BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penggunaan air permukaan dalam hal ini air sungai untuk irigasi merupakan salah satu diantara berbagai alternatif pemanfaatan air. Dengan penggunaan dan kualitas air irigasi yang baik diharapkan terjadi penambahan produksi. Disadari bahwa dengan pertambahan penduduk yang begitu cepat perlu diimbangi dengan pertumbuhan produksi pangan yang cepat pula. Padi merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang tergenang karena kemampuannya untuk mengoksidasi daerah perakarannya. Penggenangan menyebabkan serangkaian perubahan sifat kimia, fisika dan biologi yang menghasilkan suatu tata hubungan tanah dan tanaman padi. Kebutuhan air sungai untuk irigasi tidak hanya menyangkut dari segi kuantitas saja, tetapi juga dari segi kualitas air. Kuantitas air berhubungan dengan kebutuhan dan ketersediaan jumlah air yang ada, sedangkan kualitas air lebih berkaitan dengan banyak sedikitnya unsur-unsur kimia atau non kimia yang terkandung didalamnya. Selama ini air sungai Way Sekampung salah satunya digunakan untuk mengairi D.I Sekampung Batanghari khususnya pada Blok Tersier KBH.1 Ki di Desa Adipuro Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Kualitas air sungai yang masuk ke dalam petak tersier (sawah) melalui saluran irigasi tersebut harus memenuhi standar baku mutu air dan peruntukkan yang berpedoman dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
1
2
Pengendalian Pencemaran Air. Disadari hal tersebut secara langsung merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam proses kegiatan pertanian bagi petani sehingga berdampak langsung terhadap pertumbuhan dan hasil produksi tanaman padi. Air diberikan saat dan selama proses pertumbuhan padi sehingga sawah mengalami penggenangan dengan mencapai ketinggian tertentu. Selain itu pemberian pupuk sangat penting untuk menjaga keseimbangan hara di lahan pertanian. Air irigasi yang telah digunakan/yang berlebih selanjutnya dibuang melalui saluran pembuang (drainasi) menuju ke badan air. Hasil buangan air irigasi mengandung parameter dan bahan pencemaran kimia yang diakibatkan pemakaian pupuk. Kualitas buangan air irigasi tersebut diharapkan memenuhi standar baku mutu air sehingga mengurangi beban pencemaran air di badan air.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan hasil penelitian kualitas air
yang telah dilakukan UPTD
BPLHD Propinsi Lampung pada tanggal 9 Mei 2012 di Stasiun AWLR (AG-01) Intake Bendung Argoguruh menunjukkan sumber air sungai Way Sekampung yang digunakan untuk kebutuhan D.I Sekampung Batanghari menunjukkan kandungan DHL sebesar 76,3 μs/cm, Kekeruhan sebesar 9,10 NTU, TDS sebesar 36 mg/l, BOD sebesar 1,65 mg/l, COD 15,211 mg/l, DO sebesar 4,39 mg/l dan pH sebesar 6,69. Mengacu dalam PP No.82 Tahun 2001 nilai kualitas air tersebut masuk dalam Baku Mutu Air Kelas II. Air sungai yang melalui saluran irigasi juga digunakan oleh masyarakat untuk keperluan mencuci. Akibatnya air sungai yang masuk ke Blok KBH.1 Ki mengalami pencemaran air diakibatkan
3
kandungan kimia deterjen atau sabun yang larut melalui saluran irigasi. Petani yang berada di desa Adipuro Kec.Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah memanfaatkan air tersebut untuk menanam padi Ciherang dengan memberikan pupuk urea, TSP dan SP36 serta pestisida. Pupuk kimia yang disebar akan masuk dan terdegradasi melalui air dan tanah untuk pertumbuhan padi namun disisi lain terdapat sisa pupuk yang tidak terpakai. Apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi atau mencapai ketinggian genangan tertentu akan melimpas dan terbuang. Akibatnya berdampak terhadap kualitas air buangan yang masuk ke saluran drainasi. Berdasarkan kondisi tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut ini. a. Apakah kualitas air sungai khususnya parameter amonia, nitrit, nitrat, fosfat, kalium dan pH memenuhi standar baku mutu air kelas satu ? b. Bagaimana pengaruh kondisi genangan sawah dan curah hujan yang terjadi setelah pemakaian pupuk anorganik/kimia ?.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. menganalisis kandungan amonia, nitrit, nitrat, fosfat, kalium dan pH yang terdapat dalam air irigasi dan air buangan irigasi, 2. menentukan kualitas air yang keluar dari petak sawah didasarkan baku mutu air kelas satu menggunakan metode indeks pencemaran, 3. mengkaji keseimbangan air (water balance) di lahan irigasi dan hubungan limpasan permukaan terhadap pencemaran.
4
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yakni: 1. untuk kepentingan masyarakat umum diharapkan mencari solusi yang baik untuk mengurangi pencemaran air di saluran pembuang akibat aktifitas pertanian, 2. sebagai bahan masukan serta pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah mengenai kebijakan pengelolaan sumberdaya air di sepanjang Daerah Irigasi dalam kaitannya dengan pengurangan dampak pencemaran akibat limbah pertanian.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Cakupan penelitian ini meliputi: 1. lokasi penelitian dilakukan di D.I Sekampung Batanghari pada Blok Tersier KBH1.Ki seluas 13 Ha, 2. sampel air dari air yang masuk ke petak sawah melalui saluran irigasi dan yang keluar melalui saluran pembuang sebelum dan sesudah hujan, 3. pengambilan sampel dilakukan saat tanaman padi Ciherang berumur 10 HST, 25 HST dan 40 HST. 4. parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah amonia, nitrit, nitrat, fosfat, kalium dan pH. 5. analisis data yang dilakukan berdasarkan data debit air dan konsentrasi pencemaran dari pengambilan sampel air hingga 2 jam (120 menit) sesuai interval waktu 10, 20, 30, 60 dan 120 menit setelah hujan pada saluran pembuang.
5
Lokasi Petak KBH1.Ki
Gambar 1. 1 Peta Daerah Penelitian 1.6 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai Kualitas Air D.I dilakukan dengan metode survei lapangan, pengukuran debit air, pengambilan sampel air, analisis indeks pencemaran, analisis neraca air dan beban pencemaran pertanian. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pencemaran air pada saluran pembuang yang berasal dari petak sawah KBH1. Ki dengan adanya penggunaan pupuk kimia yang dipakai petani selama musim tanam I di D.I Sekampung Batanghari dengan mengacu pada periode 10 HST, 25 HST dan 40 HST.