1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Setiap bulan secara periodik seorang wanita normal akan mengalami peristiwa reproduksi, yaitu menstruasi. Peristiwa itu begitu wajar dan alami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah nyeri haid. Nyeri haid adalah nyeri yang bersifat cramping (dipuntir – puntir) di bagian bawah perut, punggung bawah bahkan sampai paha. Nyeri ini timbul bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid. (Liyewllyn Derek , 2005). Setiap 70% wanita mengalami dismenorhea pada saat menstruasi dalam kehidupan mereka. Di amerika serikat, prevalensi dismenorhea diperkirakan hampir 90% dan10-15% diantaranya mengalami dismenorhea berat. Hasil survei terhadap 113 pasien di family practice setting menunjukkan prevalensi dismenorhea sebesar 24-44% (Kingston, 2008). Angka kejadian dismenorhea di Indonesia adalah sekitar 58-89%, sedangkan sisanya 45-11% adalah penderita dengan tipe skunder, yaitu yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Dismenorhea juga bertanggung jawab atas ketidakhadiran saat bekerja dan sekolah sebanyak 13-51% wanita telah absen sedikitnya sekali dan 5-14% berulang kali absen. Nyeri haid adalah
1
2
perubahan ginekologis yang paling sering terjadi pada wanita (Depkes, 2009). Nyeri saat haid menyebabkan ketidaknyamanan dalam aktivitas fisik seharihari. Keluhan ini berhubungan dengan ketidakhadiran berulang di sekolah ataupun di tempat kerja, sehingga dapat mengganggu produktivitas. 40-70% wanita pada masa reproduksi mengalami nyeri haid, dan sebesar 10 persen mengalaminya hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Sekitar 70-90 persen kasus nyeri haid terjadi saat usia remaja dan remaja yang mengalami nyeri haid akan terpengaruh aktivitas akademis, sosial dan olahraganya (Singh dkk, 2008). Nyeri haid / dismenerhoe merupakan ketidakseimbangan hormone progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, faktor psikologis juga ikut berperan terjadinya dismenerhoe pada beberapa wanita wanita pernah mengalami dismenerhoe sebanyak 90 %. Masalah ini setidaknya mengangu 50 % wanita masa reproduksi dan 60-85% pada usia remaja, yang mengakibatkan banyaknya absensi pada sekolah maupun kantor. Pada umumnya 50-60% wanita diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi masalah dismenerhoe ini (Ofedoff, 2005). Dismenorhea merupakan keluhan yang paling sering ditemukan oleh ahli ginekologi, pemeriksaannya harus dilakukan secara sistematis. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh merupakan cara diagnostik yang berhubungan dengan asal dismenorhea ( Andira Dita, 2010 ). Nyeri haid dapat dibagi menjadi 2 yaitu nyeri haid primer dan nyeri haid sekunder. Nyeri haid primer didefinisikan sebagai nyeri kram yang
3
berulang yang terjadi saat menstruasi tanpa ada kelainan patologik pada pelvis. Nyeri haid sekunder adalah nyeri saat haid yang didasari oleh adanya kelainan patologik pada pelvis, contohnya endometriosis (Dawood, 2006). Nyeri haid primer biasanya mulai saat usia remaja, saat dimana siklus ovulasi mulai teratur. Penyebab nyeri haid primer sampai saat ini masih belum jelas, tetapi beberapa teori menyebutkan bahwa kontraksi miometrium akan menyebabkan iskemia pada uterus sehingga menyebabkan rasa nyeri. Kontraksi miometrium tersebut disebabkan oleh sintesis prostaglandin. Prostaglandin disebut dapat mengurangi atau menghambat sementara suplai darah ke uterus, yang menyebabkan uterus mengalami kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kontraksi miometrium dan terasa nyeri (Eby, 2006). Gejala dari nyeri haid primer berupa rasa nyeri di perut bagian bawah,menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar (Dawood, 2006). Penanganan awal pada penderita nyeri haid primer adalah dengan memberikan obat-obatan penghilang rasa nyeri dan sebesar 80% penderita mengalami penurunan rasa nyeri haid setelah minum obat penghambat prostaglandin (Speroff, 2005). Obat-obatan anti inflamasi golongan nonsteroid seperti ibuprofen, naproksen, asam mefenamat dan aspirin banyak digunakan sebagai terapi awal untuk nyeri haid (Dawood, 2006). Tetapi obatobatan tersebut memiliki efek samping gangguan gastrointestinal seperti nausea, dispepsia, dan muntah-muntah (Harel, 2006). Meskipun keluhan
4
nyeri haid umum terjadi pada wanita, sebagian besar wanita yang mengalami nyeri haid jarang pergi ke dokter, mereka mengobati nyeri tersebut dengan obat-obat bebas tanpa resep dokter. Telah diteliti bahwa sebesar 30-70% remaja wanita mengobati nyeri haidnya dengan obat anti nyeri yang dijual bebas (Jones, 2005). Hal ini sangat berisiko, karena efek samping dari obatobatan tersebut jika digunakan secara bebas dan tanpa pengawasan dokter. Sebagai alternatif, dilakukan berbagai penelitian untuk menemukan terapi pengganti ataupun terapi pelengkap yang lebih aman jika dibandingkan terapi dengan NSAID, seperti terapi herbal, terapi suplemen, terapi akupuntur, terapi tingkah laku, dan aroma terapi (Proctor dan Murphy, Han dkk, 2006). Masih banyak perempuan yang menganggap nyeri haid sebagai hal yang biasa, mereka beranggapan 1-2 hari sakitnya akan hilang. Padahal nyeri haid hebat bisa menjadi tanda gejala suatu penyakit misalnya Endometriosis yang bisa mengakibatkan sulitnya punya keturunan. Menurut dr. Andon Hestiantoro, SpOG(K) upaya preventif perlu dilakukan untuk mengurangi kelanjutan dari penyakit. Begitu mengalami nyeri haid yang perlu diatasi dengan minum obat, sebaiknya segera memeriksakan diri, memang bisa merupakan nyeri haid primer atau normal, tetapi tidak ada salahnya periksa bahkan jika masih gadis atau belum menikah. (Pieter,H, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Erna Wati pada tahun 2011 pada siswi SMP Negeri I Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan menunjukkan bahwa terdapat 76,6% siswi mengalami dismenorhea pada saat menstruasi, yang diikuti dengan tingkat kecemasan sedang sampai berat. Dampak dari
5
kejadian dismenorhea terseebut menyebabkan para siswi memutuskan untuk tidak masuk sekolah (Ernawati, 2011), Melihat dampak dari dismenorhea tersebut dapat disimpulkan bahwa dismenorhea merupakan salah satu stressor dalam kehidupan remaja putri, terutama bagi kaum remaja yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah. Sehingga akan menimbulkan suatu kecemasan. Kurangnya pengetahuan dalam menghadapi gangguan nyeri pada saat menstruasi oleh remaja putri akan berdampak kurang baik dalam kehidupan. Jika remaja putri tidak diberi informasi tentang perubahan dan gangguan yang terjadi selama menstruasi tersebut, maka akan rendah juga motivasi atau minat untuk datang berobat ketempat pelayanan kesehatan, maka pengalaman perubahan itu akan menjadi pengalaman yang traumatis (Barry, 2006). Dalam studi pendahuluan bulan januari 2014 dipuskesmas Suak Ribee di temukan data bahwa belum ada siswi SMP Negeri IV yang datang berobat ke Puskesmas dengan diagnosa dismenorhea tersebut, jadi dapat di ambil simpulkan bahwa masyarakat kita masih menganggap dismenorhea bukalah suatu penyakit yang perlu dilakukan pemeriksaan pada pelayanan kesehatan, bahkan dismenorhea dianggap sepele oleh masyarakat. Berdasarkan wawancara kepada 10 siswa SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan sebanyak 9 orang yang mengalami nyeri haid dan hanya satu siswi yang telah datang berobat ke dokter. Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
6
motivasi siswi SMP
tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan
kesehatan Di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas maka rumusan
masalahnya
yaitu
“Adakah
hubungan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan kesehatan?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. 2. Tujuan khusus a. Untuk
mengetahui
pengaruh pengetahuan dengan motivasi siswi
SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan kesehatan. b. Untuk mengetahui pengaruh Informasi dengan motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan kesehatan. c. Untuk mengetahui pengaruh Dukungan orang tua dengan motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan kesehatan.
