1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sebagai bagian dari keseluruhan sistem ekonomi suatu negara maka stabilitas moneter harus selalu terjaga. Stabilitas moneter akan sangat menentukan
kelancaran
roda
perekonomian
suatu
negara
secara
keseluruhan. Dengan demikian diperlukan satu lembaga yang secara khusus bertugas menjaga stabilitas moneter. Penetapan kebijakan moneter dan pelaksanaannya pada zaman Orde Baru bermuara pada Dewan Moneter, dan Bank Indonesia sesuai densgan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral. Berbeda dengan zaman Reformasi ini maka penetapan dan pelaksanaan kebijakan moneter sekarang hanya menjadi kewenangan Bank Indonesia, sesuai dengan Undang – Undang No 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia serta Undang – Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, juga sekarang ini tidak dikenal lagi Dewan Moneter. Dengan demikian, bank Indonesia menjadi lembaga satu – satunya yang berhak untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Konsekuensi sebagai lembaga yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah sebagaimana dinyatakan dalam pasal 7 dan pasal 8 Undang – Undang No 23 Tahun 1999 serta Undang – Undang
2
Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 1999, maka Bank Indonesia mempunyai tugas untuk menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Setelah masa – masa kelam dimana runtuhnya perekonomian Indonesia pada tahun 1997 – 1998, perekonomian Indonesia bangkit kembali dengan Bank Indonesia yang mengemban tugas penting dalam hal pemulihan kondisi kesehatan perbankan di Indonesia seperti yang tercantum dalam UU No. 10/1998 tentang Perbankan salah satunya mengenai pembinaan dan pengawasan. Pengawasan dapat berupa pengawasan dini melalui penelitian, analisis, dan evaluasi laporan bank. Oleh karena itu, Bank Indonesia membentuk suatu sistem dalam hal pengawasan terhadap bank yang disebut dengan Sistem Pengawasan (SIMWAS). Dimana untuk mendukung data dan informasi SIMWAS, maka semenjak tahun 2000 mulai dibentuklah sistem Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Setelah memasuki tahun 2008, terkait implementasi pada aturan Basel II (Prudential Risk Management), PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) 50/55 dan Prudential Regulations (Prinsip Kehati-hatian), maka LBU mengalami penyesuaian dan berganti nama menjadi sistem LBU 2008. Penyesuaian LBU dimaksud meliputi materi (konten LBU) dan teknologi yang digunakan. Adapun dari sisi penyempurnaan materi meliputi materi untuk keperluan perbankan dan moneter. Sampai pada saat ini, penyesuaian terus dilakukan guna mendapatkan
3
informasi selengkap mungkin dari perbankan agar pengawasan yang dilakukan lebih mudah. Penyesuaian pada sistem LBU 2008 sudah mencapai versi aplikasi ke 1.6.1.6. sampai tahap ini. Namun versi aplikasi yang ada sekarang dirasa masih memiliki kekurangan dalam manfaat dan kinerjanya. Kekurangan-kekurangan yang dirasakan tersebut dapat digolongkan menjadi 2 segi, yaitu segi efisiensi pelaporan oleh bank pelapor dan segi penyesuaian kebutuhan bisnis Bank Indonesia. Dari segi efisiensi pelaporan oleh bank pelapor, kekurangan yang dirasakan antara lain : 1. Efisiensi penyusunan laporan. Dalam menyampaikan laporan bulanan ke Bank Indonesia dengan menggunakan sistem LBU saat ini, pengguna dari bank pelapor bisa memasukkan data ke sistem dengan melakukan entry secara manual ataupun menggunakan fungsi impor yang tersedia pada sistem. Namun, pengguna dari bank pelapor sering melakukan impor terhadap data laporan yang belum lengkap, sehingga untuk melengkapi kekurangan data atau koreksi data, maka harus dilakukan impor ulang dari awal terhadap data yang jumlahnya sangat banyak dan akan sangat memakan waktu apabila dilakukan impor ulang dari awal. Oleh karena itu, sangat diperlukan suatu metode agar pelapor bisa melakukan penambahan / penggabungan data terhadap data yang telah diimpor sebelumnya sehingga tidak perlu dilakukan impor ulang dan waktu yang diperlukan untuk melengkapinya menjadi berkurang secara signifikan. 2. Kebutuhan untuk Reusable Laporan.
