BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Perkembangan teknologi industri pangan mendukung munculnya dampak
negatif terhadap lingkungan diantaranya pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sisa hasil proses produksi dan inefisiensi bahan baku yang menyebabkan pemborosan sumber daya alam serta energi. Kondisi ini terjadi di setiap skala industri, baik itu industri berskala besar, menengah, dan kecil. Untuk mengantisipasi timbulnya dampak negatif tersebut, kegiatan produksi bersih merupakan solusi yang tepat untuk mengatasinya (UNEP, 2003). Menurut UNEP (2006), produksi bersih merupakan tindakan preventif dan terpadu yang diaplikasikan secara terus menerus kepada produk, proses, atau jasa untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi resiko terhadap manusia dan lingkungan. Pemilihan penerapan produksi bersih dapat dikelompokkan menjadi lima bagian, yaitu : good house-keeping, perubahan material input, perubahan teknologi, perubahan produk, dan on-site reuse (Indrasti dan Fauzi, 2009). Pelaksanaan kegiatan produksi bersih belum begitu banyak dilakukan oleh sektor UMKM, sehingga belum ada tindakan antisipasi untuk mencegah hasil produksi yang kurang maksimal, dan hal ini berdampak pada menurunnya profit yang didapat oleh UMKM tersebut. Dengan adanya penerapan produksi bersih pada UMKM, diharapkan dapat lebih mengefisienkan proses produksi sehingga
1
UMKM tidak merugi dengan mengeluarkan biaya tambahan yang sebenarnya dapat dihilangkan. Salah satu hasil alam negara Indonesia yang memiliki manfaat besar bagi rakyatnya adalah kacang kedelai yang dapat diolah menjadi berbagai macam makanan yang menyehatkan, contohnya adalah tahu. Tahu merupakan salah satu bahan makanan pendamping yang cukup populer dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Selain
harganya yang terjangkau, nilai gizi yang terkandung di
dalamnya cukup tinggi sehingga baik untuk dikonsumsi sehari-hari. Tahu memiliki mutu protein nabati terbaik karena mempunyai komposisi asam amino paling lengkap dan diyakini memiliki daya cerna yang tinggi (sebesar 85% - 98%) (Santoso, 1995). UMKM Karya Mandiri, yang terletak di Banyuurip Timur Rt. 07 Rw. 03 Kel. Banyuurip Kec/Kab. Temanggung, Jawa Tengah merupakan salah satu pabrik tahu dan memiliki potensi untuk penerapan produksi bersih. UMKM Karya Mandiri telah berjalan cukup lama sejak tahun 1994 hingga sekarang. Pabrik ini pertama kali didirikan pada tahun 1994 oleh Bandowi, yang kemudian memperoleh Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) pada tahun 2004 dengan nama dagang Karya Mandiri dan SIUP No. : 503.517/104. Pada awal didirikan, UMKM Karya Mandiri memproduksi tahu dengan bahan baku sebanyak 1 kuintal yang akan menghasilkan 66 kotak tahu. Pada awal berdiri UMKM Karya Mandiri hanya berproduksi setiap 4 hari sekali. Tiap kotak tahu yang dihasilkan akan dipotong sesuai dengan pesanan pelanggan. UMKM Karya Mandiri melayani permintaan tahu berukuran 6x6, 8x8, 9x9, 10x10,11x11,
2
