BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Menulis adalah “The process of representing a language with symbols or letters” (Wikipedia Encyclopedia, 2011). Senada dengan definisi itu, menulis menurut Tarigan (1997) adalah melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut. Sedangkan menurut Depdikbud (1998) menulis adalah membuat huruf atau angka untuk melahirkan pikiran atau perasaan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan; (1) proses membuat simbol-simbol atau lambang-lambang grafis, (2) proses melahirkan
gagasan,
merepresentasikan
pikiran,
bahasa.
atau
Fungsi
perasaan, utamanya
dan
adalah
(3)
proses
sebagai
alat
komunikasi tidak langsung antara penulis dan pembaca. Keterampilan menulis oleh para ahli pengajaran bahasa ditempatkan pada tataran paling tinggi dalam proses pemerolehan bahasa. Hal ini disebabkan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif yang hanya dapat diperoleh sesudah keterampilan berbahasa lainnya. Hal ini pula yang menyebabkan keterampilan menulis dianggap sebagai
keterampilan
berbahasa yang tersulit.
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 1
Meskipun keterampilan menulis merupakan keterampilan yang tersulit, tetapi peranannya dalam kehidupan manusia sangat penting.
Kehidupan
manusia hampir tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menulis. Kegiatan menulis sangat penting untuk kemajuan dan peradaban suatu bangsa. Tarigan (1997) menyatakan bahwa indikasi kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari maju tidaknya komunikasi tulis bangsa itu. Sejarah mencatat, manusia meninggalkan zaman primitif setelah mengenal budaya baca tulis. Kejayaan masa lalu dan pemikiran tokoh-tokoh besar dunia akan tetap hidup berkat tulisan. Keterampilan menulis memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa memiliki kemampuan menulis sejak dini, siswa akan mengalami kesulitan belajar di kemudian hari (Depdikbud, 1998). Keterampilan menulis seringkali dijadikan indikator untuk mengukur kemajuan suatu bangsa. Salah satu contoh adalah yang dilakukan oleh UNDP (United Nations Development Programme atau Badan Program Pembangunan PBB). UNDP mengukur Human Develompment Index (HDI) atau Index Pembangunan Manusia (IPM) yang salah satu indikator penilaianya adalah hasil tes menulis pada orang dewasa. Menurut UNDP, kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia pada tahun 2007 berada di urutan 107 dari 169 negara. Indonesia berada jauh di bawah Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam, Korea Selatan, dan Singapura. Pada tahun 2010 peringkat HDI atau IPM Indonesia menurun menjadi peringkat ke 108 dari 169 negara (http://en.wikipedia.org, tanggal 14 Maret 2011). Organisasi
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 2
internasional lain yang juga melakukan tes sejenis itu adalah International Educational Achievement (IEA). Ia melakukan tes terhadap kemampuan baca tulis anak-anak SD Indonesia. Dari laporannya disebutkan bahwa Kualitas Pendidikan Dasar di Indonesia berada di urutan 38 dari 39 negara yang disurvey (Republika, 2 Maret 1999). Dari dua tes di atas (UNDP dan IEA) menunjukkan bahwa kualitas baca-tulis orang Indonesia sangat lemah. Gambaran tentang pentingnya keterampilan menulis serta lemahnya kualitas menulis pada pembelajar Indonesia, menuntut kita untuk terus melakukan perbaikan dalam pengajaran menulis.
