BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Komunikasi tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari. Aktivitas komunikasi dapat dilihat dalam berbagai segi kehidupan sehari-hari, baik itu sejak bangun tidur, belajar, bekerja hingga kembali ke peraduan. Komunikasi sudah menjadi rutinitas di kehidupan manusia.Komunikasi menjadi dasar hubungan sosial antara satu manusia dengan yang lainnya. Apabila kita menilik kembali ke kebiasaan kita sehari-hari bisa digambarkan, dalam berjamjam waktu digunakan untuk bercengkerama, pagi hari kita membaca koran, kemudian menonton televisi atau mendengarkan radio, dan juga yang akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan baru kita adalah mengakses internet. Ahli komunikasi, Wilbur Schramm mengatakan bahwa dalam konteks komunikasi, suatu masyarakat dapat dilihat sebagai sejumlah hubungan (relationship) di mana masing-masing orang akan mengambil bagian (sharing) atas informasi1. Secara garis besar dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan dalam makna agar terjadi pertukaran pikiran dan pengertian antara pemberi pesan (komunikator) dan penerima pesan (komunikan). Proses komunikasi dapat diartikan sebagai transfer informasi atau pesan dari pengirim pesan (komunikator) kepada pengirim pesan (komunikan). Dalam
1
Tommy Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi, (Yogyakarta: MedPress, 2009) hlm.3.
1
2
proses komunikasi tersebut tujuan utamanya adalah tercapainya pemahaman atau saling pengertian antara kedua belah pihak yang saling berkomunikasi. Alvin Toffler dalam Widjaja menyebutkan bahwa abad sekarang sebagai abad informasi. Hal tersebut ditandai dengan ledakan informasi akibat kemajuan ilmu pengetahuan2. Dewasa ini, kemudahan dan kecepatan perolehan informasi yang dialami generasi saat ini tidak lepas dari semakin berkembangnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi tersebut bukan hanya terbatas pada komunikasi yang lebih cepat, namun juga cara kerja yang lebih mudah, gaya kerja yang lebih nyaman, dan lebih jauh lagi yakni dapat mengubah masyarakat dan kebudayaan. Cara konvensional mengirim dan memperoleh informasi berupa pesan seperti melalui surat, poster, media cetak kini sudah dikembangkan menjadi SMS, chatting, e-mail, website, jejaring sosial dan sebagainya. Salah satu teknologi informasi yang saat ini sangat terasa manfaatnya terutama dalam kecepatan pertukaran informasi adalah internet. Keberadaan internet membuat siapapun dapat menjelajah dan berinteraksi bahkan dengan pengguna internet di belahan dunia lain. Kehadiran internet memang sangat membantu di segala bidang dan dalam kehidupan sehari-hari. Kelebihan internet yang dirasakan masyarakat seperti penggunaan yang real time, bisa untuk komunikasi dua arah, bisa diakses di mana-mana, bisa digunakan secara individu maupun publik, dan juga bisa menjadi media komunikasi massa sekaligus pribadi. Kelebihan yang dimiliki internet tersebut tentu tidak hanya bisa digunakan untuk bertukar informasi.
2
H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi : Pengantar Studi . (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) hlm. 29.
3
Secara umum manfaat internet antara lain yakni sebagai sarana informasi, sarana berbisnis, sarana komunikasi, sarana pendidikan dan sarana hiburan. Sebagai contoh sederhananya, saat ini sudah banyak masyarakat Indonesia menggunakan media chatting seperti BBM, Line, WhatsApp dan semacamnya untuk bertukar informasi. Berkembangnya jual-beli secara online tentu juga tidak akan meningkat seperti sekarang ini tanpa hadirnya internet. Masih banyak lagi perubahan serta kemajuan lain dalam berbagai bidang kehidupan yang terdukung sebab adanya internet. Penggunaan internet di Indonesia bisa dikatakan sangat tinggi, hal tersebut bisa dilihat dari pernyataan Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Semuel A. Pangerapan, yang dilansir dari inet.detik.com berikut. Semuel A. Pangerapan menyatakan bahwa selama tahun 2014, pengguna internet di Indonesia tercatat sebanyak 88,1 juta, tumbuh 16,2 juta dari sebelumnya 71,9 juta atau dengan kata lain memiliki penetrasi 34,9%3. Namun secara umum, di Indonesia sendiri belum semua warganya dapat merasakan manfaat internet berkaitan dengan jaringan internet yang belum memadai dan juga kemampuan pengoperasian masing-masing individu. Mayoritas hanya masyarakat perkotaan yang lebih banyak berkesempatan dan lebih paham menggunakan internet dibandingkan mereka yang tinggal di pedalaman atau pedesaan. Kebutuhan akan informasi secara cepat dan terbaru membuat masyarakat semakin mengandalkan internet sebagai tempat mencari informasi. Apa pun bisa 3
Muhammad Alif Goenawan, 2015, Pengguna Internet Tembus 88,1 Juta, diperoleh dari http://inet.detik.com/read/2015/03/26/132012/2870293/398/pengguna-internet-indonesiatembus-881-juta diakses pada 3 Agustus 2015.
4
dicari menggunakan search engine (mesin pencari) seperti Google dan Yahoo!, baik dari berita nasional maupun internasional, berita olahraga hingga tips seputar kehidupan sehari-hari. Namun, dengan sifat ketidak-terbatasan yang dimiliki internet, bisa membuat konten-konten yang tidak bersahabat seperti pornografi dan kekerasan dapat terakses dengan mudah dan tersebar luas. Di balik pro dan kontra penggunaan internet, internet tetap berkembang dan menjadi trend di kalangan masyarakat, begitu pula dengan inovasi-inovasi yang mengikutinya seperti situs jejaring sosial. Berkembangnya dunia internet memunculkan fenomena yang menarik yakni, situs jejaring sosial (Social Networking Sites). Hingga saat ini ada berbagai macam jejaring sosial populer yang digunakan masyarakat Indonesia seperti Facebook, Twitter, Instagram, Path, Ask.fm, LinkedIn, dan lain-lain. Meskipun Twitter merupakan jejaring sosial yang sudah cukup lama hadir di tengah masyarakat, namun eksistensinya masih bertahan hingga saat ini. Twitter pertama kali diluncurkan sekitar tahun 2007, namun mulai menjadi tren dan ramai digunakan masyarakat Indonesia sekitar tahun 2010. Twitter dikenal sebagai situs jejaring sosial yang membatasi penggunanya untuk menulis konten atau dikenal dengan istilah tweeting sebanyak 140 karakter huruf saja. Jumlah pengguna Twitter di Indonesia memang belum pernah disebutkan secara pasti. Namun pada Kamis, 27 Maret 2015 silam, CEO Twitter, Dick Costolo saat kunjungannya ke
5
Indonesia menyebutkan bahwa hingga saat ini sudah tercatat sebanyak 50 juta pengguna aktif Twitter di Indonesia dan masih terus bertambah4. Tidak hanya kalangan masyarakat awam saja yang menggunakan Twitter; para artis, komunitas, tokoh politik, organisasi profit maupun non-profit hingga media cetak dan elektronik pun menggunakan Twitter sebagai sarana untuk melakukan komunikasi secara mudah, cepat dan memiliki sasaran luas di dunia maya. Sebagaimana sifat internet yang tak terbatas dan bisa diakses siapa saja, hal tersebut tentu berlaku pula pada Twitter. Siapa pun bisa mendaftarkan akun (sign up) dan menuliskan apa saja (tweeting), karena Twitter dipegang oleh perorangan. Pengoperasian yang mudah, cepat dan interaktif pada Twitter membuat media sosial ini banyak digunakan masyarakat. Siapapun pemegangnya bisa saja membuat tweet personal baik itu berupa keluh kesah maupun tweet informatif yang memang bertujuan untuk membagikan informasi terbaru ke masyarakat luas. Cakupan pemanfaatan Twitter yang tak terbatas seperti contohnya portal informasi, edukasi, publikasi, bisnis dan sebagainya banyak dimanfaatkan oleh para pengguna Twitter. Salah satu contoh akun yang memanfaatkan Twitter sebagai sarana yang bermanfaat untuk berbagi dan bertukar informasi adalah akun @tentangSolo. Akun @tentangSolo ini dipegang oleh sekelompok orang secara swadaya dan tergabung dalam satu komunitas. Terbentuknya @tentangSolo tak jauh dari kesadaran para pendirinya akan potensi Kota Solo sendiri yang sangat
4
DEL, Pengguna Twitter di Indonesia Capai 50 Juta (2015) , diperoleh dari tekno.kompas.com/read/2015/03/26/16465417/ Pengguna.Twitter.di.Indonesia.Capai.50.Juta diakses pada 7 September 2015.
