1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Miskonsepsi yang terjadi pada diri siswa akan mengganggu efektivitas belajar serta mengganggu konsentrasi siswa dalam menerima pengetahuan berikutnya. Semakin kompleks suatu konsep maka akan semakin sulit dipahami, dan cenderung dapat menimbulkan miskonsepsi (Kustiyah, 2007). Seorang guru harus melihat siswa bukan seperti lembaran kosong (tabularasa), tetapi mereka sudah membawa pengetahuan awal sendiri tentang dunianya (Suparno, 2005:2). Pengetahuan awal yang mereka miliki adalah dasar untuk membangun pengetahuan selanjutnya (Driver, 1988). Konsepsi awal siswa perlu diintegrasikan ke dalam konteks pembelajaran agar berhasil memahami konsep yang benar, dan tidak memunculkan sumber kesulitan belajar selanjutnya (Driver, 1988). Pentingnya pemahaman konsepsi awal siswa antara lain disebabkan bersifat pribadi dan merupakan pengetahuan sehari-hari yang dibangun atas dasar akal sehat (common sense) dan tidak dibangun atas dasar metode ilmiah (Sadia, 1997). Dengan memahami konsepsi siswa, guru dapat mengusahakan perubahan konseptual pada diri siswa tentang materi yang diajarkan. Perubahan konseptual adalah proses menghubungkan kembali atau mengggantikan konsepsi awal dengan konsepsi-konsepsi baru yang
Isus Yusrina Azizah, 2012 Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi Konflik Kognitif Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
2
ilmiah (Davis, 2001). Dengan adanya proses perubahan konseptual, maka belajar akan menjadi lebih bermakna (Hewson, 1992). Dalam pembelajaran biologi di sekolah menengah atau perguruan tinggi, siswa banyak mengalami kesulitan. Konsep-konsep fisiologis yang abstrak dianggap sulit untuk dipahami siswa. Beberapa hal yang yang dapat menyebabkan materi fisiologi dianggap sulit, yaitu karakteristik materi biologi yang akan dipelajari, cara mengajarkan materi dan kemampuan awal siswa yang akan mempelajari materi tersebut (Michael, 2007). Evolusi adalah salah satu prinsip inti fisiologi dalam materi biologi yang dianggap penting (Michael et al. 2009). Evolusi merupakan materi biologi kompleks yang membutuhkan pengetahuan konsep dasar dan kemampuan untuk menghubungkannya dengan berbagai skala waktu, ruang, dan materi biologi lainnya (Ashley, 2005). Evolusi bersifat kontroversial dalam konteks masyarakat luas, tapi yang lebih penting adalah siswa dapat memahami tentang konsep evolusi secara menyeluruh. Sayangnya, miskonsepsi evolusi dan proses seleksi alam sering terjadi pada siswa sekolah menengah, mahasiswa umum, mahasiswa jurusan Biologi, bahkan guru (Flanagan & Roseman, 2011). Diperlukan strategi khusus untuk mengatasi miskonsepsi agar tidak menimbulkan kesalahan yang lebih fatal. Oleh karena itu, perlu dirancang kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan perubahan konseptual siswa dengan cara mendorong siswa untuk berinisiatif sendiri serta terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat membentuk atau membangun pengetahuannya Isus Yusrina Azizah, 2012 Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi Konflik Kognitif Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3
sendiri. Aliran semacam ini disebut aliran konstruktivisme (Dahar, 1989: 160). Dari pandangan belajar konstruktivisme, dikembangkan cara yang efektif dalam mengubah konsep, yaitu dengan menggunakan strategi konflik kognitif (Davis, 2001). Strategi ini melibatkan proses pembentukan situasi dimana konsep awal siswa dipertentangkan dengan bukti-bukti yang dapat menggoyahkan konsepsi awal siswa sehingga terjadi konflik kognitif atau disequilibrium dan pada akhirnya mengantarkan pada kesiapan untuk menerima konsep baru (Chiapetta & Koballa, 2010). Dalam strategi konflik kognitif, empat syarat untuk membangkitkan perubahan konseptual siswa agaknya dapat terpenuhi (Suparno, 2005: 99). Inilah salah satu alasan yang mendasari penggunaan strategi konflik kognitif dalam penelitian ini. Alasan lainnya adalah dalam strategi konflik kognitif langkahlangkah yang akan ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar lebih mudah untuk diterapkan di lapangan. Oleh karena itu, penerapan strategi konflik kognitif untuk memfasilitasi perubahan konseptual siswa pada konsep evolusi menarik untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana perubahan konseptual yang terjadi pada siswa tentang konsep evolusi setelah melakukan pembelajaran melalui strategi konflik kognitif?”. Isus Yusrina Azizah, 2012 Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi Konflik Kognitif Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
4
Untuk lebih memperjelas rumusan masalah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1.
