BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan
ekonomi
yang
semakin
pesat
menyebabkan
pemenuhan kebutuhan masyarakat semakin tinggi, yang akhirnya banyak masyarakat yang tak mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini berdampak pada kesejahteraan rakyat sebagai tujuan negara, kesejahteraan rakyat bukan tercapai tetapi justru kesengsaraan rakyat yang melanda masyarakat Indonesia. Keadaan rakyat yang selalu menjadi korban kesengsaraan ini memberikan inspirasi bagi sebagian masyarakat yang lain, inspirasi masyarakat tersebut diwujudkan dalam bentuk organisasi profit dan non profit. Kehadiran organisasi tersebut untuk membantu mensejahterakan rakyat dan mengurangi kesengsaraan rakyat, dengan membuat produk-produk yang kemudian dipasarkan kepada konsumen. Organisasi tersebut seperti: lembaga keuangan Islam (syariah) yang membantu masyarakat sesuai dengan fungsinya yaitu menyimpan uang dan memberikan bantuan kredit modal untuk usaha. Lembaga keuangan syariah ini merupakan lembaga keuangan yang baru dalam tahap perkembangan sehingga memerlukan perjuangan yang keras dalam mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Operasionalisasi lembaga keuangan syariah dengan mengelola dana masyarakat yang dimanfaatkan dalam kegiatan usaha secara produktif dengan berdasarkan
1
prinsip-prinsip
syariat
Islam,
sehingga
dalam
operasionalisasinya
menjauhkan diri dari masalah riba’ dan dengan menggunakan sistem bagi hasil yang tidak menyulitkan anggotanya dalam mengembalikan pinjaman modal. Terkait dengan lembaga keuangan syariah, Bank Perkreditan merupakan salah satu bidang usaha yang saat sekarang ini telah banyak muncul dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya jumlah bank perkreditan yang sudah berada di pelosok daerah. Bank-bank tersebut beroperasi dengan memberikan jasa di bidang penyimpanan uang dan memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat dengan tingkat bunga yang berbeda-beda agar mau menjadi nasabah. Adapun sasaran konsumen yang selanjutnya disebut nasabah adalah masyarakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, walaupun ada juga beberapa nasabah yang berasal dari kalangan atas. BPRS Artha Amanah Ummat yang terletak di jalan HOS Cokroaminoto, Komplek Ruko Terminal Sisemut, Ungaran, adalah suatu badan yang bergerak di bidang penyediaan jasa simpanan dan pinjaman bagi para nasabahnya. Di tengah persaingan yang sangat ketat dengan bank-bank pemerintah maupun swasta, perusahaan ini selalu berusaha untuk mengembangkan usahanya. Persaingan juga datang dari bank perkreditan rakyat lain, yang saat ini jumlahnya sudah relatif banyak. Salah satu bentuk usaha yang dilaksanakan oleh perusahaan adalah memberikan pelayanan bagi para nasabahnya dengan sebaik mungkin agar dapat menumbuhkan kepuasan dari para nasabahnya. Sasaran akhir dari
2
usaha tersebut adalah agar kepuasan yang diperoleh para nasabah tersebut dapat mendatangkan calon-calon nasabah lainnya. Dengan demikian, jumlah nasabah akan dapat berkembang dan tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Perjuangan untuk mempertahankan nasabah yang sudah ada dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan yang semakin menunjukkan tingkat keberhasilan. Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya jumlah nasabah dari tahun ke tahun. Akan tetapi, persaingan global sendiri telah merupakan fakta dalam kehidupan
ekonomi yang terjadi tidak hanya di pasar barang saja,
melainkan juga di pasar jasa. Bagi perusahaan yang tetap bertahan dan makin mengembangkan pangsa pasarnya harus memiliki rencana strategi untuk dapat mencapai laba yang optimal. Setiap perusahaan harus menentukan strategi yang sesuai dari sudut pandang posisi industri dan tujuan, peluang, keahlian, serta sumber dayanya. Oleh sebab itulah BPRS Artha Amanah Ummat perlu memperbaiki kegiatan pemasarannya secara terpadu dan terus-menerus melalui berbagai strategi pasar karena mengingat semakin banyaknya pesaing baik lembaga keuangan sejenis maupun lembaga keuangan lain yang menjadi pesaing potensial. Penduduk Indonesia yang mayoritas muslim merupakan peluang yang harus dicermati di samping sebagai sarana dakwah dan syi'ar ajaran Islam (Kasmir, 2001:68). Pemasaran harus dikelola secara professional, sehingga kebutuhan dan keinginan masyarakat calon nasabah dapat
3
terpenuhi, serta dapat lebih memperkenalkan jasa atau produk-produk dan jasa perbankan tak terbatas hanya pada sebagian kecil masyarakat. Menurut Undang-undang Perbankan No.10 tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Sudarsono, 2003:25). Dalam rangka intensifikasi penghimpunan dana masyarakat, perlunya pemanfaatan sarana-sarana penghimpunan dana yang telah ada, seperti: Tabungan Mudharabah, Tabungan Wadiah, Deposito dan lain-lain. BPR Syariah Artha Amanah Ummat merancang produk-produk tersebut dengan nama-nama khas seperti: Tabungan Hijrah, Tabungan Amanah, Deposito Investasi Mudharabah.
Dalam membudayakan kebiasaan menabung, khususnya untuk meningkatkan
jumlah
penabung,
tetap
akan
ditingkatkan
upaya
intensifikasi penggalian dana melalui tabungan di sekolah-sekolah, di kalangan masyarakat dan di kalangan pegawai. Berbagai usaha promosi melalui media penerangan, mulut-kemulut dan brosur, akan ditingkatkan pemberian insentif kepada penabung misalnya dalam bentuk perolehan hadiah yang menarik juga akan ditingkatkan. Usaha pengarahan dana melalui tabungan tersebut akan didukung dengan memperbanyak jumlah nasabah yang menabung.
4
BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran sangat memerlukan strategi
pemasaran
dalam
melaksanakan
kegiatan
operasionalnya.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang akan disusun dalam tugas akhir (TA) yang berjudul: “STRATEGI PEMASARAN BPR SYARIAH ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN DALAM MENCARI NASABAH PENDANAAN”
B. Rumusan Masalah Peneliti dalam melaksanakan magang di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran akan
memberikan permasalahan yang akan peneliti
angkat dalam tugas akhir ini adalah: 1.
Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran dalam mencari nasabah sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah pendanaan ?
2.
Apa saja faktor pendukung strategi pemasaran BPR Syariah Artha Amanah Ummat?
C. Tujuan Dan Kegunaan Dalam penulisan penelitian ini, peneliti ingin menyampaikan beberapa tujuan dan kegunaan penelitian yang peneliti lakukan :
5
1. Tujuan a. Untuk mengetahui strategi pemasaran BPR Syariah Artha Amanah Ummat
Ungaran
dalam
mencari
nasabah
sehingga
dapat
meningkatkan jumlah nasabah pendanaan. b. Untuk mengetahui faktor pendukung strategi pemasaran BPR Syariah Artha Amanah Ummat 2. Kegunaan a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti mengenai teori yang didapat selama berada di bangku perkuliahan. Khususnya yang berhubungan dengan Ekonomi Islam, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Ekonomi Islam program Studi Perbankan Syariah. b. Bagi BPRS Artha Amanah Ummat Kota Ungaran, Laporan ini bisa dijadikan pertimbangan dalam mengembangkan pencarian nasabah di masa yang akan datang. c. Bagi STAIN Salatiga, agar karya ilmiah dapat digunakan sebagai referensi maupun tambahan informasi bagi mahasiswa STAIN Salatiga. d. Bagi pihak lain, karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti yang akan mengambil topik yang sama.
