BAB I PENDAHULUAN
1.
1.1. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2006 kekurangan gizi masih menjadi masalah yang cukup besar dan dapat menjadi penyebab kematian terutama pada kelompok berisiko tinggi yaitu bayi dan balita (Health, 2012). Selain itu menurut Badan Pusat Statistik dari tahun 1998-2005 angka gizi buruk dan gizi kurang sekitar 8.18% dan 18.77% (BPS, 2006). Selain itu hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2013 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan secara Nasional diperkirakan prevalensi gizi buruk dan kurang sebesar 5.7% dan 13,9% (BPPK, 2013). Kekurangan gizi pada balita tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali dengan keterbatasan kenaikan berat badan yang tidak cukup atau dibawah standar. Perubahan berat badan balita dari waktu ke waktu merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan, bayi yang berat badannnya tidak naik dua kali berisiko mengalami kekurangan gizi 12.6 kali dibandingkan pada balita yang berat badannya naik terus. Gizi merupakan salah satu faktor penting dalam proses pertumbuhan. Dalam tubuh manusia gizi mempunyai elemen yang sangat penting untuk dimanfaatkan langsung, karena di dalamnya terdapat kandungan seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Apabila kekurangan gizi tidak dapat teratasi maka dampak 1
2
masalah yang terjadi yaitu penyakit seperti: marasmus, kwashiorkor, beri-beri. Selain itu dampak yang signifikan yaitu mengganggu proses pertumbuhan dan kesehatan. Pertumbuhan sendiri merupakan salah satu faktor yang cukup signifikan untuk kelangsungan kehidupan balita. Pertumbuhan balita yang normal dapat dilihat dari pengukuran fisik secara langsung atau secara antropometri. Pengukuran fisik secara langsung terdapat 3 faktor utama yaitu (Angin, 2014): 1. Pengukuran Berat Badan Sesuai Umur (BB/U). 2. Pengukuran Tinggi Badan Sesuai Umur (TB/U). 3. Pengukuran Berat Badan Sesuai Tinggi Badan (BB/TB). Dari ketiga faktor tersebut harus dicocokan dengan menggunakan tabel pertumbuhan yang berlaku untuk suatu masyarakat, sehingga dapat mengevaluasi dan melihat perkembangan fisik bayi dan balita. Masyarakat khususnya Ibu sebagai orang tua bisa mengetahui status gizi pada balita dengan menggunakan salah satu metode yaitu metode z-scores. Z-scores merupakan nilai ambang batas yang dikeluarkan oleh WHO tahun 2006 (WHO, 2006) untuk mengetahui standar pertumbuhan pada balita melalui pengukuran secara antropometri berdasarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB. Status gizi buruk, kurang atau lebih bisa berdampak berbahaya bagi balita, untuk menangani masalah tersebut dilakukan satu pendekatan yaitu pemberian makan secara benar dan teratur. Makanan untuk proses pertumbuhan balita harus sesuai dengan standar AKG (Angka Kecukupan Gizi). Dalam AKG terdapat standar dalam pemberian makanan untuk menghindari gizi balita yang bisa berdampak buruk maupun kematian.
3
Pemberian kalori dan protein yang cukup pada makanan bisa menangani masalah gizi pada balita. Penilaian status gizi dan pemberian makanan masih terkendala dengan informasi yang kurang jelas serta kurangnya perhatian pemerintah. Informasi tentang pertumbuhan dan makanan pada balita sudah banyak beredar di internet maupun buku-buku pedoman, tetapi dengan gaya dan petunjuk yang berbeda-beda, sehingga para masyarakat bingung untuk menggunakannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu pengetahuan khusus dalam merancang suatu knowledge Management. Knowledge Management merupakan suatu rangkaian kegiatan yang digunakan mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi (Zilli, Damiani, Ceravolo, Corallo, & Elia, 2009). Dengan kata lain Knowledge Management merupakan kerangka pikir yang memiliki proses serta informasi yang dapat dikembangkan dan ditransfer. Knowledge Management tentang diagnosis status gizi balita beserta menu makanan akan membantu untuk memberikan informasi serta pengetahuan yang jelas. Ontologi dipilih karena mampu merepresentasikan informasi pengetahuan berdasarkan konsep semantik dari makna objek-objek, properti dari setiap objek, serta relasi antar objek yang mungkin terjadi pada domain pengetahuan tertentu (Sri, Azhari, Subanar, & Retanto, 2008). Selain itu, ontologi telah terbukti sangat berguna dalam berbagai konsep di aplikasi dengan cara yang jelas dan juga dipahami sebagai mekanisme yang baik untuk menggambarkan pemahaman yang dapat dibagikan secara umum pada konsep domain, dalam hal ini diagnosis status gizi balita berserta menu makanan. Dengan demikian pengguna baik Ibu maupun
4
masyarakat bisa memanfaatkan model ontologi ini untuk diagnosis status gizi pada balita beserta rekomendasi menu makanan dan diharapkan mampu menggantikan peran dokter atau bidang medis lainnya.