Evaluasi dan penelitian
terhadap berbagai faktor yang mempengaruhinya perlu terus diupayakan dan dikembangkan. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar menulis, diantaranya adalah faktor; guru, siswa, proses pembelajaran dan lingkungan. Dalam proses pembelajaran akan terlibat pula metode pengajaran, kurikulum, sarana pembelajaran dan bahan ajar. Sekaitan dengan penelitian ini, peneliti akan fokuskan pembahasan ini pada masalah proses pembelajaran menulis, khususnya pembelajaran menulis huruf Arab permulaan. Salah satu metode yang banyak digunakan oleh para guru di TK/RA atau di SD kelas satu untuk mengajarkan menulis permulaan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Arab adalah Metode Eja. Metode eja adalah metode yang didasarkan pada pendekatan harfiah, artinya belajar menulis dimulai dari pengenalan huruf-huruf yang kemudian dirangkaikan
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 3
menjadi suku kata (Zuchdi, 2001; Umar,2004). Dalam pengajaran menulis huruf Arab, metode harfiah identik dengan pelajaran ( كتابة الحروفkitābatul hurūf), atau ( الخط العربيalḫaṭ al’arabi). Metode pengajaran huruf Arab ini merupakan metode menulis yang mutlak harus dilalui seseorang yang ingin belajar menulis dalam bahasa Arab dengan baik dan benar (Muhammad, 1980).
Seorang pelajar tidak akan dapat menulis dengan baik jika ia
langsung belajar penulisan kata atau kalimat bahasa Arab (penulisan huruf bersambung), tanpa belajar penulisan huruf Arab terlebih dahulu (penulisan huruf lepas). Alasannya, karena dalam bahasa Arab, terdapat perbedaan dan perubahan yang signifikan antara penulisan huruf tunggal dengan penulisan huruf bersambung (dalam kata atau kalimat). Contoh bentuk huruf ‘( عain) yang tunggal atau lepas adalah ع, seperti pada kata باع. Adapun bentuk huruf ‘( عain) yang tersambung dalam kata, bisa berubah menjadi عـ
,
seperti pada kata علج, bisa berubah menjadi ـعـ, seperti pada kata جعل, bisa berubah menjadi ـع, seperti pada kata يبيع. Perubahan-perubahan bentuk tulisan itu harus dipelajari dan dipahami pembelajar bahasa Arab agar ia dapat menulis kata atau kalimat bahasa Arab dengan baik dan benar. Pengajaran menulis huruf Arab bertujuan agar siswa dapat mengenali huruf-huruf Arab, dapat membedakannya dengan huruf lainnya, dan dapat menuliskannya dengan baik dan benar (Muhammad 1980; Lootah,2006). Tahapan pembelajarannya dimulai dari; 1) menulis huruf lepas,dan
2)
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 4
merangkaikan
huruf
dengan
huruf
lain dalam
kata
(menulis
huruf
bersambung). Dalam prakteknya, implementasi metode harfiah dalam pelajaran الخط
( العربيalḫaṭ al’arabi) tersebut masih menimbulkan pertanyaan yaitu; Hurufhuruf apa saja yang sebaiknya diajarkan terlebih dahulu? Dan huruf-huruf apa saja yang sebaiknya diajarkan terakhir? Atau dengan kata lain; Bagaimana tata urutan huruf untuk pengajaran menulis permulaan itu? Dalam beberapa buku pelajaran menulis huruf Arab (alḫaṭ al’arabi), tata urutan materinya dimulai dari; ا, ب, ت, dan seterusnya hingga huruf ي, seperti yang kita kenal dengan urutan huruf hijaiyah. Tata urutan hijaiyah bukanlah tata urutan yang spesifik untuk tujuan belajar menulis huruf Arab. Tata urutan itu disusun berdasarkan keseringannya muncul dalam tulisantulisan berbahasa Arab dan Alquran (Aljaburi, 2000). Sebagai perbandingan, tata urutan huruf untuk belajar berbicara atau tata urutan bunyi (at-tartīb aṣ- ṣauti) sudah dirumuskan dan dikemukakan oleh Abdul Fattah Almishri (1984). At-tartīb aṣ- ṣauti (tata urutan bunyi). Tata urutan tersebut adalah sebagai berikut (dari kanan ke kiri):