6
D. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Umi Rodiyah, 2009, dalam skripsi yang mengangkat tentang Penerapan Strategi Pemasaran Produk Dana pada BTN Cabang Syariah Malang. Peneliti menyimpulkan strategi pemasaran merupakan manajerial yang direncanakan untuk mencapai tujuan
dengan
mengembangkan
keunggulan
bersaing
yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dengan program pemasaran yang harus dijalankan. Dan tanpa kegiatan pemasaran jangan diharapkan kebutuhan dan keinginan pelanggannya akan terpenuhi. Oleh karena itu, bagi dunia usaha apalagi seperti usaha perbankan perlu mengemas strategi pemasaran secara tepat guna mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif, data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi, sedangkan metode analisis datanya menggunakan analisis deskriptif, karena pada penelitian ini peneliti mendeskripsikan strategi pemasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan Bank BTN kantor cabang Syariah Malang
di
dalam
menanggapi
persaingan
perbankan
yang
ada
mengimplementasikan penerapan strategi pemasaran produk dana terkait komponen yang meliputi (produk, price, place, promotion, process, personil, dan physical facility) yang sesuai dengan pemasaran. Bank BTN KCS Malang lebih pada memprioritaskan hubungan kepada nasabah 7
dengan ikatan personal, keterampilan para personil yang ada dalam perusahaan tersebut, khususnya dalam menghadapi para pelanggan sehingga membawa kesan tersendiri bagi pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh Aris Setiawan, 2009, dalam skripsi yang mengangkat tentang Efektifitas Strategi Pemasaran Produk BMT Jogjatama Dalam Menigkatkan Keunggulan Kompetitif. Alasan peneliti meneliti strategi pemasaran BMT Jogjatama selain karena peneliti tertarik dengan metode pemasaran BMT Jogjatama, di Yogjakarta banyak lembaga keuangan mikro lainnya yang mengharuskan BMT Jogjatama bersaing secara kompeten. Metode yang dipakai peneliti adalah dengan cara wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian tentang Strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT Jogjatama di antaranya dengan meluruskan niat, sistem jemput bola, karyawan BMT sebagai marketing dan dai, memperluas jaringan, media pemasaran menggunakan brosur, lewat pengajian dan sponsor bakti sosial, sedangkan produk unggulan BMT adalah Musyarakah dan kartu Salam. Penelitian yang dilakukan oleh Rina Utami Fitriliana, 2009, dalam skripsi yang mengangkat tentang
Strategi Pemasaran Produk,
menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah PT. BNI Syariah cabang Surakarta telah melaksanakan strategi pemasaran dengan menggunakan marketing mix yang meliputi place, price, product, dan promotion. Hambatan-hambatan yang dihadapi PT. BNI Syariah cabang Surakarta dalam pemasaran produk adalah kurangnya pengetahuan yang mendalam
8
masyarakat mengenai bank syariah, kurangnya sumber daya manusia pemasaran yang kompeten dan ketetapan sistem dari pusat yang sangat ketat. Saran yang dapat peneliti berikan bagi PT. BNI Syariah cabang Surakarta adalah lebih meningkatkan pelayanan serta kualitas produk agar tetap mampu bersaing dan lebih meningkatkan manajemen mutu, sumber daya manusia, sistem kerja, dan mampu menciptakan strategi yang kompetitif. Penelitian yang dilakukan oleh Yudi Kristanto, 2009, dalam skripsi yang mengangkat Strategi Marketing BMT Jaringan Amratani Group. Pokok permasalahan yang dibahas peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana konsep strategi pemasaran pada BMT di Jaringan Amratani Group Yogyakarta dalam upaya meningkatkan jumlah nasabah serta implementasinya berdasarkan teori marketing mix dan marketing mix syariah. Studi ini bertujuan untuk mengetahui konsep strategi marketing dan penerapan teori marketing mix dan marketing mix syariah pada Amratani Group Yogyakarta. Metode yang dilakukan adalah deskripsi analisis dimana peneliti melakukan pengamatan langsung baik dengan wawancara maupun kuisioner kepada pihak Amratani Group khusus marketing. Hasil penelitian menggambarkan bahwa agar bisa terus meningkatkan penjualan maka marketing di Amratani Group melakukan beberapa langkah seperti membuka pangsa pasar, meningkatkan kualitas pelayanan, berlaku sopan dan santun terhadap nasabah, serta melakukan strategi jemput bola. Sedangkan agar nasabah lama tetap loyal pihak
9
marketing juga melakukan beberapa hal seperti menjalin hubungan dengan cara kekeluargaan, mendengar keluhan nasabah, saling membangun kepercayaan, memberikan penghargaan, dan menjalin tali silahturami. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfah Safrini, 2002, dalam tesis yang mengangkat tentang Pengaruh Strategi Pemasaran Shar-E terhadap Loyalitas Nasabah. Di mana peneliti menjelaskan bahwa variabel promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas nasabah. Semakin baik promosi yang ditawarkan kepada nasabah, maka sikap loyalitas nasabah pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu, promosi merupakan sesuatu yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah. Salah satu tujuan promosi BMT adalah menginformasikan segala produk yang ditawarkan dan menampung dana umat islam yang begitu besar dan menyalurkannya kembali kepada
umat
islam
terutama
pengusaha-pengusaha
muslim
yang
membutuhkan bantuan modal untuk pengembangan bisnisnya dalam bentuk pemberian fasilitas pembiayaan kepada para nasabah berdasarkan prinsip syariah, seperti murabahah, mudharabah, musyarakah, dan lain-lain. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Sumber data adalah arsip, dokumen resmi, Manajer Marketing dan staf Marketing Bank Muamalat Indonesia Cabang Solo. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Perbedaan peneliti dahulu dengan peneliti sekarang adalah peneliti sekarang fokus pada penelitian strategi pemasaran dalam mencari nasabah dan persamaannya peneliti adalah sama-sama mengkaji tentang strategi pemasaran dengan jenis penelitian yang sama yaitu kualitatif.
10
E. Metode Penelitian 1.
Sifat dan metode penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data, dengan cara menyajikan, menganalisis dan menginterprestasikan data (Narbuko, 2007:44). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deduktif (Sukardi, 2003:12). Metode deduktif adalah suatu proses yang dimulai dari pengetahuan yang bersifat umum, dan bertolak pada pengetahuan umum yang kita kehendaki menilai suatu kejadian yang khusus. Metode ini dipakai suatu dasar dalam mengolah data yang berkaitan dengan pedoman yang bersifat umum. Mengenai yang berhubungan dengan eksistensi penelitian dalam mengembangkan sistem dan metodenya. Metode ini peneliti gunakan untuk menganalisa data yang diperoleh sehingga menghasilkan kesimpulan yang berlaku umum ke khusus.
2.
Lokasi Penelitian Suatu tempat yang dituju sebagai lokasi penelitian yang akan dilakukan. Untuk itu peneliti mengambil lokasi penelitian di BPRS Artha Amanah Ummat, Obyek dari penelitian ini adalah Strategi Pemasaran dalam mencari nasabah.
11
3.
Teknik Pengumpulan Data Data-data yang dapat digunakan untuk mendukung suatu tujuan penelitian ini adalah: a.
Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua orang yaitu pewawancara dan yang diwawancarai
yang
akan
memberikan
jawaban
dari
pertanyaan-pertanyaan (Moleong, 1998:135). Dalam wawancara ini peneliti akan bertanya tentang informasi apa saja yang dilakukan oleh BPRS Artha Amanah Ummat dalam strategi pemasaran mencari nasabah pendanaan. Dan peneliti mewawancarai kepada pihak yang bersangkutan langsung agar data yang didapat lebih akurat. b.
Penggunaan Dokumen Merupakan pedoman untuk mendapatkan data dan teori sebagai pendekatan dalam menguraikan variabel-variabel sehingga menjadi jelas atau dengan pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, literatur-literatur, surat kabar, kamus, internet dan sumber lainnya yang memuat informasi yang mendukung dan relevan untuk digunakan dalam penelitian.
12
c.
Pengamatan Peneliti mengumpulkan data secara langsung pada obyek yang akan diteliti, kemudian melakukan pengamatan terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan masalah yang akan diteliti.
4.
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deduktif yaitu untuk menarik kesimpulan dari pengertian umum strategi pemasaran dalam mencari nasabah yang terjadi di BPRS Artha Amanah Ummat secara umum ke khusus saja. peneliti menggunakan analisis kualitatif
karena uraian atau penjelasan di dalam uraian
tersebut tidak menggunakan data yang bewujud angka, analisis kualitatif merupakan gambaran obyek keadaan dan hasil masalah yang akan diteliti (Moleong, 1998:103).
F. Penegasan Istilah 1. Strategi Adalah suatu rencana yang di utamakan untuk mencapai tujuan (Irawan, 1990:67). 2. Pemasaran Adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
13
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997:8). 3. Pendanaan Adalah kegiatan bank dalam mendapatkan dana baik yang berasal dari pemilik, internal bank maupun dari masyarakat dalam bentuk mobilisasi dana dari masyarakat atau dana yang diperoleh dari pihak ke tiga (Nabhan, 2009:36). 4. Bagi Hasil Adalah suatu sistem pengelolaan dana dalam perekonomian islam yakni pembagian bagi hasil usaha antara pemilik modal dan pengelola (Antonio, 2001:90).
G. Sistematika Penulisan Bab I Pendahuluan : Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, penelitian terdahulu, metode penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori : Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung terhadap analisis peneliti. Pada bagian ini diuraikan mengenai pemasaran, strategi pemasaran, bauran pemasaran, manajemen pemasaran, nasabah, bagi hasil dan pendanaan Bab III Laporan Objek : Bab ini berisi tentang gambaran umum dan data deskriptif. Gambaran Umum berisi tentang sejarang berdirinya PT. BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN, visi dan misi,
14
tujuan, susunan modal, susunan
kepengurusan dan Struktur Organisasi.
Data Deskriptif data-data yang mendukung strategi pemasaran dalam mencari nasabah : produk-produk, untuk mengetahui perhitungan bagi hasil produk pendanaan, perkembangan jumlah nasabah pendanaan dan data distribusi bagi hasil di PT. BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran . Bab IV Analisis : Bab ini berisi tentang penjelasan strategi pemasaran BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran dalam mencari nasabah pendanaan, faktor pendukung strategi pemasaran. Bab V Kesimpulan dan Saran : Bab ini menguraikan kesimpulan berdasarkan analisis tersebut maka peneliti dapat menarik kesimpulan hasil penelitian. Sedangkan saran yaitu setelah adanya penelitian dan pengamatan keadaan serta situasi di BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran maka peneliti bisa memberikan saran.