6
kaya akan peninggalan sejarah, kuliner, kegiatan budaya, aktivitas seni, aktivitas religious, tempat wisata dan sebagainya. Akun @tentangSolo, sebagaimana yang tertulis di bio Twitter-nya; sudah beroperasi sejak tahun 2008. Akun @tentangSolo secara umum dapat digambarkan sebagai akun pertukaran informasi seputar Kota Solo dan sekitarnya. Komunikasi yang terjalin di Twitter @tentangSolo tidak hanya satu arah, namun juga berinteraksi dengan masyarakat yang senantiasa ikut aktif memberi opini pada konten-konten di akun @tentangSolo. Jenis informasi yang biasanya disampaikan oleh akun @tentangSolo berupa info event budaya, aktivitas seni, info kuliner, info lalu lintas dan transportasi seputar Solo, info tempat atau lokasi penting di Kota Solo, info peristiwa penting maupun berita nasional yang berkaitan dengan Kota Solo, dan juga selingan hiburan berupa parikan atau pantun dalam bahasa Jawa. Adapun selain Twitter, @tentangSolo juga memiliki platform sosial media lain seperti website (tentangsolo.web.id), Facebook, dan Instagram. Secara umum pengoperasian akun @tentangSolo tidak jauh berbeda dalam penggunaan Twitter pada umumnya. Admin @tentangSolo melakukan posting tweet, mengunggah foto, membalas mention dari para followers yang bertanya atau menyapa dan me-retweet informasi dari pengguna Twitter lain yang berkaitan dengan peristiwa atau info seputar Solo. Kemunculan akun-akun informasi seputar daerah atau kota sudah lama hadir dan banyak bertebaran di jejaring sosial Twitter. Akun informasi mengenai Kota Solo saja sudah ada lebih dari 3, selain @tentangSolo yang berbasis
7
komunitas. Jumlah followers yang tercatat sejumlah 128.047 followers pada 20 Desember 2015, membuat peneliti tertarik untuk meneliti @tentangSolo. Dibandingkan dengan akun informasi serupa, akun @tentangSolo memiliki followers yang paling banyak dan cukup aktif. Sebuah akun yang menyediakan informasi ke masyarakat luas tentu diharapkan untuk mampu memenuhi kebutuhan informasi, aktual, bermanfaat, terpercaya dan memiliki nilai hiburan. Media sosial Twitter dipilih peneliti karena di tengah bermunculannya berbagai media sosial lain seperti Facebook, Instagram, YouTube dan sebagainya Twitter masih diminati khususnya masyarakat Indonesia, sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya dalam artikel milik inet.detik.com bahwa hingga akhir Maret 2015 pengguna Twitter di Indonesia telah mencapai angka 50 juta pengguna aktif. Peneliti tertarik meneliti Twitter @tentangSolo karena sampai saat ini Twitter @tentangSolo masih diminati oleh para followers-nya di tengah bermunculannya akun-akun Twitter serupa. Followers Twitter @tentangSolo pun juga terbanyak dibandingkan dengan akun serupa mengenai informasi seputar Kota Solo. Akun @tentangSolo juga sampai saat ini masih aktif dan followersnya pun bertambah dari waktu ke waktu di tengah bermunculannya platform sosial media baru yang mulai menggerus eksistensi Twitter seperti Instagram, Path dan sebagainya. Konten yang dimiliki Twitter @tentangSolo juga beragam serta menarik karena mencakup konten mengenai beragam informasi seperti peristiwa, agenda kota, pariwisata, kuliner, fasilitas kota Solo serta hiburan berupa parikan atau pantun dalam bahasa Jawa.
8
Penelitian ini dirasa peneliti penting untuk bidang ilmu komunikasi, khususnya studi mengenai salah satu unsur komunikasi yakni komunikan atau audiens. Penelitian tentang audiens ini utamanya dikhususkan untuk mengetahui bagaimana motif, pola penggunaan dan kepuasan komunikan atau audiens atas konten atau pesan yang yang disalurkan oleh komunikator di mana dalam penelitian ini adalah komunitas @tentangSolo melalui media Twitter. B. Rumusan Masalah Berdasarkan apa yang penulis tulis pada latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini : 1. Apakah ada hubungan antara motif dan kepuasan terhadap akun Twitter @tentangSolo di kalangan followers Twitter @tentangSolo? 2. Apakah ada hubungan antara penggunaan dan kepuasan terhadap akun Twitter @tentangSolo di kalangan followers Twitter @tentangSolo? C. Tujuan Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui : 1. Ada tidaknya hubungan antara motif dan kepuasan terhadap akun Twitter @tentangSolo di kalangan followers Twitter @tentangSolo. 2. Ada tidaknya hubungan antara penggunaan dan kepuasan terhadap akun Twitter @tentangSolo di kalangan followers Twitter @tentangSolo.
9
D. Manfaat Berdasarkan pada tujuan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat di antaranya : 1. Manfaat Akademis a. Penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca dan juga peneliti sendiri khususnya mengenai kajian teori uses and gratification terutama dalam penelitian mengenai korelasi motif dan penggunaan dengan kepuasan terhadap Twitter akun @tentangSolo. b. Menjadi referensi bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian lanjutan terutama mengenai media baru dan media sosial. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk pihak komunitas @tentangSolo sebagai referensi dalam perencanaan media. b. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk evaluasi pihak @tentangSolo mengenai konten mana yang perlu ditingkatkan. 3. Manfaat Sosial / Umum a. Penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan budaya bertukar informasi di Twitter, khususnya bagi sesama warga Solo. b. Diharapkan melalui penelitian dapat mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial dan memberi gambaran bahwa media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk berbagi konten positif.
10
E. Kajian Teori 1. Komunikasi Komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common)5. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis, tanda-tanda, lambang-lambang, isyarat-isyarat. Komunikasi dilakukan baik secara tradisional maupun modern, dari mulai alat yang sederhana hingga alat-alat mutakhir dan canggih. Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan atau tukar menukar pendapat6. Komunikasi memiliki beragam definisi menurut para ahli, salah satunya adalah Hoveland yang dikutip oleh Wiryanto yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah mengubah perilaku individu lain. Hampir sama dengan definisi Hoveland, ungkapan Cherrey yang dikutip Anwar Efendi dalam buku milik Wiryanto, mengatakan bahwa : “Communication is essentially the relationship set up by the transmission of stimuli and evocation of response”7 . Menurut Everett M. Rogers, komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka8. Sedangkan menurut, Harold Laswell cara yang baik untuk mendefinisikan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: “Who Says 5
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,2010) hlm.46. 6 AW. Widjaja ,Op.cit, hlm. 13. 7 Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : Grasindo,2004) . hlm 6. 8 Deddy Mulyana, Op.Cit., hlm.69.
11
What In Which Channel To Whom With What Efffect?” atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa dengan Pengaruh Bagaimana?9. Berangkat dari definisi Laswell tersebut dapat dilihat bahwa ada 5 unsur komunikasi yang berkaitan satu sama lain yaitu komunikator atau sumber, pesan, saluran atau media, komunikan atau penerima dan yang terakhir adalah efek. Komunikator atau sumber merupakan pihak yang memiliki inisiatif untuk berkomunikasi. Komunikator dapat berupa individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan negara10. Komunikator dalam menyampaikan pesan harus mengubah pikiran atau perasaannya dalam bentuk simbol verbal maupun nonverbal yang bisa diterima oleh komunikan. Proses ini disebut dengan encoding atau penyandian. Pesan atau message merupakan apa yang disampaikan oleh sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan). Pesan bisa berupa verbal maupun non verbal. Pada dasarnya pesan memilkiki 3 komponen yakni makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna dan bentuk atau organisasi pesan11. Saluran atau media atau channel, merupakan alat atau wahana yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada penerima. Saluran juga bisa diartikan dengan cara menyampaikan pesan, yakni langsung, melalui media cetak atau melalui media elektronik12. Penggunaan media yang digunakan komunikator tentu menyesuaikan bagaimana situasi, tujuan serta jumlah penerima pesan yang akan dijangkau.
9
Deddy Mulyana, Op.Cit., hlm. 69. Ibid., hlm. 70. 11 Ibid. 12 Ibid. 10
12
Komunikan atau penerima, yakni orang yang menerima pesan dari sumber atau komunikator13. Komunikan akan menggunakan pengalaman, pengetahuan, rujukan nilai, pola pikir, persepsi, perasaannya untuk menafsir dan memahami pesan yang disampaikan oleh sumber. Proses ini disebut dengan decoding atau penyandian-balik. Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut14. Efek bisa bermacam-macam misalnya perubahan pengetahuan, terhibur, kepuasan, perubahan sikap, perubahan perilaku, perubahan keyakinan dan sebagainya. Kelima unsur tadi merupakan unsur dasar komunikasi, pada beberapa literature
kerap
menambahkan
unsur-unsur
lain
seiring
berkembangnya
komunikasi seperti unsur gangguan (noise), timbal-balik (feedback) dan juga konteks atau situasi komunikasi. Everett M. Rogers membedakan karakteristik komunikasi menjadi 3 yakni komunikasi antarpribadi, komunikasi interaktif dan komunikasi media massa yang berdasarkan beberapa faktor berikut ini15 :
13
Sifat Saluran Komunikasi Arus informasi Sumber khalayak
Komunikasi Antarpribadi One to few Individu
Segmentasi khalayak Tingkat interaktif
Tinggi (demassifikasi) Tinggi
Deddy Mulyana, Op.Cit., hlm. 71. Ibid. 15 Wiryanto, Op.Cit, hlm. 22. 14
Komunikasi Interaktif Many to many Peserta komunikasi informative Tinggi (demassifikasi) Tinggi
Komunikasi Media Massa One to many Organisasi media Rendah (massifikasi) Rendah
13
Arus balik
Cepat
Asychronity (kontinyuitas arus komunikasi) Emosi sosial vs. TaskRelated content Non-verbal
Rendah
Tinggi emosional-sosial
Bisa cepat, bisa Cepat/tunda tunda Tinggi untuk Rendah/Tinggi media baru
Rendah
Rendah
Sulit
Bisa untuk Media visual media baru bisa, Media audio tidak Kontrol arus Oleh peserta Peserta Kontrol informasi komunikasi komunikasi khalayak kecil Kebebasan Rendah Biasanya rendah Tinggi pribadi Tabel 1.1 Karakteristik komunikasi Everett M. Rogers
Komunikasi interaktif merupakan bentuk komunikasi melalui media massa yang memiliki arus informasi bersifat dua arah dan segmentasi khalaknya bersifat demassifikasi. Demassifikasi memiliki artian arus informasi yang diterima khalayak bisa bersifat pribadi, meskipun disebarkan melalui media massa. 2. Komunikasi Massa & Media Massa Komunikasi memiliki beragam bentuk, di antaranya komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi dan komunikasi massa16. Komunikasi massa menurut beberapa Komunikasi massa merupakan salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, 16
Deddy Mulyana, Op.Cit, hlm. 80-84
14
melainkan
suatu
organisasi
formal.