و م ب ف ث ذ ظ س ز ص ت د ط ن ر ل ض ي ش ج ك ق خ غ ح ع ه ا أ
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 5
Sedangkan tata urutan huruf untuk belajar menulis, agar pelajaran menulis Arab lebih efektif dan efisien, hingga sekarang belum dirumuskan. Atas dasar itulah peneliti tertarik untuk merumuskan tata urutan huruf Arab untuk pelajaran menulis awal. Itulah salah satu masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu tentang tata urutan huruf Arab untuk pelajaran menulis. Masalah berikutnya yang ingin diteliti adalah; Apakah siswa TK/RA sudah memiliki keterampilan menulis? Selama ini, di TK/RA pelajaran menulis belum diajarkan. Dalam kurikulum pendidikan nasional Indonesia, pelajaran menulis dalam bahasa Indonesia mulai diajarkan secara formal sejak kelas satu SD/ MI. Sedangkan pelajaran menulis dalam bahasa Arab, mulai diajarkan sejak kelas empat Madrasah Ibtidaiyah (MI). Artinya, secara formal dalam kurikulum pendidikan nasional, pelajaran menulis bahasa Indonesia mulai diperkenalkan kepada siswa sejak usia 6 – 7 tahun, sedangkan pelajaran menulis dalam bahasa Arab mulai diperkenalkan kepada siswa sejak usia 10-11 tahun. Jika dilihat dari sisi perkembangan psycolinguistics, belajar menulis sebenarnya sudah dapat diajarkan sejak usia dini. Beberapa hasil penelitian para ahli psycolinguistics seperti penelitian Essa dan Young (2003), Feidus dan Cardonick (1999), menunjukkan bahwa anak usia 4 tahun sudah cukup matang untuk menulis
huruf, bahkan tergolong lambat jika belum bisa
menulis. Demikian pula pendapat Craig, dan Digdon (2001). Bahkan
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 6
menurut Pane (2008), konsultan pendidikan anak usia dini, “Sebenarnya kegiatan menulis sudah bisa dimulai, ketika anak berusia 1-2 tahun dengan membuat coretan-coretan di atas kertas dan dilatih cara memegang pensil yang benar”. Dari pendapat para ahli diatas disimpulkan bahwa sejak usia TK sebenarnya anak-anak sudah cukup matang untuk belajar menulis. Namun apabila kita lihat dalam kurikukum pendidikan di Indonesia, pelajaran menulis secara formal, baru diberikan mulai kelas satu SD. Pelajaran menulis secara formal tidak tercantum dalam kurikulum TK/RA. Dari pernyataan di atas munculah pertanyaan; Mengapa di
TK/RA belum diajarkan menulis?
Jawaban atas pertanyaan itu tentunya beragam. Namun yang ingin peneliti ketahui saat ini adalah; Apakah siswa TK/RA sudah siap untuk belajar menulis? Bagaimana
perkembangan kemampuan menulis siswa TK
tersebut? Untuk menjawab pertanyaan itu tentu saja perlu dilakukan penelitian. Itulah pula yang menjadi alasan mengapa penelitian ini dilakukan di tingkat TK, bukan di tingkat SD atau SMP, yaitu ingin mengetahui kemampuan menulis bahasa Arab dasar pada siswa usia TK. Alasan lain adalah karena penelitian ini akan direkomendasikan kepada pemegang kebijakan penyusunan kurikulum TK/ RA sebagai pijakan dasar atau pijakan awal tentang kemungkinan penerapan pelajaran menulis lebih dini yaitu pada siswa TK/RA atau PAUD.
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 7
Adapun pemilihan objek penelitian, yaitu penulisan huruf Arab, karena beberapa alasan. Pertama, peneliti memandang bahwa bahasa Arab ini memiliki peranan penting bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang beragama Islam. Banyak lembaga pendidikan, mulai dari TK hingga PT yang mengajarkan bahasa Arab. Kedua,
pelajaran menulis huruf Arab ini
merupakan pelajaran yang sangat dasar, sangat penting dan mutlak harus dilalui oleh seseorang yang ingin belajar menulis dalam bahasa Arab dengan baik dan benar (Muhammad, 1980).
