BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Rekam medis adalah sumber informasi tentang diri pasien selama masa perawatan di rumah sakit. Terciptanya rekam medis yang baik akan menghasilkan pelayanan yang baik baik bagi pasien maupun pihak rumah sakit dalam memelihara informasi kesehatan pasien. Rekam medis merupakan ringkasan fakta-fakta sejarah kehidupan dan kesehatan pasien, termasuk penyakit lama dan penyakit sekarang serta pengobatanya, ditulis oleh profesional kesehatan yang ikut mengasuh pasien
tersebut
(Huffman,1994)
sedangkan
menurut
(Hatta,2008)
pengertian rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan
lain
kepada pasien pada pelayanan kesehatan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat digambarkan bahwa rekam medis merupakan sumber pelepasan informasi kesehatan pasien selama mendapatkan pelayanan. Untuk menunjang kebutuhan pencatatan rekam medis diperlukan fasilitas atau sarana pencatatan yang baik agar tercipta rekam medis yang baik.Isi rekam medis yang sesuai dengan kebutuhan akan sangat membantu dan memudahkan proses perekaman informasi,maka dari itu diperlukan formulir yang sesuai kebutuhan dalam isi rekam medis.
1
2
Isi rekam medis menurut (Hatta,2008) dibagi menjadi dua,yaitu data administrasi dan data klinis, sedangkan isi data (data/informasi) rekam
kesehatan
dipengaruhi
oleh
bentuk
pelayanan
kesehatan
(pelayanan rumah sakit atau pusat kesehatan masyarakat). Data Administrasi mencakup data demografi, keuangan (financial) disamping tentang informasi lain yang berhubungan dengan pasien, seperti data yang terdapat pada beragam izin (consent), pada lembaran hak kuasa (otorisasi)
untutk
kepentingan
pelayanan
kesehatan
dan
dalam
penanganan informasi konfidensial pasien. Dalam pelayanan kesehatan, informasi demografi diperlukan dalam mengisi informasi dasar identitas diri pasien. Isi data demografi bersifat permanen (kekal) dan setidaknya mencakup informasi tentang nama lengkap, nomor rekam kesehatan pasien, alamat lengkap pasien, jenis kelamin, status pernikahan, nama dan alamat keluarga yang sewaktu-waktu dapat dihubungi, tanggal dan waktu terdaftar di tempat penerimaan pasien, nama rumah sakit. Tujuan dari pengumpulan informasi demografi ini adalah untuk menginformasikan identitas pasien secara lengkap. Umumnya
data administratif adalah data identifikasi
yang dapat dihubungkan dengan pasien (patient-identifiable information) yang digunakan bagi kepentingan administratif, regulasi, operasional pelayanan kesehatan dan penggantian biaya pengobatan. Isi data yang kedua adalah data klinis, Pada dasarnya data klinis diartikan sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan, perawatan yang dilakukan oleh praktisi kesehatan dan penunjang medis terhadap pasien
3
rawat inap maupun rawat jalan (termasuk darurat). Setiap masukan data/informasi klinis wajib mencantumkan nama lengkap tenaga kesehatan dan penunjang medis terkait serta tanggal pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien. Pengembangan formulir pelayanan medis menjadi tanggung jawab setiap pengguna fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan wawancara yang dilakukan perancang dengan petugas rekam medis di Rumah Sakit DKT Dr.Soetarto Yogyakarta ditemukan bahwa formulir yang digunakan selama ini
masih
kurang
memadai
dan
layak
digunakan
karena
masih
menggunakan kertas dengan kualitas rendah yaitu menggunakan jenis kertas buram, maka memungkinkan terjadinya kerusakan kertas selama penggunaan serta kelengkapan item data, ruang penulisan yang terdapat dalam formulir rawat jalan masih kurang membantu pelaksanaan pelayan yang dilakukan, dan untuk formulir rawat inap sudah menggunakan kertas HVS, maka perlu diadakan perancangan ulang pada formulir rawat jalan dan penambahan serta penyederhanan konten isi formulir dengan pertimbangan guna meningkatkan keterisian dan kelengkapan item yang ada pada formulir. Selama ini belum dilakukan kegiatan perakitan atau assembling pada berkas rekam medis sehingga petugas belum dapat mengontrol kelengkapan isi formulir, dan mengingat kondisi ruang penyimpanan yang sempit memungkinkan mudahnya kerusakan lembar rekam medis yang rapuh pada saat pengambilan dan penyimpanan.
