BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globlisasi mendorong peningkatan dalam setiap segi kehidupan masyarakat. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya untuk bangkit dari ketertinggalan oleh negara-negara lain dengan melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan dalam berbagai sektor. Semua kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan negara yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas hidup masyarakat yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah ternyata telah memberikan dampak terhadap kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi, baik kebutuhan di bidang ekonomi, teknologi, termasuk kebutuhan akan sarana transportasi. Pembangunan daerah menjadi lingkungan modern dengan berbagai infrastruktur yang canggih tidak dapat dipisahkan dari alat transportasi. Semakin banyak dan majunya sarana transportasi semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan dalam memenuhi segala kepentingannya. Penyediaan sarana transportasi umum, terutama sarana transportasi darat sebagai sarana transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, sayangnya masih belum bisa memberikan pelayanan yang baik
sehingga
tidak
memberikan
kepuasan
bagi
masyarakat.
2
Kemampuan sebagian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan sarana transportasi, di sisi lain, masih rendah karena memerlukan dana yang tidak sedikit. Hal ini yang kemudian dijadikan peluang oleh beberapa orang untuk membuka usaha dalam bidang transportasi, salah satunya dengan membuka usaha persewaan kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor. Kegiatan usaha persewaaan kendaaraan bermotor dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak dalam bentuk perjanjian sewa menyewa kendaraan. Perjanjian sewa menyewa diatur dalam Pasal 1548 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), yang menyatakan bahwa : Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu tertentu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut terakhir itu disanggupi pembayarannya.
Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa perjanjian sewa menyewa merupakan perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pihak yang memberikan kenikmatan atas suatu barang, dan pihak lain yang menikmati, dengan pemberian harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Perjanjian sewa menyewa mobil, pada umumnya dilakukan secara tertulis dalam bentuk perjanjian standar atau perjanjian baku. Perjanjian ini dituangkan dalam formulir yang isi dan ketentuannya ditentukan secara sepihak oleh pelaku usaha. Konsumen, dalam hal ini pihak penyewa hanya dapat menerima atau menolak perjanjian tersebut tanpa diberikan hak untuk merundingkan isi perjanjian.
3
Sutan Remy Sjahdeini, mendefinisikan perjanjian standar atau perjanjian baku sebagai: “perjanjian yang hampir seluruh klausa-klausanya sudah dibakukan oleh pemakainya dan pihak lain pada dasarnya tidak mempunyai peluang untuk merundingkan atau meminta perubahan”.1 Perjanjian standar dipilih sebagai bentuk dari perjanjian sewa menyewa mobil selain untuk melindungi kepentingan pihak pelaku usaha, juga dianggap lebih efektif dan efisien karena tidak memerlukan prosedur yang panjang dan menghabiskan waktu yang relatif lama. Kelemahannya, konsumen atau penyewa hanya dapat menerima atau menolak perjanjian dan sama sekali tidak diberikan kesempatan untuk menegosiasikan isi perjanjian. Posisi atau kedudukan para pihak, dalam hal ini tidak seimbang. Posisi konsumen sangatlah lemah bila dibandingkan dengan posisi atau kedudukan pengusaha yang kuat dalam pembuatan perjanjian. Konsep keseimbangan sangat penting dalam penyusunan suatu kontrak karena tahapan inilah yang menjadi dasar dalam pemenuhan prestasi. Konsep keseimbangan dituangkan menjadi suatu asas hukum dalam hukum kontrak yakni asas keseimbangan. Asas hukum berfungsi sebagai pondasi yang memberikan arah, tujuan serta penilaian fundamental, mengandung nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan etis. Para pihak dalam suatu perjanjian seharusnya memiliki kedudukan atau posisi tawar yang seimbang yang merupakan cerminan dari pengertian asas
1
Sutan Remy Sjahdeini, 1993, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, Institut Bankir Indonesia, Jakarta, hlm. 66.