Seorang pelajar tidak akan dapat
menulis dengan baik dan tanpa belajar penulisan permulaan huruf Arab. Ketiga, berkaitan dengan kepakaran peneliti yaitu pada penulisan bahasa Arab tingkat dasar. Peneliti sudah mengajar pelajaran menulis bahasa Arab dasar (Mata Kuliah Khat Wa imla) di UPI sejak tahun 1992 hingga sekarang.
1.2 Rumusan Masalah Untuk lebih memudahkan pemahaman pembaca, peneliti akan merumuskan masalah penelitian ini dalam pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut. 1) Bagaimana kemampuan siswa TK dalam menulis huruf Arab dasar? 2) Bagaimana perkembangan keterampilan menulis Arab siswa TK setelah dilakukan pembelajaran menulis selama dua bulan? 3) Bagaimana urutan tingkat kemudahan/kesulitan penulisan huruf Arab? Pertanyaan itu akan diuraikan lagi menjadi;
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 8
a) Huruf-huruf apa saja yang paling mudah mereka kuasai? b) Huruf-huruf apa saja yang sukar mereka kuasai? 4) Bagaimana gambaran kemampuan menulis siswa dilihat dari usianya, tipe belajarnya, dan kebiasaan belajarnya di rumah? 5) Bagaimana metode pengajaran menulis huruf Arab yang tepat bagi siswa TK? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan
umum
penelitian
ini
adalah
mencari
alternatif
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran menulis pada anak usia dini di Indonesia yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mendorong para pembelajar muslim di Indonesia untuk meningkatkan keterampilan baca tulis Alquran, yang pada akhirnya akan membantu memahami Alquran sebagai pedoman hidupnya. Untuk mencapai tujuan itu, peneliti perlu melihat kemampuan keterampilan siswa TK dalam menulis huruf Arab tingkat dasar (menulis permulaan), serta tahapan perkembangannya. Hasil anasis ini merupakan acuan untuk merekomendasikan pelaksanaan pembelajaran menulis di TK yang selama ini secara formal belum diterapkan dalam kurikulum TK di Indonesia.
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 9
Langkah lain yang akan dilakukan peneliti adalah menemukan tata urutan penulisan huruf Arab
berdasarkan tingkat kesulitan/ kemudahan
penulisannya. Data ini dibutuhkan untuk merumuskan tata urutan materi dalam pembelajaran menulis huruf Arab agar kegiatan pembelajaran menulis huruf Arab dapat lebih efektif dan efisien. Yang terakhir, yang akan dilakukan peneliti adalah merumuskan dan membuat rancangan sebuah metode pengajaran menulis huruf Arab yang selanjutnya diharapkan dapat diterapkan di TK-TK di Indonesia sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran menulis di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini akan menghasilkan gambaran tentang kemampuan menulis siswa TK yang diharapkan dapat dijadikan rujukan oleh pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan penyusun kurikulum di tingkat PAUD dan TK/ RA tentang kemungkinan pelajaran menulis secara formal diterapkan di PAUD atau TK/ RA. Gambaran tentang kategori huruf Arab ditinjau dari tingkat kesulitan penulisannya dapat dijadikan rujukan dalam menentukan urutan materi pembelajaran menulis huruf Arab yang sesuai dengan teori pembelajaran, dimulai dari materi penulisan huruf bahasa Arab yang dianggap mudah, lalu yang sedang, dan terakhir yang dianggap sukar. Artinya, penelitian ini
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 10
diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan tata urutan materi dalam kurikulum dan bahan ajar menulis bahasa Arab (sequence matter). Bagi guru/ dosen, penelitian ini diharapkan menjadi masukan dalam mengembangkan proses belajar bahasa Arab yang lebih disesuaikan dengan tingkat kesulitan bahan ajar dan taraf perkembangan siswa. Dengan demikian diharapkan belajar bahasa Arab pada pembelajar pemula tidak mengalami
kesulitan
yang berarti
sehingga
dapat mencapai
tujuan