Komunikator
seringkali
merupakan
komunikator personal. Pesan yang disampaikan tidak unik dan beraneka ragam serta dapat diperkirakan. Komunikasi massa seringkali mencakup kontak secara serentak antara satu pengirim dengan banyak penerima, hal ini tentu menciptakan pengaruh yang sangat luas dalam waktu singkat serta mampu menimbulkan respons seketika dari banyak orang secara serentak pula. Meskipun cara demikian belum menjamin adanya keseragaman pengaruh, namun terbukti respons yang lahir justru cenderung kurang beraneka ragam dibandingkan jika penyebaran informasi dilakukan secara lambat dan merambat dari satu orang ke orang lain17. Pada komunikasi massa, komunikator menyampaikan pesan kepada khalayak melalui apa yang disebut sebagai saluran atau medium. Sehingga bisa dikatakan bahwa suatu medium adalah suatu cara atau alat untuk menyampaikan sebuah pesan kepada khalayak18. Medium merupakan bentuk tunggal dari kata media, istilah media digunakan untuk menunjuk lebih dari satu media. Media massa kini dapat dibedakan menjadi 2 yakni media massa tradisional dan media massa modern. Pada media massa tradisional kita mengenal media massa cetak seperti koran, majalah, poster dan sebagainya; serta media elektronik seperti rekaman, film, televisi dan radio yang selama ini kita kenal. Selain media massa tradisional tadi, kini di tengah masyarakat sudah hadir media massa baru dan modern yakni internet. Berbagai macam sajian bentuk media
17
18
Denis McQuail ,Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar Edisi Kedua , (Jakarta : Penerbit Erlangga , 1994) hlm 33-34. Shirley Biagi, Media/Impact: Pengantar Media Massa, (Jakarta : Salemba Humanika, 2010) hlm. 9
15
tradisional kini bisa dinikmati secara online di internet seperti radio online, televisi online, video online dan juga artikel online. Kemajuan teknologi komunikasi secara langsung mempengaruhi kecepatan bagaimana masyarakat dan budaya berkembang. Model klasik dari komunikasi massa menggambarkan proses komunikasi satu arah. Namun kini dengan hadirnya teknologi digital, pesan dan feedback dapat timbul secara cepat karena pengirim dan penerima dapat melakukan komunikasi secara interaktif. Oleh sebab itu, kini sistem pengiriman pesan pun sudah banyak memanfaatkan media secara kombinasi seperti telepon, televisi dan juga internet. 3. Komunikasi Bermedia Internet (New Media dan Media Sosial) a. New Media Sebelum membahas mengenai media sosial, perlu diketahui dahulu apa itu media baru atau new media. Terry Flew menjelaskan new mediasebagai : “bentuk konten media yang menggabungkan dan menyatukan data, teks, suara dan berbagai jenis gambar yang disimpan dalam format digital dan didistribusikan terus menerus melalui berbagai jaringan19” Pada pengertian tersebut maka format atau bentuk menjadi penekanan dalam media baru.Baik itu teks, gambar, suara maupun kombinasinya disajikan dalam bentuk digital.
19
Chyntia Hastasari dkk, New Media : Teori dan Aplikasi , (Karanganyar : Lindu Pustaka, 2011), hlm 5.
16
Sebagai bentuk perkembangan teknologi baru, new media memiliki karakteristik tertentu. Ada beberapa karakteristik new media sebagaimana yang diungkapkan Martin Lister di antaranya20: 1) Merupakan bentuk pengalaman baru dalam text, hiburan, kesenangan dan pola dari konsumsi media 2) Merupakan cara baru dalam merepresentasikan dunia seperti halnya interaktif media 3) Merupakan bentuk hubungan baru antara pengguna dengan konsumen dengan teknologi media 4) Merupakan bentuk pengalaman baru dari identitas diri maupun komunitas dalam berinteraksi baik dalam waktu, ruang dan tempat 5) Merupakan bentuk konsepsi baru dari hubungan manusia secara biologis dengan teknologi media 6) Merupakan pola baru dalam organisasi dan produksi, sebuah integrasi dalam media seperti budaya, industri, ekonomi, akses informasi, kepemilikan, kontrol dan undang-undang. Seiring perkembangan jaman meski media massa tradisional dan new media memiliki artian yang berbeda namun kenyataannya kini new media bisa sekaligus menjadi media massa. Hal ini didukung dengan pernyataan Littejohn bahwa, jika ditinjau dari fungsi dan elemennya, internet jelas masuk dalam bentuk
20
Chyntia Hastasari dkk, Ibid., hlm. 7.
17
media komunikasi massa21. Menurut Morris & Ogan dalam thesis milik Johnson, meyatakan mengenai evolusi internet bahwa : “Internet telah mengalami evolusi dari media massa tunggal menjadi media massa jamak – mendukung komunikasi massa (contohnya, blog dan koran online), komunikasi interpersonal (seperti, e-mail dan pengiriman pesan instan), dan kombinasi keduanya (Facebook dan Twitter)”22
Berdasarkan pernyataan tersebut maka bisa dikatakan bahwa media baru merupakan hasil perkembangan dari media lama. Media lama seperti surat kabar, televisi, dan radio masih ada sampai detik ini, hanya saja penggunaan media lama tersebut masih terbatas jarak, waktu, dan belum interaktif. Akibat keterbatasan tersebut maka manusia menciptakan media baru yang mampu mengekstensi keterbatasan pada media lama23. Menurut George Gilder, jaringan digital membuat individu bebas dari belenggu dan geografi birokrasi perusahaan dan memungkinkan siapapun untuk berkolaborasi dan bertukar pikiran dengan rekan terbaik di manapun di dunia24.
21
Anton Sri Bambu, Aktivitas Komunikasi Pemasaran Kota Melalui Sosial Media Oleh Komunitas (Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Komunikasi Pemasaran Kota Melalui Akun Twitter@tentangSolo), (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Surakarta), hlm. 13 diperoleh darihttp://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/42670/ Aktivitas-KomunikasiPemasaran-Kota-MelaluiSosial-Media-Oleh-Komunitas-Studi-Deskriptif-Kualitatif-AktivitasKomunikasi-Pemasaran-Kota-Melalui-Akun-Twitter-Tentangsolo, diakses pada 28 Agustus 2015 22 Philip Ryan Johnson ,Toward a Uses and Gratification of Twitter, (ProQuest LLC: 2014), hlm. 1 diperoleh dari http://e-resources.perpusnas.go.id:2057/docview/1615884122?pqorigsite=summon diakses pada 25 Agustus 2015 23 Maggie Rudy Pranata, Media Baru dan Komunikasi Sosial: New Era, New Media diperoleh dari komunikasi.us/index.php/course/perkembangan-teknologi-komunikasi/1230-media-baru-dankomunikasi-sosial-new-era-new-media diakses pada 21 September 2015 24 Shirley Biagi, Op. Cit., hlm. 232
18
Sebut saja, fenomena media sosial seperti Twitter, Facebook atau Instagram yang sedang berkembang pesat beberapa tahun terakhir ini, semakin memperkecil jarak untuk berinteraksi dengan siapapun dan di manapun. b. Media Sosial Media sosial menurut Professors Andreas Kaplan dan Michael Haenlein dari ESCP European Business School merupakan sebuah grup atas aplikasi berbasis internet yang dibangun dengan dasar ideologi dan teknologi web 2.0, dan bisa mewadahi penciptaan dan pertukaran konten di kalangan penggunanya25. Selama ini kita mengenal media sosial hanya secara penggunaan dan namanya saja, padahal menurut ahli media sosial sendiri memiliki berbagai jenis. Dalam artikelnya berjudul “User of the World, Unite! The Challenges and Opportunities of Social Media,” Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein membuat klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial yang ada berdasarkan ciriciri penggunaannya. Menurut mereka, pada dasarnya media sosial dapat dibagi menjadi enam jenis, yaitu26: 1) Pertama, proyek kolaborasi website, di mana user-nya diizinkan untuk dapat mengubah, menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat di website tersebut, seperti Wikipedia.
