BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Kebutuhan
perusahaan
akan
pengauditan
kegiatan
perusahaannya
menunjukkan pentingnya peran auditor dalam dunia perekonomian (Sitio dan Anisykurlillah, 2014). Peranan kinerja auditor merupakan fenomena yang menarik ditengah perbincangan mengenai sejauh mana auditor internal berpengaruh untuk memberikan konsultasi dan mengevaluasi untuk meningkatkan ke efektifan organisasi yang baik pada perusahaan. Timbul dan berkembangnya profesi auditor sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan. Perkembangan perusahaan yang sangat pesat pertumbuhannya seperti perusahaan asuransi yang memerlukan modal tidak hanya dari pemiliknya namun juga memerlukan modal yang berasal dari kreditur, sangat memerlukan jasa audit. Profesi auditor memegang peranan penting dalam perkembangan bisnis asuransi saat ini (Andi et al., 2013). Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantisipasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap
perubahan
dalam
struktur
organisasi,
proses,
dan
teknologi
(Trisnaningsih, 2007). Tugas Auditor internalor mengacu pada serangkaian tugas pengecekan internal untuk memastikan ketaatan terhadap berbagai prosedur dan peraturan yang berlaku. Tugas auditor internal pada saat yang lalu sama dengan “polisi perusahaan” yang sarannya memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Noor dan Priyanto (2012) menyatakan perkembangan profesi auditor internal
1
sangat pesat, hal ini ditandai adanya peran Auditor internalor dalam memberikan jasa penilaian (assurance) dan aktivitas konsultasi (consulting activty), ada pula peran lain yang dianggap penting yaitu melakukan control self assesment (CSA). Saidu and Zabedah (2013) menyatakan eksistensi Auditor internalor sebagai konsultan merupakan suatu perubahan besar yang diharapkan oleh The Institute of Auditor internaling Standard (IIAS) agar menjadi Auditor internalor yang berkualitas (Qualitiy Auditor internalor), sehingga dapat memberikan jasa konsultasi dalam proses bisnis manajemen oprasional. Kegiatan auditor internal menguji dan menilai efektifitas dan kecukupan sistem pengendalian intern yang ada dalam perusahaan (Trisnaningsih, 2007). Auditor internal harus memastikan sampai sejauh mana sasaran dan tujuan program serta kegiatan operasi tujuan perusahaan. Untuk melaksanakan audit diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah kriteria yang dapat digunakan
sebagai
pedoman
dalam
pengevaluasian
informasi
tersebut
(Rahmatika, 2014). Informasi memiliki berbagai bentuk, sedangkan kriteria untuk mengevaluasi informasi cukup beragam dan audit dilakukan oleh yang berkompeten (Lawalata et al, 2008). Nilai kemanfaatan dari informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan bernilai, jika disajikan secara akurat dan tepat waktu, yakni tersedia pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan keuangan (Ifa dan Mochammad, 2012). Istilah kinerja digunakan untuk menyebutkan prestasi atau tingkat keberhasilan individu atau kelompok individu (Lismawati dan Aprilla, 2010). Kinerja yang baik tentunya tidak terbentuk begitu saja, namun ditentukan oleh
2
banyak faktor. Gabrini (2013) mengemukakan kinerja Auditor internalor merupakan aktivitas penilaian independent yang dibentuk dalam rangka menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan perusahaan yang bertujuan membantu anggota perusahaan agar dapat menyelesaikan tanggungjawabnya secara efektif dan karena tujuan tersebut auditor internal memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa manajemen menjalankan operasional perusahan dengan baik dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan mendeteksi penipuan atau kecurangan dan memelihara pengendalian intern. Jones and Graham (2013) menemukan bahwa kepemimpinan, pemahaman good governance, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Kinerja auditor dapat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan (leadership style). Gaya kepemimpinan merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Menurut Adeyemi and Fagbemi (2010) kepemimpinan berdampak positif terhadap kinerja auditor. Temuan ini memberi gambaran bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya. Di samping itu, untuk mendapatkan kinerja yang baik diperlukan juga adanya pemberian pembelajaran terhadap bawahannya. Demikian pula gaya kepemimpinan sangat diperlukan karena dapat memberikan nuansa pada kinerja auditor (Lawalata et al, 2008).