pengajaran bahasa Arab yang berkualitas, efektif, dan efisien. Bagi peneliti lain, diharapkan hasil penelitian ini dijadikan dasar rujukan untuk lebih mengembangkan penelitian-penelitian serupa atau lanjutan yang lebih menyeluruh dan mendalam, pada berbagai bidang kajian bahasa, baik pada bahasa lisan maupun bahasa tulisan, baik pada masalah penulisan kata, kalimat, paragraf, maupun wacana. Peneliti yakin, bahwa penelitian ini masih perlu dikembangkan lebih dalam dan lebih luas lagi. 1.5 Definisi Istilah Terkait dengan penelitian ini, ada beberapa masalah pokok yang memerlukan penjelasan. Masalah pertama adalah masalah perkembangan menulis. Yang dimaksud dengan perkembangan menulis dalam penelitian ini adalah kemajuan kemampuan siswa dalam menulis huruf Arab pada tahap tertentu. Yang dimaksud tahap tertentu di sini adalah tahap I ( bulan pertama), dan tahap II (bulan kedua). Jadi yang dimaksud perkembangan
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 11
menulis dalam penelitian ini adalah, setelah diajarkan menulis huruf Arab, bagaimanakah kemampuan menulis huruf Arab siswa TK pada bulan pertama? Dan bagaimanakah kemajuan kemampuan menulis huruf Arab siswa TK pada bulan kedua? Dengan demikian, perkembangan menulis dalam penelitian ini adalah perkembangan kemampuan menulis siswa dalam waktu dua bulan saja. Keterampilan menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menulis huruf Arab tingkat dasar (menulis permulaan), bukan menulis kata atau kalimat bahasa Arab. Pada tahap belajar
menulis
permulaan
ini,
siswa
tidak
dituntut
terampil
mempresentasikan ide dan pikirannya dalam tulisannya. Mereka lebih dituntut untuk keterampilan membuat simbol-simbol bahasa secara baik dan benar. . Dalam pelajaran bahasa Arab, bidang pelajaran yang mengajarkan menulis dasar adalah pelajaran ( الخط العربيalḫat al’arabi)
atau sering
disebut juga ( الخطalḫat). Jadi Keterampilan menulis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menulis huruf Arab tingkat dasar (menulis permulaan) seperti yang terdapat pada pelajaran ( الخطalḫat). Dalam pelajaran menulis huruf Arab, dikenal tujuh macam atau jenis tulisan Arab atau khat, yaitu khat Kufi, khat Thuluth, khat Raihani atau Ijazah, khat Riq'ah, khat Nasah, khat Diwani, dan khat Farisi. Yang akan diteliti
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 12
dalam penelitian ini adalah jenis khat Nasah saja. Khat Nasah adalah jenis tulisan Arab yang paling populer di Indonesia karena dipergunakan untuk penulisan Alquran. Jenis tulisan Arab inilah yang juga paling banyak dipelajari di sekolah-sekolah. Dalam penulisan huruf Arab, dikenal istilah bentuk huruf tunggal/ terpisah, dan bentuk huruf bersambung (dalam kata). Contoh bentuk huruf terpisah/ tunggal adalah seperti yang kita kenal dalam deretan huruf hijaiyah;
ا, ب, ت, ث, dan seterusnya. Contoh lain adalah bentuk huruf ’( عain) kata
pada
باع. Bentuk huruf Arab bersambung ada tiga tempat; 1) bentuk huruf di
awal kata, contoh pada bentuk huruf menjadi
عـ
bentuk huruf
, seperti pada kata
ـعـ
ع
(’ain), jika diletakkan di awal kata
علج, jika diletakkan di tengah kata menjadi
, seperti pada kata
menjadi bentuk ـع, seperti pada kata
جعل يبيع
, dan jika diletakkan di akhir kata .
Adapun yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bentuk huruf lepas/tunggal saja, seperti yang digambarkan di atas. Sedangkan bentuk huruf bersambung, di awal, tengah dan akhir kata, tidak akan dibahas dalam penelitian ini. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fokus masalah dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis awal, pada jenis tulisan atau khat
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 13
Nasah, dan pada bentuk penulisan huruf lepas/ tunggal. Jika digambarkan dalam diagram, fokus masalah penelitiannya adalah sebagai berikut.