7
d. Untuk mengetahui pengaruh Peran tenaga kesehatan dengan motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan kesehatan.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Dengan penelitian ini bisa menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman secara langsung yang dapat digunakan untuk praktek di lapangan nantinya. 2. Bagi instusi pendidikan Memberi
informasi
dalam
mengidentifikasi
hubungan
pengetahuan siswi tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa ke pelayanan kesehatan. 3. Bagi tempat penelitian Memberikan gambaran tentang hubungan pengetahuan siswi tentang dismenorhea dengan motivasi untuk periksa.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dismenorea 1. Pengertian Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi (Hanifa, 2007). Dismenore merupakan nyeri saat menstruasi yang mengganggu kehidupan sehari- hari wanita dan mendorong penderita untuk melakukan pemeriksaan atau konsultasi ke dokter, puskesmas atau ke bidan (Manuaba, 2009). Dismenore berarti kram, nyeri, ketidaknyamanan lainnya yang di hubungkan dengan menstruasi . Sedangkan menurut Prawiroharjo (2007) dismenore atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita- wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. 2. Patofisiologi a. Hiperaktivitas uterus dan berkurangnya aliran darah uterus Penyelidikan yang menggunakan catatan tekanan intra uterus telah memperlihatkan hiperaktivitas uterus, yaitu kontraksi uterus yang lebih sering atau kontraksi-kontraksi yang lebih besar intensitasnya atau peningkatan tonus uterus yang mendasarinya, atau sejumlah kombinasi dari ketiga pengamatan ini pada hampir semua wanita yang mengeluh dismenore primer.
8
9
b. Kelainan anatomi Faktor- faktor anatomi dapat juga menyokong dismenorhea. Stenosi
servik
pernah
dipikirkan
sebagai
penyebab
umum
dismenorhea. c. Ketidakseimbangan hormon Mekanisme terjadinya dismenorhea yaitu korpus luteum berumur hanya 8 hari “korpus luteum menstruasionis” dan sejak umur 4 hari telah menurun pengeluaran estrogen dan progesteron disertai perbandingan yang tidak seimbang. Penurunan dan ketidakseimbangan estrogen dan progesteron (E2/P) = 0.01 menjadi pemicu pengeluaran dari : 1) Enzim lipogenase dan siklosigenase. 2) Kerusakan membran sel sehingga dapat dikeluarkannya : a) Asam fosfolipase. b) Asam fosfatase. c) Mengeluarkan ion Ca. 3) Pembentukan prostaglandin dari asam arakidonik (Manuaba :2009)
3. Macam- Macam Dismenorhea Berdasarkan penyebabnya, dismenorhea di kelompokkan menjadi dua yaitu dismenorhea primer (esensial, intrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik dan dismenorhea sekunder (ekstrinsik, yang di peroleh, aquired) di sebabkan oleh kelainan
10
(salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis serivisis uteri, dan lain- lain) (Prawiroharjo,2007). a.
Dismenorhea Primer 1) Pengertian Dismenorhea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat- alat genital yang nyata. Dismenorhea primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus- siklus haid pada bulan- bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulator yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama- sama dengan permulaan haid dan berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeri adalah kejang berjangkit- jangkit, biasanya terbatas pada perut bagian bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya. 2) Faktor- faktor Penyebab Beberapa
faktor
memegang
dismenorhea primer, antara lain :
peranan
sebagai
penyebab
11
a) Faktor kejiwaan Pada gadis- gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul dismenorhea. b) Faktor konstitusi Faktor ini erat hubungan dengan faktor kejiwaan yang dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor- faktor seperti anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorhea. c) Faktor obstruksi kanalis servikalis Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, tetapi ini tidak di anggap sebagai faktor penting penyebab dismenorhea. d) Faktor endokrin Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorhea primer di sebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus. e) Faktor alergi Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenorhea dengan urtikaria, migraine atau asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi ialah toksin haid. Penyelidikan dalam tahun-tahun terakhir menunjukan
12
bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenore primer (Prawiroharjo, 2007). b. Dismenorhea Sekunder Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada keluhan yang menetap seperti infeksi rahim, kista, atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan sekitarnya . dismenorhea sekunder adalah nyeri haid yang disertai kelainan anatomis genitalis (Manuaba, 2009). Dismenorhea sekunder dapat di sebabkan oleh : 1) Rahim yang terbalik, sehingga membuat darah haid tidak mudah dikeluarkan. 2) Benjolan besar atau kecil didalam rahim. 3) Peradangan selaput lendir rahim. 4) Pemakaian spiral 5) Endometriosis 6) Fibroid atau tumor 7) Infeksi pelvis c. Gejala Klinis Gejala-gejala klinis biasanya dimulai sehari sebelum haid, berlangsung selama hari pertama dan hari ke dua haid dan jarang terjadi setelah itu. Rasa nyeri biasanya merupakan nyeri di garis tengah perut di atas tulang kemaluan, nyeri terasa hilang timbul, tajam
13
dan bergelombang. Biasanya mengikuti arah rahim dan dapat menjalar ke arah pinggang bagian belakang. Selain rasa nyeri dapat di sertai rasa mual, muntah, sakit kepala dan mudah tersinggung atau depresi (www.artikata com.co.id). Sedangkan tanda – tanda klinik dari dismenorhea sekunder adalah endometriosis, radang pelvis, fibroid, adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis. Umumnya, dismenorhea sekunder tidak terbatas pada haid, kurang berhubungan dengan hari pertama haid, terjadi pada wanita yang lebih tua (tiga puluhan atau empat puluhan tahun) dan dapat disertai dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulan dan perdarahan yang abnormal). d. Dampak dismenorhea Perlu waspadai jika nyeri haid terjadi terus menerus setiap bulannya dalam jangka waktu yang lama, karena kondisi itu merupakan salah satu gejala endometritis (penyakit kandungan yang disebabkan timbulnya jaringan otot non-kanker sejenis tumor fibroid di luar rahim). Dismenorhea dikelompokkan sebagai dismenorhea primer saat tidak ada sebab yang dapat dikenali dan dismenorhea sekunder saat ada kelainan jelas yang menyebabkannya (Siman Juntak, 2008).
14
4. Penanganan a. Pengertian Penanganan adalah proses, cara, perbuatan menangani suatu penyakit yang di derita oleh seorang baik primer maupun skunder (www.artikata.com). b. Penanganan Dismenorhea 1) Penerangan dan nasehat Perlu dijelaskan pada penderita bahwa dismenorhea adalah gangguan tidak
berbahaya untuk kesehatan.
Hendaknya
diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai haid dan adanya tabu atau tahayul mengenai haid perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga yang berguna. Kadang- kadang diperlukan psikoterapi. a) Pemberian Obat Analgetik Pemberian obat analgetik yang diberikan sebagai terapi simptomatik. Obat analgetik yang sering diberikan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin dan kafein. Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non – steroid (misalnya ibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif jika
15
mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai 1 – 2 hari menstruasi. b) Terapi Hormonal Tujuan terapi hormonal adalah menekan ovulasi. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi. c) Terapi dengan Obat Nonsteroid antiprostaglandin d) Memegang peranan penting yang makin penting terhadap dismenorhea primer. Obat yang menurunkan jumlah prostaglandin akan membantu mengurangi rasa nyeri. Hendaknya pengobatan diberikan sbelum haid dimulai (1 sampai 3 hari sebelum haid) dan pada hari pertama haid (Prawiroharjo, 2007). e) Senam rutin dapat mengurangi kadar prostaglandin. f) Memberikan terapi dengan mengompres bagian perut yang nyeri dengan menggunakan air hangat yang dimasukkan ke dalam botol (www. Medicastore.co.id). g) Pemijatan didaerah punggung dan paha h) Orgasme pada aktivitas seksual
16
B. Motivasi 1. Definisi Motivasi Dalam kehidupan sehari-hari, istilah motivasi memiliki pengertian yang beragam baik yang berhubungan dengan prilaku individu maupun prilaku organisasi. Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni movere yang berarti “menggerakkan” (to move). Berendoom dan Stainer yang dikutip Yatim Faisal (2006) mendefinisikan motivasi adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi energi yang mengarah kepada kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan. Ofedof (2005), mendefinisikan motivasi adalah kekuatan yang mendorong seorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan prilaku. Dengan demikian motivasi adalah suatu usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan atas perbuatan tersebut. Pemahaman terhadap motivasi individu berkaitan erat pula tentang pemahaman tentang motif, yaitu kebutuhan, keinginan, tekanan, dorongan, dan desakan hati yang membangkitkan dan mempertahankan gairah individu untuk mengerjakan sesuatu. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa motif itulah yang menimbulkan adanya motivasi individu untuk melakukan pekerjaannya. Motif itu sendiri dapat berasal dari luar individu, misalnya motif berupa tekanan dari atasan, atau dapat pula berasal dari dalam individu, misalnya terdorong keinginan atau kebutuhannya.
17
C. Pelayanan kesehatan 1. Pengertian Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. Menurut Notoatmojo (2007) Pelayanan Kesehatan Adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan
meningkatkan kesehatan,
mencegah,
dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), preventif ( pencegahan), kuratif
(penyembuhan),
perorangan,
keluarga,
dan
rehabilitasi
kelompok
atau
(pemulihan) masyarakat,
kesehatan lingkungan.
Yang dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan adalah input , proses, output, dampak, umpan balik. Input adalah sub elemen – sub elemen yang diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya sistem. Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah masukan sehingga menghasilkan sesuatu (keluaran) yang direncanakan. Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran setelah beberapa waktu lamanya.
18
Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus sebagai masukan untuk sistem tersebut. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang mempengaruhi sistem tersebut.
D. Factor-faktor yang mempengaruhi motivasi. 1. Pengetahuan a. Pengertian Menurut Notoatmotjo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan pengalaman kepada siswi hingga termotivasi untuk periksa kepelayanan kesehatan terkait dengan masalah yang di alaminya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara sukarela dan penuh rasa percaya diri untuk datang ke pelayanan kesehatan. Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap masalah dismenorhea (Benson, 2008). 2.
Informasi
a. Pengertian Informasi adalah keterangan, gagasan, maupun kenyataankenyataan yang perlu diketahui oleh masyarakat. Menurut Depkes informasi adalah pesan yang disampaikan oleh tenaga kesehatan
19
kepada masyarakat . Menurut Notoatmodjo, 2007 sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam menyampaikan informasi, merangsang pikiran dan kemampuan, serta menambah pengetahuan. Sumber informasi dapat di peroleh dari media cetak (surat kabar, majalah, buku), media elektronik (tv, radio, internet) dan melalui tenaga kesehatan seperti pelatihan dan penyuluhan yang diadakan oleh (dokter, bidan, dan perawat). Salah satu langkah dalam memberikan motivasi kepada masyarakat yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan ialah dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat secara intensif, terutama
yang
ditujukan
kepada
masyarakat
yang
datang
kepuskesmas dan masyarakat di lingkungan puskesmas (Saifuddin, 2010).
3.
Dukungan orang tua Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang-orang yang bersangkutan kepada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, dan orang sepenuhnya memberikan motivasi anak untuk konsultasi kepelayanan kesehatan, misalnya umpan balik dan penegasan dari anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang aman untuk istirahat serta pemulihan penguasaan emosi. Remaja membutuhkan dukungan yang berbeda dari masa sebelumnya, karena pada saat ini remaja sedang mencari jati diri dalam
20
mengeksplorasi diri sehingga dengan sendirinya keterikatan dengan orang tua berkurang. Pengertian dan dukungan orang tua, sangat bermanfaat bagi perkembangan remaja (Soetjiningsih, 2004). Bimbingan
orang
tua
merupakan
faktor
penguat
yang
memberikan peran untuk mempertahankan perilaku. Faktor penguat yang mencakup peran sosial, peran teman orang tua, serta saran dan umpan balik dari tenaga kesehatan mengenai proses terjadinya perkembangan pada diri remaja. Penguatan mungkin juga berasal dari individu maupun kelompok atau institusi di lingkungan atau masyarakat (saifuddin, 2010). Orang tua merupakan tokoh yang dapat ditiru sang anak. Mereka adalah tokoh yang menaruh perhatian bila anak dalam kesulitan atau nestapa. Promosi kesehatan reproduksi pada remaja sering dikonotasikan sebagai pendidikan seks dimana sebagaian besar masyarakat Indonesia masih mentabukan hal ini. Sementara itu, masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi perubahan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan fungsi organ reproduksi. Seiring dengan pertumbuhan fisik, remaja juga mengalami perubahan jiwa. Remaja menjadi individu yang sensitif, mudah menangis, mudah cemas, frustasi, tetapi juga mudah tertawa. Perubahan emosi menjadikan remaja sebagai individu agresif dan mudah bereaksi terhadap
21
rangsangan. Remaja mulai mampu berfikir abstrak, senang mengkritik, dan ingin mengetahui hal baru (Saifuddin, 2010). Orang tua mempunyai peranan yang besar dalam memberikan informasi tentang perkembangan pada remaja, oleh karena itu, orang tua terutama ibu diharapkan dapat memberikan dukungan emosi sehingga remaja merasa nyaman dan tidak takut untuk mengalami perkembangan terutama pada remaja putri yaitu mengalami menstruasi pertama (menarche). Pengetahuan yang dapat diberikan kepada remaja tentang menstruasi pertama berupa pengetahuan tentang proses terjadinya menstruasi secara biologis, dukungan emosional, dan dukungan psikologis (Saifuddin, 2010). 4.
Peran tenaga kesehatan Memberikan Informasi secara menyeluruh mengenai reproduksi, masalah kesehatan reproduksi, manfaat dan resiko obat, alat, perawatan, tindakan intervensi, dan bagaimana kemampuan memilih dengan tepat sangat diperlukan, serta memberikan pelayanan kesehatan reproduksi khususnya dismenorhea yang berkualitas yang menjawab kebutuhan wanita. Pencegahan dan penanganan dismenorhea dan sebab-sebab terjadinya dismenorhea. Informasi secara menyeluruh termasuk dampak pada dismenorhea dan pada organ reproduksi. Pengukuran perubahanperubahan yang positif terhadap hasil akhir diatas akan menunjukkan kemajuan pencapaian tujuan akhir pelayanan kesehatan dasar yang
22
menjawab
kebutuhan
kesehatan
reproduksi
individu,
kesehatan
reproduksi yang dihadapi seseorang dalam kurun siklus reproduksinya. Penyelenggaraan upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, dalam bab III pasal 4 “Setiap orang menpunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal”. Sasaran Indonesia menyetujui ke -tujuh sasaran reproduksi WHO untuk masa 2004- 2012, karena masih dalam jangkauan sasaran Repelita. Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului,
tujuan
utama
program kesehatan
reproduksi adalah
meningkatkan kesadaran kemandiriaan wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk dalam penanganan dismenorhea, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada akhirnya menuju peningkatan kualitas hidupnya.
23
E. Kerangka Teori Motivasi siswi tentang dismenorhea terhadap pemeriksaan pada pelayanan kesehatan di pengaruhi oleh beberapa faktor : Pengetahuan, informasi, dukungan orang tua, peran tenaga kesehatan, lingkungan, sosial budaya, dan perilaku. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat dari bagan di bawah ini :
Notoatmodjo, 2007 Benson, 2008 Pengetahuan Sosisal budaya
Saifuddin, 2010 Motivasi siswi untuk periksa pada pelayanan kesehatan
Soetjiningsih, 2004 Dukungan Orang Tua
pendidikan Saifuddin, 2010 Peran Tenaga Kesehatan Informasi lingkungan
Gambar 2.1 kerangka teori
24
F. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswi smp terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan
kesehatan dapat dilihat pada
kerangka di bawah ini :
Variabel Independent
Variabel Dependent
Pengetahuan
Informasi
Dukungan orang tua
Motivasi untuk periksa pada pelayanan kesehatan
Peran tenaga kesehatan
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian A. Hipotesis 1. Ha : Ada pengaruh pengetahuan dengan motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan
kesehatan SMP Negeri IV
Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014.
25
2. Ha : Ada pengaruh informasi dengan motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan
kesehatan SMP Negeri IV
Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. 3. Ha : Ada pengaruh dukungan orang tua dengan motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan
kesehatan SMP
Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. 4. Ha : Ada pengaruh peran petugas kesehatan dengan motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan
kesehatan SMP
Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian dengan metode survey analitik dengan pendekatan waktu secara Crosssectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat atau point time approach (Notoatmodjo, 2010). Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswi SMP terhadap pemeriksaan dismenorhea pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan pahlawan tahun 2014.
B. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi Populasi adalah seluruh obyek dalam penelitian yaitu : seluruh siswi SMP Negeri IV Meulaboh yang terdiri dari kelas 1 berjumlah 19 siswi dan kelas 2 dengan jumlah 21 siswi jadi jumlah total dari 2 kelas siswi berjumlah 40 orang di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014.
26
27
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas 1 dan 2 di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014 yang berjumlah 40 siswi, pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel
C. Tempat dan waktu Penelitian 1. Tempat Tempat dalam penelitian ini adalah SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan
mengenai faktor yang mempengaruhi
motivasi siswi. 5. Waktu Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 12 s/& 21Februari 2014.
D. Instrumen Penelitian Adapun instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi tentang pengetahuan, informasi, dukungan orang tua, peran petugas kesehatan terhadap motivasi siswi periksa pada pelayanan kesehatan. Untuk motivasi ada 5 pertanyaan, untuk informasi 5 pertanyaan, untuk dukungan keluarga 8 pertanyaan, untuk peran petugas kesehatan 5 pertanyaan dengan pilihan jawaban jika ya nilainya 1 dan jika tidak nilainya 0. Hasilnya dikategorikan sebagai berikut:
28
Baik
: ≥76–100%
Kurang
:≤75%
Sedangkan
pengetahuan
tentang
Dismenorhea
pertanyaannya
berbentuk multiple choice yang berjumlah 10 pertanyaan dengan alternatif pilihan a, b, dan c. Jawaban atas kuesioner tersebut diberikan skor nilai, skor tertinggi adalah 1 sedangkan terendah adalah 0, kemudian skor yang diperoleh
oleh
responden
dijumlahkan
kemudian
nilai
semuanya
dibandingkan dengan jumlah sampel, hasilnya dikatagorikan sebagai berikut: Baik
: ≥ 3 dari total skor
Kurang
: < 3 dari total skor
E. Tekhnik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil data primer, yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan pada siswi SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. yaitu tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswi tentang
dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan.
Pengambilan data pada siswi yaitu dengan membagikan angket-angket yang telah dibuat oleh peneliti. Dalam pengumpulan data dilakukan proses sesuai dengan prosedur yang berlaku yaitu:
29
a.
Persiapan pengumpulan data dilakukan sesuai dengan prosedur administrasi yang berlaku yaitu mendapat izin dari Prodi Akademi Kebidanan U’Budiyah Banda Aceh dan Kepala sekolah SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
b.
Setelah memperoleh izin dari Kepala Kepala sekolah SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. kemudian peneliti meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan cara menandatangani lembar persetujuan responden yang telah disediakan.
c.
Kemudian
membagikan
kuesioner
kepada
responden
dan
menjelaskan cara pengisian untuk masing-masing pertanyaan. d.
Memperoleh surat keterangan telah selesai melakukan penelitian dari Kepala sekolah SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.
. F. Pengolahan data 1.
Pengolahan data Pengolahan data meliputi 5 tahap yaitu penyuntingan (editing), pengkodean
(coding),
dan Cleaning (Pembersihan). a. Editing
tabulasi
(tabulating), entry data
30
Editing adalah tahap memeriksa seluruh daftar pertanyaan antara lain kesesuaian jawaban, kelengkapan, pengisian serta ketetapan jawaban yang diisi dan dikembalikan oleh responden. b. Coding Coding adalah kegiatan memproses data memberikan skor pada kolom sebelah kanan daftar pertanyaan sesuai jawaban yang diberikan
responden.
Skor
yang
digunakan
oleh
penulis
untuk pengetahuan dismenorhea (variabel independent) adalah : c. Tabulating Angka-angka dalam skor setiap butir pertanyaan dijumlahkan sehingga diperoleh skor keseluruhan kemudian jumlah skor keseluruhan dibandingkan dengan skor tertinggi (yang diharapkan) dan dikalikan 100% sehingga diperoleh persentase dan dijadikan dalam pertimbangan dalam pemberian predikat sesuai dengan tolak ukur yang ditentukan (Arikunto, 2006). d. Entry data Tahap ini dilakukan dengan memasukkan data kedalam komputer untuk di olah dan dianalisa melalui program komputer. e. Cleaning (Pembersihan) Merupakan kegiatan mengecek ulang data yang sudah di entri, apakah ada kesalahan atau tidak.
31
G. Defenisi Operasional N o
Variabel
Dependen Motivasi siswi untuk periksa pada Pelayanan kesehatan Idependen 1. Pengetahuan
Defenisi Opersional
Alat ukur
Cara ukur
Skala Ukur
Dorongan atau Kuesioner keinginan untuk periksa pada pelayanan kesehatan
Wawancara >76-100% < 75%
Ordinal
Segala sesuatu Kuesioner yang diketahui tentang dismenorhea
Wawancara
Hasil Ukur
- Baik
-Kurang
Ordinal
Baik ≥ 3 dari total skor
- Baik - Kurang
Kurang < 3 dari total skor
2.
Informasi
Berita/pernyata Kuesioner an yang di dapatkan oleh siswi tentang dismenorhea. Dorongan yang Kuesioner diberikan oleh orang tua
Wawancara >76-100% < 75%
Nominal -Ada -Tidak ada
3.
Dukungan orang tua
Wawancara >76-100% < 75%
Nominal
4.
Peran petugas Penyuluhan Kuesioner Wawancara kesehatan dalam >76-100% memberikan < 75% informasi tentang dismenorhea Tabel 3.1 definisi operasional
Ordinal
Mendukung -Tidak mendukung - Baik -Kurang
32
H. Analisa Data Teknik Analisa Data yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yang digunakan untuk mengetahui distribusi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmojo, 2010). 1. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel yang diteliti. Selanjutnya data yang telah diolah dari kuesioner dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi, kemudian di persentase ke tiap-tiap kategori dengan menggunakan rumus Arikunto (2005) sebagai berikut: P=
f x100% N
Keterangan : P = persentase F = Frekuensi n = jumlah sampel
2. Analisa Bivariat
Analisis
ini
digunakan
untuk
menguji
hipotesis
dengan
menentukan hubungan antar variabel independen dan dependen melalui uji Chi-Squaer Tes (
), untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistik
antara 2 variabel digunakan batas kemaknaan 0,05% (95%) (p < 0,05),
33
karena
pada
umumnya
penelitian-penelitian
dibidang
pendidikan
menggunakan taraf signifikan 0,05 (Arikunto, 2006).
Rumus : x2 =
∑[(
)]
Keterangan : x2 = Chi-Squaer test O = Frekuensi observasi E = Frekuensi harapan Aturan yang berlaku untuk uji (Chi-square), untuk program komputerisasi seperti SPSS adalah sebagai berikut : 1) Bila pada tabel contingency 2x2 di jumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test. 2) Bila pada tabel contingency 2x2 tidak dijupmpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah continuty Correction test. 3) Bila tabel contingency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2 3x3 dan lain-lain, maka hasil yang digunakan adalah pearson Chi-Square test. 4) Bila pada tabel Contingency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi harapan (e) kurang dari 5, maka akan dilakukan meger sehingga menjadi tabel Contingency 2x2
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP IV Meulaboh Mempunyai Luas Areal 2 Hektar, terdiri dari 15 jumlah ruangan yaitu, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang Tata Usaha, 1 Ruangan Guru, 1 ruangan Pustaka, 2 ruang Laboratorium, dan 9 ruang kelas, dengan jumlah Guru 52 orang, jumlah Murid 162 siswa, Yang Terletak Di Jalan Kuta Paya Desa Suak Ribee Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, SMP IV Terletak Sebelah Barat Berbatasan Dengan Kuta Padang, Sebelah Utara Berbatasan Dengan Samudra Hindia, Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Seuneubok, Sebelah Timur Berbatasan Dengan Suak Sigadeng.
B. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 12-21 Februari 2014. Dari data yang dikumpulkan terdapat 40 responden yang dijadikan sampel dari seluruh populasi yaitu siswi SMP IV Meulaboh yang terdiri dari kelas I dengan jumlah siswi 19 siswi, dan kelas II berjumlah 21siswi, jadi total dari siswi
35
berjumlah 40 orang, data dikumpulkan melalui kuesioner, data dari hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut :
1. Analisa Univariat a. Motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Motivasi Siswi Tentang Dismenorhea Untuk Periksa Pada Pelayanan Kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. No Motivasi Frekuensi (%) 1. Ada 12 30,0 2. Tidak ada 28 70,0 Jumlah 40 100 Sumber : Data Primer diolah tahun 2014 Berdasarkan tabel 4.1 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang diteliti ditemukan sebagian besar tidak ada motivasi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 28 responden (70,0%). b. Pengetahuan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi pengetahuan sisiwi Tentang Dismenorhea Untuk Periksa Pada Pelayanan Kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. No 1. 2.
Pengetahuan Baik Cukup
Frekuensi 12 15
(%) 30,0 37,5
36
3.
Kurang Jumlah Sumber : Data Primer diolah tahun 2014
13 40
32,5 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang diteliti ditemukan sebagian besar siswi memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 15 responden (37,5%). c. informasi Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi informasi Tentang Dismenorhea Untuk Periksa Pada Pelayanan Kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. No Informasi Frekuensi 1 Baik 10 2. Kurang 30 Jumlah 40 Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
(%) 25,0 750 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang diteliti di temukan sebagian besar motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan yang memiliki informasi kurang yaitu sebanyak 30 responden (75,0%).s d.
Dukungan Orang Tua Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dukungan orang tua terhadap Motivasi Siswi Tentang Dismenorhea Untuk Periksa Pada Pelayanan Kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014.
No Dukungan orang tua Frekuensi 1 Dukung 13 2. tidak mendukung 27 Jumlah 40 Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
(%) 32,5 67,5 100
37
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang diteliti di temukan sebagian besar motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan yaitu tidak mendapat dukungan orang tua sebanyak 27 respoden (67,5%). e.
Peran petugas kesehatan Tabel.4.5 Distribusi Frekuensi peran petugas kesehatan terhadap Motivasi Siswi Tentang Dismenorhea Untuk Periksa Pada Pelayanan Kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014.
No
Peran petugas Frekuensi kesehatan 1 Baik 9 2. Kurang 31 Jumlah 40 Sumber : Data Primer diolah Tahun 2014
(%) 22,5 77,5 100
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 40 responden yang diteliti di temukan sebagian besar siswi dapat peran petugas kesehatan kurang (77,5%).
yaitu sebanyak 31 respoden
38
2. Analisa Bivariat a. Pengaruh
pengetahuan
terhadap
motivasi
siswi
tentang
dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan Tabel 4.6 Pengaruh pengetahuan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014 No 1. 3.
Pengetahuan f 8 2 12
Motivasi siswi Ada Tidak Ada % f % 66,7 4 33,3 15,4 11 84,6 30,0 28 70,0
Jumlah f 12 13 40
% 100 100 100
Uji Statistik p-value
Baik Kurang 0,030 Jumlah Signifikasi : P<0,05 Berdasarkan tabel 4.6 diatas, di ketahui dari 40 responden terdapat sebagian besar siswi yang memiliki pengetahuan cukup yaitu terdapat 13 responden (86,7%) yang tidak ada motivasi, dan bagian yang terendah yang memiliki pengetahuan cukup terdapat 2 responden (13,3%) yang ada motivasi. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-ssquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,030 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV
39
Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. b. Pengaruh informasi terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan Tabel 4.7 Pengaruh informasi terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat No 1. 2.
Informasi
Baik Kurang Jumlah Signifikasi : p<0,05
f 9 3 12
Motivasi siswi Ada Tidak Ada % f % 90,0 1 7,0 10,0 27 90,0 30,0 28 70,0
Jumlah f 10 30 40
% 100 100 100
Uji Statistik p-value 0,000
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dari 40 responden sebagian besar siswi yang informasinya kurang terdapat 27 responden (90,0%) yang tidak ada motivasi, sedangkan yang sebagian terendah dari siswi yang informasinya baik terdapat 1 responden (7,0%) yang tidak ada motivasi. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh informasi terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh.
40
c.
Pengaruh dukungan orang tua terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan
Tabel 4.8 Pengaruh dukungan orang tua terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat No 1. 2.
Dukungan orang tua
Baik Kurang Jumlah Signifikasi : p<0,05
f 7 5 12
Motivasi siswi Ada Tidak Ada % f % 53,8 6 46,2 18,5 22 81,5 30,0 28 70,0
Jumlah f 13 27 40
% 100 100 100
Uji Statistik p-value 0,032
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dari 40 responden terdapat sebagian besar siswi yang mendapat dukungan orang tua kurang terdapat 22 responden (81,5%) yang tidak ada motivasi, sedangkan yang terendah dari 40 siswi yang mendapat dukungan orang tua baik terdapat 6 responden (46,2%) yang tidak ada motivasi. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,032 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh dukungan orang tua terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea utuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh.
41
d. Pengaruh peran petugas kesehatan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan Tabel 4.9 Pengaruh peran petugas kesehatan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat No 1. 2.
Peran petugas kesehatan
Baik Kurang Jumlah Signifikasi : p<0,05
f 6 6 12
Motivasi siswi Ada Tidak Ada % f % 66,7 3 33,3 1,19 25 80,6 30,0 28 70,0
Jumlah f 9 31 40
% 100 100 100
Uji Statistik p-value 0,012
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dari 40 responden sebagian besar siswi yang mendapat peran petugas kesehatan kurang terdapat 25 responden (80,0%) yang tidak ada motivasi, dan yang terendah dari 40 siswi yang mendapat peran petugas kesehatan baik terdapat 3 responden (33,3%) yang tidak ada motivasi. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,012 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh peran petugas kesehatan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh.
42
C. Pembahasan 1. Pengaruh
pengetahuan
terhadap
motivasi
siswi
tentang
dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan Diketahui hasil dari penelitian dan dapat dilihat pada tabel 4.6 diatas di ketahui dari 40 responden terdapat sebagian besar siswi yang emiliki pengetahuan kurang yaitu terdapat 21 responden (84,0%) yang tidak ada motivasi, dan bagian yang terendah yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 4 responden (16,0%)
yang tidak ada
motivasi. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji-chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,030 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh pengetahuan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh. Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk di batasi karena perilaku merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Dari berbagai determinan perilaku manusia, banyak ahli telah merumuskan teori-teori atau modelmodel terbentuknya perilaku. Masing-masing teori, konsep atau model tersebut dapat diuraikan diabawah ini. Berdasarkan pengalaman empiris dilapangan perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek, yakni aspek
43
fisik, aspek psikis, aspek sosial. Akan tetapi dari ketiga aspek sulit untuk ditarik garis yang tegas dalam mempengaruhi perilaku manusia. Dari berbagai teori dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
minat,
motivasi,
persepsi,
sikap,
dan
sebagainya
(Notoatmodjo, 2010). Namun demikian sulit dibedakan gejala kejiwaan yang mana menentukan perilaku seseorang. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala kejiwaan tersebut ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, di antaranya adalah faktor pengalaman, keyakinan, lingkungan fisik, utamanya sarana dan prasarana, sosial budaya, masyarakat yang terdiri dari kebiasaan, tradisi, adat istiadat, dan sebagainya. Selanjutnya faktorfaktor tersebut akan menimbulkan pengetahuan, sikap, persepsi, keinginan, kehendak, dan motivasi yang pada gilirannya akan terbentuk perilaku manusia (Noetoatmodjo, 2010). Sedangkan pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan
penginderaan
terhadap
suatu objek
tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni panca indra penglihatan, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari indera mata dan telinga pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau dengan arti lain bahwa pangetahuan mempunyai
44
pengaruh sebagai motivasi awal bagi seseorang dalam berperilaku. (Noto atmojo, 2004). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmiyana (2009), bahwa responden yang berpengetahuan tinggi yang ada minat remaja untuk
periksa
pada
palayanan
kesehatan
berjumlah
15
responden(68,2%), sedangkan responden yang berpengetahuan rendah berjumlah 3 responden (17,9%) berdasarkan uji chi-square di dapat nilai p-value = 0,002 ≤
a=0,05. Maka hipotesis ada pengaruh antara
pengetahuan dengan minat remaja untuk periksa pada pelayanan kesehatan di Wilayah Gandus Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2009 terbukti secara statistik. Berdasarkan hasil penelitian, teori dan hasil peneliti sebelumnya diatas peneliti berasumsi bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan, dan menunjukkan bahwa semakin tinggi pengetahuan siswi maka akan semakin tinggi juga motivasi siswi untuk periksa pada pelayanan kesehatan. Hal ini dimungkinkan bagi siswi yang berpengetahuan tinggi sudah memahami bahwa periksa pada pelayanan kesehatan adalah tempat pelayanan yang bermutu. 2. Pengaruh Informasi terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa Informasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi siswi tentang
45
dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan. hal ini dapat dilihat dari tabel 4.7 diatas, dari 40 responden sebagian besar siswi yang informasinya kurang terdapat 27 responden (90,0%) yang tidak ada motivasi, sedangkan yang sebagian terendah dari siswi yang informasinya baik terdapat 1 responden (7,0%) yang tidak ada motivasi. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti lebihkecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh informasi terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh. Adanya hubungan tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan
Notoatmodjo (2007), sumber informasi merupakan
wawasan pengetahuan seseorang, melalui media yang dapat diketahui seseorang dalam memahami baik dari hasil yang dilihat, didengar, maupun membaca sumber informasi berupa media elektronik seperti televisi, radio, vidio, dan lain-lain. Kurangnya
informasi
tentang
dismenorhea
pada
saat
menstruasi dikhawatirkan para remaja/siswi tidak ada motivasi mereka untuk menghadapi dismenorhea saat menstruasi. Berbagai respon negatif ditunjukkan pada saat seseorang mengalami dismenorhea, yaitu banyak remaja yang tidak bisa mengikuti kegiatan-kegiatan khususnya siswi SMP yaitu banyaknya absensi
46
ketika mengalami dismenorhea. Karena kurangnya informasi mereka tidak termotivasi untuk datang ketempat pelayanan kesehatan khususnya (Dekes RI, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Mariam (2011) tentang hubungan
pengetahuan,
lingkungan
terhadap
informasi,
kesiapan
dukungan
remaja
keluarga,
tentang
dan
dismenorhea.
Penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara informasi dengan kesiapan remaja tentang dismenorhea. Nilai ρ-value (0,000),. Maka hipotesis ada hubungan antara informasi terhadap kesiapan remaja tentang dismenorhea, (Puskesmas Palembang 2011). Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti berasumsi bahwa ada hubungan antara informasi dengan motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan dikarenakan kurangnya informasi dan wawasan yang di akses oleh seseorang untuk memperoleh informasi baik dari media masa, elektronik, internet, maupun buku. Hal ini sangat jelas bahwa informasi sangat memberikan dampak terhadap seseorang, semakin banyak
informasi
yang
didapatkan
maka
semakin
tinggi
motivasi/keinginan seseorang, dan jika kurangnya informasi yang didapatkan maka semakin kurang pula motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan-kegiatan tertentu.
47
3. Pengaruh dukungan orang tua terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dari 40 responden terdapat sebagian besar siswi yang mendapat dukungan orang tua kurang terdapat 22 responden (81,5%) yang tidak ada motivasi, sedangkan yang terendah dari 40 siswi yang mendapat dukungan orang tua baik terdapat 6 responden (46,2) yang tidak ada motivasi. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,032 yang berarti lebih kecil
dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa ada pengaruh dukungan orang tua terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh. Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun umumnya dimasyarakat pengertian orang tua itu adalah orang yang telah
melahirkan kita. Orang tua selain telah
melahirkan kita ke dunia ini, orangtua juga yang mengasuh dan yang membimbing remaja dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani
kehidupan
sehari-hari,
memberikan
motivasi
tentang
kesehatan, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan remaja kedalam hal-halyang terdapat didunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh remaja. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak remaja adalah orang tuanya. Karena
48
orang tua adalah pusat kehidupan rohani si remaja dan sebagai penyebab berkenalanya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian akan terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidup dahulu. Jadi, orang tua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan, pengetahuan, informasi, dan motivasi remaja (Kornblum, 2005) Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan dewasa. Menurut ahli Psikologi Leulla Cole, masa remaja dibedakan menjadi tiga tahap yaitu: masa remaja awal (usia 13-15 tahun), masa remaja pertengahan (usia15-18 tahun), masa remaja akhir (usia 18-21 tahun). Masa remaja awal disebut juga sebagai masalah dismenorhea pada menstruasi. Pada masa ini, remaja mulai mengalami perubahan hormonal yang terjadi pada remaja menyebabkan jiwanya sangat sensitive dan labil, remaja lebih senang bila orang tua lebih memperhatikan dan memberikan motivasi tentang masalah yang sedang di alaminya khususnya masalah kesehatan (Hurlock, 2004). Orang tua yang tidak mendukung anak dalam perkembangan keinginan atau motivasi, atau mungkin sama sekali tidak mendukung anak untuk bertindak sendiri, maka perkembangan perubahan-perubahan peranan sosial, pengetahuan, pendidikan, informasi, motivasi tidak dapat diharapkan mencapai hasil yang baik, artinya dukungan orang tua sangat berpengaruh terhadap motivasi anak.
49
Dukungan emosional, mencakup ungkapan empati, kepedulian dan perhatian orang-orang yang bersangkutan kepada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan, misalnya umpan balik dan penegasan dari anggota keluarga. Orang tua merupakan tempat yang aman untuk istirahat serta pemulihan penguasaan emosi (Soetjiningsih, 2004 : 62). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2012), tentang Faktor- faktor yang berhubungan dengan remaja putri dalam menghadapi dismenorhea. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan orang tua memiliki hubungan
signifikan (p>0,05) dalam
menghadapi dismenorhea, di Wilayah kerja Puskesmas Gandus Palembang. Sesuai dengan hasil penelitian, teori, dan hasil penelitian sebelumnya peneliti berasumsi bahwa dukungan orang tua sangat berperan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa jumlah siswi yang mendapat dukungan orang tua kurang lebih banyak yang tidak periksa pada pelayanan kesehatan, dan sebaliknya yang mendapat dukungan orang tua baik maka maka siswi lebih banyak pula yang periksa pada pelayanan kesehatan .
50
4. Pengaruh Peran Petugas Kesehatan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dari 40 responden sebagian besar siswi yang mendapat Peran Petugas Kesehatan kurang terdapat 25 responden (80,0%) yang tidak ada motivasi, dan yang terendah dari 40 siswi yang mendapat Peran Petugas Kesehatan baik terdapat 3 responden (33,3%) yang tidak ada motivasi. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,012yang berarti lebih kecil
dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa ada pengaruh Peran Petugas Kesehatan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh. Tenaga kesehatan atau health provider seperti bidan, dokter, atau perawat memiliki standar yang jelas dalam peran aplikatifnya di tengahtengah masyarakat. Seandainya peran tersebut dapat dijalankan sesuai atau melebihi standar yang ditetapkan, maka pemberi pelayanan kesehatan termasuk dalam kategori pemberi pelayanan kesehatan yang bermutu. Dalam hal ini, mutu adalah keadaan dinamik yang diasosiasikan dengan produk, jasa orang, proses, dan lingkungan yang mencapai dan melebihi harapan. Pencapaian kategori motivasi masyarakat ini dapat diwujudkan dengan adanya peran petugas
51
kesehatan
yang bermutu berdasarkan standarisasi mutu pelayanan
kesehatan. Sampai saat ini bisa dikatakan bahwa Peran Petugas Kesehatan merupakan salah satu sumber motivasi bagi masyarakat khususnya remaja dalam bidang kesehatan. Hal ini dapat dilihat dimana profesi ini telah mendudukkan peran dan posisi tenaga kesehatan menjadi terhormat di masyarakat karena tugas yang diembannya dalam upaya memberikan peran pelayanan pada ibu hamil, bersalin, ibu nifas, remaja dan juga bayi/anak (IBI. 2001). Sebagai konsekwensi dari perkembangan tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap Peran Petugas Kesehatan. Perubahan-perubahan yang cepat di masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta persaingan ketat di era globalisasi, diperlukan Peran Petugas Kesehatan khususnya bidan yang berkualitas, baik pengetahuan, sikap dan keterampilan profesionalisme yang bertujuannya memberikan motivasi kepada masyarakat (IBI., 2010). Dari hasil penelitian tentang yang dilakukan oleh Miftahul (2011), tentang Faktor- faktor yang mempengaruhi minat siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan memiliki hubungan signifikan (p>0,05), dan kompensasi hubungan dengan budaya dan lingkungan menunjukkan hubungan yang signifikan (p<0,05) dalam
52
minat siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP 1V Meulaboh. Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada maka peneliti berasumsi bahwa ada pengaruh antara Peran Petugas Kesehatan dengan motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan dikarenakan kurangnya Peran Petugas Kesehataan dalam hal memberikan penyuluhan-penyuluhan, informasi, dan pengetahuan. Hal ini sangat jelas bahwa Peran Petugas Kesehatan sangat memberikan dampak terhadap masyarakat, semakin baik Peran Petugas Kesehatan maka semakin tinggi motivasi/keinginan seseorang, dan jika kurangnya kurangnya Peran Petugas Kesehatan maka semakin kurang pula motivasi siswi.
