapan jam tidak dibayar. Menurut hasil penelitian Pradhanawati (2014) faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah disiplin kerja. Menurut Rivai (2004:444) Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para atasan untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Berdasarkan observasi dilapangan, masalah yang dihadapi PT. Sai Apparel yaitu masih kurangnya kesadaran disiplin kerja yang dimiliki karyawan dan masih banyak
karyawan yang mangkir atau tidak masuk kerja tanpa ijin. Tingkat produksi karyawan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen yang tinggi. Banyak produksi yang penyelesaiannya tidak tepat waktu. Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Bagian Produksi Hall E pada PT. Sai Apparel Semarang)”.
1.2. Perumusan Masalah Dari hasil penelitian dan memperhatikan data produksi kinerja karyawan pada PT.Sai Apparel Semarang, maka masalah dari perusahaan tersebut adalah kinerja karyawan tidak maksimal dan rumusan masalahnya adalah Bagaimana Cara Meningkatkan Kinerja Karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang. Berdasarkan rumusan masalah diatas, pertanyaan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang ? 2. Bagaimana pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang ?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang. 2. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Sai Apparel Semarang.
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat-manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah dalam dunia kerja yang sesungguhnya. 2. Bagi perusahaan Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi perusahaan dalam pengelolaan sumber daya manusia beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek sumber daya manusia secara lebih baik.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan sesuatu yang menghubungkan antara konsep-konsep khusus yang akan diteliti dan merupakan suatu yang bersifat abstrak dari gejala tersebut. Suatu penelitian harus didasari metode yang merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan reliabel, dengan tujuan dapat ditemukan, diuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya Sugiyono( 2012:59). Dalam penelitian ini yang digunakan ada dua macam variabel yaitu variabel terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja karyawan dan variabel independen adalah kompensasi dan disiplin kerja.
18
19
3.1.2 Definisi Operasional Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Nazir, 2011: 126). Definisi operasional variabel digunakan sebagai petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur, dengan menggunakan variabel-variabel secara terperinci. Pendefinisian variabel secara operasional dilakukan untuk memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur, jadi variabel harus mempunyai pengertian yang sangat spesifik dan terukur. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1 Definisi Konsep dan Operasional No 1
2
Nama Variabel Kompensasi
Disiplin Kerja
Definisi Variabel
Indikator
Sumber
Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya yang dapat berupa gaji, upah, bonus, insentif, dan tunjangan lainnya. Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para
1.Besarnya upah pokok. 2.Besarnya upah lembur. 3. Kesesuaian upah dengan kebutuhan hidup. 4.Jaminan sosial yang diberikan perusahaan. 5.Tunjangan yang diberikan perusahaan
Hariandja (2007)
1.Ketaatan karyawan terhadap prosedur kerja.
Rivai (2009)
20
3
Kinerja
atasan untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan. Kinerja karyawan adalah seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi yang dapat dilihat dari kualitas pekerjaan, tingkat kehadiran, jangka waktu penyelesaian pekerjaan, kerja sama dengan rekan kerja dan pencapaian target
2.Ketaatan karyawan terhadap arahan atasan. 3.Ketepatan waktu. 4.Penggunaan dan pemeliharaan alatalat perlengkapan kerja.
1.Kualitas pekerjaan 2.Tingkat kehadiran. 3.Jangka waktu penyelesaian pekerjaan. 4.Kerja sama dengan kerja sama. 5. Pencapaian target.
Mathis dan Jackson (2002).
3.2 Objek Penelitian, Populasi dan Sampel 3.2.1. Objek Penelitian Pemilihan objek penelitian yang tepat dapat membantu dalam upaya pencapaian tujuan penelitian. Lokasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah PT. Sai Apparel yang terletak di Jalan Brigjen Sudiarto Km 11 Penggaron Semarang.
21
3.2.2 Populasi Populasi merupakan seluruh karakteristik yang menjadi objek penelitian, dimana karakteristik tersebut berkaitan dengan seluruh kelompok orang, peristiwa, atau benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti (Sarjono dan Julianita, 2011:21). Dalam penelitian ini, populasinya adalah karyawan PT. Sai Apparel bagian produksi hall E terdiri dari 10 line dalam satu hall jumlah karyawan 700 orang.