Menulis Permulaan ()الخط العربي
Mengenal macam-macam huruf/ khat Arab: 1.Menulis huruf khat Nasah
2.Menulis huruf khat Riq’ah
Menulis huruf khat Diwani
Menulis huruf khat Kufi, dst
Menulis huruf terpisah Menulis (bersambung) Menulis huruf terpisah Menulis (bersambung) Menulis huruf terpisah Menulis (bersambung) Menulis huruf terpisah Menulis (bersambung)
lepas/ huruf lepas/ huruf lepas/ huruf lepas/ huruf
Diagram 1.1 Fokus Masalah Penelitian Keterangan: yang di blok bukan masalah dalam penelitian ini.
1.6 Asumsi Peneliti berasumsi bahwa siswa TK sudah memiliki kemampuan yang cukup untuk menulis. Pelajaran menulis itu sudah dapat diberikan kepada anak usia TK, tentu saja dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip pengajaran yang diamanatkan oleh kurikulum TK/ RA, diantaranya dengan cara yang menyenangkan,
dan tidak
ada tekanan,
atau paksaan.
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 14
Sebenarnya, belajar yang menyenangkan, tanpa tekanan, atau paksaan bukan hanya berlaku untuk anak usia TK saja. Siapapun pembelajarnya, anak TK, SD, SMP, SMA, bahkan mahasiswa, mereka akan lebih senang apabila kegiatan belajarnya menyenagkan, tidak ada tekanan, atau paksaan. Beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa siswa yang belajar dengan senang, tidak ada tekanan, atau paksaan, mereka akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Asumsi di atas akan dikaji lebih jauh melalui penelitian ini. Tata urutan bahan ajar menulis huruf bahasa Arab, umumnya disusun berdasarkan susunan abjad. Huruf pertama yang diajarkan penulisan huruf (alif), selanjutnya huruf
ب
(bā),
ت
(tā),
ث
(ṯā) dan seterusnya
ا
sesuai
susunan ajad Arab. Menurut Peneliti, urutan itu kurang tepat. Alasannya, kemampuan motorik anak untuk membuat garis vertikal seperti huruf
( اalif)
itu lebih sukar dibanding membuat garis horizontal. Membuat garis horizontal lebih sulit dibanding membuat lingkaran tak sempurna. Penulis berasumsi, jika tata urutan bahan ajar menulis huruf Arab itu disusun berdasarkan perkembangan psikomotorik anak serta berdasarkan tingkat kesulitan bahan ajar, dimulai dari materi yang paling sederhana hingga materi yang sangat komplek, dimulai dari materi yang mudah hingga materi yang sukar, maka proses belajarnya akan lebih cepat, menyenangkan, dan hasilnya akan lebih baik (efektif dan efisien). Asumsi peneliti, bahwa tata urutan huruf untuk
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 15
belajar menulis Arab akan berbeda dengan tata urutan huruf untuk belajar membaca. Seharusnya materi pelajaran penulisan tidak dimulai dari huruf (alif). Belajar menulis huruf Arab sebaiknya dimulai dari kemudian huruf
ة
(tā marbūṭah), selanjutnya huruf
baru kemudian huruf
ا
ب
huruf
(bā),
ه
ا
(hā),
( تtā), ( ثṯā)
(alif), dan seterusnya.
1.7 Metode Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dekriptif kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti bermaksud membuat suatu gambaran kompleks, meneliti katakata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi
yang
alami
(Mahsun,
2007).
Bogdan
dan
Biklen
(1992)
mengemukakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pembahasan
tentang
metode
penelitiaan
meliputi:
teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, sampel dan lokasi penelitian, dan langkah-langkah penelitian. Secara rinci, metode penelitian ini akan dibahas secara khusus pada bab III. Adapun sampel peneltian ini adalah para siswa di sebuah TK yang berlokasi di Parongpong Bandung Barat, yang berjumlah 22 siswa.
Perkembangan Keterampilan Menulis Arab Pada Pembelajar Indonesia....... 16