15
BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan (Irawan, 1990:67). Sedangkan pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada manfaat pembeli potensial (Swasta, 2000:10). Selain itu ada lagi pengertian pemasaran yaitu, suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2000:9). 2.
Fungsi Pemasaran Menurut
Haryanto
(2003:9),
fungsi
pemasaran
dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: a.
Fungsi pembelian, adalah fungsi bagaimana memperoleh produk dengan kualitas yang diinginkan dan mengusahakan agar produk siap digunakan pada waktunya.
b.
Fungsi penjualan, adalah fungsi bagaimana memperlancar penjualan produk yang dihasilkan dengan melakukan tindakan 16
yang aktif dan dinamis. Fungsi penjualan dibutuhkan untuk menciptakan kegunaan “trasfer hak milik” (poccesion utility). c.
Fungsi penjualan, meliputi: merencanakan dan mengembangkan produk, menciptakan permintaan, menemukan pembeli dan mempertahankannya,
mengadakan
perundingan
(mengenai
kualitas produk, kuantitas, harga waktu penyampaian, dan cara pembayaran), dan kontraktual (mencakup pembuatan perjanjian akhir dan trasfer hak milik). d.
Fungsi pengangkutan (transportation) adalah fungsi usaha untuk memindahkan produk secara fisik dari satu tempat ke tempat yang lain. Fungsi pengangakutan merupakan kegiatan penjualan yang penting
untuk
mengusahakan
ketepatan
dan
kecakapan
pemindahan hak. e.
Fungsi
pergudangan/penyimpanan
menciptakan
kegunaan
“waktu”
adalah (Time
fungsi
Utility).
untuk Kegiatan
menyimpan bertujuan agar dapat melayani pembelian secara teratur dan menyediakan produk pada waku yang tepat. f.
Fungsi penaggulangan resiko adalah fungsi untuk mencegah atau mengurangi resiko yang disebabkan adanya ketidakpastian dari kegiatan pemasaran. Resiko tersebut, misalnya: 1.
Sebab ilmiah, seperti penurunan mutu produk, penuaan, bencana alam.
17
2.
Sebab yang timbul karena dari manusia seperti : kehilangan, kerusakan, kebakaran dan perampokan.
3.
Perubahan dalam kondisi pasar, seperti perubahan penawaran dan permintaan, perubahan mode dan persaingan. Adapun pendekatan yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko, yaitu usaha pencegahan dengan jalan meniadakan sumber penyebab risiko, mentrasfer risiko kepada pihak lain melalui asuransi.
g.
Informasi pasar adalah fungsi kegiatan mengumpulkan data pasar, menafsirkan serta menginformasikan kepada bagian yang membutuhkan.
3. Tujuan Pemasaran Dalam
melakukan
suatu
kegiatan
pemasaran
terhadap
perusahaan tentu memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang demi tercapainya tujuan yang telah direncanakan. Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan kegiatan pemasaran (Kasmir, 2001:153) antara lain: a.
Memenuhi kebutuhan akan suatu produk maupun jasa.
b.
Memenuhi keinginan para pelanggan akan suatu produk atau jasa.
c.
Memberikan
kepuasan
semaksimal
mungkin
pelanggannya. d. Meningkatkan penjualan dan laba. e. Ingin menguasai pasar dan menghadapi pesaing.
18
terhadap
4.
Konsep Pemasaran Dalam kegiatan pemasaran terdapat beberapa konsep yang mana masing-masing konsep memiliki tujuan yang berbeda. Konsep ini timbul dari satu periode ke periode lainnya akibat perkembangan pengetahuan baik produsen maupun konsumen. Penggunaan konsep ini tergantung kepada perusahaan yang juga dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang bersangkutan. Ada 5 konsep dalam pemasaran dimana masing-masing konsep saling bersaing satu sama lainnya. Setiap konsep dijadikan landasan pemasaran oleh masing-masing perusahaan. Secara umum kelima konsep pemasaran tersebut (Sumarni, 1997:70) adalah: a.
Konsep produksi (The Production Concept) Konsep ini menyatakan bahwa, konsumen akan, menyukai produk yang tersedia selaras dengan kemampuan. Oleh karenanya manajemen harus berupaya untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi.
b. Konsep produk (The Product Concept) Dalam konsep ini terkandung pengertian bahwa, konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas dan prestasi terbaik serta keistimewaan yang menonjol. Oleh karenanya produsen harus berupaya memperbaiki produk secara terusmenerus.
19
c. Konsep penjualan (The Selling Concept) Konsep ini menyatakan bahwa, konsumen tidak akan membeli
cukup
banyak
produk,
kecuali
jika
produsen
mengupayakan promosi dan penjualan yang agresif. d. Konsep pemasaran (The Marketing Concept) Dalam konsep ini dinyatakan bahwa, kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan perusahaan adalah terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (target market) serta pemberian kepuasan yang diinginkan secara lebih baik daripada yang dilakukan oleh para pesaing. e. Konsep pemasaran kemasyarakatan (The Societal Marketing) Konsep ini menyatakan bahwa, tugas perusahaan adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada yang diberikan para pesaing sedemikian rupa sehingga dapat
mempertahankan
dan
mempertinggi
kesejahteraan
masyarakat. Berdasarkan definisi pemasaran yang telah di tulis di atas, bersandar konsep inti pemasaran: kebutuhan (need), keinginan (wants), dan permintaan (demands); produk (barang , jasa, dan gagasan); nilai, biaya, dan kepuasan; pertukaran; dan transaksi; hubungan, dan jaringan; pasar; serta pemasaran dan prospek (Kotler, 1997:55).
20
Bagi dunia perbankan konsep yang paling tepat untuk diaplikasikan adalah konsep pemasaran yang bersifat kemasyarakatan atau paling tidak menggunakan konsep pemasaran (Kasmir, 2001:156). Dalam kedua konsep itu jelas tertuang bahwa pelanggaran adalah segalanya. Kebutuhan, keinginan dan kepuasan pelanggan benar-benar harus diperhatikan. tujuannya adalah agar pelanggan tetap setia menggunakan produk-produk atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh bank. 5. Proses Pemasaran Menurut Muhammad (2002:90), untuk mendapatkan hasil pemasaran lembaga keuangan/jasa harus mengikuti tahapan-tahapan atau proses pemasaran sebagai berikut: 1) Pengenalan Pasar, pembeli/konsumen
yaitu usaha untuk
mengetahui
potensi
dan mengetahui strategi pemasaran yang
merupakan tindak lanjut dari pengenalan pasar yang menyangkut strategi yang akan diterapkan dalam memasarkan produk agar dapat diterima oleh pasar. 2) Bauran Pemasaran, merupakan alat yang digunakan dalam menjalankan strategi yang telah dipilih. Dalam bauran pemasaran ini akan ditentukan bagaimana unsur-unsur produk, harga, lokasi/sistem distribusi dan promosi yang disatukan menjadi satu kesatuan sehingga sesuai dengan konsumen yang akan dituju.
21
3) Evaluasi, harus dilakukan untuk melihat sejauh mana proses pemasaran dijalankan dan apakah ada perbaikan yang terjadi dalam usaha yang dilakukan.
B. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang pemasaran yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan, sasaran, kebijakan, dan aturan yang memberi arah kepada usahausaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu. Pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha perusahaan umumnya, dan bidang pemasaran khusunya. Di samping itu strategi pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut (Assauri, 2004:167-168). Menurut George (1998:150), konsep strategi dapat didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda yaitu : a.
Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan.
b.
Dari perspektif apa yang suatu organisasi akhirnya lakukan.
22
Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para manajer memainkan peranan yang aktif dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pada definisi ini, setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Strategi diartikan oleh Keegan (1996:26) sebagai suatu respon yang dipertimbangkan dari sebuah organisasi pada kenyataan dari organisasi pihak yang berkepentingan dan kenyataan dari lingkungan bisnis. Jadi, strategi pemasaran adalah kebijakan yang menyeluruh yang ditempuh oleh perusahaan
dalam
upaya
untuk
mengantisipasi
masalah-masalah
pemasaran yang berguna untuk mencapai tujuan perusahaan, khususnya untuk jangka panjang. Menurut Corry (1991:235), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling terkait. Kelima elemen tersebut adalah: 1.
Pemilihan pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani Keputusan ini didasarkan pada faktor-faktor : a.
Persepsi terhadap fungsi produk dan pengelompokan teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi.
23
b.
Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit.
c.
Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error di dalam menghadapi peluang dan tantangan.
d.
Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi
2.
Produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing produk.
3.
Penetapan harga, yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan.
4.
Sistem pemasaran, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui poduk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan meggunakannya.
5.
Komunikasi pemasaran (promosi), yang meliputi : a.
Periklanan Periklanan merupakan komunikasi non individual dengan sejumlah biaya melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan (Corry, 1991:245).
b.
Personal selling (penjualan Pribadi) Personal selling adalah interaksi antara individu, saling bertemu muka yang diajukan untuk menciptakan, memperbaiki menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang
24
saling menguntungkan dengan pihak lain. Jadi personal salling merupakan komunikasi antar individu (Najiyah : 2005). c.