3.2.3 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat mewakili karakteristik populasi secara keseluruhan (Sarjono dan Julianita, 2011:21). Sampel diambil dengan teknik (accidental sampling). Accidental sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sebagai sampel penelitian bila dipandang orang tersebut cocok sebagai sumber data. Untuk menentukan jumlah sampel maka digunakan rumus slovin sebagai berikut :
Dimana: n
=
.
+1
= jumlah sampel
N = jumlah Populasi e = kelonggaran atau ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 10%.
22
Diketahui : N = 700 e = 10% = 0,1 =
=
.
+1
700 700(0,1) + 1 =
700 8
= 87,5
3.3 Jenis dan Sumber Data
= 88
3.3.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah ditetapkan (Purhantara, 2010:79). Dalam penelitan ini data berupa hasil pengisian kuesioner oleh karyawan PT.Sai Apparel.
3.3.2 Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang secara tidak langsung, melalui media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain) dan sifatnya saling melengkapi (Sugiyono,2012). Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber dan digunakan untuk menunjang informasi yang diperlukan dalam kajian
23
yang berupa sumber pustaka yang dapat mendukung penulisan penelitian serta diperoleh dari literatur yang relevan dari permasalahan, sebagai dasar pemahaman terhadap objek penelitian dan untuk menganalisisnya secara tepat. Data sekunder juga didapat dari studi pustaka dengan membaca seperti referensi, surat kabar, majalah serta buku catatan selama perkuliahan dan lainnya yang
berhubungan
dengan
penulisan
ini.
Sedangkan
pengolahan
data
menggunakan SPSS 20 untuk mempermudah perhitungan dan pengujian hipotesis penelitian. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut Ghozali (2011), skala Likert adalah skala yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut :
1= Sangat Tidak Setuju 2= Tidak Setuju 3= Ragu-ragu 4= Setuju 5= Sangat Setuju
3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk dapat mengumpulkan data secara
24
lengkap, maka dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode Observasi Observasi adalah cara pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan secara sistematis secara cermat dan sistematik (Soeratno dan Arsyad, 2008:83). Dalam kegiatan penelitian ini, penulis mengadakan pengamatan langsung pada objek observasi.
2. Metode Wawancara Merupakan metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden (Soeratno dan Arsyad, 2008:86). Dalam wawancara ini diadakan tanya jawab dengan bagian marketing hotel mengenai data yang dibutuhkan. Menurut Sugiyono (2012:194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
3. Metode Kuesioner Angket (kuesioner atau daftar pertanyaan) merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi (Soeratno dan Arsyad, 2008:91). Kuesioner yang dibagikan disertai surat
25
permohonan pengisian kuesioner dan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Skala yang digunakan dalam kueioner adalah skala Likert dengan jawaban bertingkat dalam lima kategori mulai dari penilaian sangat setuju sampai sangat tidak setuju.
3.5.1 Teknik Analisis Data 1. Analisis Kualitatif Analisis Kualitatif merupakan analisis yang tidak dapat diukur dan tidak berupa angka. 2. Analisis Kuantitatif Analisis
Kuantitatif
adalah
analisis
yang
berbentuk
angka
dan
menggunakan perhitungan dengan metode statistik tertentu. Menurut Hasan (2006:24) dalam melakukan analisis data kuantitatif, terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan sebagai berikut : a. Editing Editing
adalah
pengecekan
atau
pengoreksian
data
yang
telah
dikumpulkan karena kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data yang terkumpul tidak logis dan meragukan. b. Coding Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau huruf-huruf yang memberikan petunjuk atau identitas pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis.
26
c. Tabulating Tabulating (tabulasi) adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. d. Scoring Scoring merupakan pemberian skor menggunakan skala Likert yang merupakan salah satu cara untuk menentukan skor. Pemberian skor ini bertujuan untuk merubah data yang bersifat kualitatif ke dalam data kuantitatif.
3.5.2
Uji Validitas Menurut Sekaran (2006:248) dalam Sarjono dan Julianita (2011:35),
validitas adalah bukti bahwa instrumen, teknik, atau proses yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep benar-benar mengukur konsep yang dimaksudkan. Uji validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu item pertanyaan. Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan sejauh mana kevalidan suatu instrumen penelitian. Jawaban dari responden kemudian ditabulasikan ke dalam Microsoft Excel dan dianalisis dengan menggunakan alat bantu SPSS 20.0. Uji validitas dilakukan dengan membandingkan antara r hitung dengan r tabel. Sebagaimana menurut Sarjono dan Julianita (2011: 45) yang menyatakan bahwa suatu item pernyataan dinyatakan valid jika Corrected Item Correlation (r hitung) lebih besar daripada r tabel.
