BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Modal sosial merupakan syarat yang harus terpenuhi dalam pembangunan.
Berbagai permasalahan dan penyimpangan yang terjadi di berbagai negara faktor utamanya adalah tidak berkembangnya modal sosial yang ada di tengah masyarakat. Modal sosial yang lemah akan menurunkan semangat gotong royong, memperparah kemiskinan, meningkatkan pengangguran, kriminalitas, dan menghalangi setiap upaya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk (Inayah, 2012). Modal sosial selama ini dipandang memiliki peran dalam pengembangan suatu masyarakat dan menjadi kunci keberhasilan. Komponen modal sosial yaitu rasa saling percaya, jaringan kerjasama dan norma, dinilai mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan ekonomi wilayah terutama dalam interaksi ekonomi baik di negara berkembang maupun di negara maju (Vipriyanti, 2011). Pentingnya peran modal sosial dalam pembangunan tersebut tentu saja tidak terkecuali dalam pembangunan pariwisata. Bahkan pengakuan pentingnya modal sosial dalam pariwisata ini muncul dalam gagasan tentang paradigma baru dalam pengembangan pariwisata yakni paradigma berkualitas, berkelanjutan dan berkerakyatan yang di dalamnya menuntut adanya modal sosial (Pitana, dalam Atmadja, 2010).
1
Berangkat dari pendapat bahwa modal sosial memiliki peran penting dalam pembangunan termasuk dalam pariwisata ini maka penelitian ini mencoba mengkaitkan modal sosial dengan pengembangan desa wisata. Penelitian ini mengambil lokasi di Kabupaten Sleman. Berdasarkan data dari Kebudayaan dan Pariwisata Sleman, sampai tahun 2013 jumlah desa wisata di Sleman ada sebanyak 38 desa. Sebanyak 38 desa wisata ini terbagi dalam 3 kategori seperti terlihat pada tabel 1.1. berikut ini: Tabel 1.1. Data Desa Wisata di Kabupaten Sleman Tahun 2013 No Kategori Desa Wisata Jumlah 1. Desa Wisata Mandiri 12 2. Desa Wisata Berkembang 13 3. Desa Wisata Tumbuh 13 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman Tahun 2013 Potensi dan daya tarik yang dikembangakan masing-masing desa wisata di Sleman cukup beragam. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman mengelompokkan potensi desa wisata yang ada menjadi: 1. Desa Wisata Budaya 2. Desa Wisata Pertanian 3. Desa Wisata Agro 4. Desa Wisata Kerajinan 5. Desa Wisata Fauna 6. Desa Wisata Lereng Merapi Pengembangan desa wisata sebagai bentuk pariwisata berbasis masyarakat ini mendapat respon yang cukup baik dari wisatawan. Berikut data kunjungan wisatawan ke desa- desa wisata di Kabupaten Sleman: 2
Tabel 1.2. Kunjungan Wisatawan Ke Desa Wisata di Kabupaten Sleman Tahun 2009-2013 NO Tahun Jumlah Wisatawan 1 2009 40.199 2 2010 45.109 3 2011 66.039 4 2012 103.142 5 2013 145.077 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman tahun 2014 Meskipun jumlah kunjungan ke desa wisata terus meningkat dari tahun ke tahun tetapi tidak semua desa wisata di Sleman berhasil mengembangkan kegiatan wisata untuk mendorong kemajuan wilayahnya. Ada desa wisata yang berkembang pesat dan mendapat kunjungan wisatawan yang banyak, namun ada juga desa wisata yang terkesan jalan di tempat dan sepi dari kunjungan wisatawan. Kondisi
mendorong peneliti untuk mengkaitkan dengan teori modal
sosial. Penelitian ini memaparkan dua desa wisata di lereng merapi yang memiliki perbedaan keberhasilan pengembangan desa wisata. Dua desa wisata yang dipilih adalah Desa Wisata Pentingsari dan Desa Wisata Sambi. Kedua desa wisata ini memiliki potensi daya tarik wisata yang relatif sama karena berada di lereng Gunung Merapi dan sama berada di tepian Sungai Kuning. Desa Wisata Pentingsari yang terletak di Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan berdiri tahun 2008. Meski tergolong muda Pentingsari sudah meraih berbagai prestasi baik lokal, nasional maupun internasional seperti terlihat dalam tabel berikut ini:
3
Tabel 1.3. Data Prestasi Desa Wisata Pentingsari No 1
Prestasi Penghargaan sebagai Best Practice of Tourism Ethics at Local Level dari Komite Kode Etik Pariwisata Dunia (World Commitee on Tourism Ethics – WCTE) kepada Desa Wisata Pentingsari, 14 Juni 2011. 2 Penghargaan “KR Award” Pelaku dan Motivator dalam Bidang Pariwisata di DIY dari PT BP Kedaulatan Rakyat kepada Doto Yogantoro, Pengelola Desa Wisata Pentingsari, 27 September 2011. 3 Finalis Dalam Pengelolaan Daya Tarik Wisata Budaya Berwawasan Lingkungan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI kepada Desa Wisata Pentingsari, 27 September 2011 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sleman tahun 2014 Desa Wisata Pentingsari pada tahun 2011 mendapatkan penghargaan tingkat internasional dari World Commitee on Tourism Ethics – WCTE atas keberhasilannya mengelola kepariwisataan yang mendasarkan pada penerapan Kode Etik Kepariwisataan Dunia. Desa Wisata Pentingsari dinilai telah menerapkan upaya pemberdayaan masyarakat lokal, menjaga kearifan budaya lokal dan pelestarian lingkungan untuk memperoleh keuntungan tanpa menimbulkan kerusakan. Seiring dengan prestasi yang diraih, kunjungan wisatawan dalam negeri maupun luar negeri ke Desa Wisata Pentingsari juga semakin banyak. Beragam potensi yang dimiliki Desa Wisata Pentingsari terus dikembangkan oleh masyarakatnya guna mendukung meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan. Sementara itu Desa Wisata Sambi mengalami kondisi perkembangan yang tidak sepesat Pentingsari bahkan cenderung stagnan. Desa Wisata Sambi berdiri pada tanggal 25 Mei 2002 memiliki karakter dan potensi yang hampir sama dengan Pentingsari yaitu sama-sama berada di lereng gunung Merapi dan berada
4
ditepian sungai kuning. Kondisi kurang pesatnya perkembangan Desa Wisata Sambi ini salah satunya terlihat dari data kunjungan wisatawan. Penelitian ini dilakukan dengan harapan bisa mengungkap peran modal sosial terhadap pengembangan desa wisata sehingga dapat menjadi solusi dari pengembangan desa wisata yang lain agar berhasil.