Promosi penjualan Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai
insentif
yang dapat
merangsang
produk
dengan
pembeli
diatur untuk
segera
dan
atau
meningkatkan penjualan. d.
Hubungan masyarakat Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai fungsi manajemen
yang
memberikan
penilaian
tentang
sikap
masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat, dan melakukan program
tindakan
untuk
mendapatkan
pengertian
serta
pengakuan masyarakat.
C. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (Marketing Mix) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain. Oleh karena itu setiap elemen membutuhkan strategi tersendiri, namun tetap akan terkait dengan strategi pada elemen
25
lainya. Menurut Muhammad (2002:200), elemen-elemen yang ada dalam marketing mix antara lain : 1. Strategi Produk (Product) Produk sebagai sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang dibeli dan dijual oleh bank sangat banyak jumlahnya, karena bank dapat menciptakan berbagai jenis produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah. Produk yang diinginkan pelanggan adalah produk yang berkualitas tinggi. Artinya produk yang ditawarkan oleh bank ke nasabahnya memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan dengan produk pesaing. Dalam strategi produk bank harus dapat memodifikasi produk yang sudah ada menjadi lebih menarik. Yang perlu diperhatikan dalam strategi produk ini adalah mengembangkan produk baru, hal ini harus dilakukan karena persaingan antar bank yang semakin ketat disebabkan nasabah sudah cukup kritis dan pandai membandingkan-bandingkan produk bank yang satu dengan yang lainya. 2. Strategi Harga ( Price ) Harga salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix . Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, mengingat harga sangat menentukan laku tidaknya produk dan jasa perbankan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan. Dalam perbankan penetapan harga adalah penetapan tingkat suku bunga yang terdiri dari bunga simpanan dan bunga kredit.
26
Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan pendapatan yang diterima dari nasabah. Penentuan harga oleh suatu bank dimaksudkan untuk berbagai tujuan yang hendak dicapai. Secara umum tujuan penentuan harga adalah sebagai berikut (Kasmir, 2003:198) : a. Untuk Bertahan Hidup Dalam hal ini bank menentukan harga semurah mungkin dengan maksud produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran. b. Untuk Memaksimalkan Laba Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya dapat dilakukan dengan harga murah atau tinggi. c. Untuk Memperbesar Market Share Penentuan harga ini dengan harga yang murah sehingga diharapkan jumlah pelanggan meningkat dan diharapkan pula pelanggan pesaing beralih ke produk yang ditawarkan seperti penentuan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dari pesaing. d. Mutu Produk Tujuannya adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga jual ditentukan setinggi mungkin.
27
e. Karena Pesaing Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuanya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing artinya bunga simpanan diatas pesaing dan bunga pinjaman di bawah pesaing. 3. Strategi Lokasi ( Place ) Bagi perusahaan pemilihan lokasi sangat penting mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang akan dikeluarkan nantinya. Lokasi yang tidak strategis akan mengurangi minat nasabah untuk berhubungan dengan bank. 4. Strategi Promosi ( Promotion ) Promosi merupakan kegiatan marketing mix yang terakhir. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama pentingnya dengan ketiga kegiatan diatas, baik produk, harga, dan lokasi. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung. Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat mengenal bank. Oleh karena itu promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru.
28
Kasmir (2001:213) menyatakan bahwa ada 3
macam sarana
yang digunakan bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasa antara lain :
a.
Periklanan ( Advertising ) Iklan adalah sarana promosi yang digunakan oleh bank guna menginformasikan, menarik, dan mempengaruhi calon nasabahnya. Pengunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti koran, majalah, televisi, radio atau media lainya.
b.
Promosi Penjualan ( Sales Promotion ) Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dilakukan untuk menarik nasabah untuk segera membeli setiap produk atau jasa yang ditawarkan, oleh karena itu agar nasabah tertarik untuk membeli maka perlu dibuatkan promosi penjualan yang semenarik mungkin.
c.
Publisitas ( Publicity ) Bauran strategi pemasaran (Marketing Mix) merupakan kegiatan pemasaran yang dilakukan secara terpadu. Artinya kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara elemen-elemen yang ada dalam marketing mix itu sendiri. Setiap elemen tidak dapat berjalan sendiri-sendiri tanpa dukungan dari elemen yang lain. Oleh karena itu setiap elemen membutuhkan strategi
29
tersendiri, namun tetap akan terkait dengan strategi pada elemen lainya.
D. Manajemen Pemasaran Program-program dan strategi pemasaran yang direncanakan perusahaan agar terlaksana sesuai dengan rencana, diperlukan manajemen yang mampu mengfungsikan bagian-bagian dari perusahaan yang berhubungan dengan pemasaran itu sendiri. Terdapat beberapa definisi tentang manajemen pemasaran yang disampaikan oleh pakar antara lain : “Manajemen pemasaran adalah suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dari kegiatan menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa-jasa lainnya dalam rangka memenuhi, kebutuhan, keinginan dan kepuasan nasabahnya” (Kasmir, 2001:169). “Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisis, merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (programs), guna mencapai tingkat pemasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan” (Kotler, 2000:86). Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa manajemen pemasaran bank merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan para nasabahnya terhadap produk barang dan jasa perbankan melalui perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian secara terus-menerus, sehingga dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan kepada nasabahnya. Jadi manajemen pemasaran menurut kedua definisi diatas adalah
merupakan
suatu
tindakan
perencanaan,
pengorganisasian,
pengelolaan, dan pengawasan secara menyeluruh terhadap semua aktivitas
30
pemasaran guna mencapai tujuan yang diinginkan oleh sebuah perusahaan, baik itu perusaahan barang maupun jasa. Hal tersebut tergantung pada penawaran organisasi dalam memenuhi dan keinginan pasar, penentuan harga, distribusi serta pelayanan konsumen atau pemakaian jasa dengan mengfungsikan semua sebagai pemasaran. Kesuksesan operasional perusahaan tidak lepas dari kontribusi masing-masing bagian menajemen ketika menyusun strategi pemasaran. E. Nasabah Arti nasabah pada lembaga perbankan sangat penting. Nasabah itu ibarat nafas yang sangat berpengaruh terhadap kelanjutan suatu bank. Oleh karena itu bank harus dapat menarik nasabah sebanyak-banyaknya agar dana yang terkumpul dari nasabah tersebut dapat diputar oleh bank yang nantinya disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan bank. ˝Nasabah adalah orang atau badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank˝ (Djaslim, 1994: 102). ˝Nasabah adalah seseorang atau suatu perusahaan yang mempunyai rekening koran atau deposito atau tabungan serupa lainnya pada sebuah bank˝ (Komaruddin, 1994:67). Dari pengertian di atas peneliti memberikan kesimpulan bahwa Nasabah adalah seseorang ataupun badan usaha (korporasi) yang mempunyai rekening simpanan dan pinjaman dan melakukan transaksi simpanan dan pinjaman tersebut pada sebuah bank.
31
F. Bagi Hasil 1.
Pengertian Bagi Hasil Bagi hasil adalah suatu sistem pengolahan dana dalam perekonomian Islam yakni pembagian hasil usaha antara pemilik modal (shahibul maal) dan pengelola (Mudharib) (Antonio, 2001:90). Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bagi hasil adalah suatu sistem pengelolaan dana dalam pembagian hasil usaha dapat terjadi antara bank dan penyimpan dana.
2.
Nisbah Nisbah keuntungan adalah salah satu rukun yang khas dalam akad mudharabah, yang tidak ada dalam akad jual beli. Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh kedua belah pihak yang bermudharabah. Mudharib mendapatkan imbalan atas kerjanya, sedangkan shahibul al-mal mendapatkan imbalan atas penyertaan modalnya. Nisbah keuntungan inilah yang akan mencegah terjadinya perselisihan
antara
kedua
pihak
mengenai
cara
pembagian
keuntungan, adapun nisbah keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk prosentase antara kedua belah pihak, bukan dinyatakan dalam nilai nominal tertentu (Karim, 2004:194). 3.
Perbedaan Bagi Hasil dengan Bunga Bank syari'ah berdasarkan pada prinsip profit and loss sharing (bagi untung dan bagi rugi). Bank syari'ah tidak membebankan bunga, melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai.
32
Para deposan juga sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian ada kemitraan antara bank syari'ah dengan para nasabah (Karim, 2004:197). Perbedaan
yang
mendasar
antara
sistem
keuangan
konvensional dengan Syari'ah terletak pada mekanisme memperoleh pendapatan, yakni bunga dan bagi hasil. Dalam hukum Islam lama (fiqh), bagi-hasil terdapat dalam mudharabah dan musyarakah. Kedua bentuk perjanjian keuangan itu dianggap dapat menggantikan riba (Toward, 1985 M-1406:28). Antara bunga dan bagi hasil, keduanya sama-sama memberikan keuntungan bagi pemilik dana. Namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Perbedaan itu dapat dilihat dari tabel berikut ini (Antonio, 2001:194) : Tabel 2.1 Tabel Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga Bagi Hasil a.
