1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPenelitian Media massa saat ini sudah menjadi industri berkembang yang menguntungkan. Mungkin dulu media massa lebih dominan kepada berita yang memberikan informasi, tapi sekarang media massa mendapat banyak keuntungan dari hiburan. Media massa tumbuh sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan informasi, pengetahuan, dan hiburan. Hiburan, informasi, dan pengetahuan tersebut tentu membawa pengaruh kepada audience.Media massa mampu menjembatani arus informasi kepada masyarakat, di mana pesan dapat disosialisasikan langsung kepada masyarakat dalam waktu bersamaan. Melalui media massa, pesan-pesan yang ada dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang lebih efektif untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Media massa juga dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam mengatasi ruang dan waktu untuk berhubungan dengan dunia luar. Keserempakan merupakan ciri utama komunikasi massa. Yang dimaksud dalam media massa yaitu, televisi, film, radio, majalah, dan surat kabar. Salah satu media yang penyampaian informasinya cepat adalah film. “Media massa merupakan sarana dari komunikasi massa, media massa telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh
2
gambaran dan realitas sosial, tetapi juga masyarakat dan kelompok secara koefektif, media menyuguhkan budaya yang sudah dibaurkan dengan informasi dan hiburan”.1 Dari pernyataan McQuail berarti audience langsung mendapatkan informasi dari film yang ditonton yang merupakan sarana untuk melakukan komunikasi massa kepada orang lain. Film dapat memberikan pengetahuan, informasi, dan hiburan pada audience. Tak jarang kita menjadi banyak tahu setelah menonton suatu film. Kini film Indonesia bisa dikatakan sedang tumbuh. Para sutradara berlombalomba membuat suatu cerita yang menarik. Bahkan tak jarang cerita yang difilmkan berasal dari novel yang menjadi best seller. Film ayat-ayat Cinta merupakan film religi pertama di Indonesia yang berhasil di terima masyarakat. Film Ayat-ayat Cinta (AAC) seperti gerbang bagi film bernuansa religius untuk exist. Sebelumnya Film Ayat-ayat cinta adalah sebuah novel best seller. Ayat-Ayat Cinta merupakan novelberbahasa Indonesia karangan Habiburrahman El Shirazy yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2004 melalui Penerbit Basmala dan Republika. Novel ini berisikan 418 halaman dan sukses menjadi salah satu novel fiksi terlaris di Indonesia yang dicetak sampai dengan 160 ribu eksemplar hanya dalam jangka waktu tiga tahun. Ayat Ayat Cinta juga merupakan pelopor karya sastra Islami yang sedang dalam masa kebangkitannya dewasa ini. Melihat keberhasilan penjualan novel ini, rumah produksi MD Pictures kemudian membawanya ke layar
1
Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, Erlangga, Jakarta, hal 3
3
lebar. Syuting film ini rencananya dibuat di Mesir sebagaimana setting tempat dalam novelnya. Namun, karena tidak diizinkan oleh Pemerintah Mesir, lokasi syuting dipindah di India dan beberapa tempat di tanah air. Rencana semula, film ini ditayangkan pada 19 Desember 2007. Namun demikian, karena proses editing yang belum selesai maka pemutarannya diundur hingga awal tahun 20082. Sebelum AAC pernah muncul film religi lain berjudul Kiamat Sudah Dekat pada tahun 2003. Namun film tersebut kurang diminati masyarakat. Film Perempuan Berkalung Sorban pun ikut meramaikan perfilman Indonesia bergenre religi pada tahun 2009. Setelah AAC berhasil, penulis novel AAC berniat memfilmkan kembali karya tulisnya yang lain berjudul Ketika Cinta Bertasbih. Novel Ketika Cinta Bertasbih (KCB) menjadi best seller.Novel ini terbagi menjadi dua session. Setelah film KCB awal tahun 2009, lahir lagi film religi Emak Ingin Naik Haji pada november 2009, Di Bawah Naungan Ka’bah pada tahun 2011, Kehormatan di Balik Kerudung tahun 2001, serta diikuti oleh perkembangan sinetron Indonesia yang juga bernuansa religi. Dalam film religi tersebut digambarkan kehidupan umat muslim yang sehari-hari menggunakan jilbab. Jilbab merupakan kewajiban bagi umat muslim perempuan untuk mengenakannya. Dulu banyak orang yang menilai negatif dan memandang sebelah mata terhadap perempuan yang mengenakan jilbab. Bahkan ada larangan mengenakan jilbab untuk di sekolah dan kantor. Namun film religi yang bermunculan seolah-olah mengenalkan jilbab kepada
2
Ayat Ayat Cinta, http://id.wikipedia.org/wiki/Ayat_Ayat_Cinta diakses pada 2 Mei 2012.
