BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah salah satu warisan dari nenek moyang yang harus selalu dijaga dan dikembangkan. Melalui kebudayaan, perkembangan dari suatu negara dapat dilihat. Kebudayaan tidak hanya dapat dilihat dari benda-benda peninggalan sejarah tetapi juga melalui perkembangan kehidupan masyarakatnya. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk seseorang berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak dapat berkomunikasi karena bahasa merupakan sumber untuk terciptanya interaksi manusia dengan manusia lainnya. Definisi
bahasa
menurut
Keraf
dalam
Smarapradhipa
(2005:1),
memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. Definisi lain, bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12).
1
2
Semua negara memiliki bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi mereka, salah satu diantaranya adalah bahasa Korea yang saat ini mulai digandrungi oleh berbagai negara. Berawal dari artis-artis dan para penyanyi, budaya, hingga bahasa mereka yang saat ini mulai digandrungi dengan maksud dapat mengerti maksud dari lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi kesayangan mereka. Menurut pengertiannya sendiri, bahasa Koreaadalah bahasa yang paling luas digunakan di Korea, dan merupakan bahasa resmi Korea Selatan dan Korea Utara. Bahasa ini juga dituturkan secara luas di Yanbian di Cina timur laut. Secara keseluruhan terdapat sekitar 78 juta penutur bahasa Korea di seluruh dunia termasuk kelompok-kelompok besar di Uni Soviet, AS, Kanada dan Jepang. Media elektronik merupakan media yang dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan dapat juga dijadikan sebagai alat belajar bahasa yang dapat disaksikan melalui tayangan televisi, berita, talk show, variety show, dan lain-lain. Bukan hanya negara lain yang terkena demam Korea, tapi juga Indonesia yang akhir-akhir ini ikut menayangkan lagu-lagu Korea. Banyak masyarakat bahkan artis Indonesia yang berusaha mengucapkan bahasa Korea walaupun hanya mengucapkan salam dengan berbahasa Korea. Di Indonesia salah satu hiburan dari Korea yang berhasil menarik minat masyarakat adalah lagu Korea. Dengan berbagai cara mereka berusaha menarik minat masyarakat untuk tertarik dalam menikmati semua lagu dari Korea baik itu berhubungan dengan boyband Korea yang saat ini sedang berkembang pesat di Korea ataupun dengan penyanyi solo. Banyak hal pula yang dilakukan para
3
menggali minat dalam mencari calon penyanyi yang memang benar-benar mampu dalam menyanyikan lagu, salah satunya dengan audisi yang jelas banyak sekali peminat dalam ajang pencarian bakat ini. Superstar K merupakan ajang pencarian bakat yang jelas banyak sekali peminatnya untuk menjadi salah satu peserta di acara tersebut, diataranya adalah Busker-Busker yang memiliki 3 anggota di dalamnya yaitu Jang Beom Jun (Leader dan vokalis dan gitaris), Kim Hyun Tae (Bassis), Bradley Ray Moore (drummer). Mereka termasuk dalam band Indie Korea dan mereka adalah pemenang kedua dari audisi music Korea di program televisi nasional Mnet. Kemampuan mereka dalam bernyanyi terbukti dengan mereka menciptakan album mereka sendiri yang diantaranya merupakan karya dari vokalis mereka yaitu Jang Beom Jun. Jang Beom Jun lahir di Gwangju pada tanggal 16 Mei 1989. Jang Beom Jun dikenal sebagai orang yang mahir dalam menciptakan lagu. Hal ini dapat dilihat dalam album mereka yang semuanya adalah ciptaan Jang Beom Jun sendiri dan semua penikmat lagu Korea menyukai lagu yang diciptakan oleh Jang Beom Jun ini. Jang Beom Jun sekolah di Universitas Sangmyung sedangkan Bradley Ray Moore merupakan guru bahasa Inggris di Universitas Sangmyung. Dari sinilah mereka mulai membentuk band Indie Korea dengan ditambahkan satu personil lagi yaitu Kim Hyun Tae. Dari semua lagu yang diciptakan oleh Jang Beom Jun dalam album pertama Busker-Busker ini, hampir membahas mengenai keindahan Korea Selatan. Bukan hanya keindahan yang diangkat dalam lagu karya Jang Beom Jun ini, tetapi
4
juga kebiasaan yang biasa dilakukan oleh sepasang kekasih. Tema yang dipakai oleh Jang Beom Jun dalam menciptakan karyanya tidak terpaut dalam satu tema saja. Sehingga para penikmat lagu karya Jang Beom Jun ini dapat menikmatinya dengan berbagai tema. Sudah cukup banyak yang meneliti tentang lagu Korea tetapi belum ada yang menganalisis lagu Busker-Busker ini. Penelitian selanjutnya akan terfokus pada makna dan juga relasi antar lirik lagu yang terdapat pada album BuskerBusker yang dianalisis dengan kajian Semiotika Riffaterre. Bukan hanya makna lagu yang akan diteliti, tetapi juga budaya sepasang kekasih di Korea.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang hendak diteliti adalah mencari makna dua lagu yang diciptakan oleh Jang Beom Jun dari album Busker-Busker pertama yang diliris pada tahun 2012 yang diantaranya adalah Kkotsongiga (꽃송이가) yang artinya bunga dan Yeosu Bambada (여수 밤바다) yang artinya pantai malam di Yeosu.