3
Kinerja auditor dapat ditingkatkan dengan pemahaman good governance. Good governance adalah tata kelola yang baik pada suatu usaha yang dilandasi oleh etika profesional dalam berkarya. Good Governance juga dimaksudkan sebagai kemampuan manajerial untuk mengelola sumber daya dengan cara-cara terbuka, transparan, akuntabel, equitable, dan responsif terhadap kebutuhan perusahaan (Aggarwal, 2013). Sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan good governance diperlukan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi jabatan dan penyelenggaraan perusahaan. Untuk menciptakan sumber daya manusia aparatur yang memiliki kompetensi diperlukan audit Internal yang independen dapat berfungsi untuk mengawasi jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik-praktik dalam penerapan prinsip-prinsip good governance di dalam perusahaan yang meliputi: akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), keterbukaan (transparency), kewajaran (fairness) serta kemandirian (independency) (Sitio dan Anisykurlillah (2014). Upaya mewujudkan good governance merupakan hal yang tidak mudah dilaksanakan, terdapat beberapa kendala dalam hal ini terutama dalam hal transparansi dan akuntabilitas yang belum sepenuhnya dipenuhi oleh beberapa perusahaan-perusahaan di Indonesia. Untuk dapat mewujudkan hal ini maka perlu ada pembenahan dalam perusahaan tersebut, yaitu dengan menguatkan kontrol dalam perusahaan tersebut dengan cara menegakan sistem pengendalian dan pemahaman good governance dalam perusahaan, sehingga penyimpanganpenyimpangan dapat diminimumkan, hal ini merupakan tugas dari profesi Auditor
4
internalor. Trisnaningsih (2007) menyatakan good governance digunakan untuk mendorong kinerja perusahaan serta memberikan kepercayaan bagi pemengang saham dan masyarakat. Salah satu manfaat yang bisa diterima dengan pelaksanakan good governance adalah meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder (Sitio dan Anisykurlillah, 2014). Auditor memiliki pemahaman good governance akan melaksanakan pekerjaannya sesuai etika profesinya dan memberikan
arahan
jelas
akan
perilakunya.
Pengimplementasian
good
governance akan mengarahkan auditor melaksanakan pengauditan dengan baik sehingga tercapai pula kinerja yang cemerlang (Abdussalam, 2006). Julianingtyas (2012) menyatakan locus of control (LOC) adalah derajat sejauh mana seseorang meyakini bahwa mereka dapat menguasai nasib mereka sendiri. Menurut Rotter (1996) dalam Patten (2005) Locus of Control (LOC) adalah cara pandang seseorang terhadap suatu peristiwa apakah seseorang dapat atau tidak mengendalikan peristiwa yang terjadi kepadanya. Auditor sebagai individu yang mempunyai faktor bawaan juga diperkirakan mempengaruhi kinerja auditor. Faktor yang merupakan locus of control antara lain pengalaman, dan kemampuan yang dirasakan. Auditor internalor yang mempunyai locus of control internal lebih mempunyai kontribusi positif pada kinerja melaksanakan tugas audit. Hal ini dikarenakan mereka memandang locus of control internal sebagai usaha yang harus dilakukan jika ingin berhasil. Auditor yang mampu mengontrol
5
aktivitas dan perilakunya untuk penugasan audit akan berpengaruh pada kinerjanya. Sitio dan Anisykurlillah (2014) menyatakan bahwa auditor internal yang menggunakan struktur audit akan meningkatkan kinerja auditor. Lismawati dan Aprilla (2010) menyatakan struktur audit sebagai pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikkan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan terintegrasi untuk membantu auditor melakukan audit. Struktur audit membantu auditor internal dalam menyajikan perintah kepada staf auditnya mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pelaksaan audit akan semakin mudah sehingga kinerja auditor tersebut meningkat. Struktur audit merupakan faktor eksternal dari diri auditor, penggunaan struktur audit oleh auditor mempengaruhi sikap dan pengambilan keputusan dalam melaksanakan tugas dan juga membantu auditor dalam bekerja (Lismawati dan Aprilla, 2014). Lismawati dan Aprilla (2010) menemukan, kinerja auditor seringkali terganggu karena tingkat perpindahan (turnover) karyawan yang tinggi sehingga menyebabkan ketidakstabilan dalam tubuh organisasi karena personel atau karyawan baru yang membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan mencapai kinerja terbaiknya. Salah satu penyebab yang dianggap dominan terjadinya perpindahan karyawan adalah tingkat kinerja auditor, dalam hal ini komitmen organisasi maupun komitmen perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja. Octavia (2013) menyatakan bahwa kinerja individu perorangan (individual performance) dan komitmen organisasi (comitmen organizational) memiliki
