BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif, rumah sakit juga merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial (menurut WHO dalam Budi, 2011). Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, salah satu fungsi rumah sakit adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya meningkatkan produktivitas kerja tenaga kesehatannya. Selain itu, rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, tidak hanya menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tetapi juga harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kesehatannya. Petugas rekam medis merupakan salah satu tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 377 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, perekam medis dan informasi kesehatan adalah seseorang yang telah menyelesaikan
1
pendidikan formal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan sehingga memiliki kompetensi yang diakui oleh pemerintah dan profesi serta mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan pada unit pelayanan kesehatan. Petugas rekam medis berupaya menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Untuk menunjang produktivitas kerja petugas rekam medis, perlu adanya sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja berhubungan erat dengan sistem ketenagakerjaan atau sumber daya manusia. Kesehatan dan keselamatan kerja tidak hanya penting bagi petugas rekam medis tetapi juga dapat menunjang produktivitas kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja petugas rekam medis yang baik akan berdampak positif terhadap produktivitas kerja petugas rekam medis sehingga akan meningkatkan pelayanan kesehatan dan menguntungkan bagi rumah sakit. Oleh karena itu, kesehatan dan keselamatan kerja petugas rekam medis harus dipenuhi oleh manajemen rumah sakit bukan semata karena kewajiban tetapi sebagai suatu kebutuhan setiap tenaga kesehatan. Ada beberapa dasar hukum kesehatan dan keselamatan kerja dalam peraturan perundang-undangan, antara lain Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Undang-Undang
2
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Kesehatan. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86 ayat 2, untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Kesehatan pasal 23, kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja, serta setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja. Jika memperhatikan isi pasal di atas, jelaslah bahwa kesehatan dan keselamatan kerja petugas rekam medis berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Penyelenggaraan kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 432 Tahun 2007 tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit. Menurut keputusan tersebut, potensi bahaya di RS, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di RS, yaitu kecelakaan (peledakan,
kebakaran,
kecelakaan
yang
berhubungan
dengan
instalasi listrik, sumber-sumber cidera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi, gangguan psikososial dan ergonomi. Semua potensi bahaya tersebut di atas, jelas mengancam
3
jiwa dan kehidupan bagi para karyawan di RS, para pasien, maupun para pengunjung yang ada di lingkungan RS. Undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku tidak secara otomatis dapat meningkatkan kondisi di lingkungan kerja dan menurunkan risiko kecelakaan kerja. Risiko kecelakaan kerja dapat menimbulkan turunnya produktivitas kerja, sehingga perlu dilakukan usaha untuk meminimalisasi terjadinya dampak risiko kecelakaan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja dimaksudkan untuk mencegah, mengurangi, melindungi bahkan menghilangkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Perilaku petugas rekam medis bagian filing dalam bekerja merupakan salah satu penyebab risiko terjadinya kecelakaan kerja, yaitu unsafe action dan unsafe condition. Unsafe action biasanya terjadi karena tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan dan standar sedangkan
unsafe
condition
biasanya
dipengaruhi
penggunaan
peralatan kerja yang tidak layak atau tidak memenuhi standar. Selain itu, lingkungan kerja yang buruk dapat menurunkan derajat kesehatan dan juga produktivitas kerja petugas rekam medis. Suhu ruang kerja, tingkat
kelembapan
udara,
pertukaran
udara
(ventilasi),
dan
pencahayaan merupakan hal penting dalam bekerja tetapi sering diabaikan. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) 1974-1976 melaporkan bahwa hasil survey nasional di 2.600 rumah
4