25
Boundless, Defining Social Media, (Boundless, 29 Jul. 2015).diperoleh dari https://www.boundless.com/marketing/textbooks/boundless-marketing-textbook/social-mediamarketing-15/introduction-to-social-media-and-digital-marketing-98/defining-social-media480-10597/ diakses pada 22 September 2015 26 Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk Kementerian Perdagangan RI . (Jakarta : Kemetrian Perdagangan Republik Indonesia, 2014) hlm. 25-27 , diperoleh darihttp://www.kemendag.go.id/files/pdf/2015/01/15/buku-mediasosial-kementerian-perdagangan-id0-1421300830.pdf diakses pada 30 September 2015
19
2) Kedua, blog dan microblog, di mana user mendapat kebebasan dalam mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman, pernyataan, sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter. 3) Ketiga, konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan konten-konten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-lain seperti Youtube. 4) Keempat, situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk terkoneksi dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau sosial sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti misalnya Facebook. 5) Kelima, virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D dapat muncul dalam wujud avatar-avatar sesuai keinginan dan kemudian berinteraksi dengan orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di dunia nyata, seperti online game. 6) Keenam, virtual social world, merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang memberi kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual untuk berinteraksi dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh berbeda dengan virtual game world, namun lebih bebas terkait dengan berbagai aspek kehidupan, seperti Second Life. Jenis media sosial ada beragam dan akan semakin beragam bentuk produknya seiring dengan kebutuhan manusia serta perkembangan teknologi dan
20
informasi seperti saat ini. Dengan muatan seperti itu, maka media sosial tidak jauh dari ciri-ciri berikut ini27: 1) Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak terbatas pada satu orang tertentu; 2) Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang penghambat; 3) Isi disampaikan secara online dan langsung; 4) Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan sendiri oleh pengguna; 5) Media sosial menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri; 6) Dalam konten media sosial terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan (relasi), reputasi (status) dan kelompok (group). c. Twitter sebagai Media Sosial Twitter termasuk salah satu social networking sites (SNS) dan microblogging yang sangat populer di internet. Menurut jurnal online Copernicus.org Twitter diartikan sebagai berikut: “Twitter adalah jasa micro-blogging dengan 140 karakter dengan informasi dan komunikasi real-time. Dalam konteks akademik, Twitter cukup menarik karena seperti siaran berita di mana Anda sendiri memilih
27
Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI, Op. Cit., hlm. 27
21
sumbernya, dan Anda menentukan sendiri berita mana yang ingin dilihat/dibaca”28. Fungsi utama dari Twitter ini adalah sebagai media bagi kita untuk membagikan/ sharing sesuatu apapun itu melalui sebuah pesan tidak lebih dari 140 karakter yang biasa disebut tweet. Twitter tidak hanya sekedar menerima dan membagikan informasi saja, namun merupakan sebuah saluran komunikasi. Di Twitter penggunanya mampu melakukan komunikasi dua arah, sama halnya dengan saling bertukar cerita. Keterbatasan akan 140 karakter tentu bentuk pesan yang disampaikan dalam Twitter bersifat cepat dan to-the-point. Secara umum berikut istilah-istilah sekaligus konten yang ada di dalam Twitter pada umumnya: 1) Tweet / Status Adalah pernyataan sebanyak 140 karakter di microblogging Twitter. 2) Timeline (lini masa) Adalah halaman utama dalam Twitter, berisi deretan tweet yang dikirimkan oleh orang-orang yang menjadi teman kita. 3) Mentions (@) Adalah balasan dari percakapan agar sesama pengguna bisa langsung menandai orang yang akan diajak bicara.
28
____ .Twitter Introduction for Journal Editor, hlm.1, diperoleh http://www.copernicus.org/PDF_introduction-Twitter.pdf diakses tanggal 20 Mei 2015
dari
22
4) Hashtag (tanda pagar) Adalah adalah penanda keyword atau sebuah topik yang ditulis pada tweet. Hashtag berguna sebagai alat pencarian, dengan mengakses hashtag tertentu pengguna Twitter bisa memperoleh semua tweet yang menyantumkan hashtag topik tertentu. 5) Favorites Dapat digunakan untuk menandai tweet-tweet yang disukai oleh para pengguna Twitter 6) Following Adalah ketika pengguna akun Twitter mengikuti akun pengguna lain agar tweets yang dikirim oleh orang yang diikuti tersebut masuk ke dalam timeline. 7) Followers Adalah pengguna lain yang ingin menjadikan kita sebagai teman. Bila pengguna lain menjadi follower akun seseorang, maka tweets seseorang yang ia ikuti tersebut akan masuk ke dalam Timeline. 8) Direct Message (DM) Merupakan pengiriman pesan pribadi secara langsung di antara pengguna tanpa ada pengguna lain yang bisa melihat pesan tersebut kecuali pengguna yang dikirimi pesan. 9) Trending Topics Topik yang sedang banyak dibicarakan banyak pengguna dalam suatu waktu yang bersamaan.
23
Penggunaan jejaring sosial saat ini sudah menjadi gaya hidup sehari-hari sebagian besar masyarakat dunia yang sudah melek internet. Bahkan badan riset seperti Nielsen pun sudah membagi 3 kategori pengguna Twitter yakni heavy users (yang menghabiskan waktu bermain Twitter lebih dari 60 menit setiap bulannya), medium users (yang menghabiskan waktu bermain Twitter antara 5-60 menit setiap bulannya) dan light users (yang menghabiskan waktu untuk bermain Twitter kurang dari 5 menit setiap bulannya).29 4. Teori Uses & Gratification Menurut Littlejohn dan Foss, teori uses & gratifications disebut-sebut sebagai salah satu teori paling populer dalam studi komunikasi massa30. Teori uses & gratifications memfokuskan perhatian pada audiens sebagai konsumen media massa. Teori ini menilai bahwa audiens dalam menggunakan media berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus diskriminatif31. Dalam pemahaman teori ini khalayak dianggap aktif dalam memilih media disebabkan alasan masing-masing orang memiliki tingkat pemanfaatan media yang berbeda pula. Sebagai contoh umumnya seperti bagaimana koran dan televisi maupun internet menambah pengetahuan kita, mampu mengubah sikap atau bahkan merubah perilaku kita. Blumler, Katz dan Gurevitch menyatakan ada 5 asumsi dasar teori penggunaan dan kepuasan yaitu32: a. audiensi aktif dan berorientasi pada tujuan ketika menggunakan media
29
Stan Schroeder, Power Users Drive the Vast Majority of Twitter Usage, (2010) diperoleh dari http://Twitter-7-79/#sPfx.VtOTgkZ diakses pada 22 September 2015 30 Morissan, Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), hlm.508 31 Morissan, Op.Cit, hlm.509 32 Morissan, Ibid., hlm.509
24
b. inisiatif untuk mendapatkan kepuasan media ditentukan oleh audiens c. media bersaing dengan sumber kepuasan lain d. audiens sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif dan penggunaan media e. penilaian isi media ditentukan oleh audiens Teori uses and gratifications sendiri memiliki 4 model riset, pada penelitian kali ini , penulis menggunakan teori Uses & Gratification milik Blumler, Katz dan Gurevitch. Model Uses & Gratification yang dikembangkan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut33. Teori ini berkebalikan dengan teori jarum suntik yang menganggap khalayak adalah audiens yang pasif dalam penggunaan media. Model milik Blumler, Katz dan Gurevitch menekankan tentang pentingnya faktor-faktor sosialpsikologis yang menyebabkan munculnya kebutuhan penggunaan media massa dari seseorang dan menghadirkan akumulasi kebutuhan media massa dari suatu masyarakat tertentu. Untuk menjelaskan peranan faktor sosial-psikologis ini, Blumler, Katz dan Gurevitch memajukan proposisi sebagai berikut34 : a. Kondisi sosial-psikologis yang menimbulkan ketegangan dan pertentangan karena itu individu mengonsumsi media b. Kondisi sosial-psikologis menciptakan kesadaran akan adanya masalahmasalah yang membutuhkan perhatian dan informasi
33 34
Nurudin, Komunikasi Massa , (Malang: Cespur, 2003), hlm. 181 Munawar Syamsudin Aan, Metode Riset Kuantitatif Komunikasi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), I , hlm.78-79
25
c. Kondisi sosial-psikologis menawarkan kesempatan-kesempatan peningkatan taraf hidup dalam memuaskan kebutuhan-kebuuhan tertentu yang semuanya dapat dipenuhi oleh media massa d. Kondisi sosial-psikologis memberikan dukungan dan penguatan pada nilainilai tertentu melalui konsumsi media yang selaras e. Kondisi sosial-psikologis menyajikan sejumlah harapan yang telah diketahui melalui materi-materi isi (contents) media massa tertentu f. Model riset Uses & Gratification dari Blumler, Katz dan Gurevitch memberikan penekanan pada strukturalisasi dan pengorganisasian unsur sosial-psikologis. Terlihat pada gambar di bawah ini : USES AND GRATIFICATION
KHALAYAK AKTIF & SELEKTIF
KONDISI SOSIAL-PSIKOLOGIS
Gambar 1.1 Struktur model riset Uses & Gratification dari Blumler, Katz dan Gurevitch
26
Untuk melihat unsur-unsur dan cara kerja pendekatan uses and gratifications, dapat diketahui dengan memahami model pendekatan dalam buku karya Alexis Tan berikut35 : Nonmedia Sources of Need Satisfaction
Individual’s Needs
Social Environment 4. Demographic characteristic 5. Group affilation 6. Personality characteristic
7. 8. 9.