6
keterkaitan yang sangat erat. Tercapainya komitmen organisasi tidak bisa lepas dari sumber daya yang dimiliki organisasi. Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam suatu organisasi, sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja auditor sangat ditentukan oleh komitmen organisasi. Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan dalam rangka mencapai hasil kerja yang lebih baik atau lebih menonjol ke arah tercapainya komitmen organisasi (Kenneth and Jeffrey, 2007). Melihat hasil dari beberapa penelitian sebelumnya bahwa keberhasilan dan kinerja seseorang Auditor internalor dalam suatu bidang pekerjaan sangat ditentukan oleh seseorang pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya sedemikian rupa, sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi (Hamran et al, 2014). Sebagai pedoman kerja seorang Auditor internalor dalam melaksanakan audit di perusahaan perlu memahami tentang peraturan perusahaan yang di terapkan, dalam hal ini mengenai pemahaman good governance (Sitio dan Anisykurlillah, 2014). Untuk membantu seorang Auditor internalor dalam melakukan audit agar lebih terarah, struktur audit di perlukan karena memiliki keterkaitan dengan koodinasi arus kerja, wewenang yang di miliki komunikasi dan kemampuan untuk beradaptasi yang harus di terapkan Auditor internalor (Lismawati dan Aprilla, 2010). Locus of control sebagai pengalaman dan kemampuan yang di rasakan mempunyai kontribusi positif pada kinerja Auditor internalor dalam melaksanakan tugas audit. Dengan adanya pemahaman tentang komitmen dapat menjadi suatu dorongan bagi
7
seseorang Auditor internalor untuk bekerja lebih baik dalam memenuhi tuntutan perusahaan (Noor dan Priyanto, 2012). Kinerja Auditor internalor tak lepas dari perilaku Auditor internalor dalam melaksanakan tugasnya. Teori atribusi yang dicetuskan oleh Fritz Heider adalah teori yang mengkaji tentang perilaku seseorang. Fritz Heider dalam Arfan (2008:90) menyatakan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam dari diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha, dan kekuatan eksternal (external forces), yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan. Perilaku kinerja Auditor internalor dipengaruhi internal forces dan external forces merupakan dasar terbentuknya perilaku kerja seorang Auditor internalor dalam bertindak dalam pelaksanaan tugas maupun dalam menghadapi situasi sehingga dapat tercapainya kinerja Auditor internalor itu sendiri (Sitio dan Anisykurlillah, 2014). PT SIMAS MSIG Insurance (Mitsui Sumitomo Insurance Group) adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang perasuransian, yang memberikan jaminan asuransi kendaraan bermotor, asuransi perorangan dan asuransi penjaminan hari tua yang berkantor pusat di Jakarta yang berdiri sejak tahun 1989 dan pada tahun 2010 menjadi perusahaan publik yang memiliki kantor cabang di Bali. Dasar usaha asuransi adalah kepercayaan masyarakat, terutama dalam hal kemampuan keuangan (bonafiditas) perusahaan untuk memenuhi kewajiban klaim dan kewajiban lain-lain tepat pada waktunya. Di samping itu perusahaan asuransi juga padat informasi dengan berbagai informasi yang harus diolah untuk
8