1.2.
Perumusan Masalah Jumlah desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman saat ini ada sebanyak
38 desa. Dari jumlah desa wisata tersebut tidak seluruhnya bisa bagus dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Tidak semua desa wisata bisa memberikan manfaat kepada warganya. Peran modal sosial diduga akan mempengaruhi pengembangan suatu desa wisata. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi modal sosial masyarakat di Desa Wisata Pentingsari dan Sambi? 2. Bagaimana keberhasilan pengembangan pariwisata di Desa Wisata Pentingsari dan Sambi? 3. Bagaimana
hubungan
modal
sosial
terhadap
keberhasilan
pengembangan desa wisata?
5
1.3.
Tujuan Penelitian Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini
bertujuan untuk: 1. Mengetahui kondisi modal sosial masyarakat di Desa Wisata Pentingsari dan Sambi. 2. Mengetahui keberhasilan pengembangan pariwisata di Desa Wisata Pentingsari dan Sambi. 3. Mengetahui
hubungan
modal
sosial
terhadap
keberhasilan
pengembangan desa wisata.
1.4.
Manfaat Penelitian Sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai, maka hasil penelitian yang
akan dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: a. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan dapat menambah wawasan mengenai peran modal sosial terhadap keberhasilan kegiatan pariwisata berbasis masyarakat. b. Bagi Pemerintah Daerah dapat sebagai bahan pertimbangan dalam proses perencanaan dan pengembangan wilayah melalui sektor pariwisata berbasis masyarakat dan potensi lokal. c. Bagi masyarakat diharapkan dapat memberikan inspirasi terkait pemanfaatan potensi lokal wilayahnya.
6
1.5.
Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berfokus pada teori modal sosial yang pernah
dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.4. Penelitian yang Memiliki Kesamaan Fokus Teori Modal Sosial No 1
2
3
Judul /Nama Peneliti/tahun Peran dan Kontribusi Modal Sosial Dalam Pembangunan Perumahan Masyarakat Miskin. Studi Kasus Pembangunan Perumahan Keluarga Miskin Non Pengungsi di Desa Passo Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon, Donald Saimima, 2006 Modal Sosial masyarakat Nelayan Dalam Pemanfaatan dan Pengelolaan Danau Singkarak, Santi Novita, 2008
Metode Kualitatif
Fokus Penelitian Mendiskripsikan dan menjelaskan peran dan kontribusi modal sosial dalam pembangunan perumahan keluarga miskin di Desa Passo Kecamatan Teluk Ambon Baguala Kota Ambon
Kuantitatif dan kualitatif
Modal Sosial Dalam Pengelolaan Prasarana Sanitasi Program Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas) di Kota Surakarta Bani Baskoro, 2010
Kuantitatif dan kualitatif
Tujuan penelitian untuk mengetahui: - bentuk modal sosial masyarakat nelayan, - elemen modal sosial masyarakat nelayan yang berpengaruh terhadap pengelolaan sumber daya perikanan - elemen yang memberi pengaruh dominan pada praktek pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya danau singkarak di Nagari Sumpur dan Nagari Guguk Malalo Tujuan penelitian untuk mengetahui: - Tipe, Elemen dan tingkat modal sosial - Tingkat keberlanjutan prasarana Sanimas - Pengaruh modal sosial masyarakat terhadap keberlanjutan prasarana sanitasi Program Sanimas - Elemen modal sosial masyarakat yang paling berpengaruh terhadap keberlanjutan prasarana sanitasi Program Sanimas
Sumber: Diolah dari literatur tahun 2014 7
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian ini peneliti memfokuskan pada peran modal sosial dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Penelitian ini mengambil lokasi di dua Desa Wisata di Kabupaten Sleman yaitu Desa Wisata Pentingsari dan Sambi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deduktif dengan metode kualitatif dan kuantitatif.
8