4
keseimbangan. Hal tersebut dapat memberikan keadilan bagi para pihak dalam perjanjian. Asas keseimbangan ini sulit diterapkan dalam perjanjian dengan bentuk perjanjian standar, karena pihak kreditur cenderung selalu memiliki posisi yang lebih kuat. Asas keseimbangan menuntutut adanya pertukaran hak dan kewajiban yang adil bagi para pihak dalam perjanjian. Kedudukan kreditur yang kuat harus dimbangi dengan kewajiban kreditur untuk melaksanakan perjanjian dengan itikad baik. Penerapan asas keseimbangan, sudah atau belum diterapkan dalam perjanjian dapat diketahui selain dengan melihat posisi tawar para pihak, juga harus melihat substansi dari perjanjian untuk mengetahui adanya pertukaran hak dan kewajiban yang seimbang bagi para pihak. Asas keseimbangan juga dapat dilihat dari pelaksanaan perjanjian. Narada Trans adalah salah satu dari sekian banyak penyedia jasa sewa mobil yang ada di Sleman. Persewaan mobil Narada Trans memiliki dua jenis sewa, yaitu sewa lepas kunci, merupakan sewa dimana kendaraan diserahkan sepenuhnya kepada pihak penyewa untuk dinikmati kegunaanya, serta sewa dengan sopir yang merupakan sewa dengan kendaraan diserahkan kepada pihak penyewa disertai sopir. Perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans dilakukan berdasarkan kata sepakat. Pembuatan perjanjian sewa menyewa mobil, selain megandung posisi tawar yang tidak seimbang, dalam praktek, sering juga ditemui klausul-klausul dalam perjanjian yang sangat memberatkan pihak konsumen atau penyewa
5
dan semakin memperlemah posisinya. Klausul dalam perjanjian standar tersebut disebut klausula baku yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pelanggaran terhadap Undangundang ini, terutama terhadap Pasal 18 mengenai klausula baku, masih banyak ditemukan dalam beberapa perjanjian sewa menyewa mobil. Perjanjian sewa menyewa mobil dituangkan ke dalam bentuk perjanjian standar atau baku untuk melindungi kepentingan pihak pengusaha. Hal ini karena risiko yang mungkin timbul dari kegiatan usaha tersebut sangat besar. Pengusaha persewaan mobil, pada praktenya, tidak sedikit yang mengalami kerugian akibat beberapa hal seperti kendaraan dibawa lari oleh penyewa, kendaraan dalam kondisi rusak saat dikembalikan, kendaran mengalami kecelakaan, dan hal lainnya. Berkaitan dengan risiko yang dihadapi bahwa sebenarnya dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil, posisi atau kedudukan pelaku usaha sama lemahnya dengan konsumen, sehingga bentuk perlindungan hukum bagi para pihak menjadi sangatlah penting. Pihak pelaku usaha dan konsumen seharusnya mendapatkan perlindungan yang sama baiknya agar kepentingan para pihak dalam perjanjian sewa menyewa dapat dicapai, namun hal tersebut sulit terpenuhi mengingat masih banyak kontrak yang bersifat tidak seimbang. Inilah yang menjadi alasan penulis untuk mengangkat masalah tersebut dalam penelitian untuk penulisan hukum.
6
B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah asas keseimbangan diterapkan dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman? 2. Bagaimanakah perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman dikaitkan dengan asas keseimbangan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Subjektif Penelitian ini ditujukan untuk melengkapi persyaratan akademis dalam rangka memperoleh gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Objektif a. Mengetahui dan menganalisis penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman. b. Mengetahui dan menganalisis perlindungan hukum bagi para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Narada Trans, Sleman dikaitkan dengan asas kesimbangan. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penulusuran kepustakaan yang dilakukan penulis di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, belum ada penelitian khusus mengenai judul yang penulis angkat dalam penulisan hukum ini. Penulis hanya menemukan penelitian yang memiliki topik berkaitan, namun
7
berbeda subjek, objek serta ruang lingkup penelitiannya dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian dengan topik berkaitan tersebut diantaranya, yaitu : 1. Asas Keseimbangan dalam Perjanjian, antara Prinsip Kehati-hatian Pemberian Kredit Kupedes dan Kemampuan Nasabah di bank BRI Unit Prawirotaman, Yogyakarta, Tesis oleh Syakib Arsalam di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2009. Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah asas keseimbangan dirumuskan dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman, Yogyakarta? 2) Bagaimanakah arti penting dari asas keseimbangan dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman, Yogyakarta? Penelitian ini juga memiliki tujuan sebagai berikut : 1) Mengetahui dan menganalisa perumusan asas keseimbangan dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman, Yogyakarta. 2) Mengetahui
dan menganalisa arti penting dari asas keseimbangan
dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian dalam perjanjian kredit Kupedes di bank BRI unit Prawirotaman.2 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Penulis. Penelitian atau penulisan hukum ini membahas mengenai perumusan dan
2
Syakib Arsalam, Asas Keseimbangan dalam Perjanjian, antara Prinsip Kehati-hatian Pemberian Kredit Kupedes dan Kemampuan Nasabah di bank BRI Unit Prawirotaman, Yogyakarta, Tesis, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2009, hlm. 7.