sakit di USA rata-rata 68 tenaga kerja mengalami cedera disebabkan kecelakaan akibat kerja (KAK) dan 6 orang menderita sakit pada tiap rumah sakit. Hasil survei tersebut juga menemukan cedera tersering diderita oleh tenaga kerja rumah sakit adalah strain dan sprain, luka tusuk, abrasi, contusio, lacerasi, cedera punggung, luka bakar dan fraktur. Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 1988 menunjukkan bahwa terjadinya kecelakaan di RS 41% lebih besar dari pekerja di industri lain. Kasus yang sering terjadi adalah terkilir, sakit pinggang, tergores/terpotong, luka bakar, penyakit infeksi dan lain-lain. Contoh kecelakaan kerja dan potensi bahaya yang ada di bagian filing instalasi rekam medis antara lain kebakaran, kecelakaan instalasi listrik, terjepit lift
berkas rekam medis, kurangnya pencahayaan dan
kelembapan di ruang filing yang berdebu, dan lain sebagainya. Berdasarkan studi pendahuluan di RSU PKU Muhammadiyah Bantul,
peneliti
memperoleh
informasi
bahwa
kesehatan
dan
keselamatan kerja petugas rekam medis bagian filing belum mendapat perhatian yang serius sehingga dapat terjadi kecelakaan kerja. Selain itu, berdasarkan wawancara dengan beberapa petugas rekam medis diketahui bahwa petugas filing pernah beberapa kali mengalami kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang dimaksud adalah terjatuh saat memanjat rak untuk mengambil berkas rekam medis. Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin melaksanakan penelitian mengenai “Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Rekam Medis Bagian Filing di RSU
5
PKU Muhammadiyah Bantul”. Penelitian ini akan dititikberatkan pada faktor manusia, faktor peralatan kerja, dan faktor lingkungan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana kesehatan dan keselamatan kerja petugas rekam medis bagian filing di RSU PKU Muhammadiyah Bantul?”
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui kesehatan dan keselamatan kerja petugas rekam medis bagian filing di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui faktor manusia (petugas rekam medis) di ruang filing di RSU PKU Muhammadiyah Bantul; b. Mengetahui faktor peralatan kerja di ruang filing instalasi rekam medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul; c. Mengetahui faktor lingkungan kerja di ruang filing instalasi rekam medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul.
6
D. Manfaat 1. Manfaat Praktis a. Bagi rumah sakit Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam menyusun kebijakan terkait kesehatan dan keselamatan kerja dalam upaya peningkatan mutu RSU PKU Muhammadiyah Bantul. b. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman tentang kesehatan dan keselamatan kerja petugas rekam medis. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi institusi pendidikan Sebagai bahan referensi ilmu pembelajaran dan masukan dalam perkuliahan rekam medis. b. Bagi peneliti lain Sebagai
referensi/acuan
dan
pendalaman
materi
yang
bersangkutan untuk kelanjutan penelitian yang relevan.
E. Keaslian Penelitian tentang “Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Rekam Medis di RSU PKU Muhammadiyah Bantul” belum pernah dilakukan oleh orang lain. Namun penelitian yang relevan pernah dilakukan, antara lain:
7
1. Penelitian
Rahayuningsih
(2011)
yang
berjudul
“Penerapan
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Instalasi Gawat Darurat RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Instalasi Gawat Darurat RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemeliharaan kesehatan petugas, pemakaian alat pelindung diri, pencegahan bahaya dan kecelakaan kerja, pemeriksaan kesehatan berkala, dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja di
instalasi
gawat
darurat
sesuai
dengan
buku
pedoman
penyelenggaraan keselamatan kerja, kebakaran, dan kewaspadaan bencana RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2005. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rahayuningsih (2011)
adalah
sama-sama
meneliti
tentang
kesehatan
dan
keselamatan kerja. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rahayuningsih
(2011)
terletak
pada
topik
penelitian,
subjek
penelitian, dan lokasi penelitian. Topik Rahayuningsih (2011) adalah penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sedangkan topik penelitian ini adalah kesehatan dan keselamatan kerja yang dititikberatkan pada faktor manusia, peralatan kerja, dan lingkungan kerja. Subjek penelitian Rahayuningsih (2011) adalah 5 orang petugas rekam medis sedangkan subjek peneliian ini adalah petugas rekam medis bagian filing. Lokasi penelitian Rahayuningsih (2011) di
8
instalasi gawat darurat RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sedangkan lokasi penelitian ini di bagian filing instalasi rekam medis Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. 2. Penelitian Suardi (2013) yang berjudul “Perancangan Ulang Ruang Filing Berdasarkan Ilmu Ergonomi di Rumah Sakit Panti Rini Kalasan”. Perancangan ini bertujuan agar agar terwujudnya ruang filing yang berkaitan dengan ilmu ergonomi yang baik dan benar. Persamaan penelitian ini dengan perancangan Suardi (2013) adalah objek penelitiannya yaitu ruang filing dan terkait kesehatan dan
keselamatan
kerja.