1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang dihadapi didapatkan beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai berikut. 1. Banyaknya informasi yang berbeda-beda mengenai penentuan status gizi dan pemberian menu makanan. 2. Diperlukan suatu sistem untuk mengakomodasi pengetahuan secara terstruktur pada penentuan status gizi balita beserta pemberian menu makanan.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Mengidentifikasi serta menyatukan persepsi pengetahuan tentang status gizi dan pemberian menu makanan. 2. Merancang suatu knowledge management berbasis ontologi sebagai solusi teknologi untuk menghadapi permasalahan diagnosis status gizi pada balita beserta pemberian rekomendasi menu makanan. 3. Menguji knowledge management berbasis ontologi sebagai keluaran hasil penelitian untuk menghadapi permasalahan diagnosis status gizi pada balita beserta rekomendasi menu makanan.
5
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Hasil penelitian berupa knowledge management dengan model ontologi untuk diagonosis status gizi balita beserta rekomendasi makanan. 2. Hasil penelitian berupa knowledge management dengan model ontologi ini dapat dimplementasikan pada sistem. 3. Memfasilitasi tahap awal kepada pengembang teknologi lain untuk merancang aplikasi dengan model ontologi ini.
1.5. Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan memiliki batasan dalam beberapa aspek. Batasan Masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Membangun sistem knowledge management berbasis ontologi untuk diagnosis status gizi pada balita belum sampai pada penelitian tentang integrasi data sharing dalam web semantic. 2. Proses pengembangan dalam penelitian knowledge management untuk diagnosis status gizi pada balita beserta rekomendasi menu makanan dengan model ontologi menggunakan perangkat lunak Protégé 4.3. 3. Pertumbuhan balita mengacu pada standar antropometri yaitu: berat badan sesuai umur BB/U, tinggi badan sesuai umur TB/U dan berat badan sesuai tinggi badan BB/TB kemudian menghasilkan status gizi yang diambil dari pengukuran antropometri BB/U.
6
4. Pemberian menu makanan hanya pada balita berdasarkan indeks BB/U yang mempunyai status gizi buruk, kurang dan lebih sesuai dengan kebutuhan kalori dan protein yang sudah ditetapkan berdasarkan umur atau usia.
1.6. Sistematika Penulisan Sistematika dalam penulisan penelitian ini yaitu: Bab I: Pendahuluan Bab pertama berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan. Bab II: Tinjauan Pusataka dan Teori Bab kedua ini berisi penjelasan tentang tinjauan pustaka terhadap penelitian yang sejenis, kemudian dasar teori yang mendukung penelitian ini yaitu tentang status gizi balita dan makanan balita sehat, knowledge management dengan model ontologi serta tools Protégé. Bab III: Metode Penelitian Bab ketiga ini berisi penjelasan tentang alat dan bahan yang akan digunakan, serta proses dan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian knowledge management status gizi balita beserta menu makanan dengan model ontologi menggunakan tools Protégé.
7
Bab IV: Hasil dan Pembahasan Bab keempat ini berisi penjelasan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan berupa implementasi rancangan ontologi dan rule pada Protégé 4.3. Selain itu berupa pengujian skenario dengan menggunakan rancangan query SPARQL.
Bab V: Kesimpulan dan Saran Bab kelima ini berisi penjelasan tentang kesimpulan dari hasil yang telah didapat dari tujuan penelitian. Selain itu berisi saran untuk pengembangan dan implementasi pada peneliti selanjutnya.