4
B. Rumusan Ide Perancangan Berdasarkan wawancara dan hasil observasi selama kerja praktek memberikan ide bagi perancang untuk merancang kembali formulir rawat jalan yang digunakan di Rumah Sakit DKT Dr.Soetarto Yogyakarta. Rancangan yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna formulir juga mempertimbangkan aspek-aspek perancangan yang meliputi aspek isi, aspek anatomik, aspek fisik dengan dasar agar mempermudah dalam penggunaan, penyimpanan, pencarian yang dilakukan oleh petugas dan menjaga kualitas berkas rekam medis, serta memperjelas informasi yang terdapat dalam formulir dan memenuhi kebutuhan pengguna.
C. Tujuan Perancangan Merancang formulir rawat jalan Rumah Sakit DKT Dr.Soetarto sesuai dengan kebutuhan
pengguna, dalam perancangan yang akan
dilakukan akan menyesuaikan dengan kebutuhan pengguna meliputi petugas rekam medis, dan tenaga medis lain serta difokuskan untuk memperbaiki item-item yang terdapat dalam formulir sebelumnya dengan cara merancang ulang bentuk formulir yang sudah ada berdasarkan aspek anatomi, aspek fisik dan aspek isi formulir guna mempermudah dan mempercepat proses pelayanan tanpa mengurangi fungsi dasar rekam medis.
5
D. Manfaat Rancangan 1. Perancang a. Perancang
dapat
mengetahui
kebutuhan
informasi
yang
diperlukan dalam formulir b. Perancang dapat menambah pengalaman dan pengetahuan tentang desain formulir yang nantinya dapat digunakan dalam dunia kerja c. Perancang mampu menggunakan aplikasi pembuatan formulir agar dapat berguna dikemudian hari dalam dunia rekam medis 2. Pendidikan a. Sebagai sumber referensi yang dapat digunakan dalam kegiatan perkuliahan atau kegiatan pendidikan yang lainnya. b. Sebagai bahan masukan dalam memecahkan masalah yang sejenis. 3. Rumah Sakit a. Sebagai masukan dalam penyelesaian masalah yang terjadi di rumah sakit tersebut. b. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam melakukan perubahan. E. Keaslian Rancangan Perancangan sejenis yang pernah dilakukan oleh : 1. Wahyuningrum (2011), pernah melakukan perancangan dengan judul perancangan “Rancangan Formulir Rawat Jalan di RSUD Wonosari”
6
a. Persamaan penelitian ini dengan penelitian Wahyuningrum (2011) adalah sama-sama memperbaiki item data sosial pada formulir rekam medis rawat jalan yang sudah ada. b. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wahyuningrum (2011) adalah pada penelitian Wahyuningrum (2011) menitikberatkan pada penggunaan penjepit kertas dan map yang sudah dirancang oleh perancangan sebelumnya. Sedangkan pada penelitian ini akan menitikberatkan pada Perancangan Ulang Formulir Rekam Medis Rawat Jalan di RS DKT Dr.Soetarto yang di fokuskan pada aspek anatomik, aspek fisik dan aspek isi 2. Melati (2007), melakukan perancangan dengan judul “Rancangan Catatan Individual pada Media Kertas di Gadjah Mada Medical Center (GMC) Health Center. a. Persamaan
dengan
perancangan
ini
adalah
sama-sama
memperbaiki formulir rawat jalan yang sudah ada, yang difokuskan pada aspek anatomik dan aspek isi. b. Perbedaan dengan perancangan ini adalah perancangan rekam medis yang dirancang Melati (2007) adalah rekam medis pada umumnya, sedangkan perancangan ini merancang formulir rekam medis rawat jalan di RS DKT Dr.Soetarto Yogyakarta. 3. Librianty (2012), dengan judul perancangan “Rancangan Formulir Rekam Medis Gawat Darurat”. a.
Persamaa perancangan ini dengan perancangan yang dirancang Librianty (2012) adalah merancang formulir guna menjawab
7
kebutuhan dengan mempertimbangkan aspek-aspek perancangan meliputi aspek isi, aspek fisik, dan aspek anatomi. b. Perbedaannya
perancangan
ini
adalah
pada
perancangan
Librianty (2012) melakukan perancangan formulir rekam medis gawat darurat sedangkan perancangan yang akan dilakukan adalah perancangan formulir rekam medis rawat jalan di RS DKT Dr.Soetarto Yogyakarta. 4. Diangga (2009) dengan judul perancangan “Rancangan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan di RSUD Wonosari” a. Persamaan perancangan ini dengan perancangan yang dilakukan Diangga (2009) adalah sama-sama merancang rekam medis yang sesuai standar serta dapat memenuhi kebutuhan pengguna dirumah sakit. b. Perbedaan perancangan ini dengan perancangan Diangga (2009) adalah pada perancangan tersebut merancang rekam medis rawat jalan
secara
umum
sedangkan
pada
perancangan
ini
menitikberatkan pada perancangan formulir rawat jalan yang difokuskan pada aspek anatomi dan aspek isi.