Cognitivoe needs Affective needs Personal integrative needs 10. Social in tegrative needs 11. Tension-release needs
7. Family, friends 8. Interpersonal communication 9. Hobbies 10. Sleep 11. Drugs, etc.
Mass Media Use
Media Gratification
5. Media type – newspaper, radio, TV, movies 6. Media content 7. Exposure to media 8. Social context of media exposure
5. Surveillance 6. Diversion/ entertainment 7. Personal identity 8. Social relationship
Bagan1.1 Model pendekatan uses and gratifications Alexis Tan
35
Alexis Tan, Mass Communication: Theories and Research, (Grid Publishing, Inc: 1981), hlm. 299.
27
Selain bagan diatas, bagan Jalaluddin Rakhmat dibawah ini juga dapat membantu untuk memahami pendekatan uses and gratifcations36 Anteseden
Motif
Penggunaan Media
Efek
-variabel individual
-kognitif
-hubungan
-kepuasan
-variabel lingkungan
-diversif
-macam isi
-pengetahuan
-personal
-hubungan
-dependensi
identity
dengan isi
Gambar 1.2 Model pendekatan uses and gratifications Jalaluddin Rakhmat Sebagaimana yang telah diteliti oleh Quan Haase mengenai relevansi teori Uses and Gratifications terhadap penelitian sosial media, dia menyatakan dalam jurnalnya sebagai berikut : “Pendekatan uses & gratification memberikan peran unik dan penting dalam mempelajari komunikasi, pergaulan, ilmu informasi dan jurnalisme. Khususnya dengan berkembangnya adopsi media sosial, pendekatan
uses
&
gratification
terdengar
menjanjikan
dalam
menetapkan kerangka teoritis untuk menguji jenis media sosial apa yang diadopsi oleh suatu segmen populasi tertentu, dan kepuasan apa yang individu peroleh selama penggunaan berbagai platform, situs dan layanan media sosial. Pendekatan uses & gratification menyediakan metodologi 36
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarrya, 2001), II, hlm. 66.
28
di mana pilihan dan kepuasan pengguna bisa diuraikan perbandingannya pada berbagai bentuk media sosial. Hal ini akan membantu kita lebih memahami apa motivasi pengguna untuk menghabiskan sebagian besar waktunya dalam menggunakan situs tersebut untuk membagi, menyukai / tidak menyukai, meneruskan, menambah, dan menyebarkan konten”37 Penulis menggunakan teori ini sebagai dasar penelitian mengenai hubungan antara motif, penggunaan media sosial dan kepuasan.Berdasarkan penjelasan oleh Quan-Haase di atas teori Uses & Gratification sangat berperan dalam berbagai studi ilmu komunikasi.Bahkan dengan berkembangnya sosial media, model Uses & Gratification pun bisa digunakan dalam kerangka penelitian mengenai media sosial. Teori Uses & Fratification dapat digunakan untuk mengetahui media sosial apa yang digunakan, digunakan oleh segmen apa dan apa kepuasan yang diperoleh setelah menggunakan berbagai macam bentuk, situs dan layanan media sosial. 5. Motif Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan – alasan atau dorongan – dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada hakikatnya mempunyai motif. Motif manusia dapat bekerja secara sadar dan juga secara tidak sadar bagi diri manusia.38
37
Anabel Quan-Haase, 2012, Is the Uses and Gratifications Approach Still Relevant in a Digital Society? Theoretical and Methodological Applications to Social Media, J Mass Commun Journalism Vol. 1 No. 7, hlm 3 38 Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Eresco, 1996,), hlm. 140
29
Perilaku-perilaku manusia secara umum didasari oleh 2 jenis motif, yakni motif biologis (primer) dan juga motif sosiogenis. Motif biologis merupakan motif yang paling utama dan mendasar seperti kebutuhan akan makan-minum, istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan memelihara kelangsungan hidup. Sedangkan, motif sosiogenis disebut juga sebagai motif sekunder, motif ini sangat menentukan perilaku sosial seseorang. Contohnya seagaimana yang disebutkan oleh Abraham Maslow di bawah ini, terkecuali kebutuhan fisiologis39. Menurut Maslow, individu dimotivasi oleh kebutuhan yang belum dipuaskan, yang rendah dan paling dasar dalam tata tingkat. Berikut merupakan tata tingkat kebutuhan menurut Maslow40 : a) Kebutuhan Fisiologis (Faali) Kebutuhan ini merupakan titik tolak dorongan fisiologis. Kebutuhan ini timbul dalam rangka mempertahankan kestabilan tubuh kita. Jadi jelas bahwa kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling kuat. b) Kebutuhan Akan Keselamatan Apabila kebutuhan fisiologis relatif telah terpenuhi, maka akan muncul seperangkat kebutuhan baru, yang kurang lebih dapat kita kategorikan dalam kebutuhan akan keselamatan (keamanan, kemantapan, ketergantungan, perlindungan, bebas dari rasa takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur ketertiban, hukum, batas-batas, kekuatan pada diri pelindung, dan sebagainya ).
39 40
Jalaluddin Rakhmat, Op.Cit, hlm.35-37 Abraham. H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 1, (Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo, 1994), hlm. 43 - 56
30
c) Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta Apabila kebutuhan fisiologis dan keselamatan terpenuhi maka akan muncul kebutuhan akan cinta, rasa kasih dan memiliki dan seluruh daur yang telah digambarkan diulang kembali dengan menempatkan hal-hal tersebut sebagai titik pusat yang baru. d) Kebutuhan akan harga diri Kebutuhan ini merupakan keinginan akan penilaian mantap, berdasar dan biasanya bermutu tinggi, akan rasa hormat diri atau harga diri dan penghargaan dari orang lain. e) Kebutuhan akan perwujudan diri Keinginan orang akan perwujudan diri yakni pada kecenderungan untuk mewujudkan
dirinya
sesuai
kemampuannya.
Kecenderungan
ini
dapatdiungkapkan sebagai keinginan untuk makin lama makin istimewa, untuk menjadi apa saja menurut kemampuannya. Pada penelitian ini, motif yang akan dibahas adalah motif yang mempengaruhi penggunaan dan kepuasan menggunakan media, khususnya media sosial. S. Finn menyatakan bahwa motif seseorang menggunakan media dapat dikelompokkan dalam dua kategori, yakni proaktif dan pasif41. Audiens yang proaktif adalah mereka yang menggunakan media berdasarkan atas kehendak, kebutuhan dan motif yang dimilikinya. Sedangkan audiens pasif adalah mereka yang menggunakan media tanpa adanya motif tertentu di pikiran audiens.Namun, dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat bagaimana motif seseorang dalam
41
Morissan, Op.Cit, hlm 511
31
menggunakan media sosial. Oleh karena itu dalam penelitian ini, audiens yang proaktiflah yang diutamakan untuk menjadi objek penelitian . Acuan dasar yang akan digunakan dalam menentukan motif penggunaan media kali ini akan mengacu pada pendekatan uses & gratification milik Jalaluddin Rakhmat. Dalam model pendekatan penggunaan dan kepuasan yang dikembangkan Rakhmat ini, dikatakan terdapat 3 orientasi motif penggunaan media yakni motif kognitif (kebutuhan akan informasi, surveillance, atau eksplorasi realitas), motif diversi (kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), dan motif identitas personal (yakni menggunakan isi media untuk memperkuat/menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri)42. 6. Penggunaan Media Penggunaan media saat ini terpusat, dan khalayak dianggap sebagai sekelompok pengguna/konsumen yang kurang lebih aktif dan memliki motivasi yang memiliki otonomi atas pengalaman mereka sendiri, sehingga bisa dikatakan bahwa mereka adalah pihak yang aktif. Penelitian seputar penggunaan media berfokus pada awal mula, sifat alamiah, dan tingkat motif pilihan media dan konten media43. Penggunaan
media
yang
mengerucut
pada
aktivitas
khalayak
sebagaimana yang dinyatakan oleh Levy dan Windahl, mungkin berhubungan dengan pengharapan dan pilihan sebelumnya, atau dengan aktivitas selama
42 43
Jalaluddin Rakhmat, Op. Cit. , hlm 66. Denis McQuail ,Teori Komunikasi Massa, Edisi 6, (Jakarta : Salemba Humanika, 2011) hlm. 152.
32
pengalaman, atau dengan situasi pasca ekspos, misalnya transfer kepuasan yang didapatkan dari media kepada kehidupan pribadi dan sosial44. Namun, sebagai individu kita biasanya memiliki pola yang cukup stabil akan kesukaan, pemilihan, dan penggunaan waktu media, tetapi pengalaman media setiap hari adalah unik dan dipengaruhi beragam kondisi yang tidak dapat diprediksi45. Tentu hampir mustahil bagi pengguna media online untuk tidak aktif menggunakan media, karena penggunanya bisa melakukan komunikasi secara timbal balik. Sebagaimana yang dituliskan Fiske dan sesuai untuk dikaitkan dengan penggunaan media sosial,bahwa kini khalayak dapat berpartisipasi dalam pengalaman media dengan memberikan makna terhadapnya (media), sehingga aktif memproduksi „teks‟ media pada akhirnya46. Secara khusus, penggunaan media yang dimaksudkan dalam penelitian ini mengarah pada pola penggunaan internet. Pola penggunaan internet ini mengacu pada konsep Levy dan Windahl47 dalam konteks orientasi khalayak, yaitu selektifitas, keterlibatan, dan kegunaan yang dioperasionalkan dengan frekuensi dan durasi akses penggunaan internet. 7. Kepuasan Hal paling mendasar dari sebagian besar teori mengenai motivasi personal untuk penggunaan media adalah gagasan bahwa media menawarkan imbalan yang diharapkan oleh anggota khalayak potensial berdasarkan
44
Denis McQuail, Op.Cit., hlm 165. Denis McQuail,Ibid., hlm 171. 46 Denis McQuail, Ibid., hlm 165. 47 Khoyrul Fauzan dan Haryanto, Pengaruh Motif, Pola Penggunaan Internet Dan Kepuasan Pengguna Di Kalangan Guru, (Jurnal Kommas, 2015), hlm. 8, diperoleh dari http://www.jurnalkommas.com/docs/JURNAL%20Khoy.pdf, diakses pada 8 Agustus 2015. 45
33
pengalaman di masa lalu yang relevan.Imbalan-imbalan tersebut bisa dikaitkan dengan efek psikologis yang dihargai oleh individu atau seringkali disebut dengan kepuasan media48. Menurut McQuail dalam bukunya dituliskan bahwa ada beberapa kepuasan media yang dicari atau didapatkan khalayak di antaranya49: a. informasi dan pendidikan b. panduan dan saran c. pengalihan dan relaksasi d. kontak sosial e. peneguhan nilai f. kepuasan budaya g. pelepasan emosi h. pembentukan dan konfirmasi identitas i. ekspresi gaya hidup j. keamanan k. rangsangan seksual l. mengisi waktu Pemuasan kebutuhan merupakan tujuan dari motif yang menggerakkan perilaku seseorang. Oleh karena itu, kepuasan-kepuasan yang diperoleh dalam penggunaan media tersebut pada dasarnya merupakan efek dari penggunaan media.
48
Denis McQuail, Ibid., hlm 177. Denis McQuail, Ibid., hlm 178.
49
34
8. Akun Twitter @tentangSolo Bagi beberapa orang, media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Baik untuk mencari informasi, mencari hiburan maupun dalam rangka aktualisasi diri. Salah satu media sosial yang masih ramai digunakan hingga saat ini adalah Twitter. Media sosial yang berupa micro-blogging yang terkenal dengan batasan 140 karakternya ini pun masih cukup eksis di kalangan masyarakat Indonesia. Kota Solo sendiri yang kini sudah sangat pesat perkembangannya pun, masyarakatnya sudah banyak yang melek teknologi internet. Terutama para pelajar hingga yang sudah berusia produktif. Keaktifan masyarakat Solo dan sekitarnya dalam bermedia sosial tentu menjadi kemenarikan sendiri bagi beberapa pihak yang ingin turut berbagi mengenai informasi seputar Kota Solo. Ada beberapa akun informasi seputar Kota Solo di Twitter, salah satunya adalah akun @tentangSolo.Akun yang kurang lebih sudah beroperasi sejak tahun 2008 ini memang secara khusus memiliki konten mengenai informasi seputar Kota Solo dan sekitarnya. Gambaran umum tweet yang disampaikan oleh @tentangSolo berupa konten seperti informasi peristiwa maupun event di Kota Solo, info lalu lintas, info kuliner, informasi tempat-tempat penting di Solo, dan juga selingan konten hiburan berupa parikan atau pantun dalam Bahasa Jawa. Peneliti memilih akun @tentangSolo dibandingkan dengan akun informasi serupa lainnya karena followers @tentangSolo bisa dibilang paling banyak diantara akun serupa lainnya.Twitter @tentangSolo pun juga masih aktif dan masih diminati oleh pengguna Twitter di tengah perkembangan sosial media
35
lainnya. Hal tersebut bisa ditunjukkan dari jumlah followers yang terus bertambah dan keaktifan para followers di lini masa @tentangSolo. F. Kerangka Pemikiran Menurut pendekatanUses and Gratification, seseorang menggunakan media massa karena didorong oleh motif-motif tertentu begitu juga dengan penggunaan sosial media. Pendekatan ini ingin menelaah fungsi media dari sudut pandang khalayak yaitu penggunaan media yang berkaitan dengan perilaku media khalayak serta gratifikasi atau kepuasan yang diperoleh dari penggunaan media tersebut.Tradisi Uses and Gratification menempatkan khalayak sebagai titik fokus atau pusat penelitian. Akun Twitter @tentangSolo yang menjadi penelitian di sini, akan diukur seberapa besar pengaruh motif dan seberapa besar pola penggunaan akun Twitter @tentangSolo terhadap kepuasan yang diperoleh. Tentunya, yang diharapkan dari adanya akun informasi seperti @tentangSolo ini adalah para followers-nya terpenuhinya kebutuhan serta kepuasan informasi tiap penggunanya.
36
Motif menggunakan akun @tentangsolo (x1) -Motif Kognitif -Motif Diversi -Motif Identitas personal Kepuasan mengakses Twitter @tentangsolo (Y) - Kepuasan karena terpenuhi motif kognitif - Kepuasan karena terpenuhi motif diversi - Kepuasan karena terpenuhi motif identitas personal Penggunaan Twitter @tentangsolo (X) - Intensitas perhatian - Frekuensi penggunaan
Bagan 1.2 Konsep hubungan antar variabel G. Hipotesis Hipotesis adalah pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya dan masih harus diuji terlebih dahulu karena bersifat sementara atau dugaan awal50. Pada penelitian kali ini, hipotesis yang dikemukakan adalah : 1. Adanya hubungan antara motif dan kepuasan terhadap Twitter @tentangSolo di kalangan followers Twitter @tentangSolo. 2. Adanya hubungan antara penggunaan Twitter @tentangSolo dan kepuasan terhadap Twitter @tentangSolo di kalangan followers Twitter @tentangSolo.
50
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi , (Jakarta : Kencana, 2009), hlm. 28.
37
H. Definisi Konseptual &Definisi Operasional 1. Definisi Konseptual Definisi konseptual merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau alami51. Penelitian ini berisi kajian terhadap beberapa variabel yang secara konseptual didefinisikan sebagai berikut: a. Variabel Independen X1 (Motif menggunakan akun Twitter @tentangSolo) 1) Motif Motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-alasan
atau
dorongan-dorongan
dalam
diri
manusia
yang
menyebabkan manusia berbuat sesuatu52. 2) Twitter @tentangSolo Twitter @tentangSolo merupakan salah satu akun Twitter yang menjadikan akun mereka sebagai sarana pertukaran informasi mengenai apa saja yang ada maupun sedang terjadi di Kota Solo. Motif menggunakan Twitter @tentangSolo diartikan dengan dorongan atau orientasi seseorang dalam mengakses maupun berinteraksi dengan Twitter @tentangSolo. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan operasionalisasi motif dari Blumer dalam buku Jalaluddin Rakhmat, yang membagi menjadi 3 orientasi motif yakni53 :
51
Masri Singarimbun dan Sofian Effendy, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3S,1989) , hlm. 32 52 Ardiyanto dan Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, cetakan Kedua.(Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2008), hlm. 87. 53 Jalaluddin Rakhmat, Op.Cit, hlm.66
38
a) Orientasi kognitif : menekankan pada kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu. b) Orientasi diversi : adalah motif yang disebabkan karena adanya kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. c) Orientasi identitas personal : adalah motif yang berhubungan dengan afeksi atau berkitan dengan perasaan; penonjolan diri. b. Variabel Independen X2 (Penggunaan Twitter akun @tentangSolo) 1) Penggunaan media Penggunaan media dalam hal ini adalah pola penggunaan media baru atau internet. Pola penggunaan internet ini mengacu pada konsep Levy dan Windahl dalam jurnal milik Fauzan dan Haryanto54 yang menyatakan pola penggunaan internet dapat dilihat dalam konteks orientasi khalayak, yaitu selektifitas, keterlibatan, dan kegunaan. Maka untuk variabel penggunaan media akan dioperasionalisasikan dengan intensitas perhatian dan frekuensi penggunaan. Penggunaan media menurut pendapat Snow dalam Tubbs adalah untuk menciptakan dan memelihara perilaku rutin dan juga untuk membantu
memelihara
ritme
dan
suasana
hati.
Sejauh
orang
menjadwalkan penggunaan media sehari-hari, interaksi dengan media membutuhkan ritme dan tempo tersendiri55.