pengambilan keputusan underwriting, keuangan dan lain-lain. Untuk itu usaha asuransi harus dikelola secara profesional, baik dalam pengelolaan risiko maupun dalam pengelolaan keuangan. PT SIMAS MSIG Insurance dalam menjalankan operasionalnya setiap bagian masih melibatkan beberapa jumlah staf yang belum dapat menghasilkan laporan keuangan secara cepat dan tepat, maka Auditor internal digunakan untuk memeriksa dan mendeteksi kemungkinan dan risiko yang tidak diinginkan, dengan melakukan audit secara berkala, mengumpulkan bukti-bukti secara akurat, serta mereview hasil audit dan melakukan penilaian mengenai kinerja perusahaan yang akan dilaporkan kepada pimpinan perusahaan. Pentingnya peranan seorang auditor internal dalam mempertanggung jawabkan keputusan yang diambil dan auditor yang berkualitas tinggi diharapkan mampu memberi tingkat kredibilitas yang lebih tinggi bagi perusahaan. Tidak hanya kompeten atau ahli, namun auditor internal harus mampu menolak tekanan dari klien, seperti tekanan personal, emosional ataupun keuangan yang bisa mempengaruhi kualitas audit (Trisnaningsih, 2007). Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul tentang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Pemahaman Good Governance, Locus Of Control, Struktur Audit dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Auditor Internal pada PT. SIMAS MSIG Insurance Provinsi Bali”. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
9
1) Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh pada kinerja auditor internal? 2) Apakah pemahaman good governance berpengaruh pada kinerja auditor internal? 3) Apakah locus of control berpengaruh pada kinerja auditor internal? 4) Apakah struktur audit berpengaruh pada kinerja auditor internal? 5) Apakah komitmen organisasi berpengaruh pada kinerja auditor internal? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor internal. 2) Untuk mengetahui pengaruh pemahaman good governance berpengaruh terhadap kinerja auditor internal. 3) Untuk mengetahui pengaruh locus of control berpengaruh terhadap kinerja auditor internal. 4) Untuk mengetahui pengaruh struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor internal. 5) Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor internal. 1.4
Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian maka kegunaan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
10
1) Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman serta memperluas pengetahuan dan wawasan dilingkungan akademis. hasil penelitian
ini
diharapkan
juga
dapat
memberikan
kontribusi
pada
pengembangan teori akuntansi keperilakuan (behavior accounting) di bidang auditing. 2) Manfaat praktis a) Bagi auditor Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Auditor internalor, baik auditor senior maupun auditor junior dalam menjalankan pemeriksaan akuntansi (auditing) harus berdasarkan pada prinsip akuntansi yang berlaku umum dan selalu menegakkan Kode Etik Akuntan sebagai profesi Auditor internalor. b) Bagi mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang pengaruh gaya kepemimpinan, good governance, locus of control, struktur audit dan komitmen organisasi terhadap kinerja auditor internal pada PT. SIMAS MSIG Insurance. 1.5
Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab dimana kelima bab tersebut saling
berkaitan. Gambaran umum mengenai isi dari masing-masing bab antara lain sebagai berikut:
11
BAB I
Pendahuluan Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka dan teori-teori yang relevan dengan penelitian ini yang meliputi gaya kepemimpinan, good governance, locus of control, struktur audit dan komitmen organisasi, Auditing, Kinerja, Audit Internal Dan hipotesis penelitian.
BAB III
Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data, sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel,
metode
pengumpulan
data,
pengujian
instrument
penelitian, uji asumsi klasik dan teknik analisis data. BAB IV
Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum kantor akuntan publik, karakteristik responden, deskripsi dari masing-masing variabel yang diteliti, hasil dari pengolahan data penelitian, serta menguraikan mengenai pembahasan hasil penelitian.
12
BAB V
Kesimpulan dan Saran Bab ini menguraikan mengenai simpulan penelitian yang diperoleh dari hasil pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian serta saran yang sesuai dengan hasil penelitian untuk peneliti selanjutnya, pendidikan, dan organisasi khususnya kantor akuntan publik.
13