BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Organisasi dibentuk sebagai wadah bagi sekumpulan individu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wibowo, 2007:25). Efektifnya organisasi tergantung kepada sinergi atau kerja sama antara individu dalam organisasi dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. Sikap dan perilaku individu dalam organisasi semakin diperlukan untuk mendorong efektivitas organisasi yang merupakan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan usaha bersama. Robbins (2009:27) menyatakan terdapat 4 (empat) outcome dari perilaku anggota organisasi
yang utama bagi efektivitas organisasi, yaitu produktivitas,
kemangkiran, turnover, dan kepuasan kerja. Keempat outcome tersebut dapat ditelaah baik pada unit analisis individual, kelompok, maupun organisasi. Organisasi harus memberi perhatian yang penuh dan membuat karyawan percaya terhadap organisasi, sehingga akan diperoleh komitmen karyawan. Jika komitmen karyawan telah diperoleh akan didapatkan karyawan yang setia dan mampu bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan organisasi. Keadaan ini sangat baik bagi pencapaian tujuan organisasi karena organisasi mendapat dukungan penuh dari anggotanya sehingga bisa berkonsentrasi secara penuh pada tujuan yang diprioritaskan. Robbins dan Judge (2007:74) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi. Seseorang
1
mempunyai komitmen yang tinggi pada organisasi jika memperlihatkan: (1) keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan, (2) kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi, (3) kepercayaan terhadap penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi Robbins (2009:140). Usaha membangun komitmen digambarkan sebagai usaha untuk menjalin hubungan jangka panjang. Pegawai yang mempunyai komitmen terhadap organisasi kemungkinan tetap
bertahan
dibandingkan dengan pegawai yang tidak komit. Ada tiga komponen komitmen organisasi, yaitu komitmen afektif, komitmen rasional, dan komitmen normatif (Allen & Meyer, 1990 dan Hidayat, 2013). Komitmen afektif (affective commitment) berkaitan dengan adanya keterikatan emosional, identifikasi, dan keterlibatan karyawan pada organisasi. Komitmen rasional atau komitmen bersinambung (continuance commitment) berkaitan dengan pertimbangan untung rugi jika karyawan meninggalkan organisasi, dan komitmen normatif (normative commitment) berkaitan dengan adanya perasaan wajib dalam diri karyawan untuk tetap bekerja dalam organisasi. Memiliki pegawai yang berkomitmen kuat pada organisasi memberikan banyak keuntungan bagi organisasi, antara lain tumbuhnya extra role behavior (ERB), yaitu perilaku inovatif dan spontan yang positif bagi organisasi, di luar perilaku normal yang hanya berdasarkan dorongan memperoleh imbalan (Scholl, 2002). Dalam memelihara komitmen organisasi, peran seorang pemimpin sangat dibutuhkan dan kepemimpinan yang efektif menjadi syarat utama (Desiyanti, 2005). Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa kepuasan kerja merupakan
2
anteseden penting bagi komitmen organisasi (Lopopolo, 2002 dan Koesmano, 2007). Di sisi lain, Davis and Newstrom (2006:107) menyatakan bahwa komitmen merupakan mediator bagi kepuasan kerja dalam mempengaruhi kinerja. Menurut Hughes et al. (2002:7), kepemimpinan bukanlah suatu posisi tertentu melainkan suatu proses kompleks yang melibatkan interaksi antara pemimpin, lingkungan eksternal, dan bawahan sedangkan menurut Brahmasari dan Suprayetno (2008), kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai. Berdasarkan pandangan ini, kepemimpinan
didefinisikan
sebagai
proses
mempengaruhi
kelompok
terorganisasi yang mengarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan organisasi (Hidayat, 2013). Dalam memperkuat hubungan antara kepemimpinan dan komitmen organisasi, Hidayat (2013) menambahkan faktor komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi memegang peran penting untuk mendukung efektifitas operasional organisasi. Aspek penting dari komunikasi organisasi adalah potensi dari komunikasi itu sendiri sebagai alat (tool) yang dapat dirancang manajemen untuk pencapaian tujuan organisasi. Pentingnya komunikasi juga dapat dilihat dari manfaat bagi organisasi meliputi fungsi pengendalian (kontrol dan pengawasan),
3
motivasi, pengungkapan emosional dan penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan (Robbins, 2009:312). Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dalam menunjukkan kekecewaan ataupun rasa puas mereka. Komunikasi menyatakan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Fungsi terakhir yang dilakukan oleh komunikasi berhubungan dengan perannya mempermudah dalam pengambilan keputusan. Mainstream studi komunikasi dalam organisasi terutama dikaitkan dengan dampaknya terhadap outcome bagi individu dan organisasi. Studi empiris menemukan bahwa efektivitas komunikasi merupakan antesenden komitmen pegawai pada organisasi, absensi dan turnover, dan produktivitas kerja serta pereduksi ambiguitas (ambiguity) informasi bagi bawahan. (Gray and Laidlaw, 2004). Menyadari kontribusi komitmen organisasi merupakan indikator penting dari keberhasilan organisasi, studi ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan sejumlah
