BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Suatu organisasi atau instansi berdiri atas dasar kesamaan tujuan. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai dalam organisasi tersebut. Suatu instansi untuk mencapai tujuan tersebut menuangkannya dalam suatu program kerja, dari program kerja tersebut munculah suatu tanggung jawab instansi pemerintah untuk mencapai program kerja tersebut dan membuat laporan kinerja sesuai dengan program kerja masing-masing instansi. Instansi pemerintahan pasti sudah tidak asing lagi dengan apa yang disebut sistem akuntanbilitas kinerja instansi pemerintah yang biasa disingkat SAKIP, yang merupakan rangakaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengkalasifikasian, pengistisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintahan dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah (Peraturan Presiden No. 29 tahun 2014). Begitu juga dengan puskesmas, puskesmas merupakan instansi pemerintah di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014). Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas sebagai organisasi publik diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada
masyarakat.
Tujuan
dari
puskesmas
adalah
mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi–tingginya. Setiap puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi puskesmas yang di dalamnya mencakup sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan puskesmas. Dalam menyelenggarakan sistem informasi Puskesmas, puskesmas wajib menyampaikan laporan kegiatan
puskesmas
secara
berkala
kepada
kabupaten/kota (Permenkes No.75 tahun 2014).
Dinas
kesehatan
Berdasarkan Depkes RI (1997), SP2TP merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang telah disederhanakan sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat No. 590/BM/DJ/V/96 telah diberlakukan formulir laporan yang ada. Sedangkan untuk kebutuhan Dati II dan Dati I diberikan kesempatan mengembangkan variable laporan sesuai dengan kebutuhan, dengan memperhatikan kemampuan atau beban kerja petugas di puskesmas. Untuk mempermudah pelaksanaan SP2TP banyak aplikasi komputer yang dikembangkan salah satunya adalah aplikasi SIMPUS Medcis. Berdasarkan wawancara yang dilakukan
di Puskesmas pada
tanggal 18 Januari 2015 dengan salah satu petugas rekam medis pelaksana diketahui bahwa Puskesmas Pakualaman menggunakan SIMPUS Medcis, SIMPUS ini milik Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Menu utama dalam SIMPUS ini terdapat
berberapa menu utama diantaranya menu
pendaftaran, farmasi, register harian, laporan, dan user. Menu pendaftaran digunakan untuk meng-input data social dan data klinis pasien yang berobat dan akan menghasilkan output laporan puskesmas. Dalam penggunaan SIMPUS masih belum semua laporan puskesmas khususnya laporan SP2TP dapat dibuat menggunakan SIMPUS
Medcis. Sehingga
berdasarkan masalah tersebut peneliti melakukan penelitian tentang “Tinjauan aplikasi SIMPUS terhadap kebutuhan pelaporan SP2TP di Puskesmas Pakualaman”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana
aplikasi
SIMPUS Medcis
dalam
menunjang pelaksanaan pelaporan SP2TP di Puskesmas Pakualaman?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana SIMPUS dalam menunjang kegiatan pelaporan SP2TP di Puskesmas Pakualaman. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui penggunaan SIMPUS terkait pembuatan laporan SP2TP di Puskesmas Pakualaman. b. Mengetahui kendala yang dialami petugas pelaporan dalam membuat laporan menggunakan SIMPUS di Puskesmas Pakualaman.
c. Mengetahui solusi apa saja yang dilakukan oleh petugas untuk mengatasi
kendala
dalam
pelaksanaan
pelaporan
SP2TP
menggunakan SIMPUS.
D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan usulan dan masukan kepada puskesmas terkait dengan penggunaan
Medcis
dalam pelaporan puskesmas b. Bagi Peneliti Peneliti dapat memperoleh wawasan dan kemampuan serta memperoleh ilmu dan pengalaman yang berharga secara langsung, yakni dari puskesmas dengan menerapkan teori yang peneliti peroleh dari institusi pendidikan khususnya penggunaan SIMPUS dalam pelaksanaan pelaporan puskesmas. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan ilmu yang berguna sebagai bahan pembelajaran dan memperkaya ilmu pengetahuan khususnya tentang analisis SIMPUS . b. Bagi peneliti lain Dapat
dijadikan
acuan
atau
referensi
untuk
pengembangan penelitian selanjutnya yang sesuai dengan materi yang berhubungan dengan materi yang diambil.
E. Keaslian Penelitian Penelitian ini sebelumnya sudah dilakukan oleh penulis lain, meskipun tidak sama namun serupa, penelitian itu dilakukan oleh: 1.