1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui bagaimana pemaknaan lirik lagu karya Jang Beom Jun dengan pembacaan heuristik, pemaknaan hermeneutik, pencarian matriks, model, varian, dan hipogram yang terdapat pada album Busker-Busker dan juga memberikan pengetahuan kepada penikmat lagu mengenai kebiasaan yang biasa dilakukan para sepasang kekasih di Korea
5
1.4 Tinjauan Pustaka Penelitian ini dilakukan setelah meninjau hasil skripsi Jurusan Bahasa Jepang (2007) dari Dwi Erna R yang berjudul Sajak Kemuri II dalam Ontologi Puisi Ichiku No Suna karya Takubuko Ishikawa Analisis Semiotika Riffaterre. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana menganalisis sajak berbahasa Jepang dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre untuk mencari makna yang ada atau terkandung dalam sajak yangditeliti tersebut. Hal ini memberikan inspirasi bagi penulis untuk mengikuti langkah-langkah penelitian dalam skripsi tersebut, yaitu bagaimana cara menganalisis sebuah karya sastra dari bahasa asing dengan menggunakan metode semiotika Riffaterre. Dalam skripsi ini, yang menjadi objek penelitian adalah salah satu karya sastra yang berbahasa asing, yaitu lirik lagu Korea untuk dikaji makna yang terkandung dengan analisis semiotika Rifaterre. Karya tulis selanjutnya adalah dari Jurusan Bahasa Korea (2011) dari Marlina Anjarsari yang berjudul Makna Lirik Lagu Arirang. Penelitian ini membahas tentang ciri-ciri pemakaian lagu Arirang dengan menggunakan analisis Riffaterre. Makna yang terkandung dalam skripsi ini adalah kesedihan akibat kerinduan terhadap kekasih, tetapi tersimpan harapan-harapan yang optimis. Dan kesamaan makna yang terkandung pada kedua lirik Arirang yaitu sama-sama menggambarkan kesedihan perasaan hati ditinggal kekasih. Karya tulis selanjutnya yang ditinjau adalah skripsi Jurusan Bahasa Korea (2013) Febriani Elfida Trihtarani yang berjudul Signifikansi Puisi Jindallaekkot (진달래꽃), Haega Sanmarue Jeomureodo (해가 산마루에 저물어도), Dan Mot Ijeo (못잊어) Karya Kim Soweol. Skripsi ini menjelaskan tentang pembahasan
6
secara signifikansi puisi karya Kim Soweol dengan menggunakan analisis Riffaterre. Makna puisi Jindallaekkot (진달래꽃)- "Azalea" menyatakan bahwa makna sajak tersebut adalah perpisahan atau putus cinta. Sajak ini menceritakan bagaimana peraaan ditinggalkan sang kekasih dan berusaha melenyapkan seluruh rasa cintanya termasuk kenangan-kenangan tentang kekasihnya sambil mengiringi kepergiannya. Kemudian sajak kedua yaitu Haega Sanmarue Jeomureodo (해가 산마루에 저물어도) "Matahari Tenggelam di Puncak Gunung" mengandung signifikansi terhadap perasaan cinta yang masih ada setelah berpisah dengan sang kekasih. Perasaan ini akan terus ada dan membayang-bayangi sang kekasih dimanapun dirinya berada. Hal ini menandai rasa penderitaan dan kesendirian