Perbedaan
penelitian
ini
dengan
perancangan Suardi (2013) adalah pada temanya. Penelitian ini bertema kesehatan dan keselamatan kerja sedangkan perancangan Suardi (2013) bertema perancangan ulang ruang
filing yang
berkaitan dengan ilmu ergonomi yang baik dan benar. 3. Perancangan Pratama (2011) yang berjudul “Desain Interior Ruang Kerja Unit Rekam Medis RS Panti Waluyo Surakarta”. Perancangan ini bertujuan untuk memberikan ruang rekam medis yang nyaman untuk digunakan, memberikan alur kerja yang baik dan berkelanjutan serta nyaman untuk menyimpan berkas rekam medis. Sedangkan hasil perancangan ini adalah ruang susunan tata letak dan elemenelemen pendukung seperti warna dan pencahayaan ruang rekam medis yang baru di RS Panti Waluyo Surakarta.
9
Persamaan penelitian ini dengan perancangan Pratama (2011) adalah objek penelitian yaitu ruang kerja unit rekam medis di dalamnya
termasuk ruang
filing dan terkait
kesehatan dan
keselamatan kerja. Perbedaan penelitian ini dengan perancangan Pratama (2011) adalah tema penelitian. Penelitian ini bertema kesehatan dan keselamatan kerja sedangkan perancangan Pratama (2011) bertema rancangan interior ruang kerja unit rekam medis yang aman, nyaman, dan ergonomis, sehingga kinerja karyawan unit rekam medis dapat maksimal.
F. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah RSU PKU Muhammadiyah Bantul Pada awal tahun 1966, tepatnya tangal 09 Dzulqo'dah atau bertepatan dengan tanggl 01 Maret 1966 berdirilah sebuah Klinik dan Rumah Bersalin di kota Bantul yang diberi nama Klinik dan Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Bantul. Sebagai sebuah karya tokoh-tokoh Muhammadiyah dan 'Aisyiyah pada waktu itu. Seiring perjalanan waktu perkembangan klinik dan RB PKU Muhammadiyah Bantul semakin pesat ditandai adanya pengembangan pelayanan di bidang kesehatan anak baik sebagai upaya penyembuhan maupun pelayanan di bidang pertumbuhan dan perkembangan anak pada tahun 1984. Dan hal inilah yang menjadi dasar perubahan Rumah Bersalin menjadi Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak dengan Surat
10
Keputusan Ijin Kanwil Depkes Propinsi DIY No. 503/1009/PK/IV/1995 yang selanjutnya pada tahun 2001 berkembang menjadi RUMAH SAKIT
UMUM
diterbitkannya
PKU ijin
MUHAMMADIYAH
operasional
dari
BANTUL
Dinas
dengan
Kesehatan
No.
445/4318/2001. Saat ini RSU PKU Muhammadiyah Bantul telah mendapatkan sertifikat ISO 9001–2008 untuk Pelayanan Kesehatan Standar Mutu Internasional. 2. Profil RSU PKU Muhammadiyah Bantul RSU PKU Muhammadiyah Bantul adalah rumah sakit swasta tipe C dan jenisnya merupakan rumah sakit umum. RSU PKU Muhammadiyah
Bantul
dimiliki
oleh
Pipmpinan
Daerah
Muhammadiyah dengan alamat Jalan Basuki Rahmat 6 Bantul Yogyakarta,
telp/fax
(0274)
36377.
Keberadaan
RSU
PKU
Muhammadiyah Bantul tepatnya di Jalan Jendral Sudirman 124 Bantul Yogyakarta, telp/fax (0274) 268238, 367437 dengan luas tanah 5.700 m2. 3. Falsafah, Visi-Misi, dan Motto a. Falsafah RSU PKU Muhammadiyah Bantul merupakan perwujudan dari ilmu, iman, dan amal sholeh. b. Visi Terwujudnya rumah sakit islami yang mempunyai keunggulan kompetitif, global, dan menjadi kebanggaan umat.
