BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Coklat berasal dari kata xocoatl (bahasa suku Aztec) yang memiliki arti minuman pahit (Soeria, 2013). Coklat berasal dari tanaman kakao dan proses pengolahan biji kakao akan menentukan cita rasa khas dari kakao (Chan, 2012). Biji kakao memiliki rasa sepat dan rasa pahit yang khas karena disebabkan oleh senyawa polifenol (Prawoto, et al. 2008). Polifenol dalam kakao sebagian besar termasuk dalam kelompok flavonoid (Haryadi & Supriyanto, 2012). Pada coklat hitam kandungan biji kakao lebih banyak jika dibandingkan dengan jenis coklat lainnya, hal tersebut yang mengakibatkan coklat hitam kaya akan senyawa polifenol yang berkontribusi besar memberikan rasa pahit dan warna hitam pekat pada coklat hitam (Chan, 2012). Coklat hitam mengandung bahan-bahan alkaloid seperti polifenol, teobromin, dan phenylethylamine yang memiliki efek fisiologis bagi tubuh (Chan, 2012). Vitamin yang terdapat pada coklat hitam diantaranya vitamin A, vitamin B1, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E. Coklat hitam juga memiliki kandungan zat atau nutrisi yang penting bagi tubuh seperti zat besi, kalium, kalsium dan merupakan sumber magnesium alami tertinggi (Martha, 2012). Polifenol dalam coklat hitam yang mempunyai efek terhadap kesehatan adalah flavanols yang terdiri dari catechin, epicatechin dan procyanidins (Egan, et al. 2010). Zat yang terkandung di dalam flavanols tersebut dapat menurunkan
tekanan darah. Mekanisme flavanols dalam menurunkan tekanan darah yaitu dapat meningkatkan pembentukan nitrit oksida endotel yang menyebabkan
1
2
vasodilatasi yang kemudian akan menurunkan tekanan darah (Nurrahmani, 2012). Flavanols juga mampu memperbaiki elastisitas pembuluh darah dan sirkulasi darah, dimana kedua hal ini berperan penting dalam menurunkan tekanan darah (Ide, 2008). Hal tersebut yang menjadikan salah satu patofisiologi coklat hitam dapat menurunkan tekanan darah, khususnya pada penderita hipertensi. Pada perkembangannya saat ini coklat hitam tidak hanya menjadi minuman, akan tetapi coklat hitam juga menjadi makanan ringan bagi anak-anak, remaja, maupun orang dewasa (Soeria, 2013). Coklat hitam dapat dikreasikan dengan berbagai macam olahan seperti kue coklat, susu coklat, dan puding coklat. Mendapatkan coklat hitam sangat mudah dan murah bagi penderita hipertensi sebagai bahan alternatif tambahan dalam menjaga tekanan darahnya (Nisa, 2012). Pertambahan usia menyebabkan tekanan darah meningkat dan berpotensi mengalami tekanan darah tinggi (Lingga, 2012). Hal ini dikarenakan oleh perubahan struktural normal dari penuaan yang terjadi pada jantung dan sistem vaskular sehingga mengakibatkan kemampuannya untuk berfungsi secara efisien menurun (Brunner & Suddarth, 2002). Tekanan darah dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Muttaqin, 2009). Berdasarkan data prevalensi hipertensi di Indonesia terakhir yaitu pada tahun 2007 sebanyak 32,2%, sedangkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan rutin mengonsumsi obat antihipertensi sebanyak 7,8% atau hanya 24,2% dari kasus hipertensi di masyarakat. Data ini membuktikan bahwa sebanyak 75,8% kasus belum terdiagnosis dan terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Sedangkan risiko hipertensi menurut faktor sosio-demografi, kelompok usia 55 tahun sampai 75 tahun ke atas sebanyak 29,8%. Faktor risiko yang mengakibatkan tingginya
3
prevalensi hipertensi di Indonesia adalah umur, jenis kelamin, pendidikan rendah, kebiasaan merokok, konsumsi minuman berkafein lebih dari satu kali per hari, konsumsi alkohol, kurang aktivitas fisik, obesitas dan obesitas abdominal (Rahajeng & Tuminah, 2009). Pada lanjut usia, laki-laki memiliki kecenderungan tekanan darah tinggi lebih besar jika dibandingkan dengan perempuan hal ini disebabkan karena sebagian besar laki-laki memiliki kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol, dan kepekaan yang tinggi terhadap makanan yang mengandung garam khususnya pada lansia yang tinggal di pedesaan (Lingga, 2012). Tekanan darah yang tinggi akan menyebabkan sistem sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang. Bila tekanan darah tinggi tidak dikontrol dengan baik, maka dapat menyebabkan komplikasi serius dan penyakit kardiovaskular (Palmer & Williams, 2007). Rendahnya pengetahuan lansia mengenai pentingnya menjaga tekanan darah dan menurunnya fungsi kognitif pada lansia menyebabkan lansia tersebut tidak dapat mengingat secara pasti jadwal pengobatan yang bertujuan untuk mencegah komplikasi berbahaya dari hipertensi. Kewaspadaan hendaknya perlu kita tingkatkan pada golongan lanjut usia yang mengalami hipertensi dengan cara meningkatkan edukasi untuk menurunkan tekanan darah, mencegah terjadinya tekanan darah tinggi dengan mengubah pola hidup dan rutin dalam menjalankan pengobatan. Dari hasil observasi pendahuluan di Panti Werdha Pangesti Kecamatan Lawang didapatkan data bahwa panti tersebut memiliki pengasuh lansia sebanyak 17 orang, beberapa perawat yang rutin melakukan pengukuran tekanan darah 3 hari sekali dan pemeriksaan kesehatan setiap 1 minggu sekali oleh seorang dokter.
4
Untuk dapat mempertahankan kondisi kesehatannya, para lansia rutin melaksanakan olahraga dan berjemur di pagi hari. Jumlah lansia di Panti Werdha Pangesti saat ini yang tercatat 30 orang laki-laki dan 45 orang perempuan, dengan 20 diantaranya mengalami hipertensi. Selama ini upaya yang telah dilakukan oleh pengasuh lansia dengan mengontrol diet makanan seperti mengurangi konsumsi garam dan mengajak lansia untuk berjemur di pagi hari, tetapi upaya tersebut masih belum memberikan hasil yang maksimal. Pengobatan dan perawatan pada lansia penderita hipertensi saat ini bisa dengan menggunakan panganan yang murah dan mudah didapat sebagai alternatif tambahan dalam hal menurunkan tekanan darah, disamping tetap menggunakan pengobatan utama dengan obat anti hipertensi. Salah satunya adalah dengan cara mengonsumsi makanan ringan seperti coklat hitam, karena didalam coklat hitam terkandung flavanols yang dianggap mampu meningkatkan nitrit oksida endotel, memperbaiki keelastisitasan pembuluh darah, dan sirkulasi darah dengan harapan mampu menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. Menanggapi permasalahan seperti ini sebagai seorang perawat gerontik wajib mengemban tugas dan fungsinya dengan baik, yaitu dengan memberikan asuhan keperawatan lanjut usia secara komprehensif dan terpadu yang mencakup pelayanan biologis, psikologis, spiritual dan kultural. Menjalankan peran perawat sebagai edukator, dengan meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan lansia dengan cara memberikan informasi, penyuluhan kesehatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit hipertensi ataupun permasalahan lainnya yang terjadi pada lansia. Disamping itu juga memotivasi lansia untuk menggunakan pengobatan komplementer seperti mengonsumsi coklat hitam, sebagai alternatif
5
tambahan dalam hal menurunkan tekanan darah disamping tetap menggunakan pengobatan utama yaitu obat antihipertensi. Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Efektivitas Pemberian Coklat Hitam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang”. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada lansia penderita hipertensi.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu: “Apakah pemberian coklat hitam efektiv dalam menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang?”
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. 2. Mengidentifikasi tingkat hipertensi sebelum diberikan coklat hitam pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang.
6
3. Mengidentifikasi tingkat hipertensi setelah diberikan coklat hitam pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. 4. Mengidentifikasi efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti 1. Untuk
menambah
wawasan
dan
pengetahuan
peneliti
dalam
memecahkan masalah secara ilmiah dan analitik. 2. Dari hasil penelitian, peneliti dapat mengaplikasikan riset untuk mengetahui efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi. 1.4.2 Bagi Layanan Kesehatan Setelah dilakukan penelitian diharapkan petugas kesehatan dapat memotivasi masyarakat agar mengonsumsi coklat hitam sebagai alternatif untuk menurunkan tekanan darah tinggi. 1.4.3 Bagi Lansia Sebagai masukan bagi lansia, terutama lansia penderita hipertensi agar mengonsumsi
coklat
hitam
sebagai
terapi
komplementer
untuk
menurunkan tekanan darah. 1.4.4 Bagi Ilmu Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan yang dapat digunakan sebagai terapi komplementer untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada lansia dan dapat digunakan sebagai referensi
7
penelitian selanjutnya yang terkait dengan pemberian coklat hitam untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
1.5 Batasan Penelitian a. Fokus penelitian dilakukan di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang. b. Responden yang diteliti berfokus pada lansia di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang yang menderita hipertensi.
1.6 Keaslian Penelitian Penelitian yang pernah dilakukan terkait “Efektivitas Pemberian Coklat Hitam Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Werdha Pengesti Kecamatan Lawang” sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya (Grassi, D., Lippi, C., Necozione, S., Desideri,G., & Ferri,C., 2005) dengan judul penelitian ”Short-Term Administration of Dark Chocolate Is Followed By A Significant Increase In Insulin Sensitivity And A Ecrease In Blood Pressure In Healthy Persons”. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut meneliti jangka pendek pemberian coklat hitam yang diikuti oleh peningkatan sensitivitas insulin dan penurunan tekanan darah, sementara penelitian saya meneliti efektivitas pemberian coklat hitam terhadap penurunan tekanan darah saja. Perbedaan lainnya terletak pada subjek penelitian yang berbeda yaitu coklat hitam diberikan kepada subjek yang sehat, sementara penelitian saya coklat hitam diberikan kepada subjek lansia penderita hipertensi.