Bunga
Penentuan
besarnya
a.
bunga
dibuat
pada
rasio/nisbah bagi hasil dibuat
waktu akad dengan asumsi harus
pada
selalu untung.
waktu
akad
dengan
berpedoman
pada
b.
kemungkinan untung rugi. b.
Penentuan
Besarnya
rasio
berdasarkan
bagi
pada
Besarnya prosentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang
hasil
dipinjamkan
jumlah
c.
33
Pembayaran bunga tetap seperti
c.
keuntungan yang diperoleh
yang
Bagi hasil bergantung pada
pertimbangan apakah proyek yang
keuntungan
dijalankan oleh pihak nasabah
proyek
yang
dijalankan Bila usaha merugi, kerugian
d.
akan
tanpa
untung atau rugi
ditanggung
d.
Jumlah pembayaran bunga tidak
bersama oleh kedua belah
meningkat
pihak.
keuntungan berlipat atau keadaan
Jumlah
pembagian
meningkat
sesuai
peningkatan
sekalipun
jumlah
ekonomi sedang “booming”.
laba dengan
e.
jumlah
Eksistensi
bunga
diragukan
(kalau tidak dikecam) oleh semua
pendapatan e.
dijanjikan
agama, termasuk islam
Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil di Bank Syari'ah Muhammad (2005:110), Kontrak mudharabah adalah suatu kontrak yang dilakukan oleh minimal dua pihak. Tujuan utama kontrak ini adalah memperoleh hasil investasi. Besar kecilnya investasi di pengaruhi banyak faktor. Faktor pengaruh tersebut ada yang berdampak langsung dan ada yang tidak langsung antara lain : a.
Faktor langsung Faktor-faktor
langsung
(direct
factors)
yang
mempengaruhi perhitungan bagi hasil adalah investment rate,
34
jumlah dana yang tersedia, dan nisbah bagi hasil (profit sharing ratio) 1) Investmen rate merupakan prosentase aktual dana yang dapat diinvestasikan dari total dana yang terhimpun. Jika 80% dana yang terhimpun diinvestasikan, berarti 20% nya dicadangkan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. 2) Jumlah dana yang tersedia untuk diinvestasikan merupakan jumlah
dana
dari
berbagai
sumber
yang
dapat
diinvestasikan. Dana tersebut dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode : Rata-rata saldo minimum bulanan dikalikan dengan jumlah dana yang tersedia untuk investasi akan menghasilkan jumlah dana aktual yang digunakan. 3) Nisbah (profit sharing ratio) a)
Salah satu ciri al mudharabah adalah nisbah yang harus ditentukan sesuai persetujuan di
awal
perjanjian. b)
Nisbah antara satu bank dengan bank lain dapat berbeda.
c)
Nisbah dapat berbeda dari waktu ke waktu dalam satu bank, misalnya deposito 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan.
35
b.
Faktor Tidak Langsung Faktor tidak langsung yang mempengaruhi bagi hasil adalah: 1) Penentuan butir-butir pendapatan dan biaya mudharabah a)
Bank dan nasabah melakukan share pendapatan yang dibagi hasilkan adalah pendapatan yang diterima dikurangi biaya-biaya.
b)
Jika semua biaya ditanggung bank, maka hal ini disebut revenue sharing.
2) Kebijakan akunting (prinsip dan metode akutansi) Bagi hasil secara tidak langsung dipengaruhi oleh jalannya aktivitas yang diterapkan, terutama dengan pengakuan pendapatan dan biaya.
G. Pendanaan Pendanaan merupakan kegiatan bank dalam mendapatkan dana baik yang berasal dari pemilik, internal bank maupun dari masyarakat dalam bentuk mobilisasi dana dari masyarakat atau dana yang diperoleh dari pihak ke tiga (Nabhan, 2008:36). Pendanaan dalam perbankan syariah dilakukan selayaknya aktivitas mobilisasi dana oleh bank konvensional yaitu: tabungan, giro, deposito. Bank Syariah melakukan kegiatan pendanaan dengan prinsip-prinsip bank syariah. Prinsip yang paling banyak digunakan dalam aktivitas pendanaan
36
bank Syariah adalah prinsip mudharabah dan wadiah. Menurut Arifin (2003:45), terdapat tiga bentuk penarikan dana dari pihak ketiga yaitu: a.
Titipan (wadiah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan dalam pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan
b.
Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko untuk investasi umum (mudharabah mutlaqah), bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan portfolio yang didanai dengan modal tersebut.
c.
Investasi khusus (mudharabah mu-qayyadah), bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee, jadi bank tidak ikut berinvestasi, investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi tersebut.
37
BAB III LAPORAN OBJEK A. Gambaran Umum Perusahaan BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran adalah bank yang sedang tumbuh dan berkembang, sehingga prospek untuk investasi atau bermitra dalam usaha. Bank pendanaan rakyat syariah ini terletak di Jl. HOS Cokroaminoto, Komplek Ruko Terminal Sisemut, Ungaran. Letaknya yang cukup strategis membuat lembaga perbankan ini mudah dijangkau oleh masyarakat. Meskipun BPRS Artha Amanah Ummat belum lama beroperasi dan belum memiliki kantor cabang, masyarakat tidak perlu ragu dengan keamanan simpanan mereka di lembaga keuangan ini, karena BPRS Artha Amanah Ummat telah dijamin pemerintah melalui Lembaga Pinjaman Simpanan (LPS). 1.
Sejarah berdirinya BPRS Artha Amanah Ummat Jalan HOS Cokroaminoto komplek Roko Terminal Sisemut Ungaran berdiri Lembaga Keuangan Syariah BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran yang akan membantu masyarakat yang kelebihan dana dan memberikan bantuan kepada masyakat yang membutuhkan dana. BPR Syariah Artha Amanah Ummat diresmikan pada tanggal 17 Februari 2007. Gedung yang digunakan untuk operasional ini sebelumnya adalah apotik dan kantor notaris, yang kemudian digunakan untuk gedung BPRS Artha Amanah Ummat 38
sampai
sekarang ini. Berdasarkan Akta Notaris nomor 14 tanggal 08 september 2010 tentang persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, modal dasar perseroan adalah sebesar Rp2.000.000.000,(dua milyar rupiah) terbagi atas 2.000 (dua ribu) saham masingmasing senilai Rp1.000.000.00,-(satu juta rupiah). Yang disetor oleh H. Djoko Sarwono dan H. Hepta Pinardi sebagai pendiri BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran. 2. Visi dan Misi BPR Syariah Artha Amanah Ummat BPRS Artha Amanah Ummat berupaya memberikan pelayanan perbankan yang profesional dan amanah, melalui produk dan jasa layanan yang aman, nyaman dan tumbuh secara sehat sesuai dengan syariat islam. Visi: “Ekonomi syariah jembatan menuju kehidupan berkah dan lebih baik” Misi: a.
Memberi pelayanan prima kepada setiap nasabah
b.
Menjadikan nasabah sebagai mitra untuk memperoleh keuntungan bersama
c.
Menjaga kualitas pembiayaan menuju keberkahan bersama
d.
Ikut berpartisipasi dalam dakwah berupa penyaluran ZIS
39
3.
Tujuan didirikan BPR Syariah Artha Amanah Ummat a.
Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat golongan ekonomi lemah yang pada umumya berada di daerah pedesaan.
b.
Meningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai.
c.
Menambah lapangan kerja terutama di tingakat kecamatan.
d.
Mengurangi urbanisasi.
e.
Membina semangat Ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi.
Untuk mencapai tujuan operasional BPR Syariah Artha Amanah Ummat tersebut diperlukan strategi operasional sebagai berikut:
a.
BPR Syariah Artha Amanah Ummat tidak bersifat menunggu terhadap datangnya permintaan fasilitas melainkan bersifat aktif dengan melakukan sosialisasi/penelitian kepada usaha-usaha berskala kecil yang perlu dibantu tambahan modal, sehingga memiliki prospek bisnis yang baik.
b.
BPR Syariah Artha Amanah Ummat memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uangnya jangka pendek dengan mengutamakan usaha skala menengah dan kecil.
40
c.
BPR Syariah Artha Amanah Ummat mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat kompetitif produk yang akan diberi pembiayaan.
4.
Susunan Modal Berdasarkan Akta Notaris nomor 14 tanggal 08 september 2010 Notaris Indah Susilowati SH di Kabupaten Semarang, dan Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : AHU49867.AH.01.02 tahun 2010 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan, modal dasar perseroan adalah sebesar Rp. 2.000.000.000,- ( dua milyar rupiah) terbagi atas 2.000 ( dua ribu) saham masing-masing senilai Rp. 1.000.000.00,-(satu juta rupiah).
41
5.
Susunan Kepengurusan Tabel 3.2 Susunan pengurus BPR Syariah Artha Amanah Ummat
Jabatan di BPRS
Komisaris utama
Nama
Titik Samsiyati
Jabatan diluar
Riwayat
BPRS
singkat
Notaris
di
Kabupaten Semarang Komisaris
Djoko Sarwono
Pemimpin Perusahaan
Purnawirawan Jasa ABRI / TNI
Angkutan Laut Dewan
Pengawas Muhammad Syafii
Syariah
PNS
Pengurus Organisasi Keagamaan
Direktur Utama
Edi Purnomo
Mantan Karyawan Bank Jateng
Direktur
Bambang Yuliarso
Mantan Karyawan BMT
Sumber : BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran
42
6.