11
c. Misi Berdakwah
melalui
pelayanan
yang
berkualitas
,
dengan
mengutamakan peningkatan kepuasaan pelanggan serta peduli pada kaum dhu’afa. d. Motto Layananku Ibadahku. 4. Tujuan a. Menjadi media dakwah Islam melalui pelayanan kesehatan untuk mencapai ridho Allah SWT; b. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat terutama kaum dhu’afa melalui pelayanan kesehatan yang dialami dan berstandar mutu internasional; c. Terwujudnya pelayanan prima yang holistik, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan; d. Terwujudnya profesionalisme dan komitmen karyawan melalui pemberdayaan yang berkesinambungan; e. Meningkatkan produktivitas kerja melalui manajemenyang efektif dan efisien sehingga terwujud kesejahteraan bersama; f. Menjadikan rumah sakit sebagai wahana pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu penelitian. 5. Fasilitas Pelayanan a. Pelayanan 24 Jam 1) Instalasi Gawat Darurat
12
2) Rawat Inap 3) ICU 4) Pelayanan Operasi 5) Pelayanan Rukti Jenazah 6) Ambulance b. Pelayanan Rawat Jalan 1) Poliklinik Bedah a) Bedah Umum b) Bedah Orthopedi c) Bedah Anak d) Bedah Mulut e) Bedah Thorax dan Vasculer f) Bedah Urologi g) Bedah Saraf 2) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan 3) Poliklinik Tumbuh Kembang Anak 4) Poliklinik Penyakit Dalam 5) Poliklinik Kulit dan Kelamin 6) Poliklinik Saraf 7) Poliklinik Jiwa 8) Poliklinik Anak 9) Poliklinik THT 10) Poliklinik Gigi
13
11) Poliklinik Umum 12) Poliklinik Fisioterapi 13) Poliklinik Kosmetik Medik c. Pelayanan Rawat Inap 1) Bangsal VIP, Bangsal Kelas I, Bangsal Kelas II, Bangsal Kelas III, Bangsal Anak, Bangsal Perinatal Resiko Tinggi (Peristi), Kamar Bersalin, dan Bangsal Nifas. 2) ICU 3) PICU 4) HDNC d. Pelayanan Masyarakat 1) Home Care 2) Kegiatan Sosial 3) Khitan Gratis 4) Club Lansia 5) Club Diabetes 6) Club Ibu Hamil e. Pelayanan Penunjang 1) Labolatorium Klinik 2) Pemeriksaan Endoscopy 3) Radiologi: CT Scan Multiple, Rongen, dan USG 3D 4) Ambulance 118, PKU DMC, dan Trauma Center
14
f. Pelayanan Unggulan 1) Kamar Operasi 2) PICU 3) Pelayanan IGD g. Pelayanan Lain 1) Tes Bebas Napza 2) Senam Hamil 3) Pelayanan Informasi Obat 4) Pelayanan Akte Kelahiran 5) Pelayanan Home Care 6) General Medical Check Up (GMC) 7) Club Lansia Dan Club Diabetes 8) Pelayanan Bimbingan Rohani Islam 9) Konsultasi Gizi 6. Performance Rumah Sakit Tabel 1. Performance RSU PKU Muhammadiyah Bantul No.
Indikator Pelayanan
2010
2011
2012
BOR (Bed Occupancy Rate) (%) 66,44 64,58 68,47 AvLOS (Average Length of Stay) 2,94 2,92 3,03 (hari) TOI (Turn Over Interval) (hari) 3 1,47 1,70 1,55 BTO (Bed Turn Over) (kali) 4 68,11 78,81 49,70 NDR (Net Death Rate) (‰) 5 9,129 10,879 6,920 GDR (Gross Death Rate) (‰) 6 9,406 11,104 7,395 7 Jumlah Tempat Tidur 115 127 129 Sumber: Instalasi Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul 1 2
15