54 55
Khoyrul Fauzan dan Haryanto, Op.Cit.,hlm. 8. Tri Nugroho Adi, Motif dan Kepuasan Penggunaan Media, diperoleh dari https://sinaukomunikasi.wordpress.com/2012/12/23/motif-dan-kepuasan-penggunaan-media/ diambil pada 20 Mei 2015
39
2) Twitter @tentangSolo Konten Twitter @tentangSolo sebagian besar berisi tentang informasi seputar Kota Solo. Informasi event di Kota Solo, info lalu lintas dan transportasi seputar Solo, info tempat atau lokasi penting di Kota Solo, info peristiwa penting maupun berita nasional yang berkaitan dengan Kota Solo, info kuliner khas Kota Solo dan juga selingan hiburan berupa parikan atau pantun dalam bahasa Jawa yang sering menjadi bahan interaksi dengan para followers-nya. Maka variabel penggunaan Twitter akun @tentangSolo sendiri secara umum digambarkan bagaimana para followers @tentangSolo mengakses
dan
terlibat
dengan
akun
@tentangSolo
yang
dioperasionalisasikan dalam bentuk intensitas perhatian dan frekuensi. c. Variabel Dependen Y (Kepuasan mengakses Twitter @tentangSolo) 1) Kepuasan Kepuasan menurut Tjiptono dan Chandra mendefinisikan kepuasan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai .Sedangkan Kotler mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya.56 Oleh karena itu, kepuasan dalam hal ini adalah kepuasan setelah menggunakan media dan kepuasan setelah terpenuhinya kebutuhan maupun motif menggunakan media 56
_________ ,Definisi Kepuasan Menurut Para Ahli, (Maret,2013) diperoleh dari http://www.referensimakalah.com/2013/03/definisi-kepuasan-menurut-para-ahli.html diakses pada 16 Oktober 2015
40
2) Followers @tentangSolo Twitter @tentangSolo hingga sekarang sudah memiliki sekitar kurang lebih 128.047 followers per 20 Desember 2015. Namun, sesuai dengan tujuan dari penelitian ini bahwa, peneliti ingin melihat motif dan kepuasan setelah menggunakan media maka followers yang aktif dalam menggunakan Twitter @tentangSolo akan menjadi objek penelitian dengan berbagai pertimbangan. Aktif dalam hal ini bukan hanya akun tersebut asli atau bukan akun palsu. Namun lebih kepada aktivitas followers terhadap akun @tentangSolo seperti membaca tweet, mention, atau me-retweet ocehan Twitter @tentangSolo selama 3 bulan terakhir. Variabel kepuasan merupakan variabel evaluasi dari variabel motif. Variabel kepuasan akan dipecah menjadi beberapa indikator yang nantinya bisa digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi kepuasan followers @tentangSolo terhadap Twitter @tentangSolo. 2. Definisi Operasional Menurut Singarimbun, definisi operasional merupakan suatu petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur57. Di sini setiap jawaban dinilai dengan angka. Pada teknik penskalaan Likert, jika responden menjawab (SS : Sangat Setuju) akan diberi nilai sangat tinggi; (S: Setuju) akan diberi nilai tinggi; (B:Biasa Saja) akan diberi nilai sedang; (TS : Tidak Setuju) akan diberi nilai rendah; (STS : Sangat Tidak Setuju) akan diberi nilai sangat rendah. Pada
57
Dian Pramita Maharani , Pengaruh Motif, Pola Penggunaan Flexi Milis Dan Kepuasan Pelanggan di Kalangan Komunitas, (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Surakarta, 2010), hlm. 39, diperoleh dari http://core.ac.uk/download/pdf/12347328.pdf diakses pada 4 Agustus 2015
41
penskalaan tersebut, jika responden menjawab kategori sangat tinggi diberikan nilai 5, kategori tinggi diberikan nilai 4, kategori sedang atau netral diberikan nilai 3, kategori rendah diberi nilai 2 dan kategori sangat rendah diberi nilai 1. Berdasarkan diagram variabel kerangka pemikiran dari di atas, maka untuk definisi operasional penelitian ini penulis menjelaskan struktur model tersebut sebagai berikut. a. Variabel Motif Variabel ini dioperasionalkan dengan menggunakan teknik penskalaan Likert dengan skala ordinal (SS : Sangat Setuju) akan diberi nilai 5; (S: Setuju) akan diberi nilai 4; (BS: Biasa Saja) akan diberi nilai 3; (TS : Tidak Setuju) akan diberi nilai 2; (STS: Sangat tidak Setuju) akan diberi nilai 1. Variabel ini dioperasionalkan menggunakan 3 indikator sebagai berikut : 1)
Motif kognitif menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan informasi, dan eksplorasi realitas. Variabel motif ini dioperasionalkan dengan pernyataan “Saya mengikuti / following timeline Twitter @tentangSolo karena…” : a) ingin mengetahui berita terkini seputar Kota Solo b) ingin mencari referensi informasi acara / event Kota Solo (festival, acara budaya, seminar, pameran, dll.) c) ingin mencari referensi informasi objek wisata seputar Kota Solo d) ingin mencari referensi informasi tempat penting / fasilitas umum seputar Kota Solo (klinik, public space, tempat service, dll.)
42
e) ingin mencari referensi informasi lalu lintas/transportasi seputar Kota Solo f) ingin mencari referensi informasi sejarah yang berkaitan dengan Kota Solo g) ingin mencari referensi informasi kuliner di Kota Solo 2)
Motif diversi, dimensi ini menyajikan informasi perihal data kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. Motif ini diperasionalkan dengan pernyataan berikut “Saya mengikuti / following timeline Twitter @tentangSolo dengan alasan…”: a) untuk menghilangkan rasa bosan b) untuk mengisi waktu luang c) untuk memperoleh hiburan/kesenangan dari tweet @tentangSolo
3)
Motif personal identity atau identitas personal, menyajikan perihal data tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi diri. Berikut variabel operasionalnya “Saya mengikuti / following timeline Twitter @tentangSolo karena…”: a) ingin berinteraksi dengan admin akun @tentangSolo (bertanya
ke
akun
@tentangSolo,
merespon
tweet
akun
@tentangSolo, mengirim parikan ke @tentangSolo) b) ingin berinteraksi dengan sesama followers @tentangSolo dalam rangka berbagi informasi seputar Kota Solo
43
c) ingin menjadi pribadi yang selalu terbaharui (up-to-date) mengenai perkembangan dan informasi seputar Kota Solo b. Variabel penggunaan Twitter @tentangSolo terbagi atas dua dimensi, yaitu intensitas perhatian dan frekuensi penggunaan. Setiap pertanyaan dari dua dimensi tersebut memiliki 5 pilihan jawaban dengan skala pengukuran Sangat Tinggi (bernilai 5) : bila menjawab “Selalu” ; Tinggi (bernilai 4) : bila menjawab “Sering”; Sedang (bernilai 3) : bila menjawab “Kadang-Kadang”; Rendah (bernilai 2) : bila menjawab “Sangat Jarang” dan Sangat Rendah (bernilai 1) bila menjawab “Sangat Jarang Sekali”. 1)
Intensitas perhatian dioperasionalisasikan dengan pertanyaan : a) Seberapa sering Anda mengikuti tweet terbaru dari @tentangSolo setiap harinya? b) Seberapa sering Anda mengakses timeline @tentangSolo setiap harinya?
2)
Frekuensi penggunaan dioperasionalisasikan dengan pertanyaan : a) Seberapa sering Anda mengakses Twitter @tentangSolo? b) Seberapa sering Anda mengirim tweet / mention kepada akun @tentangSolo? c) Seberapa sering Anda merespon konten / tweets Twitter @tentangSolo setiap harinya? d) Seberapa sering Anda membicarakan konten / tweets Twitter @tentangSolo dengan orang lain?
44
c. Variabel Kepuasan terbagi atas tiga dimensi, yaitu kepuasan karena terpenuhi motif kognitif, diversi dan identitas personal. Ketiga variabel tersebut diukur dengan penskalaan Likert dengan skala ordinal (SS : Sangat Setuju) akan diberi nilai 5; (S: Setuju) akan diberi nilai 4; (BS: Biasa Saja) akan diberi nilai 3; (TS : Tidak Setuju) akan diberi nilai 2; (STS: Sangat tidak Setuju) akan diberi nilai 1. 1)
Kepuasan karena terpenuhi motif kognitif dioperasionalisasikan dengan pernyataan : a) Twitter @tentangSolo memberikan saya kepuasan mengenai berita terkini di Kota Solo b) Twitter @tentangSolo memberikan saya kepuasan mengenai informasi event / acara seputar Kota Solo c) Twitter @tentangSolo memberikan saya kepuasan mengenai informasi objek wisata di Kota Solo d) Twitter @tentangSolo memberikan saya kepuasan mengenai informasi tempat penting / fasilitas umum seputar Kota Solo e) Twitter @tentangSolo memberikan saya kepuasan mengenai informasi lalu lintas/transportasi seputar Kota Solo f) Twitter @tentangSolo memberikan saya kepuasan mengenai informasi sejarah seputar Kota Solo g) Twitter @tentangSolo memberikan saya kepuasan mengenai informasi kuliner seputar Kota Solo
45
2)
Kepuasan karena terpenuhi motif diversi, dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan a) Twitter @tentangSolo dapat menghilangkan rasa jenuh saya b) Twitter @tentangSolo dapat mengisi waktu luang saya c) Twitter @tentangSolo dapat member saya hiburan/kesenangan
3)
Kepuasan karena terpenuhi motif personal identity, dimensi ini menyajikan informasi perihal evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan tentang bagaimana penggunaan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri a) Saya
merasa
puas
bisa
berinteraksi
dengan
admin
akun
@tentangSolo (bertanya ke akun @tentangSolo dan membalas tweet akun @tentangSolo) b) Saya merasa puas bisa berinteraksi dengan sesama followers @tentangSolo dalam berbagi informasi seputar Kota Solo c) Saya merasa puas bisa menjadi pribadi yang selalu terbaharui / upto-date mengenai perkembangan dan informasi seputar Kota Solo I. Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelatif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran hubungan antara motif dan penggunaan pesan media terhadap kepuasan dalam mengakses Twitter @tentangSolo.
46
Penulis menggunakan metode kuantitatif untuk penelitian ini. Metode kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis atau memecahkan masalah atas dasar deduksi teori. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim dalam buku karangan Susanto, metode ini menggunakan pengukuran dan analisis secara statistik, serta menghasilkan kesimpulan yang berupa generalisasi prediksi58. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah akun Twitter @tentangSolo sendiri. Peneliti akan melakukan penelitian kepada beberapa followers @tentangSolo baik yang berdomisili di Kota Solo maupun di luar Kota Solo. Hal ini didasari oleh informasi bahwa followers @tentangSolo banyak berasal dari warga Solo yang berdomisili di luar Solo dan juga kaum pendatang. 3. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Secara singkat, menurut Sugiyono dalam Susanto, populasi didefinisikan sebagai subjek yang mempuanyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Secara umum followers sebuah akun tentu akan bertambah terus dari waktu ke waktu. Meskipun demikian, peneliti menentukan jumlah populasi followers akun Twitter @tentangSolo untuk penelitian ini dihitung per 20 Desember 2015. Pada tanggal tersebut, akun @tentangSolo telah memiliki followers sejumlah 128.047 followers. Followers tersebut termasuk followers aktif maupun tidak aktif.
58
Susanto, Metode Penelitian Sosial, (Surakarta : LPP UNS, 2006) , hlm.18
47
b. Sampel Menurut Nawawi dalam Susanto, sample merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi59. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil, dan sebaliknya jika jumlah sample semakin kecil maka semakin besar kesalahan generalisasi. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampling penelitian ini adalah non probability sampling. Non probability sampling yaitu cara pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel yang di sediakan dan dipilih oleh penulis teknik pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling. Purposive ssampling disebut juga judgment sampling. Satuan sampling dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki60. Purposive sampling dipilih oleh penulis dengan alasan, subjek yang diteliti harus memenuhi kriteria sebagai pengguna aktif Twitter, aktif mengikuti lini masa @tentangSolo di Twitter, dan aktif berinteraksi dengan Twitter @tentangSolo. Jumlah populasi pada Twitter @tentangSolo cukup besar dan sudah diketahui jumlahnya. Oleh karena itu, untuk penghitungan sampel penelitian kali ini akan menggunakan rumus Slovin. Berikut rumus yang digunakan61:
59
Susanto, Op.Cit., hlm.114 Yeni Rokhayati, Modul Dasar Statistika, hlm. 22 , diperoleh dari http://bit.ly/1hvAsYM diakses pada 6 Agustus 2015. 61 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi ,(Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 164 60
48
𝑛=
N 1 + Ne2
Keterangan: N
= ukuran populasi
n
= ukuran sample
e
= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sample yang diteliti
Menurut Umar dalam buku milik Kriyantono, batas kesalahan yang ditolerir bagi setiap populasi tidaklah sama. Ada yang 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%. Berdasarkan jumlah followers asli akun @tentangSolo per 20 Desember 2015, maka dengan menggunakan rumus Slovin dengan presisi yang ditetapkan sebesar 10%. Berdasaran tingkat kelonggaran ketidaktelitian sebesar 10% tersebut penelitian kali ini akan melibatkan sejumlah responden sebagai berikut : 128.047
n=
128.047 (0,1)2 +1
n=
128.047 1281 ,47
n= 99,9219 n= 100 responden (pembulatan) Berdasarkan penghitungan di atas, maka untuk penelitian motif, penggunaan dan kepuasan terhadap akun Twitter @tentangSolo di kalangan followers @tentangSolo berjumlah 100 responden yang dipilih secara purposive sampling.
49
4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan disesuaikan apakah periset sedang menggunakan metodologi riset kuantitatif atau kualitatif. Pada kali ini penulis menggunakan metodologi kuantitatif. Pada riset kuantitatif kali ini ada beberapa teknik pengumpulan data di antaranya : a. Kuesioner (angket) Pada penelitian kali ini penulis menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data dari sample yang sudah ditentukan oleh penulis.Kuesioner (angket) digunakan penulis sebagai alat untuk memperoleh data primer dari responden. Menurut Susanto (2006: 132), angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang dikirimkan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.62 b. Observasi Suatu teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang diselidiki. c. Studi kepustakaan Teknik pengumpulan data tambahan yang berasal dari buku-buku, jurnal, dan literatur-literatur baik itu artikel online yang dipakai sebagai bahan penelitian.
62
Susanto, Op.Cit.,hlm. 132
50
5. Teknik Analisis Data a. Reliabilitas Data Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Menurut Singarimbun63 uji reliabilitas dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Masing-masing pernyataan diuji konsistensinya terhadap variabel penelitian dengan menggunakan cronbach's alpha. Metode cronbach's alpha sering digunakan dalam penelitian untuk mengukur skala rentangan seperti skala Likert64. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut: Rumus : 𝑟=
𝑛 𝑛−1
1−
σ2t σ2t
Keterangan: r= reliabilitas yang dicari n = Jumlah item pertanyaan yang di uji σ2t = jumlah varians skor tiap-tiap item σ2t = varians total Menurut Sekaran dalam buku milik Priyatno, jika reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik65.
63
Dian Pramita Maharani ,Op.Cit. ,hlm. 50. Duwi Priyatno, Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS, (Yogyakarta:Penerbit Andi, 2012), hlm.120. 65 Duwi Priyatno, Op.Cit., hlm. 120. 64
51
b. Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur yang ingin diukur. Dalam penelitian ini akan menentukan pengujian validitas dengan membandingkan skor total tiap item dengan nilainilai r Product Moment. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson66 dengan rumus sebagai berikut: 𝑟=
𝑛( 𝑥𝑦) − ( 𝑥 𝑛
𝑥2 𝑛
𝑦2 −
𝑦) 𝑦
2
Dimana : X : skor suatu butir/item Y : skor total XY : skor pertanyaan no.1 dikalikan skor total n : jumlah subjek Besarnya (r) dapat diperhitungkan dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi (α) = 0,01. Apabila (r) hitung lebih besar dari (r) pada tabel Product-Moment maka kuesioner sebagai alat ukur itu valid. c. Analisis Tata Jenjang (Spearman-Rank) Analisis korelasi mempelajari apakah ada hubungan di antara dua hubungan variabel atau lebih67. Sehingga jika dengan analisis korelasi
66
Husein Umar, Metode Riset Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002) hlm. 111, diperoleh dari https://books.google.co.id/books?id=ihn8T5S8HaQC&printsec=frontcover&hl= id#v=onepage&q&f=false diakses pada 8 Agustus 2015. 67 Susanto, Op.Cit, hlm.71.
52
menyatakan adanya hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y. Adapun teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisis Tata Jenjang atau yang dikenal dengan Spearman Rho atau Spearman-Rank. Data yang akan dikorelasikan berupa data ordinal atau data jenjang, misalnya kedudukan rangking 1,2,3,4 dan seterusnya. Jadi variabel yang akan dikorelasikan berdasarkan perbedaan urutan kedudukan sekornya, bukan pada sekor hasil pengukuran yang sebenarnya. Penelitian kali ini menggunakan 5 skala Likert sebagai skala pengukuran, oleh karena itu teknik analisis Spearman-Rho. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut68 :
𝑅ℎ𝑜 =
x² +
y² − d²
√ x². y²
Di mana : x2 = y= T=
N 3 −N 12
− Tx
N3 − N − Ty 12
t3 − t 12
Keterangan :
68
rs
: Koefisien korelasi tata jenjang Spearman
d²
: jumlah kuadrat selisih antar jenjang
n
: Jumlah responden
Septi Ariadi, Analisis Korelasional Rho Spearman.ppt , hlm. 4-5 diperoleh dari http://web.unair.ac.id/admin/file/f_19997_st8.ppt diakses 24 Agustus 2015
53
ΣTx : Jumlah kelompok variabel X yang berjenjang kembar ΣTy : Jumlah kelompok variabel Y yang berjenjang kembar Σx²
: Jumlah kuadrat variabel x
Σy²
: Jumlah kuadrat variabel y
t
: jumlah rangking kembar
12
: bilangan konstan