Bagaimana profil konsepsi awal siswa pada konsep evolusi sebelum mendapatkan pembelajaran menggunakan strategi konflik kognitif?
2.
Bagaimana profil konsepsi akhir siswa pada konsep evolusi setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan strategi konflik kognitif?
3.
Apakah siswa mengalami perubahan konseptual setelah belajar melalui strategi konflik kognitif?
4.
Bagaimanakah tipe perubahan konseptual siswa setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan strategi konflik kognitif?
C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada masalah sebagaimana berikut: 1.
Strategi konflik kognitif pada penelitian ini melibatkan beberapa metode diantaranya diskusi, tanya jawab, dan simulasi. Terdiri dari tiga tahapan yaitu: (a) mengungkap konsepsi awal, (b) menciptakan konflik konseptual, dan (c) mengupayakan terjadinya akomodasi kognitif.
2.
Perubahan konseptual siswa dilihat dari beberapa aspek, yaitu (a) penambahan profil konsepsi siswa (dalam %), (b) tipe perubahan konseptual yang ditentukan melalui perubahan respon jawaban siswa pada setiap tes (pretest, posttest, dan retest).
Isus Yusrina Azizah, 2012 Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi Konflik Kognitif Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
5
3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini lebih difokuskan lagi mengenai mekanisme evolusi (kecuali Hukum Hardy-Weinberg). 4. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Majalengka.
D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa pada konsep evolusi sebelum mendapatkan pembelajaran, mengetahui profil konsepsi akhir siswa pada konsep evolusi setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan strategi konflik kognitif, menganalisis ada tidaknya perubahan konseptual pada siswa setelah belajar melalui strategi konflik kognitif, dan mengidentifikasi tipe perubahan konseptual yang terjadi pada siswa setelah belajar melalui strategi konflik kognitif.
E. Manfaat Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain: 1. Mendorong siswa untuk berinisiatif sendiri serta terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan atau membangun sendiri pengetahuannya. 2. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas tentang konsep evolusi, membantu siswa memahami konsep evolusi sesuai dengan konsepsi ilmiah. Isus Yusrina Azizah, 2012 Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi Konflik Kognitif Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
6
3. Memberikan informasi mengenai variasi metode dan strategi dalam mengajarkan konsep evolusi agar terjadi perubahan konseptual. 4. Penelitian ini bisa dijadikan inspirasi atau acuan dalam penelitian sejenis dengan topik yang berbeda dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut. F. Asumsi 1.
Strategi konflik kognitif menciptakan kontradiksi dalam pemikiran siswa sehingga siswa dituntut berpikir melalui perbedaan dan pertentangan tersebut. Menciptakan kontradiksi dalam pemikiran siswa adalah hal esensial untuk memfasilitasi perubahan konseptual siswa agar mendekati atau bahkan sama dengan konsep ilmiah.
2.
Strategi konflik kognitif menghadapkan siswa pada gagasan atau situasi baru yang menurut persepsinya bertentangan dengan pemahaman sebelumnya, maka setelah melakukan diskusi, tanya jawab, demonstrasi atau eksperimen yang rasional dan masuk akal, memicu proses reorganisasi dan restrukturisasi konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, sehingga konsep yang baru dapat diterima siswa. Siswa akan merubah konsepsi awal jika mereka mengalami konflik kognitif yang bertentangan dengan konsepsi mereka sebelumnya. (Davis, 2001).
3.
Empat syarat atau kondisi untuk terjadinya perubahan konseptual siswa, yaitu: (a) ada ketidakpuasan terhadap konsep yang ada (dissatisfication), (b) konsep yang baru harus dapat dimengerti (intelligible), (c) masuk akal
Isus Yusrina Azizah, 2012 Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi Konflik Kognitif Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
7
(plausible), dan (d) berdaya guna (fruitfull) terpenuhi dalam tahapan strategi konflik kognitif (Suparno, 2005: 99).
G. Hipotesis Hipotesis penelitian ini adalah: “Terdapat perubahan konseptual yang signifikan pada konsepsi siswa sebelum dan sesudah belajar menggunakan strategi konflik kognitif”.
Isus Yusrina Azizah, 2012 Perubahan Konseptual Siswa SMA Kelas XII Pada Konsep Evolusi Melalui Strategi Konflik Kognitif Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu