BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi (Tampubolon, 1993). Sedangkan Elliott dkk (2000) bahwa minat adalah sebuah karakteristik tetap yang diekspresikan oleh hubungan antara seseorang dan aktivitas atau objek khusus. (Sutjipto 2001) menjelaskan bahwa minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Minat menabung nasabah pada bank
umumnya dipengaruhi oleh banyak faktor, (Syah 2004:151), “Minat adalah kecenderugan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. Minat menabung nasabah ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup pada dunia perbankan. Selanjutnya (Sandjaja 2005) bahwa suatu aktivitas akan dilakukan atau tidak sangat tergantung sekali oleh minat seseorang terhadap aktivitas tersebut, disini nampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Ditegaskan
Meichati, (Sandjaja, 2005) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas. Swastha dan Irawan (2001) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu
akan
memperkuat
minat
membeli,
ketidak
puasan
biasanya
menghilangkan minat. Rossiter dan Percy (1998:126) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk (barang/jasa), melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan merekomendasikan
yang
relevan seperti
(influencer),
mengusulkan
memilih, dan
akhirnya
(pemrakarsa) mengambil
keputusan untuk melakukan pembelian. Dengan demikian dalam perbankan perlu adanya rangsangan yang diberikan oleh bank untuk menarik minat menabung masyarakat. Menabung adalah menyimpan uang dalam celengan, pos dan bank (Salim &Salim, 1991). Sedangkan Aromasari (1991) menabung sebagai kegiatan menyimpan uang dalam tabungan di kantor pos atau dibank dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, menabung yang aman dapat dilakukan di bank, baik bank pemerintah maupun bank swasta. Dari sudut pandang Psikologi, tabungan
dapat menjadi bahan pertimbangan sebuah proses pengambilan keputusan dan menabung sebagai kegiatan rutin dapat menjadi sumber untuk tercapainya sebuah tujuan (dana pensiun, membeli sesuatu memberi hadiah) Lewis dkk (1995) dalam Warneryd (1999). Edward W. Reed dan K. Gill (1995) yang mempengaruhi nasabah dalam menabung adalah kemanfaatan, lokasi, pelayanan dan tingkat suku bunga. Lokasi suatu bank akan mempengaruhi kelancaran dari usaha tersebut. Sedangkan Fred Selnes (1993) bahwa pada bisnis-bisnis industry dan jasa, nama (merk) lebih sering dihubungkan dengan reputasi perusahaan dari pada dengan produk atau jasa itu sendiri. Karena itu salah satu pertimbangan nasabah dalam menabung di bank adalah reputasi perusahaan tersebut di mata nasabahnya. Kepercayaan merupakan salah satu faktor utama bagi nasabah untuk mempercayakan uangnya ditabung atau diinvestasikan pada bank tersebut. Dalam Psikologi, beberapa telah memfokuskan perhatian tentang pengaruh sifat kepribadian kemampuan menunda kesenangan, control diri, perasaan tidak suka terhadap resiko (bahaya), locus of control dan kesukaan atas waktu. Dalam sudut pandang ekonomi, tabungan menjadi objek pertimbangan secara teoritik dan empiric
(seperti
teori-teori
Keynes,
Modigliani,
Friedman
and
Duesenberry). Beberapa telah melakukan analisis terhadap dampak variabel sosio-ekonomi (usia, pendidikan dan pendapatan), kebiasaan dan
sikap. Kondisi ini menunjukkan bahwa keputusan untuk menabung meskipun dipengaruhi oleh faktor ekonomi, juga ada proses psikologi dan social psikologi yang kompleks. Warneryd (1995) menyatakan ada 4 motif menabung dan ia menekankan bahwa seseorang dapat menabung untuk satu atau lebih motif pada saat yang sama. Pertama, menabung sebagai kebiasaan yang terus menerus. Kedua, motif tindakah pencegahan yang terkait dengan kondisi ketidakpastian di masa depan. Ketiga, motif mewariskan, artinya tabungan yang digunakan setelah terjadinya kematian dalam keluarga. Keempat adalah motif profit yang berarti keinginan untuk memperoleh tambahan pendapatan dari tabungan yang dimiliki. Selanjutnya Suryapraja (2006) menekankan bahwa tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lain yang dipersamakan dengan itu.. Menabung merupakan suatu keputusan dari nasabah untuk dapat menyimpan sisa dari dari pendapatan seseorang yang tidak habis dikonsumsi.
Pada hakekatnya pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan sistematis terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi
dan mengambil tindakan menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. AF Stoner (Hasan 2002:9), “Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif”. Pengertian ini mengandung tiga pengertian, yaitu (1) Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan. (2) Ada beberapa alternatif yang harus dan dipillih salah satu yang terbaik. (3) Ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu semakin mendekatkan pada tujuan tersebut.
Definisi lain menyebutkan bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problem untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
Sejak restorasi kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002 sampai saat ini hanya terdapat beberapa lembaga perbankan antara lain: Banco Nacional Ultramarino (BNU), Bank Mandri, Banco Nasional de Comerçio de Timor Leste (BNCTL), Australia and New Zealand Banking Group (ANZ) Serta Banco Pagamentu Autoridade (BPA). Sedangkan untuk
Região Autonomia Especial Enclave Oe-Cusse Ambeno sendiri hanya terdapat dua unit bank yakni Banco Nacional Ultramarino (BNU), Banco Nasional de Comerçio de Timor Leste (BNCTL). Sehingga, walaupun Aromasari (1991) menyatakan menabung dibank lebih aman, namun hal itu tidak terjadi pada msyarakat Timor Leste karena, sejak sistem perbankan beroperasi kembali di Timor Leste, hingga sekarang keinginan masyarakat menabung di bank sangat minim sekali. Hal ini sesuai dengan laporan dari World Bank di Timor Leste (2013) bahwa dari jumlah penduduk 1,066,409 jiwa (Sensus 2010) yang ada hanya terdapat 17% yang menabung uang di bank. Sedangkan masyarakat Região Autonomia Especial Enclave Oe-Cusse Ambeno dari penduduk 65,554 jiwa (sensus 2010) jumlah yang menabung di bank hanya terdapat 0,87%, dari jumlah penabung yang ada pun mayoritas adalah pejabat pemerintah maupun swasta serta para pengusaha. Sedangkan menurut laporan dari Sekretaris Negara urusan Industri dan koperasi (2014) terdapat 94 Unit koperasi simpan pinjam yang ada di Timor Leste dengan jumlah Anggota 426,563 atau 40% dari seluruh Masyarakat Timor Leste. Sedangkan Região oecusse sendiri terdapat 17 unit koperasi simpan pinjam dengan jumlah anggota 9,758 orang atau 14,9 % dari seluruh masyarakat distrik OeCusse.
Pada kenyaataannya masyarakat Timor Leste khususya Regiao Autonomia Especial
Enclave Oe-Cusse Ambeno lebih memiliki
alternative lain seperti 1) Membentuk koperasi simpan pinjam 2) Membeli binatang (ayam, kambing, sapi dan kerbau) untuk di pelihara dan akan di jual kembali dengan harga yang lebih tinggi saat membutuhkan uang, 3) Membentuk kegiatan mengumpulkan uang atau barang yg bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi di antara mereka untuk menentukan siapa yg memperolehnya (arisan). Dengan demikian dapat diketahui bahwa masyarakat lebih memilih alternatif lain daripada menabung di bank. Sehingga dengan adanya minimnya minat masyarakat Timor Leste khususnya masyarakat Região Autonomia Especial Enclave Oe-Cusse Ambeno untuk menabung dibank, ini menjadi suatu masalah yang ingin diteliti guna mengetahui faktor-faktor penghambat minat menabung masyarakat menabung dibank. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang ada yang menjadi masalah untuk diteliti adalah; Apa penyebab minimnya minat masyarakat Timor Leste khususnya masyarakat Região Autonomia Especial Enclave Oe-Cusse Ambeno untuk menabung di bank?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengeksplorasi faktor-faktor penghambat minimnya minat masyarakat Região Autonomia Especial Enclave Oe-Cusse Ambeno menabung di bank. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1)
Memberikan informasi mengenai alasan mininmnya minat masyarakat Timor Leste khususnya Região Autonomia Especial Enclave Oe-Cusse Ambeno untuk menabung di bank.
2)
Memberikan informasi kepada masyarakat Região Autonomia Especial Enclave Oe-Cusse Ambeno mengenai pentingnya menabung di bank.
3)
Sebagai bahan tinjauan pustaka guna menjadi referensi bagi penelitian yang akan datang.