27
3.5.3 Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan tingkatan keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila diuji cobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama (Simamora, 2004:177). Selain itu, menurut Sekaran (2006:40) dalam Sarjono dan Julianita (2011:35)
menyatakan
bahwa
keandalan
(reliability)
suatu
pengukuran
menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut dilakukan tanpa bias (bebas kesalahan – error free). Dalam penelitian ini, teknik uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha (α). Suatu kuesioner dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 (Sarjono dan Julianita, 2011:45).
3.5.4 Uji Asumsi Klasik Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu melihat pengaruh kompensasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Persyaratan dalam analisis regresi adalah uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala normalitas. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang telah memenuhi persyaratan BLUE (best liniar unbiased estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinearutas, tidak terdapat autokorelasi dan berdistribuis normal Imam Ghozali (2011:105).
28
Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan standar eror. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Untuk menyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh adalah linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan, maka akan dilakukan pengujian asumsi normalitas, multikolinearitas dan heteroskedatisitas. 1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Uji normalitas menjadi hal penting karena salah satu syarat uji parametrik (parametric test) adalah data harus berdistribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan grafik P-P Plot melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histrogram dari residualnya dan dengan melihat hasil uji kolmogorov smirnov. Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2005: 112) antara lain: a.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
b.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
29
Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, berarti data yang kita uji normal, tidak berbeda dengan normal baku. Jika kesimpulan kita memberikan hasil yang tidak normal, maka kita tidak bisa menentukan transformasi seperti apa yang harus kita gunakan untuk normalisasi.
2. Uji Multikolonieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan yang signifikan antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (variabel bebas). Untuk mendeteksi gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF < 10 dan nilai
30
toleransinya diatas 0,10 (>10%) diindikasikan bahwa model regresi terbebas dari multikolineritas atau dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2005:91). Namun, jika nilai VIF < 10 maka terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel bebas. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksinya atau dengan cara melihat grafik pola tertentu pada grafik scaterplot antara s recid dan z pred dimana sumbu Y yang telah diprediksi dan sumbu X atau residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah distudentized, analisisnya : 1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur lebih gelombang menyebar kemudian menyempit maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.
3.5.5 Analisis Regres Berganda (Multiple Linear Regretion) Menurut Sekaran (2006: 299) dalam Sarjono dan Julianita (2011: 91) analisis regresi berganda dilakukan untuk menguji pengaruh stimultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat yang berskala interval.
31
Sedangkan menurut Ghozali (2005: 82) persamaan regresi linier berganda digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh antara variabel bebas atau variabel independen (X) terhadap variabel terikat atau variabel dependen (Y). Rumus Regresi Berganda adalah :
Y = b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Keterangan: Y = Kinerja Karyawan X1 = Variabel Kompensasi X2 = Variabel Disiplin Kerja b1 = Koefisien Regresi Kompensasi b2 = Koefisien Regresi Disiplin Kerja e = Standard error ( tingkat kesalahan ) 1. Uji Hipotesis Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk membuktikan hipotesis ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara individu terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel pada taraf signifikan (α) 0,05 atau 5%. Langkah-langkah dalam uji t adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis statistik a. Ho:β1 = 0, artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
32
b. Ha:β1 ≠ 0, artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. 2. Pengujian (uji t) secara parsial dengan membandingkan nilai thitung dengan nilai ttabel : a. Jika nilai thitung > ttabel maka Ho ditolak (Ha diterima) b. Jika nilai thitung < ttabel maka Ho diterima (Ha ditolak) 2.Uji “F” Dalam penelitian ini uji F digunakan untuk menguji layak atau tidak terhadap suatu model yang digunakan. Kriteria dari Uji F yaitu : 1. Jika F hitung > F tabel dengan probabilitas signifikasi 0,05 maka model penelitian layak. 2. Jika F hitung < F tabel dengan probabilitas signifikasi 0,05 maka model penelitian tidak layak.
3.5.6 Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara variabel independen (X1 dan X2 ) dengan variabel dependen atau Y dalam suatu persamaan regresi. Dengan melihat koefisien determinasi, dapat diketahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (Kompensasi dan Disiplin Kerja) terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan). Apabila nilai R2 kecil, hal ini berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat amat terbatas. (Ghozali, 2005: 83)