faktor,
baik
secara
langsung
ataupun
tidak
langsung
yang
mempengaruhi komitmen organisasi. Selama ini studi perilaku organisasi, sebagian besar dilakukan pada konteks organisasi bisnis, sehingga generalisasi konstruksi-konstruksi perilaku organisasi pada konteks organisasi masih terbatas. Disadari, organisasi jenis perbankan lebih memiliki karakteristik yang khas, berbeda dengan organisasi bisnis, terutama dalam sistem dan struktur. Akan tetapi, ditinjau dari perspektif teori perilaku organisasi, secara substansial setiap organisasi senantiasa memperjuangkan tujuan organisasi. Berdasarkan survey pendahuluan, dari 15 orang yang bekerja di PT. Bank Antardaerah, 6 orang di
4
antaranya masih memiliki komitmen organisasi yang rendah. Hal tersebut ditunjukan oleh rasa kurang puas menjadi karyawan PT. Bank Antardaerah. Sejalan dengan survey pendahuluan yang telah dilakukan, maka komitmen organisasi merupakan salah satu masalah yang terjadi pada PT. Bank Antardaerah. Karyawan yang berstatus pegawai tetap yang bekerja pada PT. Bank Antardaerah tahun 2015 berjumlah sebanyak 51 orang karyawan, 1 orang wakil kepala pimpinan dan 1 orang kepala pimpinan. Jumlah karyawan pada PT. Bank Antardaerah tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 Data Jumlah Karyawan pada PT. Bank Antardaerah tahun 2015 No
Jumlah Karyawan (Orang)
Bagian
Pemimpin Cabang/Wapim Bagian Pelayanan Nasabah Bagian Jasa Nasabah Bagian Pembukuan Bagian Adm Kredit/Legal Bagian Resident Auditor Bagian Umum Outsourching Jumlah Sumber : PT. Bank Antardaerah, 2015 1 2 3 4 5 6 7 8
2 11 8 4 1 4 7 13 53
Tujuan dicantumkan tabel ini adalah untuk mengetahui banyaknya karyawan (tenaga kerja) yang bekerja pada PT. Bank Antardaerah yang membantu kelancaran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Studi ini mengkaji dan meneliti kembali outcome dari perilaku anggota organisasi. Dengan kerangka konseptual yang lebih komprehensif, studi ini diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih komprehensif tentang pengaruh
5
kepemimpinan terhadap komitmen organisasi dimediasi oleh komunikasi organisasi pada PT. Bank Antardaerah.
1.2
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas sebagai berikut: 1) Bagaimanakah pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasi? 2) Bagaimanakah
pengaruh
kepemimpinan
terhadap
komunikasi
organisasi? 3) Bagaimanakah
pengaruh
dari
komunikasi
organisasi
terhadap
komitmen organisasi? 4) Bagaimanakah
peran
komunikasi
organisasi
dalam
memediasi
hubungan kepemimpinan dengan komitmen organisasi?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap komitmen organisasi. 2) Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan terhadap komunikasi organisasi. 3) Untuk mengetahui pengaruh dari komunikasi organisasi terhadap komitmen organisasi.
6
4) Untuk mengetahui peran komunikasi organisasi dalam memediasi hubungan kepemimpinan dengan komitmen organisasi.
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Manfaat Teoritis Bagi khasanah ilmu pengetahuan, diharapkan penelitian diharapkan dapat memperkaya bukti empiris dalam bidang ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya dalam aspek kepemimpinan, komunikasi organisasi, dan komitmen organisasi. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak -pihak sebagai berikut: (a) Bagi Pihak Bank Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Bank dalam menjalankan fungsi perusahaan, khususnya dalam hal kinerja pegawai agar dapat lebih terus ditingkatkan. (b) Bagi Pihak Lain yang Terkait dan Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berguna bagi pihak - pihak lain yang bersangkutan dan penelitian selanjutnya di kabupaten atau kota lain di seluruh Indonesia, dan kegunaan tersebut dapat berdampak baik bersifat praktis maupun teoritis.
7
1.5
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan antara bab yang
satu dengan bab yang lainnya dan disusun secara sistematis serta terperinci untuk memberikan gambaran dan mempermudah pembahasan. Sistematika dari masingmasing bab dapat diperinci sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari dilakukannya penelitian, serta menguraikan rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang mendukung penelitian, hasil penelitian sebelumnya yang terkait yang digunakan sebagai acuan serta kerangka konseptual pada penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan.
8
Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum, deskripsi variabel penelitian, pembahasan yang berkaitan dengan pengujian hipotesis, keterbatasan, dan implikasi penelitian.
Bab V Simpulan dan Saran Bab ini akan mengemukakan simpulan, keterbatasan dan saran atas penelitian yang dilakukan. Penulis mencoba membuat simpulan dari uraian pembahasan yang telah dibuat pada bab sebelumnya dan mengemukakan keterbatasan dalam penelitian yang telah dilakukan. Dikemukakan juga saran-saran yang nantinya diharapkan dapat berguna bagi penelitian selanjutnya.
9