53
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil penelitian pada BAB IV sebelumnya, peneliti membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Ada pengaruh pengetahuan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, ditandai dengan pvalue (0,004) < α- value (0,05). 2. Ada pengaruh informasi terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat., ditandai dengan pvalue (0,000) < α- value (0,05). 3. Ada
pengaruh dukungan orang tua terhadap terhadap motivasi siswi
tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat., ditandai dengan p-value (0,032) < α- value (0,05). 4. Ada pengaruh peran petugas kesehatan terhadap motivasi siswi tentang dismenorhea untuk periksa pada pelayanan kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, ditandai dengan p-value (0,012) < α- value (0,05).
54
B. Saran 1.
Bagi peneliti Sebagai sarana pembelajaran melakukan penelitian sekaligus mangaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama perkuliahan dan semoga peneliti ini dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
2.
Bagi institusi pendidikan Diharapkan
untuk
lebih
memperbanyak
referensi
tentang
dismenorhea. 3.
Bagi tempat penelitian Perlu peningkatan pengetahuan Agar siswi termotivasi untuk periksa pada pelayanan kesehatan.
55
DAFTAR PUSTAKA
Andi,
2013, remaja, http://smileboys.blogspot.com/2008/06/pengertianremaja.html, diakses tanggal 18 april 2011 Andira Dita.2010. Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita. Jogjakarta : A*Plus Books. ________, www. Arti kata. Com/arti-380248-Penanganan. Diunduh tanggal 20 Mei 2010. And Severity Of Dysmenorrhea : A Problem Related To Menstruation, Anonim, 2004, Dismenore, ONLINE http://www.Medicastore.com, diakses 4 april 2008. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta(36) Benson, Ralph C., Pernoll, Martin L., 2009. Berbagai Kelainan dan Komplikasi Dawood, M. 2006. Primary Dysmenorrhea Advances in Pathogenesis and Management. Journal Obstetric and Gynaecology Vol. 108, No. 2, August. Published by Lippincott Williams & Wilkins. Departemen Kesehatan RI. 2006. Telaah Berbagai Faktor yang Berhubungan dengan mestruasi. www.litbang.depkes.go.id. Depdiknas RI, 2009, Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Eby, George . 2006. Zink Treatment Prevents Dysmenorrhea. Medical Hypotheses (2007) ; 69: 297-301. Elsevier. Ernawati, 2011. pengaruh hubungan pengetahuan siswi tentang dismenorhea.Stikes Meulaboh Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Harel, Zeev MD. 2006 . Dysmenorrhea in Adolescents and Young Adults: Etiology and Management .J Pediatr Adolesc Gynecol 19:363-371 Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 229-232. Jakarta : Pustaka Populer Obor, 15-26.Sroff L Jones. 2005. Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa Publising. Llewellyn Derek, Jones. 2005. Setiap Wanita. Jakarta: Delapratasa Publising. Manuaba, I. B. G. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC. Jakarta. Meriam, 2011. Tentang pengeruh pengetahuan, informasi, dukungan keluarga, dan lingkungan terhadap dismenorhea, www.kompas.co.id, diakses pada tanggal 20 mei 2012 Menstruasi. Dalam : Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC,
56
Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. . 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Ovedoff, 2005, Kapita Selekta Kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta. Pieter, 2010. Pengantar Psikologi Untuk Kebidanan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Prawirohardjo, S. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Prawirohardjo, Sarono, Wiknjosastro, Hanifa, edisi 2. Ilmu Kandungan. Proctor, M., Farquhar, C., 2006. Dysmenorhea. Clinical Evidence ;7:1654–62. Saifuddin. 2000. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sehwarz, M.D. Barry.2006 .Obstetri Greenhill. Jakarta:EGC. Simanjuntak, Pandapotan, 2008. Gangguan Haid dan Siklusnya. Dalam : Singh, A., Kiran, D., Singh, H., Nel, B., Singh, P., Tiwari, Pl. 2008. Prevalence Soetjiningsih, 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: ECG Suwarno,2008. Remaja dan Permasalahannya. www.kompas.co.id, diakses pada tanggal 20 mei 2009 Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Yatim, Faisal, 2005. Dismenorrhoe. Dalam : Haid Tidak Wajar dan Menopause.
57
Lampiran 1 LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Alamat
:
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bersedia menjadi responden dan sampel dalam penelitian ini dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi siswi untuk periksa pada Pelayanan Kesehatan Di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014. Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Meulaboh,
Februari 2014
(…………………………)
58
Lampiran 2 KUESIONER
I. Identitas Responden 1. Nama
:......................
2. Kode Responden
: ……………………..(diisi oleh peneliti )
3. Umur
: ……………. Tahun
4. Pendidikan
: …………….
5. Pekerjaan
: …………….
6. Tanggal Pengisian
: ………………
II. Kuesioner Penelitian A. motivasi siswi 1. Apakah anda sebelumnya pernah datang periksa ke dokte? a. Ya b. Tidak 2. Apakah saat anda mengalami dismenorhea anda selalu datang berobat ke puskesmas? a. Ya b. Tidak 3. Apakah pada saat dismenorhea anda pernah minum obat penghenti nyeri yang diberikan petugas kesehatan? a. Ya b. Tidak 4. Apakah pada saat mengalami dismenorhea anda selalu melakukan olahraga khusus dismenorhea? a. Ya b. Tidak 5. Apakah anda saat merngalami dismenorhea anda sering berkonsultasi ke bidan? a. Ya b. Tidak B. pengetahuan
59
1. apa yang dimaksud dengan dismenorhea? a. Sakit perut b. Nyeri haid c. Sakit kepala 2. bagaimana bentuk nyeri saat dismenorhea tersebut ? a. Cramping (di puntir-puntir) dibagian bawah perut. b. Sakit di bagian perut bawah. c. Sakit biasa 3. ketidaksinambungan hormon dalam tubuh dapat mempengaruhi? a. Nyeri haid b. Nyeri kepala c. Sakit perut 4. Nyeri pada bagian perut saat menstruasi merupakan suatu masalah dalam? a. reproduksi wanita b. bagian tulang belakang c. perubahan hormon 5. Untuk mengurangi Nyeri haid sebaiknya… a. Istirahat. b. tetap beraktifitas c. Olah raga 6. Nyeri pada saat menstruasi merupakan penyakit yang berbahaya pada… a. organ dalam b. organ reproduksi c. bagian perut 7. Nyeri perut, punggung bawah bahkan sampai paha saat menstruasi merupakan? a. gejala nyeri haid b. gejala sakit perut c. gejala sakit pinggang. 8. di bawah ini adalah penyebab terjadinya dismenorhea skunder, kecuali a. Benjolan besar atau kecil didalam rahim. b. Peradangan selaput lendir rahim. c. sakit kepala 9. Mekanisme terjadinya dismenorhea yaitu saat korpus luteum berumur a. 8 hari b. 5 hari c. 3 hari 10. sebutkan macam-macam dismenorhea… a. Dismenorhea primer dan skunder
60
b. Dismenorhea berat c. Dismenorhea primer saja B. Informasi 1. Apakah anda pernah mendapatkan informasi dari bidan? a. ya b. tidak 2. Saya mendapatkan banyak informasi tentang dismenorhea lewat televisi? a. ya b. tidak 4. Apakah anda pernah mendapatkan informasi dari buku? a. ya b. tidak 5. karena saya hobi membaca majalah saya banyak mendapatkan pengetahuan tentang dismenorhea? a. ya b. tidak
C. Dukungan orang tua 1. Apakah orang tua anda pernah menanyakan ketika anda mengalami sakit perut. a. Ya b. tidak 2. Saya sering di ajak periksa oleh orang tua ke pelayanan kesehatan saat sakit perut ketika menstruasi. a. Ya b. tidak 3. ketika saya mengalami sakit perut karena menstruasi ibu saya selalu memberikan obat minum tradisional yang terbuat dari rempah-rempah. a. ya b. tidak 4. pada saat sakit perut menstruasi orang tua saya menganjurkan untuk berobat pada bidan. a. ya b. tidak 5. orang tua saya memberikan informasi tentang manfaat kunjungan ke puskesmas. a. ya
61
b. tidak 6. orang tua saya melarang saya pergi ke puskesmas untuk periksa saat sakit perut menstruasi, karena mereka menganggap sakitnya akan hilang dengan sendirinya. a. ya b. tidak 7. orang tua saya mengingatkan saya untuk memeriksakan kondisi saya ke bidan saat sakit perut menstruasi. a. ya b. tidak 8. Orang tua saya selalu bersedia membawa saya ke puskesmas saat sakit perut karena menstruasi a. ya b. tidak D. peran petugas kesehatan 1. petugas kesehatan memberikan informasi kepada siswi tentang dismenorhea. a. ya b. tidak 2. petugas kesehatan memberikan pelayanan kepada siswi. a. ya b. tidak 3. petugas kesehatan melaksanakan penanganan tentang dismenorhea. a. ya b. tidak 4. petugas kesehatan memberikan pengetahuan tentang dismenorhea. a. ya b. tidak 5. petugas kesehatan memberikan penyuluhan tentang dismenorhea. a. ya b. tidak
62
Lampiran 3
TABEL SKORING MOTIVASI SISWI
No
Jawaban A B 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
Pertanyaan
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
%
> 76-100 <75
TABEL SKORING PENGETAHUAN
Jawaban No
Pertanyaan
Rentang A
B
C
1.
1
0
0
1
2.
2
1
0
0
3.
3
1
0
0
Baik : ≥ 3 dari
4.
4
1
0
0
total skor
5.
5
0
0
1
Kurang : < 3 dari
6.
6
0
1
0
total skor
7.
7
1
0
0
8
8
0
0
1
9
9
1
0
0
10
10
1
0
0
63
TABEL SKORING INFORMASI
No 1. 2. 3. 4. 5
pertanyaan 1 2 3 4 5
A 1 1 1 1 1
Jawaban B 0 0 0 0 0
%
> 76-100 <75
TABEL SKORI DUKUNGAN ORANG TUA
No 1. 2. 3. 4. 5 6 7. 8.
pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8
A 1 1 1 1 1 1 1 1
Jawaban B 0 0 0 0 0 0 0 0
%
> 76-100 <75
64
TABEL SKORING PERAN PETUGAS KESEHATAN
No
pertanyaan
A
jawaban B
1.
1
1
0
2.
2
1
0
3.
3
1
0
4.
4
1
0
5
5
1
0
%
> 76-100 <75
65
Frequency Table motivasisiswi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
ada
12
30.0
30.0
30.0
tidak ada
28
70.0
70.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
pengetahuan Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
baik
15
37.5
37.5
37.5
kurang
25
62.5
62.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
informasi Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
baik
10
25.0
25.0
25.0
kurang
30
75.0
75.0
100.0
Total
40
100.0
100.0
dukunganorangtua Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Mendukung
13
32.5
32.5
32.5
tidak mendukung
27
67.5
67.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
66
peranpetugaskesehatan Cumulative Frequency Valid
baik
Percent
Valid Percent
Percent
9
22.5
22.5
22.5
kurang
31
77.5
77.5
100.0
Total
40
100.0
100.0
pengetahuan * motivasisiswi Crosstab motivasisiswi ada pengetahuan
Baik
Count
Kurang
7
15
4.5
10.5
15.0
53.3%
46.7%
100.0%
4
21
25
7.5
17.5
25.0
16.0%
84.0%
100.0%
12
28
40
12.0
28.0
40.0
30.0%
70.0%
100.0%
Count Expected Count % within pengetahuan
Total
Count Expected Count % within pengetahuan
Total
8
Expected Count % within pengetahuan
tidak ada
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.013
Continuity Correction
4.571
1
.033
Likelihood Ratio
6.158
1
.013
Pearson Chi-Square
6.222 b
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.030 6.067
1
.014
40
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.50. b. Computed only for a 2x2 table
.017
67
informasi * motivasisiswi Crosstab motivasisiswi ada informasi
baik
Count
kurang
1
10
3.0
7.0
10.0
90.0%
10.0%
100.0%
3
27
30
9.0
21.0
30.0
10.0%
90.0%
100.0%
12
28
40
12.0
28.0
40.0
30.0%
70.0%
100.0%
Count Expected Count % within informasi
Total
Count Expected Count % within informasi
Total
9
Expected Count % within informasi
tidak ada
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig.
Exact Sig.
sided)
(2-sided)
(1-sided)
a
1
.000
Continuity Correction
19.206
1
.000
Likelihood Ratio
22.863
1
.000
Pearson Chi-Square
22.857 b
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.000 22.286
1
.000
40
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.00. b. Computed only for a 2x2 table
.000
68
dukunganorangtua * motivasisiswi Crosstab motivasisiswi ada dukunganorangtua mendukung
Count
Total
7
6
13
3.9
9.1
13.0
53.8%
46.2%
100.0%
5
22
27
8.1
18.9
27.0
18.5%
81.5%
100.0%
12
28
40
12.0
28.0
40.0
30.0%
70.0%
100.0%
Expected Count % within
tidak ada
dukunganorangtua tidak
Count
mendukung
Expected Count % within dukunganorangtua
Total
Count Expected Count % within dukunganorangtua
Chi-Square Tests Exact
Value
df
Asymp. Sig. (2-
Exact Sig.
Sig. (1-
sided)
(2-sided)
sided)
a
1
.022
Continuity Correction
3.668
1
.055
Likelihood Ratio
5.049
1
.025
Pearson Chi-Square
5.215 b
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.032 5.085
1
.024
40
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.90. b. Computed only for a 2x2 table
.029
69
peranpetugaskesehatan * motivasisiswi
Crosstab motivasisiswi ada peranpetugaskesehatan
Baik
Count
Total
6
3
9
2.7
6.3
9.0
66.7%
33.3%
100.0%
6
25
31
9.3
21.7
31.0
19.4%
80.6%
100.0%
12
28
40
12.0
28.0
40.0
30.0%
70.0%
100.0%
Expected Count % within
tidak ada
peranpetugaskesehatan kurang Count Expected Count % within peranpetugaskesehatan Total
Count Expected Count % within peranpetugaskesehatan
Chi-Square Tests
Value
df
Asymp. Sig.
Exact Sig. (2-
Exact Sig.
(2-sided)
sided)
(1-sided)
a
1
.006
Continuity Correction
5.352
1
.021
Likelihood Ratio
6.950
1
.008
Pearson Chi-Square
7.435 b
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.012 7.249
1
.007
40
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.70. b. Computed only for a 2x2 table
.012
70
YAYASAN PENDIDIKAN U’BUDIYAH SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) BANDA ACEH Jalan Alue Naga Desa Tibang Banda Aceh Telepon (0651) 7555566 KARTU BIMBINGAN SKRIPSI T.A 2013/2014
Nama Mahasiswa
: Nurhasanah
NIM
: 121010210167
Prodi
: D-IV Kebidanan
Judul Skripsi
:Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Siswi Tentang Dismenorhea Untuk Periksa Pada Pelayanan Kesehatan di SMP Negeri IV Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014.
Pembimbing
: Muhammad Idrus,SKM.M.Kes Kegiatan Bimbingan Proposal
No
Tgl
Bimbingan
Masukan/Saran
1 2 3 4 5
16/12-2013 24/12-2013 6/1-2014 9/1-2014 15/1-2014
Acc Judul Konsul bab I Konsul Bab II dan Bab III Konsul II dan Bab III Konsul Bab III
Lanjutan Bab I Lanjut Bab II dan III Perbaikan Bab I dan II Perbaikan ketikan Perbaikan bab III
6 7
21/1-2014 28/1-2014
Konsul Kuesioner Konsul kuesioner
Perbaikan Kuesioner Perbaikan kuesioner dan daftar pustaka
8 9
5/2-2014 13/2-2014
Acc Konsul bab IV
10 11
15/2-2014 20/2-2014
Konsul bab V Konsul Bab V
Seminar Perbaikan Bab IV dan lanjutkan Perbaikan Bab V ACC Sidang
Paraf