BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang China adalah salah satu negara di Asia yang mempunyai hubungan erat dengan Indonesia. Sebelum negara Indonesia terbentuk dan sebelum Belanda menguasai Nusantara, bangsa China telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di Nusantara. Sejarah kedatangan orang China diketahui dari jejak sejarah yang ditinggalkan seorang pendeta Budha, Fa Hian, yang melakukan perjalanan ke sejumlah negara dan singgah ke pulau Jawa sekitar abad ke-4. Selain itu, berita Itsing semakin menguatkan bahwa orang China telah berhubungan dengan orang pribumi. (Purwanto, 2005:39) Berawal dari perdagangan, hubungan antara bangsa China dan Nusantara dimulai. Hubungan dagang tersebut semakin berkembang diikuti dengan semakin banyaknya para saudagar China yang ingin memperbaiki taraf kehidupan mereka. Namun, setelah Dinasti Manchu berkuasa, banyak orang China tidak ingin kembali ke negeri mereka karena kaisar yang berkuasa saat itu mewajibkan hasil dagangan mereka diserahkan pada kaisar. Orang-orang China asli pun mulai menetap di Nusantara. Orang-orang China asli berhubungan dengan orang-orang pribumi. Mereka tersebar di Nusantara, salah satunya di Yogyakarta. Orang Tionghoa di Yogyakarta sudah mulai menetap sejak kota Yogyakarta pertama kali didirikan pada tahun 1755. Hal itu diikuti dengan adanya seorang kapten 1
2
Tionghoa untuk daerah Mataram pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I bernama To In. (Wahid, 2003:73) Selain To In, ada sosok Tan Jin Sing yang menjadi kapten, penerjemah, asisten, sekaligus teman baik dari Sultan Hamengku Buwono III. Ia juga mempunyai peran penting dalam membantu Sultan Hamengku Buwono III menjadi sultan. Dari sejarah orang Tionghoa di Yogyakarta, terlihat bahwa masyarakat Tionghoa mempunyai hubungan yang erat dengan Keraton Yogyakarta. Meskipun banyak masyarakat Tionghoa saat itu lebih berorientasi ke barat dan China, etnis Tionghoa di Yogyakarta tetap menghormati dan menghargai Sultan dan keraton sebagai penguasa Yogyakarta. Hubungan yang baik antara masyarakat Tionghoa dan Keraton Yogyakarta dapat terlihat dari beberapa bangunan klenteng yang berdiri di atas tanah milik Kasultanan Yogyakarta dan Kasultanan Yogyakarta memberikan suatu wilayah untuk masyarakat Tionghoa bertempat tinggal dan membuka usaha. Sebagai tanda terima kasih dari masyarakat Tionghoa untuk Kasultanan Yogyakarta, masyarakat Tionghoa di Yogyakarta memberikan sebuah batu prasasti di dalam keraton Yogyakarta. Prasasti tersebut merupakan penghargaan dan wujud rasa terima kasih dari masyarakat Tionghoa kepada Sultan Hamengku Buwono IX dan keluarga keraton karena selama ratusan tahun telah memberikan perlindungan dan rasa aman bagi etnis Tionghoa. Tugas akhir ini berfokus pada prasasti Tionghoa Jawa yang menjadi simbol suatu hubungan yang erat dan baik antara masyarakat Tionghoa dan Kasultanan Yogyakarta. Dalam tugas akhir ini juga akan menjelaskan hubungan antara
3
masyarakat Tionghoa dan Kasultanan Yogyakarta sehingga prasasti Tionghoa Jawa ini merupakan bukti sejarah bahwa Kasultanan Yogyakarta telah memberikan perlindungan dan kepemimpinan yang bertanggung jawab untuk rakyat Yogyakarta.
Rumusan Masalah
1.2
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana dinamika sosial kebudayaan masyarakat Tionghoa di daerah Kasultanan Yogyakarta?
2.
Bagaimana prasasti Tionghoa Jawa menjadi simbol keselarasan masyarakat Tionghoa dan Kasultanan Yogyakarta?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui kehidupan dinamika sosial kebudayaan masyarakat Tionghoa di daerah Kasultanan Yogyakarta.
2.
Untuk mengetahui sejarah prasasti Tionghoa Jawa sebagai simbol keselarsan dan hubungan baik antara masyarakat Tionghoa dan Kasultanan Yogyakarta.
1.4
Manfaat Penulisan Penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
4
Dapat memberikan gambaran tentang sejarah kehidupan masyarakat
1.
Tionghoa di daerah Kasultanan Yogyakarta. 2.
Menambah pengetahuan mengenai hubungan baik antara masyarakat Tionghoa dan Kasultanan Yogyakarta yang disimbolkan dalam prasasti Tionghoa Jawa.
3.
Membantu menambah pengetahuan bagi para mahasiswa/i yang tertarik tentang budaya dan sejarah masyarakat Tionghoa di Yogyakarta.
1.5
Metode Pengumpulan Data Menurut Sulistyo-Basuki (2006: 94), pengertian metode adalah setiap
prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Dalam suatu penelitian, metode adalah alat atau sarana khusus untuk mengumpulkan data. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis,
yaitu
metode
penelitian
yang
berusaha
menggambarkan
dan
menginterpretasikan objek sesuai degan apa adanya. Dalam hal ini, metode yang dilakukan adalah: 1. Studi pustaka Menurut Nazir (1998:112) studi kepustakaan merupakan langkah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori dan topik penelitian. Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh
5
dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi) dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran, dll). Dalam hal ini penulis memperoleh data dengan mencari dan membaca buku dan literatur yang relevan dengan tema penelitian. Selain buku, penulis juga mendapat informasi dari internet, skripsi, dan artikel-artikel sejarah dalam koran. 2. Observasi Proses sederhana mengamati suatu peristiwa atau objek disebut dengan istilah observasi. Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap bukti sejarah, yakni prasasti yang berada di dalam Keraton Yogyakarta. 3. Wawancara Metode wawancara adalah suatu langkah penelitian yang cukup akurat dalam mencari data dengan menemui langsung narasumber yang berkaitan dengan topik penelitian. Penulis melakukan wawancara untuk mendapatkan data yang cukup akurat dengan mangajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa informan yang dianggap relevan dengan tema penelitian ini.
1.6
Sistematika Penulisan Penyusunan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, antara lain: BAB I
Pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat dan sistematika penulisan
6
BAB II
Landasan Teori
BAB III
Dinamika sosial kebudayaan masyarakat Tionghoa di daerah Kasultanan Yogyakarta
BAB IV
Prasasti Tionghoa Jawa sebagai simbol hubungan baik masyarakat Tionghoa dan Kasultanan Yogyakarta
BAB V
Penutup yang berisi kesimpulan mengenai penelitian