4
masyarakat Indonesia. Mengedukasi masyarakat bahwa dengan mengenakan jilbabpun perempuan masih dapat bersekolah, bekerja, dan menjalani kehidupan bersosialisasi dengan masyarakat dengan cara yang wajar. Film KCB berhasil meraih 3.100.906 penonton. Keberhasilan tersebut juga diikuti oleh film KCB sekuel kedua yang berhasil meraih 2.003.121 penonton. Film KCB dibintangi oleh Kholidi Asadil Alam, Oki Setiana Dewi, Alice Norin, Andi Arsyil Rahman, Meyda Sefira, Deddy Mizwar, Niniek L. Karim, Didi Petet, Habiburrahman El Shirazy, Aspar Paturusi, Din Syamsudin, Slamet Rahardjo, dan El Manik. Beberapa pemain tersebut adalah aktor dan aktris yang sedang digandrungi oleh masyarakat yang mayoritas ibu-ibu dan remaja. Film KCB 2 pun pemainnya tak jauh berbeda dari KCB karena memang alur ceritanya masih berlanjut dari film KCB dan ada pula pemain baru seperti Dude Herlino, Asmirandah,Neno Warisman, Nungki Kusumastuti, dan Meidiana Hutomo.Usia remaja adalah usia labil, apa yang sedang terjadi dan banyak dilakukan oleh orang lain dianggap menjadi trend yang sedang berlaku. Saat mereka menonton film religi yang sedang booming maka saat itu pula mereka sedang menyerap apa saja yang ada di film itu dan salah satu yang dapat memberikan pengaruh dari film KCB tersebut adalah dalam berpakaian bagi remaja wanita, terutama penggunaan jilbab. Oki Setiana Dewi yang memeran tokoh Anna Althafunnisa dalam film “Ketika Cinta Bertasbih” pada suatu kesempatan mengatakan, “Semua bagian tubuh berharga itu telah dikategorikan dengan sebutan aurat, baik laki-laki
5
dan perempuan. Bagian tubuh perempuan yang termasuk aurat harus ditutupi lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Kenapa perempuan harus lebih banyak menutupi bagian tubuhnya? Sebab perempuan memang dipenuhi dengan bagian tubuh yang berharga dan harus dijaga dengan jilbab atau busana yang menutupnya,” ujarnya.Fenomena berbusana Muslimah, berjilbab atau sekadar berkerudung dikalangan artis, model dan selebritis sedikit banyak telah ikut menyumbang sosialasasi budaya Islam di tengah masyarakat sehingga semakin banyak wanita muslimah Indonesia yang berbusana muslimah, berjilbab, atau sekadar berkerudung. Secara etimologis jilbab berasal dari bahasa arab jalaba yang berarti menghimpun atau membawa. Istilah jilbab digunakan pada negeri-negeri berpenduduk muslim lain sebagai jenis pakaian dengan penamaan berbedabeda.Di Iran disebut chador, di India dan Pakistan disebut pardeh, di Libya milayat, di Irak abaya, di Turki charshaf, dan tudung di Malaysia, sementara di negara Arab-Afrika disebut hijab. Di Indonesia, penggunaan kata "jilbab" digunakan secara luas sebagai busana kerudung yang menutupi sebagaian kepala perempuan (rambut dan leher) yang dirangkai dengan baju yang menutupi tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Kata ini masuk dalam lema Kamus Besar Bahasa Indonesia pada tahun 1990 bersamaan dengan mulai populernya penggunaan jilbab di kalangan muslimah perkotaan. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula
6
disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anakanak menuju dewasa. Pada masa transisi ini biasanya remaja pada posisi labil. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Anak remaja dapat dengan mudah terpengaruh apa saja yang menurut mereka enak, trend, keren, bagus, dan gaya hidup lainnya. Media mengambil peranan penting dalam mempengaruhi pemikiran remaja. Dahulu pemakaian jilbab seperti monoton, dengan model yang sama. Dalam film Kiamat Sudah Dekat, AAC, Perempuan Berkalung Sorban, KCB, KCB 2, di Bawah Lindungan Ka’bah dan lainnya pemain mengenakan jilbab dengan model yang beragam. Masyarakat seperti melihat bahwa dengan mengenakan jilbab bukan berarti tidak bisa mengikuti mode yang sedang berkembang. Remaja yang terus mengikuti trend mode kini mulai banyak yang mengenakan jilbab. Dalam film KCB 1 dan KCB 2 para pemain wanitanya mengenakan jilbab dengan model yang trendy disukai oleh kalangan remaja, film ini juga berdasarkan novel yang laris dikalangan remaja, dan dalam proses pembuatan film ini juga dilakukan audisi yang melibatkan banyak remaja untuk menjadi pemeran, sehingga memberikan informasi awal sebelum ditayangkannya. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menggunakan film Ketika Cinta Bertasbih sebagai judul penelitian untuk mengetahui pengaruh terpaan media Film Ketika Cinta Bertasbih 1dan2 terhadap cara memakai jilbab pada usia remaja di SMA Pusaka Nusantara.
7
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas penulis ingin membuat penelitian kuantitatif dengan rumusan mengenai apakah ada pengaruh dan seberapa besar pengaruh terpaan media filmKetika Cinta Bertasbih 2terhadap pemakaianjilbab pada usia remaja di SMA Pusaka Nusantara - Jakarta?“.
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengatahui pengaruh terpaan media film Ketika Cinta Bertasbih 2 terhadap pemakaian jilbab di usia remaja di SMA Pusaka Nusantara - Jakarta”
1.4. Manfaat Penelitian 1. Akademis Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi pengembangan studi ilmu komunikasi khususnya bidang penyiaran dan memberikan
bahan
referensi
bagi
civitas
akademika
lain
yang
menggunakan metode yang sama dalam menyusun penelitian. 2. Praktis Memberikan masukan pada insan perfilman Indonesia untuk memperhatikan pengaruh yang muncul dari film yang ditayangkan kepada target audience yaitu remaja, dari segi budaya, perilaku, maupun fashion.