Struktur Organisasi
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM DEWAN PENGAWAS SYARIAH KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR
OPERASIONAL
PEMASARAN
TELLER
PEMASARAN DANA
JASA NASABAH ACCOUNT OFFICER AKUNTANSI /TSI
USP
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran Sumber : BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran
43
7.
Job Discription a.
DPS (Dewan Pengawas Syariah) Tugas dan tanggun jawab : 1)
Mengawasi dan mengevaluasi sistem operasi produkproduk Bank dan tidak menyalahi konsep Syariah Islam serta memberi keputusan berlaku tidaknya produkproduk yang baru diciptakan.
2)
Membantu bagian Marketing dalam merancang produkproduk yang sesuai dengan Syariah Islam.
3)
Mengevaluasi kebijakan-kebijakan Bank yang baru ditetapkan Direksi.
4)
Menghadiri pertemuan bulanan dengan komisaris atau pemegang saham dan Direksi PT. BPR Syariah Artha Amanah Ummat.
b.
Direksi Tugas dan tanggung jawab : 1)
Menetapkan,
memutuskan
dan
menyetujui
serta
memerintahkan pembayaran dalam rangka realisasi pemberian kredit kepada calon-calon nasabah Bank dalam batas-batas wewenang yang berlaku dan sesuai dengan tata kerja dan prosedur yang berlaku. Dalam hal ini termasuk pula penolakan permintaan kredit yang
44
sesuai dengan pokok kebijaksanaan/ persyaratan yang berlaku. 2)
Mengadakan penilaian atas, analisa kredit yang disusun oleh Kepala Bagian Kredit dan Pemasaran untuk kemudian membuat rekomendasi kepada komisaris dalam hal permintaan kredit tersebut berada diluar wewenang direktur.
3)
Bertanggung jawab penuh atas wewenang yang diberikan dalam menjalankan usaha Bank yang telah digariskan oleh Dewan Komisaris dan ketentuanketentuan Perbankan umumnya.
4)
Menandatangani bersama surat-surat yang secara resmi dikeluarkan oleh Bank yang bersangkutan kepada, pihak-pihak luar.
c.
Komisaris Tugas dan tanggung jawab : 1)
Mengawasi dilaksanakan
dan oleh
mengarahkan direksi
agar
operasional tetap
yang
mengikuti
kebijaksanaan Bank seperti tercantum dalam undangundang perbankan atau anggaran dasar. 2)
Mempertimbangkan, menyempurnakan dan mewakili para pemegang saham dalam memutuskan perumusan umum kebijaksanaan Bank yang baru diusulkan oleh
45
Direksi untuk dilaksanakan Bank pada masa yang akan datang. 3)
Menyelenggarakan Rapat Umum Luar Biasa para pemegang saham dalam hal pembebasan tugas dan kewajiban Direksi.
4)
Mempertimbangkan
dan
menyetujui
Rancangan
Anggaran Perusahaan dan Rencana Kerja untuk tahun buku yang baru diusulkan direksi. 5)
Mempertimbangkan dan memutuskan permohonan pembiayaan
yang
diajukan
kepada
Bank
yang
jumlahnya melebihi jumlah maksimum yang dapat diputuskan Direksi. 6)
Menyetujui atau menolak jenis pelayanan baru yang dapat diberikan Bank kepada masyarakat atas usul Direksi.
7)
Menyetujui semua hal yang menyangkut perubahanperubahan modal dan pembagian laba.
8)
Ikut bergabung dengan komite pembiayaan setiap dua minggu sekali di kantor.
9)
Mengadakan pertemuan setiap bulan sekali dengan Dewan Pengawas Syariah dan direksi pada hari Jumat minggu terakhir.
46
d.
Kepala Bagian Pemasaran Tugas dan tanggung jawab 1)
Mengawasi dan mengkoordinir bagian-bagian yang berada di bawahnya.
2)
Memantau
perkembangan/kemajuan
nasabah
pinjaman/dana. 3)
Membantu terlaksananya tugas Direksi dalam bidang marketing.
4)
Mengkaji ulang atas program kerja di
bidang
pembiayaan/dana. 5)
Mencari sumber dana dengan melihat kemungkinan dan peluang dana murah yang dapat dihimpun dari masyarakat.
6)
Melakukan survey dan analisa yang mengajukan pembiayaan.
7)
Melakukan koordinasi dengan AO tentang nasabah yang mendapat fasilitas pembiayaan untuk segera melakukan angsuran.
8)
Mengetahui dengan pasti bahwa produk atau jasa yang telah diberikan oleh Bank kepada nasabahnya benarbenar memenuhi kebutuhan.
9)
Menjaga hubungan baik dengan kreditur dan debitur.
47
10)
Melakukan tugas-tugas lainnya yang di berikan oleh direksi.
e.
Acconuting Tugas dan tanggung jawab : 1)
Melakukan otorisasi slip-slip transaksi dari kasir dan dari semua bagian (yang meng-input data).
2)
Melakukan perhitungan pendapatan dan perhitungan bagi hasil setiap akhir bulan. Membuat laporan keuangan (neraca, laba rugi), rekap buku besar dan mutasi harian.
3)
Mencetak daftar transaksi harian, daftar subledger rekapitulasi rekening perakhir bulan.
4)
Membuat laporan bulanan, laporan saldo rekening dana pihak III dan sebagainya.
5)
Memeriksa dan menyimpan bukti-bukti transaksi harian kepada direksi.
6)
Membuat laporan semesteran, laporan tahunan dan laporan publikasi.
7)
Melaporkan laporan keuangan (neraca dan laba rugi) harian kepada direksi.
8)
Melaporkan laporan bulanan, laporan semesteran dan laporan tahunan.
48
9)
Mengusahakan agar penyerahan laporan tersebut tepat waktunya sesuai ketentuan.
d.
Teller Tugas dan tanggung jawab 1)
Memberikan pelayanan kepada nasabah secara cepat, cermat dan ramah.
2)
Mengatur dan bertanggung jawab atas dana kas yang tersedia.
3)
Bertanggung jawab atas kecocokan saldo akhir uang tunai pada, box teller di akhir hari.
4)
Menerima, menyusun serta menghitung secara hati-hati setiap setoran tunai, tarikan tunai dan sebagainya dari para nasabah untuk disimpan.
5)
Mengatur
dan
menyimpan
pengeluaran
uang
berdasarkan tarikan tunai dari nasabah. 6)
Menandatangani formulir-formulir serta slip setoran tunai dari nasabah.
7)
Mengurus pengeluaran uang kas untuk pinjaman yang telah disetujui oleh bagian administrasi.
e.
Customer service Tugas dan tanggung jawab 1)
Bertanggung jawab atas validitas mutasi pada kartu tabungan dan atau buku tabungan milik nasabah.
49
2)
Bertanggung
jawab
penuh
atas
material
yang
digunakan. 3)
Menghitung porsi bagi hasil dan mendistribusikan pada tiap-tiap rekening juga bertanggung jawab terhadap validitas data atas saldo-saldo terakhir tiap nasabah.
B.
Data – Data Deskriptif 1.
Produk- produk BPRS Artha Amanah Ummat a. Produk Penghimpunan Dana 1)
Tabungan iB Hijrah Tabungan ini adalah tabungan dengan akad titipan (wadiah yad Dhamanah ) untuk menampung titipan uang dari masyarakat yang sewaktu-waktu dapat diambil. Bank tidak wajib memberikan bagi hasil. Bank dapat memberikan bonus yang tidak diperjanjikan sebelumnya.
2)
Tabungan iB Amanah Tabungan ini untuk menampung investasi yang menggunakan investasi yang menggunakan akad bagi hasil
(mudharabah).
Produk
tabungan
ini
diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat. Dengan akad ini maka pihak penabung akan mendapatkan bagi hasil setiap bulannya dengan porsi yang sudah
50
disepakati. BPR Syariah Artha Amanah Ummat menjanjikan bagi hasil yang kompetitif untuk produk ini. 3)
Deposito iB Investasi Mudharabah Adalah simpanan berjangka dengan jangka waktu 1, 3, 6, 12, bulan. Simpanan ini menggunakan akad mudharabah dimana nasabah akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan sesuai yang disepakati. Produk ini sangat cocok untuk investasi nasabah, karena bagi hasil yang di berikan sangat kompetitif dan menarik
b.
Produk Penyaluran Dana 1)
Akad Jual-beli (Murabahah) Adalah akad jual beli dimana dalam akad ini bank bertindak sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli barang-barang kebutuhan nasabah. Akad ini bisa dipergunakan untuk penambahan modal usaha, renovasi rumah, pembelian kendaraan dan lain-lain.
2)
Akad Bagi Hasil (Mudharabah/Musyarakah) Adalah akad Pembiayaan untuk modal kerja, dimana bank membantu kebutuhan modal kerja. Selanjutnya secara periodik nasabah membayar pokok modal ditambahkan bagi hasil keuntungan yang telah disepakati.