Mutmainatun (2014), dengan judul “Evaluasi SIMPUS Medcis KIA (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Medcis Kesehatan Ibu dan Anak) (LB3) Terkait Pembuatan Laporan Di Puskesmas Danurejan II. Tujuan dari penelitian ini mengetahui pelaksanaan SIMPUS kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas DanurejanII. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subyek penelitian ini adalah petugas Rekam Medis dan petugas KIA di Puskesmas Danurejan II. Obyek penelitian ini adalah kegiatan
pelaksanaan SIMPUS
Medcis dan pembuatan laporan.. Hasil:
pelaksanaan input data pasien KIA hanya dilakukan pada saat pasien mendaftar, input data sosial pasien KIA dilakukan oleh petugas Rekam Medis bagian peng-input data di tempat pendaftaran. Faktorfaktor penghambat dalam pelaksanaan SIMPUS Medcis KIA adalah Sumber Daya Manusia karena belum pernah ada pelatihan yang resmi dan software karena item yang terdapat dalam SIMPUS tidak sesuai dengan laporan yang diminta oleh dinas. Pembuatan laporan di puskesmas Danurejan II menggunakan formulir manual dan alat elektronik berupa komputer berupa laporan PWS berupa format Microsoft exel. Perbedaan
penelitian
diatas
dengan
penelitian
yang
dilakukan oleh peneliti adalah pada penelitian Mutmainatun (2014),meneliti tentang pelaksanaan SIMPUS kesehatan ibu dan anak (KIA) di Puskesmas Danurejan II sedangkan penelitian ini meneliti tentang penggunaan SIMPUS dalam menunjang kegiatan pelaporan SP2TP di Puskesmas Pakualaman
2.
Suryawan
(2014),
Digunakannya
dengan
judul
“Faktor
Penyebab
Tidak
SIMPUS Dalam Pembuatan Laporan Bulanan Di
Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta”. Tujuan dari penelitian tersebut
adalah
Mengetahui
faktor
penyebab
(Man,
Money,
Materials, Machines, Methods) tidak digunakannya SIMPUS dalam pembuatan laporan bulanan di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta. Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif..Hasil: Laporan bulanan yang di buat di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakrta terdiri dari LB1, LPLPO, LB3, LB4. Proses pembuatan LB1 menggunakan SIMPUS akan tetapi dilakukan editing. LPLPO, LB3 dan LB4 dibuat secara manual. Faktor penyebab tidak digunakannya SIMPUS dalam pembuatan laporan bulanan adalah kurangnya motivasi petugas untuk melakukan entri data hasil pelayanan yang diberikan kepada pasien pada saat pelayanan. Perbedaan format laporan kasus kesakitan (LB1) dan laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO) dengan format laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. SIMPUS bisa melakukan perubahan atau penambahan pada data-data obat, tetapi terdapat sedikit ketidaksesuaian yaitu hasil penambahan data obat akan muncul pada nomor urut terakhir. Selain itu belum terdapat prosedur tetap untuk pembuatan laporan bulanan dengan menggunakan SIMPUS.
Perbedaan dilakukan
oleh
penelitian peneliti
diatas
adalah
dengan
pada
penelitian
penelitian
yang
Suryawan
(2014),meneliti tentang faktor penyebab (Man, Money, Materials, Machines, Methods) tidak digunakannya SIMPUS dalam pembuatan laporan bulanan di Puskesmas Mlati 1 Sleman Yogyakarta, sedangkan penelitian ini meneliti tentang penggunaan dalam
menunjang
kegiatan
pelaporan
SP2TP
di
SIMPUS Puskesmas
Pakualaman.
3.
Istiqlal (2013) dengan judul “Hambatan Penerapan Sistem Informasi Rumah Sakit Terkait Statistik di RSU PKU Muhammadiyah Bantul”. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan SIRS terkait statistik, dan mengetahui faktor penyebab hambatan penggunaan SIRS terkait statistik berdasarkan SDM, perangkat keras (Hardware), perangkat lunak (Software) dan Jaringan LAN. Metode Penelitian:
Metode
penelitian
ini
adalah
deskriptif
dengan
pendekatan kualitatif dan menggunakan rancangan cross sectional. Subyek penelitian terdiri dari petugas rekam medis dan petugas EDP. Obyek penelitian ini adalah SIRS terkait statistik di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Hasil: Hasil penelitian petugas rekam medis
bagian statistik sudah terlibat dan bisa dalam penggunaan SIRS terkait statistik dengan dilakukannya proses pengolahan data untuk pembuatan laporan statistik rumah sakit. Faktor penyebab hambatan penggunaan SIRS terkait statistik adalah software yang ada belum bisa membantu proses pengerjaan tugas dan tidak adanya masa transisi dalam penggunaan SIRS, serta tidak adanya perawatan jaringan LAN yang dilakukan secara berkala. Perbedaan
penelitian
diatas
dengan
penelitian
yang
dilakukan oleh peneliti adalah pada penelitian Istiqlal (2013), meneliti tentang
mengetahui
penggunaan
SIRS
terkait
statistik,
dan
mengetahui faktor penyebab hambatan penggunaan SIRS terkait statistik berdasarkan SDM, perangkat keras (Hardware), perangkat lunak (Software) dan Jaringan LAN, sedangkan penelitian ini meneliti tentang penggunaan SIMPUS dalam menunjang kegiatan pelaporan SP2TP di Puskesmas Pakualaman.