4
Laporan Bulanan Bank Umum terdiri atas banyak formulir laporan, salah satunya adalah formulir laporan Kredit yang Diberikan (form 11) yang merupakan laporan dengan data yang jumlahnya paling banyak sehingga sangat memakan waktu apabila harus melakukan entry atau impor data terhadap laporan ini. Padahal, banyak (bahkan hingga semua) data dari form laporan ini yang dapat diambil dari bulan sebelumnya, sehingga dirasa perlu agar sistem yang ada dapat mendukung pemakaian sebagian atau seluruh data laporan dari bulan sebelumnya. 3. Kebutuhan untuk checking dan control pada tiap tahapan. Dalam melakukan penyusunan laporan sebelum sampai ke BI, bank pelapor memiliki tahapan (workflow) mulai dari entry atau impor laporan, kemudian setelah data laporan dientry harus diulas (direview) terlebih dahulu oleh reviewer yang berwenang dari pihak bank, sebelum akhirnya dikirim ke Bank Indonesia. Sistem yang ada saat ini tidak mendukung validasi data pada tahapan (workflow) entry sebelum dikirim ke reviewer untuk diulas lebih lanjut, sehingga sangat memakan waktu apabila data sampai ke tangan reviewer dalam keadaan tidak valid karena reviewer harus mengembalikan workflow ke bagian entry untuk dilakukan entry atau impor data ulang yang valid. Oleh sebab itu, dirasa perlu adanya suatu metode untuk melakukan validasi sebelum data dikirim ke bagian reviewer dengan harapan agar data yang tidak valid dapat diketahui dan diperbaiki sejak awal sehingga mengurangi waktu dalam melakukan penyusunan laporan.
5
Dengan adanya enhancement untuk mengatasi masalah efisiensi di atas tentunya sangat mendukung Bank Pelapor dalam melakukan penyusunan laporan sehingga tenggat waktu untuk menyampaikan laporan bulanan ke BI yang tadinya tanggal 15 setiap bulan kemudian berubah menjadi tanggal 5 setiap bulan, dapat diantisipasi. Hal ini penting karena 10 hari lebih cepat tenggat waktu pelaporan dapat membantu negara mengidentifikasi resiko perbankan sedini mungkin. Dari segi penyesuaian kebutuhan bisnis oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral, antara lain; 1. Penambahan kolom Golongan Debitur dan Sektor Ekonomi pada sistem, penyesuaian ini dilakukan berkaitan dengan kebutuhan kolom Golongan Debitur oleh pengawas Bank sebagai bahan pertimbangan atas kondisi kesehatan suatu bank serta kebutuhan kolom Sektor Ekonomi untuk data statistik moneter. Selain itu, perubahan ini dimaksudkan juga untuk kebutuhan pelaporan kepada manajerial. 2. Bank-bank di Indonesia banyak yang memiliki Anak Perusahaan. Selama ini, Anak Perusahaan juga ikut mengirimkan laporan bulanan ke Bank Indonesia namun dengan menggunakan sandi Perusahaan Induk (bank-bank pusat pelapor LBU). Hal ini dirasa menyulitkan bagi Bank Indonesia untuk mengawasi Anak Perusahaan yang ada karena dengan tidak mengetahui kondisi keuangan yang spesifik terhadap masing-masing Anak Perusahaan, BI tidak bisa memberikan advice kepada bank yang bersangkutan
6
apabila ada Anak Perusahaannya yang bisnisnya sedang lesu dan berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi bank itu sendiri. Dengan adanya enhancement untuk mengatasi masalah penyesuaian kebutuhan
bisnis
di
atas,
Bank
Indonesia
dapat
meningkatkan
pengawasannya terhadap bank-bank sehingga dapat lebih tajam dan cepat dalam mengidentifikasi resiko kredit, pasar, maupun operasional yang dihadapi oleh bank. Karena bagaimanapun juga bank-bank terutama yang termasuk dalam anchor bank (jangkar) di Indonesia merupakan penyokong utama perekonomian negara Republik Indonesia. Kondisi terburuknya adalah apabila ada salah satu dari anchor bank di Indonesia mengalami kebangkrutan, bisa terjadi krisis kepercayaan terhadap bank yang menyebabkan banyak nasabah menarik uangnya dari bank secara bersamaan (rush) seperti yang terjadi pada krisis tahun 1997-1998. Dalam penjabaran yang telah dijelaskan di atas, jelas menunjukkan bahwa data pelaporan LBU sangat penting dan perlu terus dikembangkan karena data dari LBU merupakan sumber dari data statistik moneter dan SIMWAS. Dimana data statistik moneter ini berhubungan dengan statistik dan publikasi BI baik untuk nasional maupun internasional. Data statistik moneter ini penting karena berkaitan dengan image perekonomian Indonesia dimana 90% nya didominasi oleh bidang perbankan. Sedangkan untuk kebutuhan SIMWAS, sangat penting karena berkaitan dengan kesehatan suatu bank. Penyesuaian yang disebutkan diatas merupakan kasus major yang dapat memompa efisiensi pelaporan dan business objective Bank
7
Indonesia. Namun diantara itu masih banyak hal yang perlu disesuaikan, oleh karena itu, perlu dibuktikan kebenarannya bahwa business objective dari Bank Indonesia dan efisiensi dari bank pelapor dapat tercapai dengan enhancement LBU 2008 menjadi versi 2.0.2.0. ini. Permasalahan ini yang hendak diangkat oleh penulis dalam penyusunan thesis sebagai final project agar studi S2 Magister Teknik Informatika pada BiNus University dapat diselesaikan oleh penulis. 1.2
Rumusan Permasalahan Dengan memperhatikan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut; 1. Sistem LBU 2008 versi 1.6.1.6 masih memiliki kekurangan dalam hal efisiensi penyusunan dan penyampaian laporan dari bank-bank pelapor ke Bank Indonesia. 2. Sistem LBU 2008 versi 1.6.1.6 masih memiliki kekurangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan BI dalam upayanya menjalankan dan meningkatkan pengawasan terhadap perbankan. Untuk menjawab rumusan permasalahan di atas, jelas sekali bahwa sistem LBU 2008 memerlukan enhancement untuk menyesuaikan dengan perubahan kebutuhan bisnis serta meningkatkan kemudahan dan kecepatan Pelapor dalam menyampaikan laporannya ke Bank Indonesia. Oleh karena itu, penulis ingin mengajukan thesis S2 jalur GFP dengan judul : Perancangan dan Implementasi Sistem Pelaporan Bulanan Bank Umum 2008 Versi 2.0.2.0 pada Bank Indonesia.
8
1.3
Tujuan dan Manfaat Tujuan dari GFP bagi penulis adalah : 1. Terealisasikannya enhancement dari Sistem LBU 2008 hingga sistem LBU terbaru go live untuk mendukung perubahan kebutuhan bisnis Bank Indonesia dan meningkatkan kemudahan dan kecepatan bank pelapor dalam menyampaikan laporannya kepada Bank Indonesia. 2. Melakukan dan memastikan GFP telah sesuai dengan pendekatan Software Engineering yang baik. 3. Mengetahui apakah permasalahan yang dihadapi oleh Sistem LBU saat ini dapat teratasi dengan terealisasinya enhancement ini. Adapun, manfaat dari GFP ini adalah : 1. Membantu Bank Indonesia menyempurnakan salah satu alat bantu (Laporan Bulanan Bank Umum) sehingga dapat meningkatkan kinerjanya untuk melakukan pengawasan dan pembinaan kepada bankbank di Indonesia. 2. Membantu bank – bank pelapor di Indonesia untuk melaksanakan pelaporan bulanannya ke Bank Indonesia lebih efisien dan efektif.
1.4
Ruang Lingkup GFP Dalam thesis jalur GFP yang akan dilakukan ini, yang termasuk ruang lingkup, yaitu : 1. Penelitian thesis dilakukan di Direktorat Teknologi Informasi Bank Indonesia dan Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, sedangkan
9
implementasinya dilakukan di Direktorat Teknologi Informasi Bank Indonesia. 2. Sistem yang akan dibuat pada GFP ini adalah enhancement pada salah satu sistem yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mengumpulkan laporan dari Bank Umum, yaitu sistem Pelaporan Bulanan Bank Umum dimana pada Bank Indonesia dikenal dengan nama sistem LBU (Laporan Bulanan Bank Umum) 2008. 3. Fokus GFP yang dilakukan adalah enhancement untuk LBU 2008 Client (Bank Pelapor). 4. GFP ini dilakukan sesuai dengan tahapan pada Software Development Life Cycle yang meliputi analisa, desain, development, testing, implementasi, dan dibuktikan dengan pengukuran sederhana. 5. Testing yang dilakukan hanya mencakup Functional Test / System Integration Test (Testing untuk menguji apakah fitur-fitur yang diminta dalam requirement sudah berjalan dengan baik secara fungsional) dan User Acceptance Test (Testing untuk menguji apakah fitur-fitur yang diminta dalam requirement sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh user), tidak termasuk Penetration Test maupun Performance Test karena Bank Indonesia tidak menghendaki pengembang sistem LBU melakukan itu.
Yang tidak termasuk dalam ruang lingkup, yaitu :
10
1. GFP ini tidak membahas mengenai sistem pelaporan lainnya pada Bank Indonesia, di mana Bank Indonesia memiliki beberapa sistem pelaporan lain di samping LBU. 2. GFP ini tidak membahas mengenai perubahan – perubahan yang dilakukan untuk LBU 2008 Server (Bank Indonesia) hanya LBU 2008 Client (Bank Pelapor). 3. GFP ini tidak membahas pengukuran yang kompleks seperti : hubungan (korelasional) antarvariabel, analisis statistik, dsb. Pengukuran yang dilakukan oleh penulis dalam GFP ini adalah pengukuran sederhana menggunakan skala Likert sebagai hasil evaluasi dan pembuktian kesuksesan perancangan dan implementasi sistem berdasarkan persepsi pengguna (user) sistem. 1.5
Sistematika Penulisan Penulisan GFP ini akan terbagi dalam lima bab dan masing – masing bab terdapat sub-sub bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
Penjelasan secara singkat mengenai latar belakang terjadinya penulisan GFP ini disertai dengan apa yang menjadi latar belakang permasalahan yang akan diangkat, diikuti dengan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, juga sistematika penulisan. BAB II
LANDASAN TEORI
11
Dalam bab ini, diuraikan teori – teori umum dan khusus yang menunjang pembuatan dan menjadi dasar penulisan thesis ini. Sehingga hubungan antara permasalahan, data yang terkumpul, dan teknik analisis, serta hasil penelitian akan menjadi lebih jelas. BAB III
METODOLOGI
Bab ini menguraikan profil perusahaan secara ringkas, struktur organisasi, penjelasan singkat mengenai Sistem LBU 2008, analisis permasalahan, solusi permasalahan, serta kerangka kerja dan metodologi Software Engineering yang digunakan untuk menghasilkan solusi permasalahan. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil dan pembahasan dari tiap-tiap tahapan metodologi Software Engineering yang penulis lakukan untuk menghasilkan solusi permasalahan. BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan dan saran – saran yang diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi organisasi tempat penulis melakukan GFP dan pembaca.