51
3)
Akad Sewa (Ijarah) Adalah akad dimana bank menyewakan suatu obyek sewa kepada nasabah, dan atas manfaat yang diterima oleh nasabah atas penggunaan obyek sewa yang disewa tersebut, bank memperoleh ongkos sewa. Akad ini bisa dipergunakan untuk keperluan di bidang pendidikan, tenaga kerja, kesehatan dan pariwisata.
2. Perhitungan Bagi Hasil Produk Pendanaan di BPRS Artha Amanah Ummat a.
Perhitungan Tabungan iB Amanah (Tabungan Mudharabah) Berikut ini adalah contoh kasus perhitungan tabungan iB Amanah : Ibu leli memiliki tabungan Mudharabah di BPRS Artha Amanah Ummat dengan saldo rata-rata bulan juni sebesar Rp. 5.500.000 Perbandingan nisbah antara bank syariah dengan deposan adalah 73% : 27%. Saldo rata-rata per bulan di seluruh
BPRS
Artha
Amanah
Ummat
sebesar
Rp.
2.473.000.000 Kemudian keuntungan bank syariah yang dibagihasilkan adalah Rp. 25.000.000 Jadi keuntungan yang didapat ibu leli yaitu : = (Saldo rata-rata nasabah : saldo rata-rata bank x keuntungan bank syariah yang dibagi hasilkan) x 27%
52
= (5.500.000 : 2.473.000.000 x 25.000.000) x 27% = 15.012 Berarti keuntungan yang didapat bu Leli pada bulan juni sebesar Rp.15.012 b.
Perhitungan Deposito Mudharabah Berikut ini adalah contoh kasus perhitungan tabungan Deposito : Bapak siswanto memiliki deposito mudharabah sebesar Rp. 10.000.000,00 dengan jangka waktu 6 bulan di BPRS Artha Amanah Ummat. Nisbah antara bank syariah dengan nasabah adalah 50% : 50%. Saldo rata-rata deposito per bulan di BPRS Artha Amanah Ummat sebesar Rp. 4.296.160.290 Kemudian keuntungan yang dibagihasilkan BPRS Artha Amanah Ummat adalah Rp. 112.404.952 Jadi keuntungan yang di dapat Bapak Siswanto = (Deposito bpk.Siswanto : saldo rata-rata deposito x keuntungan yang di bagihasilkan) x 50% = ( 10.000.000 : 4.296.160.290 x 112.404.952) x 50% = 130.820 Berarti keuntungan Bapak Siswanto dari deposito berjangka 6 bulan sebesar Rp. 130.820
53
3.
Data Perkembangan Jumlah Nasabah Pendanaan Tabel 3.2 Data perkembangan jumlah nasabah pendanaan di BPRS Artha Amanah Ummat Ungaran
No. Tahun
Jumlah nasabah yang menabung Tb.Hijrah Tb.Amanah
Jumlah
(%) kenaikan
Deposito
total
nasabah
1
2007
2
59
2
63
507,94%
2
2008
40
313
30
383
53,78%
3
2009
74
476
39
589
11,88%
4
2010
78
534
47
659
21,7%
5
2011
153
593
56
802
7,98%
6
2012
178
626
62
866
Sumber: BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran Dari tabel di atas dapat diketahu kenaikan perkembangan nasabah BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran selama 6 tahun. Dari data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : perkembangan jumlah nasabah yang menujukkan perkembangan pada tahun 2007 samapai 2008 adalah 507,94% nasabah, 2008 samapai 2009 adalah : 53,78% nasabah, 2009 sampai 2010 adalah 11,88% nasabah, 2010 sampai 2011 adalah 21,7% nasabah dan 2011 sampai 2012 adalah 7,98% nasabah. Jadi tiap tahun BPR Syariah Artha Amanah Ummat menunjukkan peningkatan.
54
4.
Data Distribusi Bagi Hasil Tabel 3.3 Data distribusi bagi hasil
No
Tahun
Bagi Hasil Tabungan Dep 1 bln
Dep 3 bln
Dep 6 bln
Dep 12 bln
1
2007
-
-
-
-
-
2
2008
7,28%
5,59%
6,17%
5,58%
5,38%
3
2009
10,78%
9,32%
10,27%
9,23%
8,99%
4
2010
11,61%
9,94%
10,97%
9,85%
9,56%
5
2011
12,4%%
10.35%
11,46%
10,26%
9,92%
6
2012
-
10,77%
11,88%
10,67%
10,36%
Sumber : BPR Syariah Artha Amnah Ummat Ungaran Dari data tabel di atas dapat dilihat distribusi bagi hasil pada tahun 2007 sampai 2012 pada bulan februari.
55
BAB IV ANALISIS A. Strategi Pemasaran Dalam Mencari Nasabah Pendanaan di BPR Syariah Artha Amanah Ummat Data
perkembangan
nasabah
sudah
dipaparkan
pada
bab
sebelumnya pada hal: 37. Yang menguraikan tentang perkembangan nasabah dari tahun 2007 sampai dengan 2012 yang menggunakan produk tabungan
iB
Amanah,
iB
Hijrah
dan
Deposito
menunjukkan
perkembangan. Pada tahun 2007 nasabah yang menabung sebanyak 63 nasabah, pada tahun 2008 sebanyak 383 nasabah, pada tahun 2009 sebanyak 589 nasabah, pada tahun 2010 sebanyak 659 nasabah, pada tahun 2011 sebanyak 802 nasabah, pada tahun 2012 sebanyak 866 nasabah (yang didapat dari nasabah yang menabung pada bulan januari samapai Maret). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa perkembangan nasabah yang paling banyak pada tahun 2008. Jadi perkembangan jumlah nasabah dapat disimpulkan
bahwa pada tiap tahunnya ada perkembangan /
pertumbuhan nasabah pendanaan. Berarti dalam menerapkan strategi pemasaran yang selama ini di terapkan BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran dikatakan berhasil, walaupun dengan demikian BPR Syariah Artha Amanah Ummat harus meningkatkan lagi strategi pemasarannya, agar nasabah terus bertambah dan dipercaya dengan keberadaan dan pelayanan BPR Syariah Artha Amanah Ummat yang selama ini sudah dijalankan. 56
Dalam menjalankan usahanya, BPR Syariah Artha Amanah Ummat mempunyai strategi pemasaran dalam mencari nasabah, terutama strategi dalam pemasaran. Strategi pemasaran yang dibuat oleh BPR Syariah Artha Amanah Ummat Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Bambang Yuliarso, direktur BPR Syariah Artha Amanah Ummat (pada tanggal 12 Juni 2012 jam 12.30 wib) : 1.
Perencanaan Produk Dalam perencanaan produk pihak BPR Syariah Artha Amanah Ummat harus mempertimbangkan kepuasan nasabah, halhal yang perlu diperhatikan menyangkut konsep produk yaitu kualitas, pelayanan dan bagi hasil produk. Dalam hal ini produk BPR Syariah Artha Amanah Ummat
adalah jenis tabungan
dan
pembiayaan yang diperlukan bagi masyarakat. Produk yang ditawarkan oleh BPR Syariah Artha Amanah Ummat adalah tabungan iB Hijrah, tabungan iB Amanah dan Deposito iB Investasi Mudharabah. Masing-masing jenis tabungan tersebut memiliki kelebihan antara lain : a. Tidak dikenakan biaya administrasi b. Bagi hasil yang diberikan sangat menarik c. Proses permohonan menjadi nasabah sangat mudah Selain simpanan dan pembiayaan BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran dalam memberikan kepuasan selalu menawarkan jasa lain bagi nasabah atau masyarakat seperti :
57
a.
Memberikan jasa pembayaran rekening telefon kepada nasabah atau masyarakat
b.
Memberikan jasa pembayaran rekening listrik kepada nasabah atau masyarakat
c.
Memberikan jasa pembayaran rekening PDAM kepada nasabah atau masyarakat
d.
Setiap nasabah yang menabung Di BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran dengan nominal diatas Rp. 100.000 akan mendapatkan souvenir, diantaranya payung, gelas, kelender, jam dinding dan lain-lain.
2.
Pendekatan dengan masyarakat BPR Syariah Artha Amanah Ummat berusaha menjangkau seluruh
lapisan
masyarakat
untuk
memperkenalkan
produk-
produknya agar lebih dikenal oleh masyarakat maka strategi yang dianggap efektif adalah strategi personal selling, dengan strategi tersebut diharapkan pasar sasaran dapat dijangkau oleh pihak bank. Dengan adanya pendekatan ini masyarakat dengan sendirinya akan tertarik terhadap jasa dan produk-produk yang ditawarkan oleh BPR Syariah Artha Amanah Ummat dengan baik. Karena BPR Syariah Artha Amanah Ummat wilayah kerjanya di daerah perkotaan dan pedesaan maka harus tahu bagaimana cara pendekatan supaya masyarakat dapat mengenal BPR Syariah Artha Amanah Ummat dengan baik.
58
3.