yang ternyata masih dirasakan oleh penyair, yaitu Kim Sowol akibat ditinggalkan oleh sang kekasihnya. Sajak terakhir adalah Mot Ijeo (못잊어) “Tak Terlupakan" memiliki ungkapan hati sang tokoh aku tentang kenangan akan kekasihnya. Kenangan ini akan terus ada dalam ingatannya seiring dengan waktu yang bergulir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perjalanan cinta sang penulis tidaklah indah dan bahagia, tetapi penuh dengan kesedihan dan penderitaan. Dimulai dari perpisahan dirinya dengan sang kekasih, peraaan cinta yang tidak dapat dihilangkan hingga kenangan-kenangan dan kerinduan yang membuatnya terus menjalani kehidupan dengan terus menderita karena ingin kembali dengan sang kekasih. Karya tulis selanjutnya yang ditinjau adalah skripsi Jurusan Bahasa Korea (2013) Suwarsi yang berjudul Relasi Makna Antar Lirik-Lirik Lagu Dalam Album
7
20th Anniversary “You Are So Beautiful” Karya Shin Seung Hoon. Analisis terhadap lagu Misosoge Bichingeudae (미소속에 비친그대), menyatakan bahwa makna sajak tersebut adalah ingatan tentang kekasih. Ingatan tersebut merupakan keadaan saat tokoh aku dan sang kekasih telah berpisah sehingga menimbulkan perasaan sedih dan pilu. Sajak kedua, yaitu Boijianheun Sarang (보이지 않은 사랑) mengandung signifikansi tentang perpisahan dengan kekasih. Sajak ketiga lagu Geu Huro Oraet Dongan (그 후로 오랫 동안) mengandung signifikansi tentang perasaan rindu yang masih ada setelah berpisah dengan sang kekasih. Sajak terakhir yang berjudul “Na Boda Jogeum Deo Nopheun Gose Niga Isseul Ppun” (나보다 조금 더 높은 곳에 니가 있을뿐) memiliki ungkapan hati sang tokoh aku tentang kepergian sang kekasih hati. Dari keempat tinjauan pustaka tersebut, maka penulisan skripsi ini akan membahas tentang Makna Lirik Lagu Pada Album Busker-Busker karya Jang Beom Jun dengan menggunakan analisis Semiotika Riffaterre. Jika kebanyakan lagu yang dibahas dalam skripsi sebelumnya adalah lagu-lagu yang hanya mengungkapkan perasaannya, maka lagu yang diambil untuk diteliti saat ini adalah lagu yang juga mengungkap keindahan Korea dan kebiasaan yang dilakukan oleh pasangan kekasih.
1.5 Batasan Masalah Saat ini Busker-Busker telah mempunyai dua album yang di dalam album tersebut merupakan lagu-lagu yang diciptakan oleh Jang Beom Jun dan
8
beberapa pencipta lagu terkenal lainnya. Album pertama dirilis pada tahun 2012 saat mereka telah menjadi salah satu peserta dari acara ajang bergengsi di Korea sedangkan album kedua saat ini baru saja dirilis pada tahun 2013 ini. Sudah tidak diragukan lagi semua karya ciptaan Jang Beom Jun sangat terkenal di Korea. Karena banyaknya lagu yang diciptakan oleh Jang Beom Jun maka hanya akan diteliti dua lagu dari album pertama yang terkenal di Korea, yaitu Kkotsongiga (꽃송이가) yang artinya bunga dan Yeosu Bambada (여수 밤바다) yang artinya pantai malam di Yeosu.