dan 20x20. Pada tahun 1995, proses produksi tahu UMKM Karya Mandiri meningkat menjadi 2 kuintal kedelai per 3 hari sekali, dan kini UMKM Karya Mandiri memproduksi tahu 2 kuintal kedelai namun diproses setiap hari. Hal lain yang berbeda dari awal pendirian pabrik ini yaitu UMKM Karya Mandiri juga telah melayani permintaan tahu goreng. Secara umum, kondisi pabrik tahu UMKM Karya Mandiri tidak jauh berbeda dengan pabrik tahu rumah tangga lainnya. Lantai ruang kerja cukup licin akibat dari limbah cair yang tumpah. Namun ada satu hal yang cukup berbeda yaitu pembuangan campuran cuka tahu dan sari kedelai yang tidak menggumpal. Pabrik ini telah mengalirkan limbah cuka tahu ini langsung menuju tangki biogas yang berada di luar pabrik. Biogas ini akan digunakan sebagai bahan bakar pengganti LPG di lingkungan masyarakat sekitar pabrik. Dalam proses produksinya, UMKM Karya Mandiri tergolong masih sederhana dilihat dari belum adanya standar operasional yang tetap dalam proses produksi mereka. Karyawan melakukan proses produksi sesuai dengan kebiasaan yang mereka lakukan selama ini. Hal ini menyebabkan pekerja tidak mengetahui cara yang benar dalam bekerja sehingga menimbulkan limbah yang berlebihan dan pada akhirnya juga akan mempengaruhi hasil produksi yang tidak optimal. Penelitian ini dilakukan agar UMKM yang belum mengetahui konsep produksi bersih dapat mempelajari dan menerapkannya dalam industri mereka. Selain itu, dengan adanya penyebaran informasi mengenai konsep produksi bersih dan manfaat yang akan dihasilkan, diharapkan sentra industri tahu di sekitar wilayah Banyuurip pada khususnya turut menerapkan konsep produksi bersih ini.
3
B.
Perumusan Masalah Permasalahan utama yang terdapat di UMKM Karya Mandiri yaitu
inefisiensi penggunaan bahan baku dan energi selama proses produksi, diantaranya: penggunaan kacang kedelai sebagai bahan baku utama, penambahan cuka tahu sebagai penggumpal tahu, kayu kering sebagai bahan bakar, listrik, serta solar. Selain itu, jumlah limbah cair yang dihasilkan dan dibuang langsung ke alam cukup tinggi, hal ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan jika dibiarkan dalam jangka panjang.
C.
Batasan Penelitian Batasan penelitian diperlukan dalam suatu penelitian agar dalam menjalani
prosesnya peneliti dapat terfokus dalam beberapa hal dan hasil yang diperoleh menjadi maksimal. Batasan penelitian yang diterapkan adalah : 1.
Penerapan opsi produksi bersih dibatasi mulai dari proses penimbangan kacang kedelai hingga menjadi tahu putih. Dalam satu hari kerja, UMKM Karya Mandiri menghabiskan 2 kuintal kacang kedelai dengan rasio 10% diolah menjadi produk tahu goreng dan 90% diolah menjadi tahu putih.
2.
Opsi produksi bersih yang dirancang dibatasi pada opsi produksi bersih yang tidak memerlukan biaya (non-cost).
D.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirancang untuk mengetahui maksud dari adanya
penelitian tersebut. Hal ini diperlukan agar penelitian yang dilakukan dapat
4
menghasilkan perbaikan yang menguntungkan bagi pihak perusahaan. Tujuan bagi penelitian ini adalah : 1.
Menghasilkan rancangan opsi produksi bersih sebagai solusi dalam proses pengolahan tahu putih di UMKM Karya Mandiri.
2.
Mengevaluasi tingkat penurunan penggunaan energi dan air sesudah penerapan opsi produksi bersih dibandingkan sebelum penerapan opsi produksi bersih.
E.
Manfaat Penelitian Manfaat dari suatu penelitian diharapkan dapat memberikan efek positif dan
perbaikan bagi perusahaan tempat dilaksanakannya penelitian tersebut. Manfaat dari penelitian ini adalah : 1.
Memperbaiki cara kerja karyawan dalam melakukan proses produksi
2.
Mengurangi limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan
3.
Menyebarluaskan konsep produksi bersih kepada salah satu industri tahu di sentra industri tahu wilayah Banyuurip, Temanggung, Jawa Tengah.
5