Promosi Promosi terhadap produk yang dilakukan oleh BPR Syariah Artha Amanah Ummat adalah melalui blosur, mulut kemulut dan mendatangi nasabah secara langsung. Kegunaan dari promosi adalah untuk memperkenalkan produk dalam mencari nasabah dan gagasan ide pada kelompok sasaran. Dalam mempromosikan produknya BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran menggunakan langkah-langkah sebagia berikut : a.
Penyebaran brosur-brosur dan formulir tabungan maupun pembiayaan melalui media elektronik maupun media cetak.
b.
Mengadakan kunjungan silaturrahmi dan sosialisasi ke pondok-pondok pesantren, takmir-takmir masjid dan mushalla, lembaga-lembaga
pendidikan, jamaah pengajian dengan
tujuan untuk mengenalkan dan mensosialisasikan BPR Syariah Artha Amanah Ummat. c.
Karyawan dengan semaksimal mungkin mendatangi rumahrumah, toko-toko, pasar-pasar dan perkantoran yang terutama berada didaerah ungaran.
d.
Menyebarkan informasi tentang BPR Syariah Artha Amanah Ummat di daerah kabupaten semarang kalo BPR Syariah tidak menggunakan bunga melainkan bagi hasil.
59
e.
Membuat proposal-proposal kerja sama dengan lembagalembaga yang terkait.
Adapun penyaluran dana dengan cara : a.
Penyaluran dana pada, aktiva produktif, berupa pemberian Pembiayaan kepada nasabah.
b.
Penempatan dana pada Bank lain. Berdasarkan penelitian di BPR Syariah Artha Amanah
Ummat strategi pemasaran yang dipakai sudah sesuai dengan teori yang ada pada hal : 21 sampai 23 yang menguraikan tentang strategi pemasaran yang terdiri dari lima elemen yang saling berkaitan yang meliputi : pemilihan pasar, produk, penetepan harga, sistem pemasaran, dan komunikasi pemasaran atau promosi. Promosi yang meliputi periklanan personal seling ( penjualan pribadi), promosi penjualan, hubungan dengan masyarakat. Dari kelima elemen tersebut dapat diketahui bahwa strategi pemasaran yang digunakan BPR Syariah Artha Amanah Ummat untuk mencari nasabah sangat mendukung.
60
B. Faktor pendukung strategi pemasaran BPR Syariah Artha Amanah Ummat Faktor pendukung strategi pemasaran BPR Syariah Artha Amanah Ummat Ungaran Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ali Yafi, Marketing BPR Syariah Artha Amanah Ummat (pada tanggal 30 Mei 2012 jam 10.00 wib) : 1) Pelayanan prima terhadap nasabah BPR Syariah Artha Amanah Ummat dalam memeberikan pelayanan kepada nasabah sudah bagus serta membina hubungan baik dengan nasabah. Dalam memberikan pelayanan kepada nasabah menampilkan tampilan yang menarik, sopan–santun, ramah–tamah, adil dan cepat dengan etika yang baik sehingga nasabah puas dengan pelayanan yang diberikan. BPR Syariah Artha Amanah Ummat juga cepat dalam mengatasi masalah yang muncul secara profesional. Dalam memberikan pelayanan kepada nasabah selalu cepat agar nasabah tidak menuggu lama. BPR Syariah Artha Amanah Ummat memberikan pelayanan lalu lintas pembayaran yang melalui BSM, Bank Jateng Syariah, Bank Muamalah. 2). Lokasi yang mudah dijangkau Letak BPR Syariah Artha Amanah Ummat yang berada di Jl . HOS Cokroaminoto Komplek Ruko Terminal Sisemut Ungaran adalah lokasi yang strategis. Jarak BPR Syariah Artha Amanah 61
Ummat tidak jauh dari kota dan desa dan berada di sekeliling perkantoran, perumahan, sekolahan dan pegawai wiraswasta, yang sangat mempermudah BPR Syariah Artha Amanah Ummat dalam menghimpun dana dan penyaluran dana melalui produk-produk yang dibuatnya. 3).
Peningkatan SDM Peningkatan sumber daya manusia pada BPR Syariah Artha Amanah Ummat memiliki tujuan untuk meningkatkan Etos kerja, kemampuan, profesionalitas dan kinerja karyawan. Pelaksanaan peningkatan sumber daya manusia pada BPR Syariah Artha Amanah Ummat bagi karyawan dilaksanakan dengan pelatihan. Tahap–tahap yang dilaksanakan dalam pelaksanaan peningkatan sumber daya manusia adalah analisis kebutuhan, rancangan instruksional, pelaksanaan, dan evaluasi. Kendala–kendala yang terjadi dalam peningkatan sumber daya manusia pada BPR Syariah Artha Amanah Ummat itu masih ada, akan tetapi peningkatan sumber daya manusia masih merupakan langkah yang paling tepat bagi perusahaan dalam upaya peningkatkan kinerja karyawan. Peningkatan sumber daya manusia yang dilakukan BPR Syariah Artha Amanah Ummat dapat dilaksanakan dengan baik dengan terbukti adanya peningkatan nasabah.
62
4)
Mempunyai daya saing terhadap lembaga lain Bagi hasil yang ditawarkan BPR Syariah Artha Amanah ummat tinggi di bandingkan dengan bank umum lainnya. Proses pembiayaan yang diberikan cepat tidak ada persyaratan yang mempersulit nasabah dan pelayanan yang diberikan tidak mau kalah dengan bank-bank lainnya. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor
pendukung strategi pemasaran yang digunakan BPR Syariah Artha Amanah Ummat yang sesuai dengan teori yang ada pada hal 23 sampai 26, yang menguraikan tentang bauran pemasaran melalui elemen-elemen yang masih berkaitan dalam strategi pemasaran yang meliputi: strategi produk, strategi harga, strategi lokasi, strategi promosi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ali Yafi, Marketing BPR Syariah Artha Amanah Ummat (pada tanggal 29 juni 2012 hari jumat jam 12.30 wib), ada beberapa keunikan yang ada di BPR Syariah Artha Amanah Ummat ini dibandingkan di tempat lain yaitu : a.
Pelayanan yang diberikan lebih mengarah kehubungan kemitraan
b.
Karyawan dan direktur menjalin hubungan kerja secara egaliter misalnya : kalau ada waktu luang sering sering, bercanda dan lain sebagainya.
c.
Suasana kantor lebih seperti rumah adanya TV, kamar mandi dan tempat sholat.
63
d.
Seorang marketing bisa menjadi customer service dan melayani pembayaran listrik dan telefon.
e.
Seorang akunting juga bisa melayani nasabah yang mau mengangsur atau menabung serta melakukan pengambilan tabungan.
f.
Seorang direktur juga bisa melayani pembayaran listrik dan telefon serta bisa menjadi marketing. Dengan suasana kerja dalam pelayanan seperti yang ada di atas
akan menjadikan BPR Syariah Artha Amanah Ummat lebih bisa meningkatkan daya saing dengan lembaga keuangan yang lain disekitarnya atau lingkungannya.
64
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berupa data-data dari observasi, wawancara serta dokumentasi sehingga diperoleh hasil seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Strategi Pemasaran BPRS Artha Amanah Ummat dalam mencari nasabah yang di pakai yaitu: melalui pendekatan pada nasabah, melalui promosi,
perencanaan produk. Ketiga strategi ini
sangatlah penting bagi kelangsungan kinerja BPR Syariah Artha Amanah
Ummat
dalam
mencari
nasabah
karena
untuk
memprioritaskan hubungan kepada nasabah dengan ikatan personal, keterampilan para personil yang ada dalam perusahaan, kekompakan atau suatu tim yang tangguh dari personil yang ada dalam perusahaan tersebut, khususnya dalam menghadapi para pelanggan sehingga membawa kesan tersendiri yang meyakinkan pelanggan. 2.
Faktor pendukung strategi pemasaran BPR Syariah Artha Amanah Ummat meliputi : pelayanan prima terhadap nasabah, lokasi yang mudah dijangkau, peningkatan SDM dan mempunyai daya saing terhadap lembaga lain.
65
B. Saran – Saran Setelah mengadakan penelitian dan pengamatan keadaan serta situasi di BPR Syariah Artha Amnah Ummat Ungaran, maka peneliti memberikan saran yang bermanfaat antara lain : a.
Strategi pemasarannya lebih ditingkatkan lagi supaya menjadi bank kepecayaan khususnya masyarakat yang berada di Kabupaten Semarang.
b.
Melakukan sosialisasi produk-produk BPR Syariah Artha Amanah pendanaan
Ummat hal
ini
kepada
masyarakat
dikarenakan
tingkat
khususnya
produk
pemahaman
dan
pengetahuan masyarakat tentang menabung masih rendah dan juga masih banyak yang belum mengerti dan salah faham tentang bank syariah dan mengagapnya sama saja dengan bank konvensional. Jadi bank harus melakukan pendekatan melalui pondok-pondok pesantren, takmir-takmir masjid dan musholla, lembaga-lembaga pendidikan, jamaah pengajian. c.
Melengkapi peralatan operasional dengan teknologi yang canggih dan modern seperti ATM, sehingga nasabah bisa menarik dana di mana saja, jadi dengan hal ini bisa memberikan pelayanan kepada nasabah secara cepat dan lebih memuaskan, baik kepada nasabah pembiayaan atau penabung.
66