1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut Meolong ( 1989:6) metode kualitatif merupakan metode penelitian yang bermaksud memahami fenomena yang dialami subjek penelitian. Seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dan pada suatu konteks yang alamiah. Lagu-lagu yang akan diteliti menggunakan kajian semiotika Riffaterre. Kajian semiotika Riffaterre merupakan analisis yang meneliti makna yang terkandung dalam sebuah karya. 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari 11 lagu yang terdapat dalam album pertama Busker-Busker, dari 11 lagu yang semuanya adalah lagu ciptaan Jang Beom Jun ini dicari lagu yang paling terkenal dan memperlihatkan keindahan Korea untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Dari 11 lagu tersebut
9
dipilih lagu Kkotsongiga (꽃송이가) dan Yeosu Bambada (여수 밤바다). Langkah selanjutnya adalah mencari lirik lagu dari lagu yang dipilih tersebut. 1.6.2 Metode Analisis Data Lagu-lagu karya Jang Beom Jun ini diteliti menggunakan kajian semiotika Riffaterre. Kajian semiotika Riffaterre ini merupakan analisis yang meneliti tentang makna (significance). Lagu-lagu ini telah diteliti menggunakan analisis semiotika Riffaterre untuk mengungkap struktur makna yang terkandung dalam beberapa lagu yang telah diteliti. Proses signifikansi yang menggunakan analisis semiotika Riffaterre ini memiliki beberapa tahap pembacaan, yaitu pembacaan heuristik dan hermeneutik. Pembacaan heuristik merupakan pembacaan yang didasarkan pada konteks bahasa sehingga kata-kata dalam lagu dapat dicari arti yang sebenarnya dengan kamus. Kemudian apabila ditemukan kata-kata yang tidak sesuai, maka diperlukan perubahan secara semantik, dengan cara menyisipkan kata penghubung supaya menjadi lazim dibaca. Pembacaan yang kedua adalah pembacaan hermeneutik (retroaktif). Pembacaan ini dimulai dengan mencari makna yang terkandung dalam lagu sesuai dengan interpretasi pembaca. Pada proses pencarian makna ini, dicari pula ketidaklangsungan ekspresi dan orkestrasi bunyi yang ada dalam lagu tersebut. Kemudian setelah ini, dilanjutkan dengan proses pencarian matriks, model, dan varian. Ketiga hal ini akan menentukan pusat makna atau inti dari penelitian lagu-lagu ini. Hal yang terakhir yang dicari adalah hipogram. Hipogram merupakan latar belakang diciptakannya suatu karya (Riffaterre, 1978:94). Hal
10
yang perlu diperhatikan dalam mencari hipogram adalah waktu karya tersebut diciptakan dan tema yang dikandung dalam karya tersebut. Untuk mendapatkan hasil signifikansi ketiga hasil lagu tersebut, terdapat beberapa tahap penelitian yang harus dilakukan dalam penelitian ini. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah: a. Tahap pertama adalah pengumpulan data. Pada tahap ini, mencari lagu dari album pertama Busker-Busker. b. Dari album pertama Busker-Busker, dipilih dua lagu karya Jang Beom Jun yang merupakan vokalis, leader, sekaligus gitaris Busker-Busker. Kedua lagu tersebut adalah Kkotsongiga (꽃송이가) yang artinya serangkaian bunga dan Yeosu Bambada (여수 밤바다) yang artinya pantai malam di Yeosu. c. Setelah dipilih, kedua lagu tersebut diterjemahkan dengan melihat arti sesungguhnya dalam bahasa Korea dengan menggunakan kamus Naver dan kamus gukeo sajeon (국어 사전), kemudian arti sesungguhnya itu diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan bantuan Kamus Bahasa Korea-Indonesia, dan kamus online yaitu Naver. d. Tahap selanjutnya adalah analisis data, yaitu menganalisis makna dari lagu tersebut dengan pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks, model, dan varian, dan hipogram masing-masing lagu. e. Tahap berikutnya adalah menyimpulkan hasil penelitian.
11
1.7 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan, penelitian ini disajikan dalam empat bab, yaitu: Bab I merupakan penjelasan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, manfaat penelitian, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan pembahasan tentang landasan teori. Bab III merupakan penjelasan tentang makna lagu-lagu Busker-Busker yang diciptakan oleh Jang Beom Jun dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre. Kajian ini meliputi pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks, model, dan varian, dan hipogram. Bab IV merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.