8
arti penting asas keseimbangan dikaitkan dengan prinsip kehati-hatian dalam
perjanjian
keseimbangan
kredit
dalam
bank,
perjanjian
sementara sewa
penulis
menyewa
meneliti mobil
asas
beserta
perlindungan bagi para pihak dikaitkan dengan asas keseimbangan. 2. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa pada Persewaan Mobil Alif Transport Yogyakarta, skripsi oleh Yansen Tambonan di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2010. Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah
bentuk-bentuk
wanprestasi
dalam
pelaksanaan
perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta? 2) Bagaimanakah penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta? Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk: 1) Mengetahui bentuk-bentuk wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta. 2) Mengetahui penyelesaian wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian sewa menyewa mobil pada persewaan mobil Alif Transport Yogyakarta.3
3
Yansen Tambonan, Pelaksanaan Perjanjian Sewa Menyewa pada Persewaan Mobil Alif Transport, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2010, hlm. 7.
9
Penelitian ini meskipun pembahasannya sama-sama mengenai perjanjian sewa menyewa mobil, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Penulis. Penelitian ini lebih memfokuskan pada wanprestasi dalam perjanjian
sewa
menyewa
sebagai
inti
penelitiannya,
tanpa
menghubungkannya dengan asas keseimbangan. Penulis, sementara itu meneliti mengenai asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil. 3. Pelaksanaan Praktik "Mengulang-Sewakan" dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil pada PT. Everyasia Yogyakarta, skripsi oleh Galuh Citra Ramadhani di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2012. Penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah perlindungan hukum bagi PT. Everyasia dalam hal terjadi praktik mengulangsewakan objek dalam perjanjian sewa menyewa? 2) Upaya-upaya apakah yang ditempuh PT. Everyasia terhadap kerugian yang timbul akibat kerusakan yang disebabkan oleh Mr. X selaku penyewa? Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk : 1) Mengetahui perlindungan hukum bagi PT. Everyasia dalam hal terjadi praktik mengulangsewakan objek sewa. 2) Mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh PT. Everyasia terhadap kerugian yang timbul karena kerusakan yang disebabkan oleh Mr. X selaku penyewa. ahas tentang perlindungan hukum bagi perusahaan
10
penyewaan mobil dalam hal terjadi praktik mengulang-sewakan serta upaya yang ditempuh pelaku usaha terhadap kerugian yang timbul karena praktik mengulang-sewakan.4 Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian ini mengangkat praktik mengulangsewakan dalam perjanjian sewa menyewa mobil sebagai fokus utama penelitian, sementara dalam penelitian penulis, tidak membahas mengenai praktik mengulangsewakan dalam perjanjian sewa menyewa. Penulis ebih memfokuskan penelitian pada penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil. Berdasarkan penjelasan di atas, Penelitian yang dilakukan penulis berbeda objek penelitannya dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penulis dalam hal ini melakukan penelitian tentang penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian sewa menyewa mobil serta perlindungan para pihak dalam perjanjian sewa menyewa mobil dikaitkan dengan asas kesimbangan. Meskipun ada sedikit persamaan dengan penelitian di atas, namun penelitian tersebut memiliki locus dan tempus yang berbeda. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan ilmu hukum terutama Hukum Perdata. 4
Galuh Citra Ramadhani, Pelaksanaan Praktik Mengulangsewakan dalam Perjanjian Sewa Menyewa Mobil pada PT. Everyasia Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2012, hlm. 6.
11
2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, penelitian ini menambah pemahaman dan pengetahuan penulis mengenai ilmu hukum beserta penerapannya di masyarakat. b. Bagi pengusaha, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
yang bermanfaat
terutama dalam menerapakan
asas
keseimbangan pada perjanjian sewa menyewa mobil. c. Bagi Konsumen, hasil penelitian diharapakan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai asas keseimbangan dalam perjanjian yang harus diterapkan terutama dalam perjanjian sewa menyewa mobil serta perlindungan hukum bagi para pihak dikaitakan dengan asas keseimbangan. d. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pemberian perlindungan hukum bagi pengusaha dan bagi konsumen dalam perjanjian sewa menyewa mobil. e. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai penerapan asas keseimbangan dalam perjanjian terutama perjanjian sewa menyewa mobil.